Anda di halaman 1dari 18

Teori Akuntansi Keuangan

SAP 7

“Kerangka Konseptual menurut FSAB”

Dosen Pengampu: Dr. Ida Bagus Putra Astika, S.E., M.Si., Ak

Oleh Kelompok 11 Kelas B

Ni Putu Winda Ayuningtyas (1981611032) (01)

Ni Putu Lisna Vitriani (1981611036) (05)

A.A Istri Pranyanita (1981611049) (18)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
KONSEP DASAR AKUNTANSI MENURUT PATON DAN LITTLETON

A. Entitas Bisnis atau Kesatuan Usaha (The Business Entity)


Bahwa perusahaan dianggap sebagai suatu kesatuan atau badan usaha ekonomik yang
berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan kedudukannya terpisah dari pemilik atau
pihak lain yang menanamkan dana dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi
pusat perhatian atau sudut pandang akuntansi.

B. Kontinuitas Kegiatan/Usaha (Continuity of Activity)


Bahwa kalau tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa datang bahwa
kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan
usaha tersebut akan berlangsung terus sampai waktu tak terbatas.
Dalam menghadapi ketidakpastian kelangsungan usaha, akuntansi menganut konsep ini
atas dasar penalaran bahwa harapan normal atau umum (normal expectation) pendirian
perusahaan adalah untuk berlangsung terus dan berkembang bukan untuk mati atau likuidasi.

C. Mengukur Pertimbangan-Pertimbangan (Measured Consideration)


Bahwa jumlah rupiah/agregat-harga (price-aggregate) atau penghargaan sepakatan
(measured consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau kegiatan pertukaran
(exchange activities) merupakan bahan olah dasar akuntansi (the basic subject matter of
accounting) yang paling objektif terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk
(pendapatan) dan sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen
atau pos-pos pelaporan keuangan diatur atas dasar penghargaan sepakatan tersebut.

D. Kos Melekat (Cost Attach)


Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah bergerak
dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang didekati.
Berbagai kos mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya ikatan objek-
objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen digabungkan menjadi suatu objek atau
barang baru, gabungan kos yang baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos
yang melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat
pada barang baru.

1
E. Upaya dan Capaian/Hasil (Effort and Accomplishment)
Bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan.
Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Secara konseptual,
pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.

F. Bukti Objektif yang Dapat diperiksa (Variviable, Objective Evidence)


Bahwa informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan tingkat
keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan didukung oleh bukti-bukti
yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (keabsahannya/keautetikannya). Objektivitas bukti
harus dievaluasi atas dasar kondisi yang melingkupi penciptaan, pengukuran, dan penangkapan
atau pengakuan data akuntansi. Jadi, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas mutlak
melainkan pada objektivitas relatif yaitu objektivitas yang paling tinggi pada waktu transaksi
terjadi dengan mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi pada waktu tersebut.

G. Asumsi (Assumptions)
Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya merupakan
asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala keterbatasannya.
Asumsi – asumsi tersebut adalah :
a) Kesatuan Usaha: Terbatas penggunaannya jika diterapkan pada kegiatan
departemen, operasi unit pemerintahan, keiatan usaha perseorangan atau firma dan
kegiatan usaha perusahaan afiliasi (anak).
b) Kontinuitas Usaha: Asumsinya didasarkan atas pengalaman perusahaan pada
umumnya.
c) Periode Satu Tahun: Satu tahun adalah waktu yang tepat untuk pelapran , karena
tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang.
d) Harga Pokok Sebagai Bahan Olah Akuntansi: Harga pokok faktor produksi tersebut
adalah HP pada saat terjadinya.
e) Daya beli uang stabil.
f) Tujuannya adalah Mencari Laba : Perusahaan dipandang sebagai suatu organisasi
yang dibentuk untuk menghasilkan pendapatan.

2
GAMBARAN UMUM KONSEP DASAR OLEH FASB
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai:
“A coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting
and reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan
bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai
laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan
keuangan perusahaan. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika
mengacu pada kerangka teori yang telah ada. Perkembangan kerangka konseptual (conceptual
framework) FASB melahirkan beberapa konsep dasar atau sering disebut dengan Statements of
Financial Accounting Concepts (SFAC) diantaranya:
a. SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
b. SFAC No. 2, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
c. SFAC No. 3, ”Elements of Financial Statements of Business Enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, seperti asset,
liabilities, equity, revenue, dan expense.
d. SFAC No. 5, “Recognition and Measurements in Financial Statements of Business
Enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta
pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus dimasukkan ke dalam laooran
keuangan dan kapan waktu pelaporannya.
e. SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”, yang menggantikan SFAC No. 3 dan
memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi
nirlaba.
f. SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan
yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.

