Anda di halaman 1dari 144

PERSEPEKTI

F
KEPERAWAT
AN KRITIS

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pasien kritis dengan
perawatan di ruang ICU
(Intensive Care Unit)
memiliki morbiditas dan
mortalitas yang
tinggi.Mengenali ciri-ciri
dengan cepat dan
penatalaksanaan dini
yang sesuai pada pasien
beresiko kritis atau pasien
yang berada dalam
keadaan kritis dapat
membantu mencegah
perburukan lebih lanjut
dan memaksimalkan
peluang untuk sembuh
(Gwinnutt, 2006 dalam
Jevon dan Ewens,
2009).Comprehensive
Critical Care Department
of Health-Inggris
merekomendasikan untuk
memberikan perawatan
kritis sesuai filosofi
perawatan kritis tanpa
batas (critical care without
wall), yaitu kebutuhan
pasien kritis harus
dipenuhi di manapun
pasien tersebut secara
fisik berada di dalam
rumah sakit (Jevon dan
Ewens, 2009). Hal ini
dipersepsikan sama oleh
tim pelayanan kesehatan
bahwa pasien kritis
memerlukan pencatatan
medis yang
berkesinambungan dan
monitoring penilaian
setiap tindakan yang
dilakukan.Dengan
demikian pasien kritis erat
kaitannya dengan
perawatan intensif oleh
karena dengan cepat
dapat dipantau
perubahan fisiologis yang
terjadi atau terjadinya
penurunan fungsi organ-
organ tubuh lainnya (Rab,
2007).
B. Rumusan masalah
1. Pengertian keperawatan
kritis?
2. Ruang lingkup
keperawatan kritis?
3. Konsep keperawatan
kritis?
4. Prinsip keperawatan
kritis?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memahamidan
mendalami persprektif
keperawatan kritis.
2. Tujuan Khusus
Memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan kritis.

D. Metode penulisan
1. Mengumpulkan data dari
perpustakaan
2. Mencari referensi di
internet
3. Diskusi kelompok
E. Sistematika penulisan
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Metode penulisan
E. Sistematika penulisan
BAB II Pembahasan
A. Pengertian keperawatan
kritis
B. Konsep keperawatan
kritis
C. Prinsip keperawatan
kritis
D. Ruang lingkup
keperawatan kritis

BAB III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
keperawatan kritis
1. Ilmu perawatan kritis
adalah bidang
keperawatan dengan
suatu fokus pada
penyakit yang kritis atau
pasien yang tidak stabil.
Perawat kritis dapat
ditemukan bekerja pada
lingkungan yang luas dan
khusus, seperti
departemen keadaan
darurat dan unit gawat
darurat (Wikipedia, 2013)
2. Keperawatan kritis
adalah keahlian khusus di
dalam ilmu perawatan
yang menghadapi secara
rinci dengan manusia
yang bertanggung jawab
atas masalah yang
mengancam jiwa.
Perawat kritis adalah
perawat profesional yang
resmi yang bertanggung
jawab untuk memastikan
pasien dengan sakit kritis
dan keluarga-keluarga
mereka menerima
kepedulian optimal
(American Association of
Critical-Care Nurses).
3. Kritis adalah penilaian
dan
evaluasi secaracermat
dan hati-hati terhadap
suatu kondisi
krusial dalam rangka
mencari
penyelesaian/jalan keluar.
Keperawatan kritis
merupakan salah satu
spesialisasi di bidang
keperawatan yang secara
khusus menangani
respon manusia terhadap
masalah yang
mengancam hidup.
4. Keperawatan kritis
adalah suatu bidang yang
memerlukan perawatan
pasien yang berkualitas
tinggi dan konperhensif.
Untuk pasien yang kritis,
waktu adalah vital.
Proses keperawatan
memberikan suatu
pendekatan yang
sistematis, dimana
perawat keperawatan
kritis dapat mengevaluasi
masalah pasien dengan
cepat.
5. Proses keperawatan
adalah susunan metode
pemecahan masalah
yang meliputi pengkajian,
analisa, perencanaan
,implementasi, dan
evaluasi. The American
Asosiation of Critical care
Nurses (AACN)
menyusun standar proses
keperawatan sebagai
asuhan keperawatan
kritikal.

