Anda di halaman 1dari 13

Al-Sihah : Public Health Science Journal 148-160

PERILAKU MENGHISAP LEM (NGELEM) SEBAGAI TAHAP


DINI PENGGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA
DI KOTA MAKASSAR

Aswadi1, Kartini2, Sukfitrianty Syahrir3

1, 2
Bagian Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti
3
Bagian Gizi Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Alauddin Makassar

ABSTRAK
Salah satu kelompok yang paling rentan terhadap penggunaan Napza adalah kelompok
remaja, Mereka sangat rentan dengan penggunaan Napza inhalansia yang relatif murah dan
mudah di dapat yaitu lem. Ngelem merupakan penggunaan Napza jenis lem dengan cara dihi-
rup hingga kondisi tertentu dan berpotensi amat kuat untuk menimbulkan ketergantungan bagi
pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku peng-
gunaan Napza Inhalansia(ngelem) pada remaja di Kota Makassar. Jenis penelitian yang dila-
kukan adalah penelitian kualitatif denganrancangan fenomenologi. Informan dipilih dengan
teknik snowball sampling, Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam,
melakukan observasi langsung dan focus group discussion (FGD) kepada enam informan un-
tuk mendapatkan informasi yang lebih rinci. Hasil penelitian menunjukkan, kerentanan indi-
vidu seorang remaja menggunakan lem karena ingin memuaskan rasa ingin tahu (curiousity),
untuk menghilangkan rasa capek dan stress dan membuat informan tidak merasakan lapar
ketika seharian di jalanan, dan sebagai subtitusi ketika tidak mendapatkan Napza jenis shabu
(simultaneous polydrug use). Kerentanan sosial seorang anak sehingga memilih keluar dari
rumah terdiri dari beberapa faktor, yaitu kesulitan keuangan atau tekanan kemiskinan, ingin
mencari kesenangan diluar rumah, serta ketidak harmonisan dalam rumah tangga/orang tua.
Untuk upaya pencegahan perilaku “ngelem” hendaknya dilakukan mulai dari usia dini men-
genai dampak dari perilaku “ngelem” dan diharapkan kepada orang tua (keluarga) untuk men-
garahkan anak-anaknya dalam memilih teman-teman bergaul.

Kata Kunci: Perilaku, Menghisap Lem, Ngelem, Remaja

PENDAHULUAN nekat, berani, emosi tinggi, selalu ingin


Masa remaja merupakan masa perali- mencoba dan tidak mau ketinggalan. Pada
han dari masa kanak-kanak menuju masa masa-masa inilah remaja merupakan
puber/dewasa Hartadi dalam Sumarlin kelompok yang paling rawan berkaitan
(2012). Pada masa inilah umumnya dikenal dengan penyalahgunaan NAPZA salah
sebagai masa, penuh energi, serba ingin satunya yaitu penyalahgunaan lem
tahu, belum sepenuhnya memiliki pertim- (inhalen).
bangan yang matang,mudah terpengaruh, Perilaku menghisap lem merupakan

Alamat Korespondensi: ISSN-P : 2086-2040


Gedung FKIK Lt.1 UIN Alauddin Makassar ISSN-E : 2548-5334
Email: aswadipasca@gmail.com Volume 10, Nomor 2, Juli-Desember 2018
149 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018

bentuk perilaku menyimpang. Lem yang 2014 (BNN RI, 2014).