3
Berikut adalah penjelasan SFAC menurut (Wolk, Dodd et al. 2013)
A. SFAC No. 1 (1978), Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises
Secara umum, SFAC No. 1 membahas mengenai tujuan pelaporan keuangan. Tujuan
akuntansi menurut statement ini adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan bisnis oleh pengguna laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan
harus bersifat general purpose atau melayani semua keutuhan secara umum, sementara
pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan yang berbeda-beda (heterogen).
Dalam SFAC No. 1 terdapat beberapa value judgments yang penting:
 Kegunaan laporan keaungan harus melebihi dari biaya dalam pembuatannya.
 Selain laporan akuntansi ada beberapa hal yang bias menjadi sumber informasi sebuah
perusahaan.
 Akuntansi akrual sangat berguna dalam menilai dan memperkirakan earning power dan
aliran kas perusahaan
 Informasi yang diberikan seharusnya berguna, namun pengguna harus menggunakan
prediksi dan penilaian mereka sendiri
Pada dasarnya, SFAC No. 1 ini menjelaskan bahwa pelaporan keuangan diharuskan
menyajikan informasi ekonomi tentang sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemilik
perusahaan. Selain itu, kinerja sebuah perusahaan juga harus dilaporkan dalam laporan laba
rugi yang dinyatakan dari pengukuran jumlah laba perusahaan beserta komponennya serta
bagaimana kinerja arus kas perusahaan.

B. SFAC No. 2 (1980), Qualitative Characeristics Of Accountingg Information


SFAC No. 2 menjelaskan mengenai karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi. Selain
itu, dijelaskan juga mengenai fungsi laporan keuangan yaitu untuk membantu pengguna dalam
pengambilan keputusan bisnis. Seperti tertulis di SFAC No. 1, seluruh pengguna dianggap
memahami dan mengerti isi dari laporan keuangan, akan tetapi pada kenyataannya tidak
semuanya demikian. Laporan keuangan yang dimengerti (understandability) atau tidak tetap
saja terdapat batasan dimana kebermanfaatan dari informasi laporan keuangan harus lebih
besar daripada biaya yang dikeluarkan dalam penyajian laporan keuangan (information
economics).
Selain itu dalam penyajian laporan keuangan, setidaknya laporan keuangan harus
mencakup dua kualitas spesifik keputusan primer, yaitu relevance dan reliability. Relevance
memiliki tiga aspek, yaitu:

4
(1) Predictive value (nilai prediktif): kebergunaan laporan dalam memprediksi kejadian
ekonomis di masa depan
(2) Feedback value (nilai umpan balik): laporan keuangan dapat mengkonfirmasi atau
mengoreksi ekspektasi manajemen sebelumnya
(3) Timeliness (ketepatan waktu): informasi laporan keuangan sesuai dengan pertimbangan
pengguna saat ini
Sementara itu, Reliability terdiri dari tiga aspek berikut:
(1) Verifiability: menurut (Holthausen and Watts 2001), variability memiliki kontribusi
dalam menjamin kualitas suatu informasi akuntansi karena melalui serangkaian
verifikasi untuk merepresentasikan hal yang dijelaskan sebenarnya.
(2) Representational faithfulness: representational faithfulness berkaitan dengan
measurement theory. Representational faithfulness mengacu pada gagasan bahwa
pengukuran itu sendiri harus berkorespondensi dengan fenomena yang diukur.
(3) Neutrality: proses penyusunan standar seharusnya memperhatikan relevance dan
reliability di atas efek standar tersebut terhadap kelompok pengguna laporan keuangan
atau perusahaan itu sendiri
Selain konsep-konsep di atas, ada bebrapa konsep lain yang dibahas dalam Statement No.
2, yaitu:
(1) Conservatism: pertimbangan mengenai pengakuan yang dapat memengaruhi seluruh
pos. konservatisme menekankan pada mendahulukan pengakuan beban daripada
pendapatan.
(2) Comparability dan Consistency: laporan keuangan memiliki kemampuan untuk
dibandingkan dengan laporan keuangan lainnya dalam kurun waktu tertentu maupun
jenis perusahaan tertentu, dan mengadopsi kebijakan atau standar yang konsisten dari
waktu ke waktu.
(3) Materiality: pertimbangan dalam menilai suatu ukuran yang dapat ditoleransi ataupun
tidak dan mempengaruhi besar kecilnya salah saji dalam pelaporan keuangan.