B. Konsep Dasar
Keperawatan Kritis
menurut AACN
Scope critical care
nursing menurut AACN
(American Association of
Critical Care Nurse)
dibagi 3 :
a. The critically ill patient
Masalah yang aktual
dan potensial menganca
m kehidupan pasien
danmembutuhkan observ
asi dan intervensi mence
gahterjadinyakomplikasi.
Pasien sakit
kritisdidefinisikan
sebagaipasien
yangberesikotinggi
untukmasalah
kesehatanaktual atau
potensialmengancam
jiwa. Semakinsakit
kritispasien, semakin
besar
kemungkinandiaadalah
untuk menjadisangat
rentan, tidak stabildan
kompleks, sehingga
membutuhkanintens
danwaspadaasuhan
keperawatan.
Mengidentifikasi
pasienyang berisikoefek
sampingkarena
statusgizimerekaadalahko
mpetensi
intidaripraktisigizi, direko
mendasikan oleh
pedomanpraktek
klinis, dandiamanatkanole
h
lembagaakreditasi. Melek
atdalam diskusi
inirisikogiziadalah
bahwapasien dengan
risiko tinggilebih mungkin
untukmendapatkan
keuntungan dariintervensi
terapinutrisidaripadamere
ka yang berisikorendah,
sepertibaikditunjukkan
olehKondrupdan
rekan. Skorataualat
penilaianbanyakada
untukmemungkinkankuan
tifikasirisikogizi. Untuk
sebagian besar, alat
inidikembangkandan
divalidasidalam
pengaturanrawat
jalanataurawat
inaptapitidak secara
khususuntuk
pengaturanICU. Padaken
yataannya, sebagian
besarskormenganggap
bahwasemua pasiensakit
kritisberada pada
risikotinggi dalam
halscoringataupenilaian
risikomereka.
Kamimengandaikan
bahwahal ini tidak terjadi,
dan bahwa tidak
semuapasien sakit
kritisadalah samadalam
halrisikogizi mereka. Bukti
untuk pernyataanini
berasal daristudi
yangmenunjukkanefekper
lakuan yang
berbedadarinutrisibuatan
dalamsubkelompok yang
berbedadaripasienICU. D
alamanalisisterakhir,kami
mengamatihubunganterb
aliklinieryang signifikan
antarakemungkinankemat
iandantotal kalori
harianyang
diterima.Peningkatandari
1.000kaloriper
haridikaitkan
denganpengurangan
secara keseluruhan
dalamkematian(rasio
odds untuk
mortalitas60hari0.76, inter
val kepercayaan
95% (CI), 0,61-
0,95, P=0.014). Namun,
efekpengobatan yang
bermanfaatdaripeningkat
ankaloripada
kematiandiamatipada
pasien denganindeks
massa tubuh(BMI) di
bawah 25atau35dan di
atasyang tidak
memberikan manfaatbagi
pasiendengan BMIantara
25ataukurang
dari35.Hasil yang sama
diperolehsaatmembandin
gkanmeningkatkan
asupanproteindan
efeknya
padakematiandalam
kelompokBMIyang
berbeda. Salah
satukesimpulanutamadari
pekerjaan ini adalah
bahwatidak semua
pasienICUadalah
samasehubungan
dengantanggapan
mereka terhadapnutrisi
buatan.
Jadi bagaimana
kitamulai
mendekati'risiko gizi' diskr
iminatifdalam
pengaturanperawatan
kritis? Dalam sebuah
pernyataanPedomanKons
ensusInternasionalbaru-
baru ini, Jensendan
rekanmenawarkan
beberapatanah
melanggardefinisimalnutri
simenghubungkannya
denganbaikkekurangan
giziakut dan kronisdan
peradangan.Konsisten
dengandefinisi ini, kami
menyajikanmodel
konseptualkita tentang
bagaimanalangkah-
langkahkelaparanakut
dan kronisdan
peradangandapat
mempengaruhistatus
gizidiICUdan
akhirnyaberdampak
padahasil pasien.Tujuan
utamakami adalahuntuk
mengembangkannilaimen
ggunakanvariabelyang
disajikan dalam
modelyang
akanmengukurrisikoseora
ng
pasienmengembangkanef