merupakan bahan untuk perekat suatu Berdasarkan data dari badan narkotika
benda, disalahgunakan oleh anak remaja nasional Sulawesi Selatan (BNN) bahwa
untuk perbuatan yang melanggar norma dan rata-rata angka proyeksi prevalensi penya-
nilai tertentu. Menghisap lem adalah men- lahgunaan narkotika di Sulawesi Selatan
ghirup uap yang ada dalam kandungan lem sebesar 6%. Pada tahun 2010 angka
tujuannya untuk mendapatkan sensasi proyeksi prevalensi sebesar 2,04% (121.773
tersendiri. orang) dan meningkat menjadi 2,08%
Diluar negeri perilaku menghisap lem (125.730 orang) pada tahun 2011, pada ta-
dapat juga dijumpai. Salah satunya di ne- hun 2012 meningkat menjadi 2,14%
gara Australia, yang terletak di Kota Alice (131.200 orang), pada tahun 2013 mening-
Spring Cottrell-Boyce (2010). Dikota-kota kat menjadi 2,20% (136.671 orang), dan
besar di Indonesia, salah satunya kota diperkirakan meningkat menjadi 2,32%
Makassar, perilaku anak remaja menghisap (147.611 orang) pada akhir tahun 2015 jika
lem dapat dijumpai. Penelitian yang dilaku- tidak mendapat penanganan yang tepat.
kan oleh Azriful (2016) menunjukkan Inhalansia merupakan salah satu dari
bahwa sebagian besar umur anak jalanan jenis Napza dan mengandung zat kimiawi
yang melakukan aktivitas inhalasi (ngelem) yang mudah menguap dan berefek psikoak-
yaitu 15-18 tahun yakni 29 (67,4%) respon- tif. Umunya digunana oleh anak dibawah
den. umur atau golongan kurang mampu/anak
Berdasarkan hasil penelitian yang dila- jalanan. Zat Inhalansia umumnya terkand-
kukan oleh BNN bekerjasama dengan Pusat ung dalam barang yang lazim digunakan
Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia dalam rumah tangga sehari-hari salah
Tahun 2014, tentang Survei Nasional satunya adalah lem (Kepmenkes RI No.422,
Perkembangan Penyalahgunaan Narkoba 2010). Lem adalah alternatif lain yang
di Indonesia, diketahui bahwa angka preva- digunakan anak jalanan untuk merasakan
lensi penyalahguna Napza di Indonesia te- sensasi fly, mengingat kemungkinan untuk
lah mencapai 2,18% atau sekitar 4.022.702 mendapatkan narkotika dan obat terlarang
orang dari total populasi penduduk (berusia lainnya cukup sulit karena kondisi ekonomi
10 - 59 tahun). Hasil penelitian ini menun- dan legalitas dari barang tersebut.
jukkan adanya penurunan prevalensi penya- Jenis lem yang digunakan dalam mela-
lahgunaan Napza di Indonesia dari 2,23% kukan aktifitas “ngelem” yakni, lem jenis
pada tahun 2011 menjadi 2,18% pada tahun fox, aibon untuk mnimbulkan efek nyaman
V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018 AL -SIH AH 150

(fly), lem perabotan atau lem alat rumah maja di Kota Makassar.
tangga. Lem ini mengandung bermacam-
macam zat kimia yang sangat berbahaya METODE PENELITIAN
jika dikonsumsi. Perilaku “ngelem”, Penelitian ini merupakan penelitian
khususnya pada remaja merupakan salah kualitatif dengan menggunakan pendekatan
satu cara untuk menghilangkan stress. Se- fenomenologi. Fenomenologi merupakan
lain itu kebiasaan untuk “ngelem juga metode penelitian yang mencakup dan me-
dipengaruhi oleh teman-teman yang lain maparkan makna atas fenomena pengala-
sebagai bentuk dari solidaritas diantara man yang didasari oleh kesadaran yang ter-
anak-anak jalanan. “ngelem” juga sering- jadi pada individu (Emzir, 2011). Pengum-
kali dijadikan syarat untuk diterima dalam pulan data diperoleh dengan tiga cara, yaitu
pergaulan ataupun komunitas tertentu. data primer yang diperoleh dari hasil, Fo-
Bahaya yang diakibatkan dari “nglem” cus Group Discussion (FGD),wawancara
ini dapat bermacam-macam dan terkadang mendalam (Indepth Interview) dan Obser-
pecandunya kebanyakan tidak mengetahui vasi secara langsung terhadap informan
organ tubuh mana saja yang dapat terser- yang telah direkomendasikan oleh salah
ang. Bahayanya tidak hanya menyerang satu remaja yang sampai saat ini melaku-
organ tubuh seperti otak, jantung dan paru- kan aktivitas “ngelem” yang bersedia untuk
paru, bahkan virus pun akan lebih mudah diwawancarai. Instrumen yang digunakan
masuk kedalam tubuh mereka. Tidak hanya dalam penelitian adalah pedoman wawan-
menyerang fisik, melainkan mental, cara (Alat tulis, Tape Recorder dan Kam-
emosional dan spiritual mereka pun akan era). Data yang diperoleh diolah dengan
terganggu. menggunakan teknik matriks dan selanjut-
Uraian diatas menjelaskan bahwa peri- nya dilakukan dengan analisis isi (Content
laku penyalahgunaan lem (ngelem) meru- Analysis).
pakan salah satu masalah serius yang
berakibat buruk pada kesehatan dan men- HASIL PENELITIAN
imbulkan masalah sosial khususnya kelom- Karakteristik Informan
pok yang berisiko yaitu anak remaja. Se- Informan penelitian ini terdiri dari 6
hingga peneliti tertarik ingin melakukan remaja berjenis kelamin laki-laki. Variasi
penelitiandengan mengkaji Perilaku Men- umur 14 sampai dengan 18 tahun, dan
ghisap Lem (Ngelem) Sebagai Tahap Dini hampir semua informan mempunyai
Penggunaan Narkoba Pada Kalangan Re- kegiatan ekonomi (bekerja) dan masih
151 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018