C. SFAC No. 3 (1980), Elements Of Financial Statements Business Enterprises


Statement No. 3 mendefinisikan 10 elemen laporan keuangan, di antaranya adalah sebagai
berikut:

5
(1) Aktiva, manfaat ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa depan, yang
diperoleh atau dikuasai oleh perushaan sebagai hasil dari transaksi bisnis atau kejadian-
kejadian di masa lalu.
(2) Kewajiban, sebuah pengorbanan ekonomi yang memiliki kemungkinan terjadi di masa
depan, yang muncul akibat kewajiban berjalan perusahaan atau kewajiban yang
ditimbulkan dari transaksi bisnis atau kejadian di masa lalu untuk mengalokasikan
aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa mendatang.
(3) Ekuitas, berupa kepentingan dalam aktiva sebuah perusahaan, yang telah dikurangi
dengan utang-utangnya.
(4) Investasi oleh pemilik, kenaikan aktiva bersih sebuah entitas yang dihasilkan akibat
alokasi suatu hal yang bernilai dari perusahaan lain terhadap perusahaan tersebut untuk
memperoleh kepentingan kepemilikan di dalam organisasi.
(5) Deviden, penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan akibat transfer aktiva, penyediaan
jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
(6) Laba komprehensif, perubahan modal sebuah perusahaan selama suatu periode tertentu
akibat transaksi dan kejadian lainnya yang tidak berasal dari pemilik.
(7) Pendapatan, inflow atau peningkatan atas aktiva sebuah perusahaan atau pembayaran
utang-utang perusahaan selama siklus akuntansi, atau dimulai dari kegiatan produksi
barang atau penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan
operasional utama perusahaan.
(8) Beban, outflow atau penggunaan atas aktiva sebuah perusahaan atau meningkatnya
jumlah kewajiban selama suatu siklus akuntansi dari kegiatan produksi barang
penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasional
utama perusahaan.
(9) Keuntungan, sebuah kenaikan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi peripheral atau insidentil dari transaksi-transaksi ataupun kejadian lainnya
dan situasi yang mempengaruhi keuangan perusahaan selama suatu periode tertentu,
selain yang bersasal dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
(10) Kerugian, sebuah penurunan ekuitas sebuah perusahaan yang ditimbulkan dari
transaksi peripheral atau insidental maupun dari transaksi dan kejadian lainnya yang
mempengaruhi perusahaan selama suatu periode akuntansi, selain yang bersasal dari
pendapatan atau investasi pemilik.

6
D. SFAC No. 4 (1980), Objectives of Financial Reporting By Nonbusiness Organizations
SFAC No. 4 ini berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan nonbisnis, dimana
karakterisitik dari organisasi non bisnis adalah:
(1) Penerimaan sumber daya meskipun jumlahnya besar akan tetapi tidak mengharapakan
pengembalian.
(2) Tujuan operasi selain untuk menyediakan barang dan jasa
(3) Tidak adanya kepentingan pemilik yang dapat dijual, dipindah, atau ditebus atau yang
merupakan jatah bagian dari distribusi sisa sumber daya pada saat likuidasinya.

E. SFAC No. 5 (1984), Recognition Dan Measurement In Financial Statements Of


Business Enterprises
SFAC No. 5 menjelaskan mengenai pengakuan dan pengukuran. Salah satu fokus SFAC
No. 5 adalah menjelaskan pengertian earning yang berbeda dengan net income. Earning
merupakan net income dikurangi efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya
perubahan prinsip akuntansi yang digunakan. Dengan demikian, selain statement of earning,
sekarang muncul statement of comprehensive income yang memuat:
1) Semua perubahan ekuitas pemilik selain setoran pemilik pada periode tersebut
2) Efek kumulatif pada tahun sebelumnya karena adanya perubahan prinsip akuntansi
yang digunakan
3) Efek rugi/untung dari marketable securities yang bukan termasuk aset lancar
4) Penyesuaian mata uang asing.
Karena adanya pembedaan konsep antara earning dan comprehensive income,
muncullah masalah pengukuran. Recognition criteria mengacu pada ketika aset, kewajiban,
biaya, pendapatan, untung, atau rugi harus dicatat. Adapun dalam pengukuran baik aktiva
ataupu pasiva harus memenuhi beberapa atribut diantaranya, historical cost,
current/replacement cost, exit/current market value, net realizable value (selling cost – any
cost to complete or dispose), dan present (discounted) value atau aliran kas masa depan.