ek sampingdanyang
mungkinberpotensidimodi
fikasi
olehintervensigiziagresif
ataumemadai.Bahkan, un
tuk
memvalidasinilaikita, kita
tidak
hanyaharusmenunjukkan
bahwadiskriminasirisikoa
ntara
kelompokheterogenpasie
nICU,tetapi jugabahwa
hubunganantaraskor
risikodan
hasilyangdimodifikasi
olehpenemuangizi.
b. The critical-care nurse
Perawatperawatan
kritispraktekdalam
pengaturan di
manapasien
memerlukanpengkajianya
ng
kompleks, terapiintensitas
tinggidan intervensidan
berkesinambungankewas
padaankeperawatan. Per
awatperawatan
kritismengandalkantubuh
khususpengetahuan, kete
rampilan dan
pengalamanuntuk
memberikan perawatan
kepadapasien dan
keluargadan
menciptakanlingkunganya
ngmenyembuhkan,
manusiawidan peduli.
Terutama, perawatpera
watan
kritisadalahadvokatpasien
.AACNmendefinisikanadv
okasisebagaimenghormat
idan mendukungnilai-nilai
dasar, hak-hakdan
keyakinanpasiensakit
kritis.
Dalamperan
ini, perawatperawatan
kritis:
1. Menghormati
danmendukung
hakpasien
ataupenggantipasienyang
ditunjuk
untukpengambilankeputu
sanotonom.
2. Campur
tanganketikakepentingan
terbaikpasienyang
bersangkutan.
3. Membantu
pasienmendapatkanpera
watan yang diperlukan.
4. Menghormati nilai-
nilai, keyakinan danhak-
hakpasien.
5. Menyediakan
pendidikan dan
dukunganuntuk
membantupasien
ataupenggantipasienyang
ditunjukmembuat
keputusan.
6. Mewakilipasiensesuaide
ngan pilihanpasien.
7. Mendukungkeputusanda
ripasien
ataupenggantiyang
ditunjuk, atauperawatantr
ansfer
keperawatperawatan
kritissama-sama
berkualitas.
8. Berdoa bagipasien
yangtidak dapat
berbicarauntuk diri
mereka sendiridalam
situasiyang
memerlukantindakan
segera.
9. Memantau
danmenjagakualitas
perawatanpasien
menerima.
10. Bertindak sebagai
penghubungantara
pasien, keluarga
pasiendan profesional
kesehatan lainnya.
PeranPerawatPerawata
n Kritis
Perawatperawatan
kritisbekerja
dalamberbagaipengatura
n, mengisibanyak
perantermasukdoktersam
ping tempat
tidur, pendidikperawat, pe
nelitiperawat,manajerpera
wat, perawat
spesialisklinis danpraktisi
perawat. Dengan
terjadinyamanaged
caredan migrasiyang
dihasilkandaripasien
untukpengaturanalternatif
, perawatperawatan
kritismerawatpasien
yanglebihsakitdari
sebelumnya.
Manajemen
keperawatanjugatelah
memicupermintaan
untukperawat
praktekmaju
dalampengaturanperawat
an akut.Perawat
praktekmajuadalah
mereka yangtelah
menerimapendidikan
lanjutandimaster
atautingkat doktor. Dalam
pengaturanperawatan
kritis,merekayang paling
seringadalah
spesialisklinisperawat(CN
S) ataupraktisi
perawatperawatan
akut(ACNP).
SebuahCNSadalahdokt
erahli
dalamspesialisasitertentu-
perawatan kritisdalam
kasus
ini. TheSSPbertanggung
jawab
atasidentifikasi, intervensi
dan
pengelolaanmasalahklinis
untuk meningkatkan
perawatanuntuk pasien
dan keluarga. Mereka
menyediakanperawatan
pasienlangsung, termasu
kmenilai, mendiagnosa, p
erencanaan danresep
pengobatanfarmakologida
nnonfarmakologimasalah
kesehatan.
ACNPsdikritispengatura
nperawatanfokus
padamembuat
keputusanklinis yang
berkaitan
denganperawatan
pasienyang
kompleks. Kegiatan
mereka
termasukpenilaianrisiko,in
terpretasites
diagnostikdan
pengobatanmenyediakan,
yang mungkin
termasuk obat-
obatanresep.