memiliki hubungan dengan keluarga. Secara untuk megobati rasa penasaran, untuk
umum semua informan penah mengenyam menghilangkan rasa capek dan stress, dan
pendidikan formal, tamat SD 2 orang , ta- rasa lapar bagi informan serta satu informan
mat SMP 3 orang dan SMA 1 orang. Terda- mengaku lem digunakan sebagai subtitusi
pat satu informan yang menggunakan lem ketika tidak mendapatkan shabu. Seperti
(ngelem) selama satu bulan, dua informan pada kutipan berikut ini:
yang menggunakan lem selama satu tahun, “Itu lem saya gunakan kalau lagi
streskas. atau capekka mengamen,
satu informan yang menggunakan lem se-
karena lem mampu menghilangkan
lama dua tahun, satu informan mengguna- rasa capek.”
A, laki-laki, 17 tahun.
kan lem selama tiga tahun dan satu infor-
Lain halnya denga B, dia meng-
man mengunakan lem selama empat tahun.
gunakan lem karena sebelumnya dia telah
Kerentanan Individu
mengalami kecanduan terhadap Napza jenis
Usia pertama kali menggunakan lem
shabu. Untuk mengimbangi konsumsi terha-
berbeda-beda namun kebanyakan dari
dap shabu atau agar tetap merasakan fly
mereka mulai mungganakan lem pada usia
ketika tidak mendapatkan atau tidak
16 tahun, terdapat juga informan yang te-
memiliki uang untuk membeli shabu, B
lah menggunkan lem sejak usia 14 tahun,
menggunakan lem sebagai pengganti Shabu.
serta dalam jangka pemakaian berbeda-beda
“Lem saya gunakan sebagai pen-
pula mulai dari pemakaian 1 bulan terakhir gimbang kalau saya tidak menda-
patkan Shabu karena shabu susah
sampai pemakaian 4 tahun.
di dapat dan mahalki harganya.
“Saya menggunakan lem sejak kelas Jadi ketika tidak ada uangku untuk
dua SMP ka, kira-kira umur-umur beli shabu, saya menggunakan
14 tahun. Jadi saya sudah bertahun- lem”.
tahunmi mengonsumsi lem”. B, laki-laki, 17 tahun.
D, laki-laki, 18 Tahun
Pada saat menggunakan lem
Adapula informan yang menggunakan lem
(ngelem) informan merasakan sensasi yang
sejak umur 14 tahun, dalam lama peng-
memabukkan seperti melayang, mimpi, ter-
gunaan satu bulan terakhir.
dengar suara teriakan didekat telinga, nya-
“Baruka saya menggunakan lem se-
jak satu bulan yang lalu” man/tenang dan tidak merasa lapar, se-
C, laki-laki,14 Tahun hingga informan ingin terus menerus meng-
Terdapat beberapa alasan yang ber- gunakan lem.
beda mengapa mereka menggunakan lem, ”Ketika ngelem perasaan itu seperti
yaitu informan menggunakan lem/ngelem bermimpi, terus ketika ngelem saya
juga tidak pernah merasakan lapar,
V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018 AL -SIH AH 152

