1, 2
Bagian Promosi Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Pancasakti
3
Bagian Gizi Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Alauddin Makassar
ABSTRAK
Salah satu kelompok yang paling rentan terhadap penggunaan Napza adalah kelompok
remaja, Mereka sangat rentan dengan penggunaan Napza inhalansia yang relatif murah dan
mudah di dapat yaitu lem. Ngelem merupakan penggunaan Napza jenis lem dengan cara dihi-
rup hingga kondisi tertentu dan berpotensi amat kuat untuk menimbulkan ketergantungan bagi
pengguna. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku peng-
gunaan Napza Inhalansia(ngelem) pada remaja di Kota Makassar. Jenis penelitian yang dila-
kukan adalah penelitian kualitatif denganrancangan fenomenologi. Informan dipilih dengan
teknik snowball sampling, Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam,
melakukan observasi langsung dan focus group discussion (FGD) kepada enam informan un-
tuk mendapatkan informasi yang lebih rinci. Hasil penelitian menunjukkan, kerentanan indi-
vidu seorang remaja menggunakan lem karena ingin memuaskan rasa ingin tahu (curiousity),
untuk menghilangkan rasa capek dan stress dan membuat informan tidak merasakan lapar
ketika seharian di jalanan, dan sebagai subtitusi ketika tidak mendapatkan Napza jenis shabu
(simultaneous polydrug use). Kerentanan sosial seorang anak sehingga memilih keluar dari
rumah terdiri dari beberapa faktor, yaitu kesulitan keuangan atau tekanan kemiskinan, ingin
mencari kesenangan diluar rumah, serta ketidak harmonisan dalam rumah tangga/orang tua.
Untuk upaya pencegahan perilaku “ngelem” hendaknya dilakukan mulai dari usia dini men-
genai dampak dari perilaku “ngelem” dan diharapkan kepada orang tua (keluarga) untuk men-
garahkan anak-anaknya dalam memilih teman-teman bergaul.
(fly), lem perabotan atau lem alat rumah maja di Kota Makassar.
tangga. Lem ini mengandung bermacam-
macam zat kimia yang sangat berbahaya METODE PENELITIAN
jika dikonsumsi. Perilaku “ngelem”, Penelitian ini merupakan penelitian
khususnya pada remaja merupakan salah kualitatif dengan menggunakan pendekatan
satu cara untuk menghilangkan stress. Se- fenomenologi. Fenomenologi merupakan
lain itu kebiasaan untuk “ngelem juga metode penelitian yang mencakup dan me-
dipengaruhi oleh teman-teman yang lain maparkan makna atas fenomena pengala-
sebagai bentuk dari solidaritas diantara man yang didasari oleh kesadaran yang ter-
anak-anak jalanan. “ngelem” juga sering- jadi pada individu (Emzir, 2011). Pengum-
kali dijadikan syarat untuk diterima dalam pulan data diperoleh dengan tiga cara, yaitu
pergaulan ataupun komunitas tertentu. data primer yang diperoleh dari hasil, Fo-
Bahaya yang diakibatkan dari “nglem” cus Group Discussion (FGD),wawancara
ini dapat bermacam-macam dan terkadang mendalam (Indepth Interview) dan Obser-
pecandunya kebanyakan tidak mengetahui vasi secara langsung terhadap informan
organ tubuh mana saja yang dapat terser- yang telah direkomendasikan oleh salah
ang. Bahayanya tidak hanya menyerang satu remaja yang sampai saat ini melaku-
organ tubuh seperti otak, jantung dan paru- kan aktivitas “ngelem” yang bersedia untuk
paru, bahkan virus pun akan lebih mudah diwawancarai. Instrumen yang digunakan
masuk kedalam tubuh mereka. Tidak hanya dalam penelitian adalah pedoman wawan-
menyerang fisik, melainkan mental, cara (Alat tulis, Tape Recorder dan Kam-
emosional dan spiritual mereka pun akan era). Data yang diperoleh diolah dengan
terganggu. menggunakan teknik matriks dan selanjut-
Uraian diatas menjelaskan bahwa peri- nya dilakukan dengan analisis isi (Content
laku penyalahgunaan lem (ngelem) meru- Analysis).