Tingkat
Pendidikanuntuk
PerawatPerawatan Kritis
Untukmenjadiperawat
terdaftar(RN), seorang
individuharus
mendapatkandiploma
dalamkeperawatan, gelar
asosiasi
dikeperawatan(ADN) atau
gelarsarjana di
bidangkeperawatan(BSN)
danlulus ujianlisensi
nasional.Persyaratanberv
ariasisebagaimana
ditentukan
olehDewanmasing-
masingnegaraKeperawat
an.
Banyak
sekolahkeperawatanmen
awarkan
siswapaparanperawatan
kritis, tetapi sebagian
besarpendidikankhususp
erawatanperawatkritisdan
orientasidisediakan
olehmajikan. Perawat
praktekmajuharusmendap
atkan gelardimasteratau
tingkatdoktoral.

Perawatan
KritisPerawatSertifikasi
Meskipunsertifikasitidak
wajib untukpraktek
dalamkhusus
sepertiperawatan
kritis,banyak
perawatmemilihuntuk
menjadi
bersertifikat. Beberapape
ngusaha lebih
memilihuntuk
menyewaperawatbersertif
ikatkarena merekatelah
menunjukkanakuisisitingk
at tinggiyang
spesifikpengetahuan
dalamspesialisasi
merekamelaluiberhasil
menyelesaikanketat,psyc
hometricallyvalid, pemerik
saanyang berkaitan
dengan pekerjaan.
Sebagai
contoh,seorang
perawatperawatan
kritisharusmerawat
pasiensakit kritisselama
minimalduatahununtuk
memenuhi persyaratan
untukujian
sertifikasiCCRNyang
ditawarkan
olehAACN, salah satu
dari
banyakkredensialasosiasi
menawarkan.
KarenaketersediaanMe
dicaredanpenggantianper
awatanberhasilspesialisp
erawat klinis, semakin
banyakpengusahayang
membutuhkansertifikasipr
aktek maju. Selain itu,
sebagaipapan
negarakeperawatanmenc
apaikewenangan hukum
untukmengeluarkan
izinpraktek
keperawatancanggih, per
awatseringdituntutuntuk
lulusujian sertifikasiyang
diakui secara nasional.
Perawatbersertifikatme
mvalidasipengetahuan
merekaterusprakteksaat
ini
dalamakut/kritiskeperawat
anperawatanmelalui
prosespembaharuanyang
meliputipertemuanmelanj
utkan pendidikandan
persyaratanpengalaman
klinis.
PerawatanKekurangan
LebihDiucapkanuntuk
PerawatPerawatan
KritisKekurangankeperaw
atanterutamaakutdidaera
h
khususkeperawatan, sep
erti yang tercantum
dalamjumlahmelonjaknya
permintaan
untuksementara
danbepergianperawatper
awatan kritisuntuk
mengisi
kesenjanganstafdi setiap
bagianASPermintaan
inipaling
menonjoluntukdewasaunit
perawatankritis,pediatrikd
anneonatalICUdandarurat
departemen.
Iklanperekrutanuntuk
perawatperawatan
kritisdalam
publikasiAACNterus
tumbuh,terutama
ditahunanPanduan
Karir. Rumah
sakitmenawarkanperawat
perawatan
kritispernahinsentif yang
lebihmenarik, termasukbo
nussign-
on,bonusrelokasidanpeng
gantian untukmelanjutkan
pendidikandansertifikasi.
Selain itu,
banyakrumah
sakitmeluncurkanorientasi
perawatan
danmagangprogram-
program
penting, sepertiEssentials
berbasis WebdariCritical
CareOrientasiProgram(E
CCO),untuk menarikdan
menyiapkanperawatyang
berpengalaman danbaru
berlisensiuntuk
bekerjadalam
perawatankritisdanEssent
ialsofNurseManajerProgr
amorientasi.Membutuhka
nperawat yang
professionaluntukperawat
anpasienkritis.
c. The critical-care
environment
Keistimewaanobatperaw
atan
intensifdikembangkanseb
agai konsekuensi
dariepidemipoliodaritahun
1950-an, ketikaventilasi
mekanikluasdiperlukan. S
ejak ituteknologi yang
tersediauntuk
mendukungpasiensakit
kritistelah menjadi
lebihcanggih dan
kompleks, dan
pentingnyaunitperawatan
intensif(ICU) dalam
sistemkesehatan hari
iniadalah tanpa
pertanyaan. Pada tahun
1994, Critical
CareMedicinemelaporkan
bahwahampir
80%darisemua orang
Amerikaakan
mengalamipenyakit
kritisatau cedera, baik
sebagaipasien,anggotake
luarga, atau
temandariseorang
pasien, dan
bahwaICUhanya
menempati10%daritempa
t tidur rawat
inap, tapiaccount
untukhampir
30% daribiaya rumah
sakitperawatan
akut. Namun,ICUadalah
lingkunganyang
berpotensimemusuhirenta
npasiensakit
kritis.Selainstres
fisikpenyakit, nyeri, obat
penenang, intervensi, dan
ventilasi
mekanik,adastrespsikolog
is danpsikososialyang
dirasakan
olehpasien. Salah satu
faktortambahanadalahling
kunganICU, yang juga
didugaberkontribusi
terhadapsindromyang
dikenal
sebagaiICUpsikosis/deliri
um.Seringmelaporkanfakt
or
lingkunganstresadalahke
bisingan, cahaya
ambient, pembatasanmob
ilitas, danisolasi sosial.

C. Konsep keperawatan
kritis
1. Tujuan

Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).

2. Pengkajian

Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan sistem-

sistem tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.Pengkajian meliputi proses

pengumpulan data, validasi data, menginterpretasikan data dan memformulasikan masalah


atau diagnosa keperawatan sesuai hasil analisa data. Pengkajian awal didalam

keperawatan itensif sama dengan pengkajian umumnya yaitu dengan pendekatan system

yang meliputi aspek bio-psiko-sosial-kultural-spiritual, namun ketika klien yang dirawat telah

menggunakan alat-alat bantu mekanik seperti Alat Bantu Napas (ABN), hemodialisa,

pengkajian juga diarahkan ke hal-hal yang lebih khusus yakni terkait dengan terapi dan

dampak dari penggunaan alat-alat tersebut.

3. Diagnosa keperawatan

Setelah melakukan pengkajian, data dikumpulkan dan diinterpretasikan kemudian

dianalisa lalu ditetapkan masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan data yang

menyimpang dari keadaan fisiologis. Kriteria hasil ditetapkan untuk mencapai tujuan dari
tindakan keperawatan yang diformulasikan berdasarkan pada kebutuhan klien yang dapat

diukur dan realistis.

Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang sulit

diketahui untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.

4. Perencanaan keperawatan

Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnosa telah diprioritaskan.

Prioritas maslah dibuat berdasarkan pada ancaman/risiko ancaman hidup (contoh: bersihan

jalan nafas tidak efektif, gangguan pertukaran gas, pola nafas tidak efektif, gangguan perfusi

jaringan, lalu dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasi alternatif diagnosa keperawatan

untuk meningkatkan keamanan, kenyamanan (contoh: resiko infeksi, resiko trauma/injury,

gangguan rasa nyaman dan diagnosa keperawatan untuk mencegah, komplikasi (contoh:
resiko konstifasi, resiko gangguan integritas kulit). Perencanaan tindakan mencakup

4(empat) umsur kegiatan yaitu observasi/monitoring, terapi keperawatan, pendidikan dan

tindakan kolaboratif. Pertimbangan lain adalah kemampuan untuk melaksanakan rencana

dilihat dari keterampilan perawat, fasilitas, kebijakan dan standar operasional prosedur.

Perencanaan tindakan perlu pula diprioritaskan dengan perencanaan ini adalah untuk

membuat efisiensi sumber-sumber, mengukur kemampuan dan mengoptimalkan

penyelesaian masalah.

Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap status yang

selalu berubah.