namun ketika efek zat lem sudah dirasakan meliputi: kepala terasa pusing,
hilang perasaan langsung lapar
perasaan tidak enak ketika bernafas tanpa
sekali tetapi makanan susah di
telan”. mencium bau lem, melakukan/mencoba
F, laki-laki,15 Tahun.
alternatif lain ketika tidak memperoleh
Hasil wawancara tersebut di du-
lem, seperti mencampur gabus dengan ben-
kung oleh hasil FGD (focus group discus-
sin kemudian dihisap. ketika tidak ngelem,
sion) dimana perasaan yang umum dirasa-
informan mersa ingin terus meludah, ketika
kan informan ketika ngelem adalah
tidak ngelem, inforan merasa gatal-gatal
perasaan seperti bermimpi, melayang,
pada hidung, ketika tidak ngelem, infoman
merasakan ada teriakan-teriakan ditelin-
merasa lemas, dan seluruh badan terasa sa-
ganya, serta ketika ngelem infoman tidak
kit.
pernah merasakan lapar.
“Perasaan terasa aneh kalau ber-
Menurut informan, dia mengguna- nafaska tanpa mencium bau lem.
Kemudian kalau tidak ngelem maka
kan lem agar semua beban fikirannya akan
kepala akan terasa pusing. Itu yang
hilang, sehingga dia merasakan perasaan membuat saya tidak tahan tidak
ngelem. Terkadang ketika tidak ada
yang tenang, dia juga mengunakan lem
uang untuk membeli lem dan saya
agar tetap kuat dan semangat ketika sedang sudah tidak tahan ingin ngelem,
maka saya menggunakan gabus ke-
bekerja. Hal tersebut dirasakan pula oleh
mudian di campur bensin. Setelah
informan F, dia merasa lebih percaya diri itu di hisap seperti menggunakan
lem. Rasanya juga enak, mirip den-
dan kuat ketika mengamen, serta merasa
gan lem”.
tidak lapar ketika menggunakan lem. sesuai D, laki-laki, 18 tahun.
dengan hasil wawancara berikut: Tanggapan informan tehadap dam-
“Kalau sudahka ngelem pak yang dirasakan setelah mengalami ke-
perasaanku itu terasa kuat untuk
canduan, mereka merasakan dampak lebih
pergi mengamen, saya merasa per-
caya diri menyanyi-menyanyi, tidak dominan pada dampak fisik, seperti: kepala
merasa lapar, begitu manfaat yang
terasa pusing jika tidak mengkonsumsi,
saya rasa ketika ngelem”.
F, laki-laki, 15 tahun. nafsu makan terganggu (sistem percernaan
Informan menyatakan merasakan terganggu), informan merasakan sakit selu-
tanda kecanduan yang ada dalam dirinya ruh badan ketika tidak ngelem.
setelah penggunaan lem, karena jika infor- “Saya merasa seluruh badan terasa
sakit, perasaan lemas, kemudian
man tidak menggunakan lem maka akan
saya tidak merasakan lapar, tetapi
muncul gejala-gejala putus obat kalau hilangmi efek lem maka akan
langsung terasa lapar namun itu
(withdrawal symptoms). Gejala yang
makanan tidak mau turun/dicerna.
153 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018

Itu dampak lem yang saya rasa- hasil wawancara berikut:


kan”.
“Komunikasi saya dengan keluarga
A, laki-laki, 17 tahun.
cukup baik, dan kalau tidak pulang
Informan juga mengalami dampak kerumah dalam beberapa hari
mereka selalu mencari dan menga-
sosial dari perilaku ngelem, karena kecan-
jak saya pulang. Terus orang tua
duan, informan tidak bisa lepas dari lem dan keluarga juga selalu memberi-
kan nasihat kkalau seringka keluar
sehingga informan lebih sering menjauh
malam”.
dari lingkungan keluarga untuk menghin- A, laki-laki,17 Tahun.
dari kecurigaan keluarga terhadap perila- Terdapat pula informan keluar dari
kunya, serta informan harus memaksa dir- rumah karena tidak memiliki komunikasi
inya selalu mencari uang untuk kebutu- yang baik dengan orang tua. Hal ini sesuai
hannya tehadap lem. dengan hasil wawancara berikut:
“Sakit kepalaku ketika tidak meng- “Hal yang membuat saya tidak suka
gunakanka lem. Jadi, saya harus tinggal di rumah itu karena ibu saya
selalu mencari uang untuk pembeli selalu marah-marah dan suka me-
lem, dan saya selalu berusaha jauh- marahi saya kalau adaka di rumah.
jauh dari keluarga supaya mereka Jadi itumi saya jarang pulang
tidak megetahui perilaku saya”. kerumah”.
(F, Laki-laki, 15 tahun. D, laki-laki,18 Tahun.
Pergaulan dengan teman sebaya
Kerentanan Sosial
memberikan kontribusi yang sangat besar
Kerentanan sosial dalam penelitin
dalam pembentukan perilaku seseorang.
ini mengacu pada latar belakang hubungan
Berdasarkan hasil wawancara mendalam
komunikasi informan dengan orang tua dan
yang dilakukan peneliti, semua informan
angota keluarga lainnya, pergaulan dengan
bergaul dengan teman sebaya yang meng-
teman sebaya, serta bagaimana informan
gunakan lem serta juga bergaul dengan te-
menerima atau tidak menerima ajakan te-
man sebaya yang tidak menggunkan lem
man untuk menggunakan lem.
dan mereka tetap menjaga pertemanan
Bedaraskan hasil wawancara men-
mereka meskipun dalam pertemanannya ada
dalam mengenai hubungan komunikasi re-
yang menggunalan lem dan ada yang tidak
maja dengan orang tua dan anggota ke-
menggunakan lem. sesuai dengan hasil
luarga lainnya, komunikasi informan den-
wawancara berikut:
gan keluarga cukup beragam, terdapat infor-
“Saya teman-temanku ada yang
man yang memiliki komunikasi yang baik, pakai lem, dan ada juga tidak
menggunakan lem. Tapi meskipun
ada pula informan yang tidak memiliki ko-
begitu, kita selauji sama-sama ber-
munikasi yang baik. Hal ini sesuai dengan gaul, karena ketika kita bersama
V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018 AL -SIH AH 154