pakan salah satu masalah serius yang
berakibat buruk pada kesehatan dan men- HASIL PENELITIAN
imbulkan masalah sosial khususnya kelom- Karakteristik Informan
pok yang berisiko yaitu anak remaja. Se- Informan penelitian ini terdiri dari 6
hingga peneliti tertarik ingin melakukan remaja berjenis kelamin laki-laki. Variasi
penelitiandengan mengkaji Perilaku Men- umur 14 sampai dengan 18 tahun, dan
ghisap Lem (Ngelem) Sebagai Tahap Dini hampir semua informan mempunyai
Penggunaan Narkoba Pada Kalangan Re- kegiatan ekonomi (bekerja) dan masih
151 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018
memiliki hubungan dengan keluarga. Secara untuk megobati rasa penasaran, untuk
umum semua informan penah mengenyam menghilangkan rasa capek dan stress, dan
pendidikan formal, tamat SD 2 orang , ta- rasa lapar bagi informan serta satu informan
mat SMP 3 orang dan SMA 1 orang. Terda- mengaku lem digunakan sebagai subtitusi
pat satu informan yang menggunakan lem ketika tidak mendapatkan shabu. Seperti
(ngelem) selama satu bulan, dua informan pada kutipan berikut ini:
yang menggunakan lem selama satu tahun, “Itu lem saya gunakan kalau lagi
streskas. atau capekka mengamen,
satu informan yang menggunakan lem se-
karena lem mampu menghilangkan
lama dua tahun, satu informan mengguna- rasa capek.”
A, laki-laki, 17 tahun.
kan lem selama tiga tahun dan satu infor-
Lain halnya denga B, dia meng-
man mengunakan lem selama empat tahun.
gunakan lem karena sebelumnya dia telah
Kerentanan Individu
mengalami kecanduan terhadap Napza jenis
Usia pertama kali menggunakan lem
shabu. Untuk mengimbangi konsumsi terha-
berbeda-beda namun kebanyakan dari
dap shabu atau agar tetap merasakan fly
mereka mulai mungganakan lem pada usia
ketika tidak mendapatkan atau tidak
16 tahun, terdapat juga informan yang te-
memiliki uang untuk membeli shabu, B
lah menggunkan lem sejak usia 14 tahun,
menggunakan lem sebagai pengganti Shabu.
serta dalam jangka pemakaian berbeda-beda
“Lem saya gunakan sebagai pen-
pula mulai dari pemakaian 1 bulan terakhir gimbang kalau saya tidak menda-
patkan Shabu karena shabu susah
sampai pemakaian 4 tahun.
di dapat dan mahalki harganya.
“Saya menggunakan lem sejak kelas Jadi ketika tidak ada uangku untuk
dua SMP ka, kira-kira umur-umur beli shabu, saya menggunakan
14 tahun. Jadi saya sudah bertahun- lem”.
tahunmi mengonsumsi lem”. B, laki-laki, 17 tahun.
D, laki-laki, 18 Tahun
Pada saat menggunakan lem
Adapula informan yang menggunakan lem
(ngelem) informan merasakan sensasi yang
sejak umur 14 tahun, dalam lama peng-
memabukkan seperti melayang, mimpi, ter-
gunaan satu bulan terakhir.
dengar suara teriakan didekat telinga, nya-
“Baruka saya menggunakan lem se-
jak satu bulan yang lalu” man/tenang dan tidak merasa lapar, se-
C, laki-laki,14 Tahun hingga informan ingin terus menerus meng-
Terdapat beberapa alasan yang ber- gunakan lem.
beda mengapa mereka menggunakan lem, ”Ketika ngelem perasaan itu seperti
yaitu informan menggunakan lem/ngelem bermimpi, terus ketika ngelem saya
juga tidak pernah merasakan lapar,
V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018 AL -SIH AH 152
namun ketika efek zat lem sudah dirasakan meliputi: kepala terasa pusing,
hilang perasaan langsung lapar
perasaan tidak enak ketika bernafas tanpa
sekali tetapi makanan susah di
telan”. mencium bau lem, melakukan/mencoba
F, laki-laki,15 Tahun.