5. Intervensi
Semua tindakan dilakukan dalam pemberian asuhan keperawatan terhadap klien

sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini penting untuk mencapai tujuan. Tindakan

keperawatan dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur terntentu, tindakan

kolaboratif dan pendidikan kesehatan. Dalam tindakan perlu ada pengawasan terus

menerus terhadap kondisi klien termasuk evaluasi prilaku.

Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan

secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan

tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian.

6. Evaluasi

Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan merupakan dasar

pertimbangan yang sistematis untuk menilai keberhasilan tindkan keperawatan dan


sekaligus dan merupakan alat untuk melakukan pengkajian ulang dalam upaya melakukan

modifikasi/revisi diagnosa dan tindakan. Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir tindakan

pemberian asuhan yang disebut sebagai evaluasi proses dan evaluasi hasil yang dilakukan

untuk menilai keadaan kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi

dicatatan perkembangan klien.

Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk mencapai

keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus menilai kriteria hasil

untuk mengetahui perubahan status pasien.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pasien kritis prioritas pemenuhan

kebutuhan tetap mengacu pada hirarki kebutuhan dasar Maslow dengan tidak meninggalkan

prinsip holistic bio-psiko-sosio dan spritual.


Keperawatan kritis
harus menggunakan
proses keperawatan
dalam memberikan
asuhan keperawatan :
a. Data akan dikumpulkan
secara terus – menerus
pada semua pasien yang
sakit kritis dimanapun
tempatnya.
b. Indentifikasi
masalah/kebutuhan
pasien dan prioritas harus
didasarkan pada data
yang dikumpulkan.
c. Rencana asuhan
keperawatan yang tepat
harus diformulasikan.
d. Rencana asuhan
keperawatan harus
diimplementasikan
menurut prioritas dari
identifikasimasalah atau
kebutuhan.
e. Hasil dari asuhan
keperawatan harus
dievaluasi secara terus –
menurus.
7. Dokumentasi
Keperawatan
Dokumentasi adalah
catatan yang berisi data
pelaksanaan tindakan
keperawatan atau respon
klien terhadap tindakan
keperawatan sebagai
petanggungjawaban dan
pertanggunggugatan
terhadap asuhan
keperawatan yang
dilakukan perawat
kepada pasien dari
kebijakan.
Dokumentasi
keperawatan merupakan
dokumentasi legal dalam
sistem pelayanan
keperawatan, karena
melalui
pendokumentasikan yang
baik, maka informasi
mengenai keadaan
kesehatan klien dapat
diketahui secara
berkesinambungan.