semua akan terasa menyenang- perasaan melayang, kemudian saya


kan”. mecoba menggunakan lem”.
B, laki-laki, 17 tahun. C laki-laki,14 Tahun.
Hal tersebut didukung oleh hasil Informan menyatakan bahwa perilaku
observasi bahwa: penggunaan lemnya (ngelem) berawal dari
“Remaja yang mempunyai peker- pengaruh atau ajakan dari temannya
jaan sebagai pengamen, mereka
sendiri, dengan tawaran bahwa lem bisa
selalu mengamen bersama-sama,
membagi hasil yang di peroleh dari mengilangkan stress, menghilangkan lapar
mengamen, namun beberapa re-
serta dapat membuat perasaan melayang.
maja menggunakan sebagian uang
tersebut untuk membeli lem, dan Hasil wawancara mendalam yang di-
sebagian yang tidak ngelem, meng-
lakukan terhadap keenam informan, semua
gunakan membeli makanan dan
mereka tetap berbagi dalam hal informan menyatakan bahwa perilaku
makanan, mereka yang tidak nge-
ngelemnya tidak di ketahui oleh keluarga
lem, tidak mempermasalah kan per-
ilaku ngelem dari temannya”. mereka, keluarga hanya mengetahui peri-
Observasi, Agustus 2018.
laku berisiko lainnya yang dilakukan infor-
Perilaku penggunaan Napza in-
man, seperti merokok. Informan melaku-
halasia (ngelem) pada remaja juga di ben-
kan perilaku penggunaan lem (ngelem) di-
tuk dari pengaruh teman sebaya yang terle-
luar rumah, atau secara sembunyi-
bih dahulu telah menggunakan lem, Infor-
sembunyi agar keluarga tidak mengetahui,
man mengunakan lem karena ajakan dari
dengan alasan jika keluarga mengetahui
teman-teman mereka, dengan tawaran
mereka akan di marahi oleh keluarga
kalau lem mampu menghilangkan stress,
mereka.
mampu menghilangkan lapar, membuat
“Kedua orang tua saya tidak men-
perasaan jadi melayang, namun terdapat getahui bahwa saya sering menghi-
sap lem namun,kalau merokok ke-
juga informan yang menggunakan lem bu-
luarga tahu karena mereka sering
kan karena ajakan dari teman-temannya, melihat dan saya juga sering mero-
kok dirumah”.
dia tertarik melakukan perilaku ngelem
B, laki-laki, 17 tahun.
karena adanya rasa penasaran ingin men-
Informan menggunakan lem secara
coba setelah melihat atau observasi peri-
tersembunyi dari keluarga mereka dengan
laku dari temannya.
alasan karena takut keluarga akan marah
“Saya menggunakan lem berawal
kepadanya.
dari ajakan teman-teman, mereka
menawarkan karena lem mampu
menghilangkan stress, menghilang-
“Mama tidak mengetahui kalau
kan rasa lapar dan membuat
155 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018

saya menghisap lem, karena saya Kerentanan Terhadap Perilaku Ngelem


menggunakannya secara sembunyi-
Usia responden saat pertama kali
sembunyi dan jauh dari rumah.
Karena saya takut ketika mama menggunakan lem dan lama menggunakan
mengetahui perilaku saya, pasti dia
diperoleh informasi bahwa Informan meng-
akan marah kepada saya”.
A, laki-laki, 17 tahun. gunakan lem/ngelem pada usia 14 – 16 ta-
Informan tidak pernah menceritakan hun. Karena usia remaja merupakan usia
dan memperlihatkan perilaku ngelemnya yang masih rentang terhadap penyalah-
kepada keluarga dengan alasan takut ke- gunaan narkoba karena pada usia remaja
luarga akan marah kepadanya, keluarga dari tingkat emosi dan mental masih sangat labil,
informan juga tidak pernah memperhatikan sehingga para remaja mudah terpengaruh ke
perilaku-perilku berisiko dan menyimpang dalam perilaku menyimpang. Penelitian ini
yang informan lakukan ketika berada di sejalan dengan penelitian yang dilakukan
jalan. oleh Chomariah (2015) tentang perilaku
menghisap lem pada remaja yang mengata-
PEMBAHASAN kan bahwa dari delapan sampel yang diteliti
Perilaku menghisap lem merupakan memiiki rentang umur 15-21 tahun.
bentuk perilaku menyimpang. Mengingat Informan menggunakan lem untuk
kemungkinan untuk mendapatkan narkotika megobati rasa penasaran, lem sangat ter-
dan obat-obatan terlarang tersebut cukup jangkau dan membuat tetap membuat fly
sulit karena masalah ekonomi. Sebagai al- layaknya Napza jenis lainnya, untuk
ternatif lain, informan menggunakan zat menghilangkan rasa capek dan stress serta
adiktif yang ada disekitarnya dan mudah rasa lapar yang dialami informan, serta satu
dijangkau seperti lem. Lem yang meru- informan mengaku lem digunakan sebagai
pakan bahan untuk perekat suatu benda, dis- cadangan ketika tidak mendapatkan shabu.
alahgunakan oleh anak remaja. Jenis lem Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang digunakan dalam melakukan aktifitas yang dilakukan oleh Chomariah (2015)
“ngelem” yakni, lem jenis fox. Lem ini bahwa perilaku menghisap lem merupakan
mengandung bermacam-macam zat kimia salah satu tindakan yang dilakukan oleh
yang sangat berbahaya jika dikonsumsi. anak remaja di Kelurahan Sri meranti seba-
Menghisap lem adalah menghirup uap yang gai obat untuk penenang pikiran sementara.
ada dalam kandungan lem tujuannya untuk Dengan cara tersebut, mereka dapat merasa-
mendapatkan sensasi tersendiri atau efek kan sensasi, halusinasi bahkan fly yang da-
nyaman (fly). pat membuat pikiran mereka menjadi
V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018 AL -SIH AH 156