alternatif lain ketika tidak memperoleh
Hasil wawancara tersebut di du-
lem, seperti mencampur gabus dengan ben-
kung oleh hasil FGD (focus group discus-
sin kemudian dihisap. ketika tidak ngelem,
sion) dimana perasaan yang umum dirasa-
informan mersa ingin terus meludah, ketika
kan informan ketika ngelem adalah
tidak ngelem, inforan merasa gatal-gatal
perasaan seperti bermimpi, melayang,
pada hidung, ketika tidak ngelem, infoman
merasakan ada teriakan-teriakan ditelin-
merasa lemas, dan seluruh badan terasa sa-
ganya, serta ketika ngelem infoman tidak
kit.
pernah merasakan lapar.
“Perasaan terasa aneh kalau ber-
Menurut informan, dia mengguna- nafaska tanpa mencium bau lem.
Kemudian kalau tidak ngelem maka
kan lem agar semua beban fikirannya akan
kepala akan terasa pusing. Itu yang
hilang, sehingga dia merasakan perasaan membuat saya tidak tahan tidak
ngelem. Terkadang ketika tidak ada
yang tenang, dia juga mengunakan lem
uang untuk membeli lem dan saya
agar tetap kuat dan semangat ketika sedang sudah tidak tahan ingin ngelem,
maka saya menggunakan gabus ke-
bekerja. Hal tersebut dirasakan pula oleh
mudian di campur bensin. Setelah
informan F, dia merasa lebih percaya diri itu di hisap seperti menggunakan
lem. Rasanya juga enak, mirip den-
dan kuat ketika mengamen, serta merasa
gan lem”.
tidak lapar ketika menggunakan lem. sesuai D, laki-laki, 18 tahun.
dengan hasil wawancara berikut: Tanggapan informan tehadap dam-
“Kalau sudahka ngelem pak yang dirasakan setelah mengalami ke-
perasaanku itu terasa kuat untuk
canduan, mereka merasakan dampak lebih
pergi mengamen, saya merasa per-
caya diri menyanyi-menyanyi, tidak dominan pada dampak fisik, seperti: kepala
merasa lapar, begitu manfaat yang
terasa pusing jika tidak mengkonsumsi,
saya rasa ketika ngelem”.
F, laki-laki, 15 tahun. nafsu makan terganggu (sistem percernaan
Informan menyatakan merasakan terganggu), informan merasakan sakit selu-
tanda kecanduan yang ada dalam dirinya ruh badan ketika tidak ngelem.
setelah penggunaan lem, karena jika infor- “Saya merasa seluruh badan terasa
sakit, perasaan lemas, kemudian
man tidak menggunakan lem maka akan
saya tidak merasakan lapar, tetapi
muncul gejala-gejala putus obat kalau hilangmi efek lem maka akan
langsung terasa lapar namun itu
(withdrawal symptoms). Gejala yang
makanan tidak mau turun/dicerna.
153 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018
bersama teman-teman, serta ketidak har- pang kemungkinan besar akan memiliki
monisan dalam rumah tangga/orang tua. perilaku menyimpang pula yang sama hal-
Penelitian ini sejalan dengan penelitian nya dengan perilaku orang-orang yang ada
Tamrin (2013) diperoleh informan menda- di lingkungannya.
patkan kurang perhatian dari keluarga teru- Mereka melakukan perilaku ngelem
tama kurang perhatian dari kedua orang tua karena adanya pengaruh dari kelompok
yang sibuk dengan pekerjaannya, sehingga atau teman sebaya. Berdasarkan hasil
informan mencoba untuk “ngelem” wawancara, semua informan menggunakan
Perhatian dan kasih sayang ke- lem berasal dari ajakan teman sepergaulan,
luarga sangat berperan dalam pembentukan dan rasa penasaran melihat perilaku ngelem
perilaku anak, namun jika seseorang anak temannya. Seperti observasi yang dilaku-
tidak memiliki hubungan keluarga yang kan peneliti, informan ngelem bersama te-
harmonis maka anak akan cenderung men- man-temannya dan sebagian besar mereka
cari tempat dimana dia mendapatkan per- mengikuti perilaku, pakaian, etika dan
hatian, ketenangan dan kesenangan di luar norma yang diterapkan oleh teman-teman
rumah seperti di jalan dan bergaul dengan mereka atau kelompok.