D. Prinsip keperawatan
kritis
Pengatasan pasien
kritis dilakukan di ruangan
unit gawat darurat yang
disebut juga dengan
emergency department
sedangkan yang
dimaksud dengan pasien
kritis adalah pasien
dengan perburukan
patofisiologi yang cepat
yang dapat menyebabkan
kematian. Ruangan untuk
mengatasi pasien kritis di
rumah sakit dibagi atas
Unit Gawat Darurat
(UGD) dimana pasien
diatasi untuk pertama
kali, unit perawatan
intensif (ICU) adalah
bagian untuk mengatasi
keadaan kritis sedangkan
bagian yang lebih
memusatkan perhatian
pada penyumbatan dan
penyempitan pembuluh
darah koroner yang
disebut unit perawatan
intensif koroner (Intensive
Care Coronary Unit=
ICCU). Baik UGD, ICU,
maupun ICCU adalah unit
perawatan pasien kritis
dimana perburukan
patofisiologi dapat terjadi
secara cepat yang dapat
berakhir dengan
kematian. Sebenarnya
tindakan pengatasan
kritis ini telah dimulai di
tempat kejadian maupun
dalam waktu
pengankutan pasien ke
Rumah Sakit yang
disebut dengan fase
prehospital. Tindakan
yang dilakukan adalah
sama yakni resusitasi dan
stabilisasi sambil
memantau setiap
perubahan yang mungkin
terjadi dan tindakan yang
diperlukan. Tiap pasien
yang dirawat di ICU
memerlukan evaluasi
yang ketat dan
pengatasan yang tepat
dalam waktu yang
singkat. Oleh karena itu
kelainan pada pasien
kritis dibagi atas 9 rangkai
kerja:
1. Prehospital, meliputi
pertolongan pertama
pada tempat kejadian
resusitasi cardiac
pulmoner, pengobatan
gawat darurat, teknik
untuk mengevaluasi,
amannya transportasi,
akses telepon ke pusat.
2. Triage, yakni skenario
pertolongan yang akan
diberikan sesudah fase
keadaan. Pasien-pasien
yang sangat terancam
hidupnya harus diberi
prioritas utama. Pada
bencana alam dimana
terjadi sejumlah kasus
gawat darurat sekaligus
maka skenario
pengatasan keadaan
kritis harus dirancang
sedemikian rupa
sehingga pertolongan
memberikan hasil secara
maksimal dengan
memprioritaskan yang
paling gawat dan harapan
hidup yang tinggi.
3. Prioritas dari gawat
darurat tiap pasien gawat
darurat mempunyai
tingkat kegawatan yang
berbeda, dengan
demikian mempunyai
prioritas pelayanan
prioritas yang berbeda.
Oleh karena itu
diklasifikasikan pasien
kritis atas:
a. Exigent,pasien yang
tergolong dalam keadaan
gawat darurat 1 dan
memerlukan pertolongan
segera. Yang termasuk
dalam kelompok ini dalah
pasien dengan obstruksi
jalan nafas, fibrilasi
ventrikel, ventrikel
takikardi dan cardiac
arest.
b. Emergent,yang disebut
juga dengan gawat
darurat 2 yang
memerlukan pertolongan
secepat mungkin dalam
beberapa menit. Yang
termasuk dalam
kelompok ini
adalahmiocard infark,
aritmia yang tidak stabil
dan pneumothoraks.
c. Urgent,yang termasuk
kedalam gawat darurat 3.
Dimana waktu
pertolongan yang
dilakukan lebih panjang
dari gawat darurat 2
akantetapi tetap
memerlukan pertolongan
yang cepat oleh karena
dapat mengancam
kehidupan, yang
termasuk ke dalam
kelompok ini adalah
ekstraserbasi asma,
perdarahan
gastrointestinal dan
keracunan.
d. Minoratau non urgent,
yang termasuk ke dalam
gawat darurat 4, semua
penyakit yang tergolong
kedalam yang tidak
mengancam kehidupan.
E. Isu Etik Dan Legal
Pada Keperawatan
Kritis
Perawat ruang intensif
atau kritis harus
memberikan palayanan
keperawatan yang
mencerminkan
pemahaman akan aspek
etika dan legal
kesehatan. Perawat
ruang kritis harus bekerja
sesuai dengan aturan
yang ada (standar rumah
sakit / standar pelayanan
maupun asuhan
keperawatan).Etik
ditujukan untuk mengukur
prilaku yang diharapkan
dari manusia, sehingga
jika manusia tersebut
merupakan suatu
kelompok tertentu atau
profesi tertentu seperti
profesi keperawatan,
maka aturannya
merupakan suatu
kesepakatan dari
kelompok tersebut yang
disebut kode etik.
Suatu pekerjaan
sebagai seorang perawat
rumah sakit ataupun
bagian dari staf pramedik
tidak membuat perawat
bisa menghindari
tanggung jawab dan
kewajiban mematuhi
hukum dalam setiap
tindakan atau pelayanan
keperawatan yang
dilakukan.Kumpulan
hukum atau peraturan
keperawatan yang telah
dikembangkan dikenal
sebagai standar
pelayanan keperawatan.
Standar pelayanan
keperawatan ditentukan
dengan pengambilan
keputusan akan tindakan
profesional yang paling
tepat dilakukan untuk
mengatasi masalah yang
ada.
F. Kecenderungan Trend
Dan Isu Keperawatan
Kritis
Perkembangan yang
sangat pesan dibidang
teknologi dan pelayanan
kesehatan cukup
berkontribusi dalam
membuat orang tidak lagi
dirawat dalam jangka
waktu lama dirumah
sakit.Klien yang berada di
unit perawatan kritis
dikatakan lebih sakit dari
sebelumnya.Sekarang ini
banyak klien yang dirawat
diunit kritis untuk waktu 5
tahun sudah dapat
menjalani rawat jalan
dirumah masing-
masing.Klien unit kritis
yang ada sekarang ini
tidak mungkin bertahan
hidup dimasa lalu
dikarenakan buruknya
sistem perawatan kritis
yang ada. Sudah
direncanakan dibeberapa
rumah sakit akan adanya
unit kritis yang lebih besar
dan kemungkinan
mendapatkan pelayana
perawatan kritis dirumah