tenang dan tidak adanya persoalan hidup berapa neurotransmitter. Neurotransmitter


yang mereka rasakan. yang paling berperan dalam terjadinya
Informan menggunakan lem/ngelem ketergantungan adalah dopamine serta se-
sebagai solusi jangka pendek atau sesaat rotonin.
akibat adanya tekanan-tekanan yang dia- Menurut Setiawan dalam Sulaiman
lami. Misalnya tekanan pekerjaan , tekanan (2015), Efek yang ditimbulkan dari men-
dari kondisi ekonomi dan tekanan dari per- ghirup uap lem itu sendiri hampir mirip
masalahan keluarga. Dan mereka membuk- dengan jenis narkoba yang lain yakni men-
tikan pada diri mereka bahwa ngelem yebabkan halusinasi, sensasi melayang-
mampu mengendalikan semua tekanan- layang serta rasa tenang sesaat meski ka-
tekanan yang ada dalam dirinya. Penelitian dang efeknya bisa bertahan hingga 5 jam
yang dilakukan oleh Adrian B. Kelly, 2015. sesudahnya. Efek lain yang bisa ditimbul-
terhadap siswa SMA menunjukkan bahwa kan dari kegiatan ngelem ini sendiri antara
tekanan psikologi memicu untuk peng- lain adalah tidak merasakan lapar meskipun
gunaan Napza secara bersama (polydrug), sudah waktunya makan karena ada pene-
dimana tekanan tersebut berasal dari ke- kanan sensor lapar di susunan saraf di otak.
luarga, status ekonomi atau kemakmuran. Sensasi yang di rasakan informan
Berdasarkan hasil penelitian, infor- dari ngelem membuat informan merasakan
man merasakan bahwa lem mampu bahwa lem memiliki manfaat jika terus di
menghilangkan stress, hal ini terjadi karena gunakan (dihisap), informan merasakan
kandungan Lysergic Acid Diethyilamide manfaat dari ngelem yaitu membuat
(LSD) yang terdapat pada lem. Dalam sel perasannya tenang ketika sedang menda-
otak terdapat bermacam-macam zat kimia patkan masalah atau ketika mereka lelah
yang disebut neurotransmitter. Zat kimia seharian bekerja dijalan, menghilangkan
ini bekerja pada sambungan sel saraf yang rasa lapar, membuat badan jadi kuat, serta
satu dengan sel saraf lainnya (sinaps). Be- meningkatkan kepercayaan diri.
berapa di antara neurotransmitter itu mirip Seseorang mengalami ketergantun-
dengan beberapa jenis narkoba. Semua zat gan pada zat umumnya melalui suatu
psikoaktif (narkotika, psikotropika dan ba- proses perkembangan. Pertama orang yang
han adiktif lain) dapat mengubah perilaku, besangkutan harus mempunyai sikap posi-
perasaan dan pikiran seseorang melalui tif terhadap obat tersebut, kemudian mulai
pengaruhnya terhadap salah satu atau be- bereksperimen dengan menggunakannya,
157 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018

mulai menggunakannya secara teratur, mereka mengalami ketergantungan.