F. SFAC No. 6 (1985), Elements Of Financial Statements; A Replacement of FASB


Concepts Statements No. 3 Also Incorporating An Amendment of FASB Concepts
Statements No. 2
SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3, dimana definisi yang terdapat
didalamnya sama persis dengan yang tertulis di SFAC No. 3 yang ditambahkan cakupan

7
sampai ke organisasi nonbisnis. Dengan demikian, karakteristik informasi akuntansi pada
SFAC No. 2 juga berlaku bagi organisasi nonbisnis.
SFAC No 6 berhubungan erat dengan proses pengakuan. Pengakuan berkaitan dengan
elemen-elemen mana yang dimasukan ke dalam financial statement termasuk atributnya yang
harus di ukur.Pengakuan berkaitan dengan bagaimana infromasi tersebut diklasifikasikan dan
disajikan.Untuk bisa dimasukan sebagai financial statement suatu transaksi tidak hanya harus
memenuhi definisi elemen, tetapi juga harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran
yang andal. Unsur-unsur laporan keuangan terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Bagian Pertama terdiri atas tiga unsur yaitu: kekayaan, kewajiban, dan modal yang
menggambarkan tingkat atau jumlah sumber-sumber ekonomi atau klaimpada suatu
saat.
2. Bagian Kedua terdiri atas tujuh elemen , yaitu laba komprehensif dengan komponen
pendapatan, biaya untung dan rugi, serta investasi oleh pemilik dan distribusi kepada
pemilik.
SFAC No. 6 mendefinisikan sepuluh elemen laporan keuangan:
1. Aktivat adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh
atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa
lalu.
2. Kewajiban pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang
berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa
pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
3. Ekuitas adalah hak sisa atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan utang. Dalam
perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
4. Investasi oleh pemilik adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer
entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau
meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.
5. Distribusi pada pemilik adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari
transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.
6. Laba komprehensif adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selama satu periode
yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan
berasal dari pemilik.
7. Pendapatan adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan utang suatu
entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman atau

8
produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan
kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
8. Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan utang suatu
entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu periode, yang berasal dari pengiriman atau
produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan
kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
9. Keuntungan adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan
berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas
dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.
10. Kerugian adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan
berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas
dalam satu periode diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.

G. SFAC No. 7 (2000), Using Cash Flow Informasi Dan Present Value In Accounting
Measurements
SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia
sehingga harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang. Poin penting mengenai
pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan untuk mensimulasi fair
value. Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate harus diikutkan dalam
perhitungan credit standing perusahaan. Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara
terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian. SFAC
No. 7 ini menyediakan:
1. kerangka kerja untuk dapat menggunakan future cash flows sebagai basis pengukuran saat
pengakuan awal dan pengukuran segera serta untuk metode interest dalam penentuan
amortisasi,
2. prinsip-prinsip umum yang mengatur penggunaan present value terutama ketika jumlah
dari future cash flow, waktunya atau waktu dan tingkat ketidakpastiannya,
3. pemahaman yang bersifat umum dari tujuan pengukuran-pengukuran present value dalam
akuntansi.
Tujuan SFAC No. 7 adalah:
1. Pengukuran dalam akuntansi dengan menggunakan present value dapat digunakan untuk
menangkap dan untuk mengembangkan perbedaan di antara aliran kas ekspektasian di masa
yang akan datang.