atau tempat-tempat
alternatif lainnya. Perawat
kritis harus tepat
memantau informasi
terbaru dan
mengembangkan
kemampuan yang dimiliki
untuk mengelola metode
dan teknologi perawatan
terbaru.Seiring dengan
perkembangan
perawatan yang
dilakukan pada klien
semakin kompleks dan
banyaknya metode
ataupun teknologi
perawatan baru yang
diperkenalkan, perawat
kritis dipandang perlu
untuk selalu
meningkatkan
pengetahuannya.
G. Ruang lingkup
keperawatan kritis
American Association of
Critical Care
Nurses (AACN)
menyatakan bahwa
asuhan keperawatan
kritis mencakup diagnosis
dan penatalaksanaan
respon manusia terhadap
penyakit yang aktual atau
potensial yang
mengancam kehidupan
(AACN,1989).Lingkup
praktik asuhan
keperawatan kritis
didefinisikan dengan
interaksi perawat kritis,
pasien dengan penyakit
kritis, dan lingkungan
yang memberikan
sumber-sumber adekuat
untuk pemberian
perawatan.
Pasien yang masuk ke
lingkungan keperawatan
kritis menerima asuhan
keperawatan intensif
untuk berbagai masalah
kesehatan.Serangkaian
gejala memiliki rentang
dari pasien yang
memerlukan pemantauan
yang sering dan
membutuhkan sedikit
intervensi sampai pasien
dengan kegagalan fungsi
multisistem yang
memerlukan intervensi
untuk mendukung fungsi
hidup yang
mendasar.Pada
umumnya lingkungan
yang mendukung rasio
perbandingan perawat –
pasien yaitu 1:2
(tergantung dari
kebutuhan pasien), satu
perawat dapat merawat
tiga pasien dan,
terkadang seorang pasien
memerlukan bantuan
lebih dari satu orang
perawat untuk dapat
bertahan hidup.Dukungan
dan pengobatan terhadap
pasien-pasien tersebut
membutuhkan suatu
lingkungan yang
informasinya siap
tersedia dari berbagai
sumber dan diatur
sedemikian rupa
sehingga keputusan
dapat diambil dengan
cepat dan akurat.
H. Kompetensi spesialis
keperawatan kritis
Kompetensi ialah
seperangkat tindakan
cerdas, penuh tanggung
jawab yang dimiliki
seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu
oleh masyarakat dalam
melaksanakan tugas-
tugas dibidang pekerjaan
tertantu.Untuk
mengembangkan
kompetensi seseorang
perawat spesialis
keperawatan kritis kita
perlu mengetahui ciri-ciri
dari tingkat spesialis
keperawatan kritis itu
sendiri.
Kompetensi yang harus
dicapai oleh seorang
perawat kritis sesuai
Standar Operasional
Prosedur yang di lakukan
di ICU Dewasa
1. Penanganan Gangguan
Jalan Nafas :
a. Melakukan Terapi
Oksigen
b. Melakukan Bronchiaal
Washing
c. Melakukan Suction
d. Melakukan Intubasi
e. Melakukan Extubasi
/Weaning
2. Menggunakan Ventilator
:
a. Mempersiapkan
Ventilator
b. Set Ventilator
c. Merawat mesin
Ventilator
d. Mengukur Volume Tidal
e. Melakukan T-Piece
f. Memberikan obat
Inhalasi
g. Mengambil sampel
darah arteri unk. AGD
3. Penaganan Gangguan
Sistem Cardiovaskuler
a. Emergency Trolly
b. Melakukan rekaman
EKG
c. Memasang Monitoring E
K G , Saturasi Oksigen,
Tekanan Darah
d. R J P
e. Mengkaji pasien
Decompensasi Cordis
f. Mengkaji pasien MCI
g. Merawat pasien dengan
menggunakan CVP
h. Melakukan DC Shock
i. Memberi antikuagulan
j. Melakukan evaluasi post
streptase
k. Memberikan Pendidikan
Kesehatan dalam
pemberian Streptase
4. Penanganan Gangguan
Sistim Pencernaan
a. Memasang NGT
b. Melakukan Nutrisi
parenteral
5. Penanganan Gangguan
Sistim Perkemihan
a. Menghitung Balance
Cairan
b. Mengobservasi pasien
post Transplantasi
6. Penanganan Gangguan
Sistim Neorologi
a. Menilai tingkat
kesadaran /GCS
b. Melakukan Mobilisasi
7. Penanganan Gangguan
Endokrin
a. Melakukan pemberian
insulin pa pat.
Ketoasidosis.
I. Ciri-ciri Seorang
Perawat Kritis
Berikut ciri-ciri dari level
spesialis keperawatan
kritis menurut robertson
et al, (1996) adalah :
1. Mengelola pasien
dengan standar industri
yang konsiten
2. Hormat terhadap
sejawat dan lainnya
3. Role model
4. Utilisasi pengetahuan
dalam aplikasi dan
mengintergrasikan
pengetahuan dan praktek
5. Respon terhadap
perubahan lingkungan
secara kontinyu
6. Utilisasi riset dalam
praktek
7. Mendukung staf yang
kurang pengalaman dan
menunjukan kesadaran
kebutuhan dari keutuhan
unit
8. Profesional yang aktif
9. Memperlihatkan
keterampilan komunikasi
yang aktif
10. Memperlihatkan
keterampilan pengkajian
tingkat tinggi
11. Intrepretasikan situasi
yang kompleks
12. Bertindak sebagai
koordinator perawatan
Setelah mengetahui ciri-
ciri dari keperawatan kritis
spesialis maka kita lebih
mudah dalam
merumuskan kompetensi,
elemen dan ujuk
kerja/penampilan yang
dibutuhkan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keperawatan kritis
adalah keahlian khusus di
dalam ilmu perawatan
yang menghadapi secara
rinci dengan manusia
yang bertanggung jawab
atas masalah yang
mengancam jiwa.Perawat
kritis adalah perawat
profesional yang resmi
yang bertanggung jawab
untuk memastikan pasien
dengan sakit kritis dan
keluarga-keluarga
mereka menerima
kepedulian optimal
(American Association of
Critical-Care Nurses).
a. Konsep Keperawatan
Kritis
1. Tujuan
Untuk mempertahankan hidup (maintaining life).