menggunakannya secara berlebihan dan Ketergantungan informan terhadap
terakhir menyalahgunakannya atau tergan- lem memberikan dampak negatif. Dampak
tung secara fisik padanya (Davidson, 2012). yang dirasakan setelah mengalami kecan-
Informan menyatakan merasakan duan, mereka merasakan dampak lebih
tanda kecanduan yang ada dalam dirinya dominan pada dampak fisik, seperti: kepala
setelah penggunaan lem. Karena jika infor- terasa pusing jika tidak mengkonsumsi,
man tidak menggunakan lem maka akan nafsu makan terganggu (sistem percernaan
muncul gejala-gejala putus obat terganggu), informan merasakan sakit selu-
(withdrawal symptoms)yang merupakan ge- ruh badan ketika tidak menghisap lem.
jala-gejala yang muncul ketika dihenti- Informan juga mengalami dampak
kannya pemakaian Napza tersebut. Gejala soial dari perilaku ngelem, karena kecan-
yang dirasakan meliputi: kepala terasa pus- duan, informan tidak bisa lepas dari lem
ing, perasaan tidak enak ketika bernafas sehingnga informan lebih sering menjauh
tanpa mencium bau lem, melakukan/ dari lingkungan keluarga untuk menghin-
mencoba alternatif lain ketika tidak mem- dari kecurigaan keluarga terhadap perila-
peroleh lem, seperti mencampur gabus/ kunya, serta informan harus memaksa dir-
Styrofoamdengan bensin, kemudian dihisap. inya selalu mencari uang untuk kebutu-
Ketika tidak ngelem, informan mersa ingin hannya tehadap lem.
terus meludah, ketika tidak ngelem, infor- Ngelem merupakan solusi jangka
man merasa gatal-gatal pada hidung, ketika pendek atas masalah yang dihadapi infor-
tidak ngelem, infoman merasa lemas, dan man. Mereka merasakan dengan ngelem
seluruh badan terasa sakit. semua masalah dan tekanan mapu mereka
Penelitian ini sejalan dengan hasil lupakan, namun karena kenikmataan sesaat
penelitian yang dilakukan oleh Tamrin mereka harus menanggung efek jangka pan-
(2013) tentang perilaku ngelem, Informan jang dari perilaku ngelem.
mengalami gejala-gejala putus zat apabila Kerentanan Sosial
tidak memakai atau mengkonsumsi lem. Kerentanan sosial seorang remaja
Adapun yang diarasakan informan jika memlilih keluar dari rumah terdiri dari be-
mengalami gejala-gejala putus zat seperti, berapa faktor. Berdasarkan hasil penelitian
pusing dan gelisah yang membuat mereka remaja memilih keluar dari rumah karena
untuk terus mencari lem agar dapat melaku- alasan ingin mencari nafkah, ingin mencari
kan aktivitas “ngelem” yang membuat kesenangan diluar rumah dengan berkumpul
V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018 AL -SIH AH 158

bersama teman-teman, serta ketidak har- pang kemungkinan besar akan memiliki
monisan dalam rumah tangga/orang tua. perilaku menyimpang pula yang sama hal-
Penelitian ini sejalan dengan penelitian nya dengan perilaku orang-orang yang ada
Tamrin (2013) diperoleh informan menda- di lingkungannya.
patkan kurang perhatian dari keluarga teru- Mereka melakukan perilaku ngelem
tama kurang perhatian dari kedua orang tua karena adanya pengaruh dari kelompok
yang sibuk dengan pekerjaannya, sehingga atau teman sebaya. Berdasarkan hasil
informan mencoba untuk “ngelem” wawancara, semua informan menggunakan
Perhatian dan kasih sayang ke- lem berasal dari ajakan teman sepergaulan,
luarga sangat berperan dalam pembentukan dan rasa penasaran melihat perilaku ngelem
perilaku anak, namun jika seseorang anak temannya. Seperti observasi yang dilaku-
tidak memiliki hubungan keluarga yang kan peneliti, informan ngelem bersama te-
harmonis maka anak akan cenderung men- man-temannya dan sebagian besar mereka
cari tempat dimana dia mendapatkan per- mengikuti perilaku, pakaian, etika dan
hatian, ketenangan dan kesenangan di luar norma yang diterapkan oleh teman-teman
rumah seperti di jalan dan bergaul dengan mereka atau kelompok.
anak jalanan lainnya, teman sebaya yang Remaja memiliki kerentanan sosial
membuat dirinya merasa dihargai dan untuk menggunakan lem dikarenakan
membuat anak merasa memeroleh kesenan- adanya ketidak harmonisan di dalam ke-
gan dan ketenangan memalui teman seba- luarga misanya perceraian orang tua. Infor-
yanya. man setelah turun kejalan, mereka mulai
Teman sebaya merupakan tempat menggunakan lem, mereka mengguna-
utama dalam seorang anak bersosialisasi. kannya karena salah satu alasannya untuk
Lingkungan juga dihuni oleh orang-orang menghilangkan beban fikiran, dan terdapat
yang memiliki perilaku negatif dan anti informan yang menjadikan perceraian
sosial yang bersifat menyimpang. Hal orang tua sebagai beban fikiran karena den-
tersebut dapat menimbulkan reaksi gan perceraian orang tua yang dia alami
emosional buruk bagi anak-anak yang labil sehingga dia harus putus sekolah dan turun
jiwanya sehingga anak menjadi mudah ter- kejalan untuk mencari nafka karena setelah
pengaruh oleh pola tindakan menyimpang perceraian orang tuanya dia sudah tidak di
(Mulyadi, 2013). Dengan demikian, anak nafkahi oleh ayahnya.
yang tinggal di lingkungan yang menyim- Penelitian ini sejalan dengan peneli-
159 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018