anak jalanan lainnya, teman sebaya yang Remaja memiliki kerentanan sosial
membuat dirinya merasa dihargai dan untuk menggunakan lem dikarenakan
membuat anak merasa memeroleh kesenan- adanya ketidak harmonisan di dalam ke-
gan dan ketenangan memalui teman seba- luarga misanya perceraian orang tua. Infor-
yanya. man setelah turun kejalan, mereka mulai
Teman sebaya merupakan tempat menggunakan lem, mereka mengguna-
utama dalam seorang anak bersosialisasi. kannya karena salah satu alasannya untuk
Lingkungan juga dihuni oleh orang-orang menghilangkan beban fikiran, dan terdapat
yang memiliki perilaku negatif dan anti informan yang menjadikan perceraian
sosial yang bersifat menyimpang. Hal orang tua sebagai beban fikiran karena den-
tersebut dapat menimbulkan reaksi gan perceraian orang tua yang dia alami
emosional buruk bagi anak-anak yang labil sehingga dia harus putus sekolah dan turun
jiwanya sehingga anak menjadi mudah ter- kejalan untuk mencari nafka karena setelah
pengaruh oleh pola tindakan menyimpang perceraian orang tuanya dia sudah tidak di
(Mulyadi, 2013). Dengan demikian, anak nafkahi oleh ayahnya.
yang tinggal di lingkungan yang menyim- Penelitian ini sejalan dengan peneli-
159 AL -SIH AH V O L UM E 10, N O. 2, JUL I -D E SE M B E R 2018
tian yang dilakukan oleh Yusuf (dalam Ra- (keluarga) untuk mengarahkan anak-
hayu, 2010) yaitu keluarga merupakan salah anaknya dalam memilihteman-teman ber-
satu penyebab yang dapat mempengaharui gaul yang tepat agar tidak terjerumus dalam
perilaku menyimpang pada remaja. Kondisi perilaku “ngelem”.
keluarga yang dimaksud yaitu orang tua
yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya, DAFTAR PUSTAKA
perselisihan atau konflik orang tua maupun Azriful, Ibrahim A.Irviani, Sulaiman
Yuliana. 2016.Gambaran Peng-
antar anggota keluarga lainnya, perceraian
guna Narkoba Inhalasi (Ngelem)
orang tua. Pada Anak jalanan di Kota
Makassar Tahun 2015.Al-Sihah
Public Health Science Journal.
KESIMPULAN Volume 8, Nomor 1, Januari-Juni
2016.
Kerentanan individu seorang remaja
menggunakan lem karena megobati rasa BNN RI. (2014). Laporan Akhir Survei Na-
sional PerkembanganPenyalah-
penasaran akan sensasi yang diperoleh dari guna NarkobaTahun Anggaran
ngelem, untuk menghilangkan rasa capek 2014. Jakarta: Badan Narkotika
Nasional RI.
dan stress dan membuat informan tidak
Chomariah, Siti. 2015. “Perilaku Menghisap
merasakan lapar ketika seharian di jalanan Lem pada Anak Remaja (Studi
bekerja sebagai pengamen dan kuli ban- Kasus di Kota Pekanbaru). Skripsi.
Riau. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu
gunan, serta lem digunakan sebagai subti-
Politik Universitas Riau.
tusi ketika tidak mendapatkan shabu
Cottrell-Boyce J. (2010). The Role Of Sol-
(polydrug users). Kerentanan sosial seorang vents In The Lives Of Kenyan
remaja sehingga memlilih keluar dari rumah Street Children: An Ethnographic
Perspective. School of Oriental
terdiri dari beberapa faktor, yaitu ingin and African Studies, University of
mencari uang/nafkah, ingin mencari ke- London.
senangan diluar rumah dengan berkumpul Davidson G.C.dkk. (2012). Psikologi Ab-
normal edisi ke-9. Jakarta: ra-
bersama teman-teman sebaya, serta ketidak jawali Pers.
harmonisan dalam rumah tangga/orang tua.
Emzir. 2011. Metode Penelitian Kualitatif
Analisis Data. Jakarta: Grafindo
SARAN Persada.