2. Pengkajian

Dilakukan pada semua sistem tubuh untuk menopang dan mempertahankan sistem-sistem

tersebut tetap sehat dan tidak terjadi kegagalan.

3. Diagnosa keperawatan
Ditegakkan untuk mencari perbedaan serta mencari tanda dan gejala yang sulit diketahui

untuk mencegah kerusakan/ gangguan yang lebih luas.

4. Perencanaan keperawatan

Ditujukan pada penerimaan dan adaptasi pasien secara konstan terhadap status yang

selalu berubah.

5. Intervensi

Ditujukan terapi gejala-gejala yang muncul pertama kali untuk pencegahan krisis dan secara

terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai dapat beradaptasi dengan

tercapainya tingkat kesembuhan yang lebih tinggi atau terjadi kematian.


6. Evaluasi

Dilakukan secara cepat, terus menerus dan dalam waktu yang lama untuk mencapai

keefektifan masing-masing tindakan/ terapi, secara terus-menerus menilai kriteria hasil

untuk mengetahui perubahan status pasien.

b. Prinsip Keperawatan
Kritis
Pengatasan pasien
kritis dilakukan di ruangan
unit gawat darurat yang
disebut juga
dengan emergency depa
rtment sedangkan yang
dimaksud dengan pasien
kritis adalah pasien
dengan perburukan
patofisiologi yang cepat
yang dapat menyebabkan
kematian. Ruangan untuk
mengatasi pasien kritis di
rumah sakit dibagi atas
Unit Gawat Darurat
(UGD) dimana pasien
diatasi untuk pertama
kali, unit perawatan
intensif (ICU) adalah
bagian untuk mengatasi
keadaan kritis sedangkan
bagian yang lebih
memusatkan perhatian
pada penyumbatan dan
penyempitan pembuluh
darah koroner yang
disebut unit perawatan
intensif koroner (Intensive
Care Coronary Unit=
ICCU).

c. Isu Etik dan Leal


dalam Keperawatan
Kritis
Suatu pekerjaan
sebagai seorang perawat
rumah sakit ataupun
bagian dari staf pramedik
tidak membuat perawat
bisa menghindari
tanggung jawab dan
kewajiban mematuhi
hukum dalam setiap
tindakan atau pelayanan
keperawatan yang
dilakukan.Kumpulan
hukum atau peraturan
keperawatan yang telah
dikembangkan dikenal
sebagai standar
pelayanan keperawatan.
Standar pelayanan
keperawatan ditentukan
dengan pengambilan
keputusan akan tindakan
profesional yang paling
tepat dilakukan untuk
mengatasi masalah yang
ada.
d. Kecenderungan Trend
dan Isu Keperawatan
Kritis
Perawat kritis harus
tepat memantau informasi
terbaru dan
mengembangkan
kemampuan yang dimiliki
untuk mengelola metode
dan teknologi perawatan
terbaru.Seiring dengan
perkembangan
perawatan yang
dilakukan pada klien
semakin kompleks dan
banyaknya metode
ataupun teknologi
perawatan baru yang
diperkenalkan, perawat
kritis dipandang perlu
untuk selalu
meningkatkan
pengetahuannya.
e. Ruang Lingkup
Keperawatan Kritis
American Association of
Critical Care
Nurses (AACN)
menyatakan bahwa
asuhan keperawatan
kritis mencakup diagnosis
dan penatalaksanaan
respon manusia terhadap
penyakit yang aktual atau
potensial yang
mengancam kehidupan
(AACN, 1989).Lingkup
praktik asuhan
keperawatan kritis
didefinisikan dengan
interaksi perawat kritis,
pasien dengan penyakit
kritis, dan lingkungan
yang memberikan
sumber-sumber adekuat
untuk pemberian
perawatan.

f. Kompetensi Perawat
Kritis
1. Penanganan Gangguan
Jalan Nafas :
2. Menggunakan Ventilator
3. Penaganan Gangguan
Sistem Cardiovaskuler
4. Penanganan Gangguan
Sistim Pencernaan
5. Penanganan Gangguan
Sistim Perkemihan
6. Penanganan Gangguan
Sistim Neorologi
7. Penanganan Gangguan
Endokrin
g. Ciri-ciri Seorang
Perawat Kritis
Berikut ciri-ciri dari level
spesialis keperawatan
kritis menurut robertson
et al, (1996) adalah :
1. Mengelola pasien
dengan standar industry
yang konsiten
2. Hormat terhadap
sejawat dan lainnya
3. Role model
4. Utilisasi pengetahuan
dalam aplikasi dan
mengintergrasikan
pengetahuan dan praktek
5. Respon terhadap
perubahan lingkungan
secara kontinyu
6. Utilisasi riset dalam
praktek
7. Mendukung staf yang
kurang pengalaman dan
menunjukan kesadaran
kebutuhan dari keutuhan
unit
8. Profesional yang aktif
9. Memperlihatkan
keterampilan komunikasi
yang aktif
10. Memperlihatkan
keterampilan pengkajian
tingkat tinggi
11. Intrepretasikan situasi
yang kompleks
12. Bertindak sebagai
koordinator perawatan

DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/243508922/Bab-II-Prespektif-Kep-Kritis#scribd (Diakses tanggal 9/9/2015)

Laura A. 1997. Pengkajian


Keperawatan Kritis Edisi:
2. Jakarta: EGC
Morton, Patricia Gonce, dkk.
2011. Keperawatan Kritis:
Pendekatan Asuhan
Holistik. Jakarta: EGC
Tabrani. 2007. Agenda gawat
darurat (Critical Care). P.
T Alumni: Bandung
______. 2014. Critical Care
Nursing.
Http://www.en.wikipedia.org/w
iki/Critical_care_nursing
(Diakses tanggal
9/9/2015)

Anda mungkin juga menyukai