tian yang dilakukan oleh Yusuf (dalam Ra- (keluarga) untuk mengarahkan anak-
hayu, 2010) yaitu keluarga merupakan salah anaknya dalam memilihteman-teman ber-
satu penyebab yang dapat mempengaharui gaul yang tepat agar tidak terjerumus dalam
perilaku menyimpang pada remaja. Kondisi perilaku “ngelem”.
keluarga yang dimaksud yaitu orang tua
yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, DAFTAR PUSTAKA
perselisihan atau konflik orang tua maupun Azriful, Ibrahim A.Irviani, Sulaiman
Yuliana. 2016.Gambaran Peng-
antar anggota keluarga lainnya, perceraian
guna Narkoba Inhalasi (Ngelem)
orang tua. Pada Anak jalanan di Kota
Makassar Tahun 2015.Al-Sihah
Public Health Science Journal.
KESIMPULAN Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni
2016.
Kerentanan individu seorang remaja
menggunakan lem karena megobati rasa BNN RI. (2014). Laporan Akhir Survei Na-
sional PerkembanganPenyalah-
penasaran akan sensasi yang diperoleh dari guna NarkobaTahun Anggaran
ngelem, untuk menghilangkan rasa capek 2014. Jakarta: Badan Narkotika
Nasional RI.
dan stress dan membuat informan tidak
Chomariah, Siti. 2015. “Perilaku Menghisap
merasakan lapar ketika seharian di jalanan Lem pada Anak Remaja (Studi
bekerja sebagai pengamen dan kuli ban- Kasus di Kota Pekanbaru). Skripsi.
Riau. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
gunan, serta lem digunakan sebagai subti-
Politik Universitas Riau.
tusi ketika tidak mendapatkan shabu
Cottrell-Boyce J. (2010). The Role Of Sol-
(polydrug users). Kerentanan sosial seorang vents In The Lives Of Kenyan
remaja sehingga memlilih keluar dari rumah Street Children: An Ethnographic
Perspective. School of Oriental
terdiri dari beberapa faktor, yaitu ingin and African Studies, University of
mencari uang/nafkah, ingin mencari ke- London.

senangan diluar rumah dengan berkumpul Davidson G.C.dkk. (2012). Psikologi Ab-
normal edisi ke-9. Jakarta: ra-
bersama teman-teman sebaya, serta ketidak jawali Pers.
harmonisan dalam rumah tangga/orang tua.
Emzir. 2011. Metode Penelitian Kualitatif
Analisis Data. Jakarta: Grafindo
SARAN Persada.

Untuk upaya pencegahan perilaku Kementerian Kesehatan Republik Indone-


sia.(2010). Pedoman Penatalak-
“ngelem” hendaknya dilakukan mulai dari sanaan Medik GangguanPeng-
usia dini mengenai dampak dari perilaku gunaan Napza.Jakarta: Direktorat
“ngelem” dan diharapkan kepada orang tua
V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018 AL -SIH AH 160

Jendral Bina Pelayanan Medik Muda. Universitas sumatera utara.


Kemenenterian Kesehatan RI.
Sumarlin, R. 2012. Perilaku Kinformitas
Mulyadi M. (2013). ”Perilaku NgelemPada Pada Remaja Yang Berada di
Anak Jalanan (Studi Anak Jalanan Lingkungan Peminum Alkohol.
di Jalan D.I Pandjaitan Km. Ix, Universitas Gunadarma, Jakarta
Kota Tanjungpi-
nang”.Skripsi.Fakultas Ilmu Tamrin M. et al.(2013). ”Studi Perilaku
Sosial dan Ilmu Politik Univer- “Ngelem” pada Remaja di Ke-
sitas Maritim Raja Ali Haji Tan- camatan Paleteang Kabupaten
jungpinang. Pinrang” Skripsi. Makassar: Fa-
kultas Kesehatan Masyarakat Uni-
Rahayu . 2010. Penyalahgunaan Napza versitas Hasanuddin.
Dapat Menghancurkan Generasi

Anda mungkin juga menyukai