9
2. Menyediakan informasi yang relevan melalui pelaporan keuangan karena present value
menggambarkan beberapa atribut pengukuran asset dan liabilities secara logis.
 International Accounting Standard 37
IAS 37 adalah standar pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh IASB yang
menetapkan persyaratan akuntansi dan pengungkapan untuk ketentuan, kewajiban kontinjensi
dan aset kontinjensi, dengan beberapa pengecualian, menetapkan prinsip penting bahwa
ketentuan yang harus diakui hanya jika entitas memiliki ketentuan kewajiban. Pada tahun 1998
IASC mengagendakan proyek riset terkait dengan pentingnya penggunaan present value dalam
akuntansi keuangan. Bentuk statement yang menyediakan kerangka dasar penggunaan basis
future cash flows sebagai dasar pengukuran akuntansi, yaitu: (1) menggambarkan tujuan
pengukuran-pengukuran dalam present value dalam akuntansi, dan (2) menyediakan prinsip-
prinsip akuntansi yang berterima umum yang mengtur penggunaan present value, khususnya
jumlah future cash flows sesuai dengan masanya atau waktu yang penuh dengan ketidakpastian.
Penggunaan present value dalam pengukuran akan menangkap secara penuh
perbedaan-perbedaan ekonomik dari masing-masing asset termasuk elemen-elemennya.
Konvensi-konvensi akuntansi yang memiliki scope dan penanganan yang berbeda terkait
dengan pengukuran diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Fair value measurement, mengisyaratkan bahwa 5 elemen digunakan untuk menangkap
ekspektasi maupun estimasi-estimasi ketika pelaku pasar akan menggunakan faktor-
faktor jumlah dengan mana asset yang dibeli atau yang dijual dalam current transaction
diantara berbagai pihak.
2. Value-in-use and entity-specific measurements, berusaha menangkap nilai-nilai asset
dan keajiban dalam hubungannya dengan entitas tertentu.
3. Effective-settlement measurement, menggambarkan jumlah current amount dari asset
jika diinvestasikan sekarang pada suatu tingkat bunga tertentu yang akan memberikan
future cash inflows yang sebanding dengan cash outflows untuk setiap kewajiban
tertentu.
4. Cost-accumulation or cost-accrual measurement mencoba untuk menangkap kos
(khususnya incremental cost) bahwa suatu entitas mengantisipasi kos yang akan
dikenakan dalam perolehan suatu asset.
 Present Value dan Fair Value
Merupakan satu-satunya tujuan, saat digunakan dalam pengukuran akuntansi,
khususnya pada pengukuran awal, dan pengukuran segera dalam mengestimasi fair value.

10
Unsur-unsur yang membentuk perbedaan ekonomik diantara jenis-jenis asset dan liabilitas
adalah:
1. Estimasi tentang future cash flow, dimana kasus-kasus yang lebih komplek
memunculkan serangkaian future flows yang bebeda dari waktu ke waktu.
2. Harapan-harapan yang berhubungan dengan variasi-variasi yang mungkin
dalam jumlah atau waktu dari keseluruhan cash flow.
3. The time value of money yang digambarkan melalui tingkat bunga bebas risiko.
4. Harga yang menghubungkan secara inheren ketidakpastian dalam aset atau liabilitas.
5. Lain-lain aset dan liabilitas yang kadang-kadang dikenali, faktor-faktor mencakup
likuiditas dan ketidaksempurnaan pasar.
 Prinsip-prinsip Umum
Prinsip-prinsip umum mengatur dan menentukan berbagai aplikasi teknik-teknik
present value dalam pengukuran asset dan kewajiban, yaitu:
1. Sedapat mungkin, tingkat bunga dan cash flows yang diestimasi merefleksikan asumsi-
asumsi yang berhubungan dengan future event dan ketidakpastian yang akan datang
dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan asset atau kelompok asset dalam
transaksi kas jangka panjang.
2. Tingkat bunga yang digunakan untuk discount cash flows harus merefleksikan asumsi-
asumsi yang konsisten dengan kondisi-kondisi yang melekat dalam cash flows yang
diestimasi. Di satu sisi pengaruh asumsi-asumsi akan mungkin telah dihitung ganda
atau keliru.
3. Estimasi cash flow yang telah dibuat juga tingkat bunga yang digunakan harus bebas
dari bias dan faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan dengan aset dan liabilitas
bersangkutan, serta harus merefleksikan rentang outcome yang masuk akal dibanding
dengan pernyataan, minimum atau maksimum angka yang mungkin.
Pengukuran dengan present value dimulai dari set future cash flows, tapi dibutuhkan
penggunaan standar akuntansi untuk menyesuaikan pendekatan yang berbeda dalam
menentukannya. Pencaharian rate yang tepat dan sepadan dengan resiko setidaknya
membutuhkan dua tahapan analisis yaitu: (1) asset atau liabilitas di pasaran, dan (2) tingkat
bunganya dapat diamati serta asset dan liabilitas yang dimiliki terukur.
 Relevansi dan Reliabilitas Suatu Informasi
Berbagai pengukuran didasarkan pada estimasi-estimasi yang secara inherent estimasi
tersebut disusun dengan tingkat ketelitian terbatas, dan pengukuran sendiri merupakan potret

11
jumlah aliran kas aau nilai present value-nya. Estimasi cash flow untuk masa depan biasanya
tidak sesuai dengan realisasinya. Konsep pelaporan menyatakan bahwa meskipun informasi
tersebut berbeda, namun memiliki tingkat relevansi yang tinggi walau tidak andal. Relevansi
dan reabilitas haruslah seimbang terhadap isu-isu yang membedakan satu dengan yang lainnya.
Penting untuk dipahami, bahwa isu-isu yang menyangkut kualitas tersebut akan memberikan
beban yang berbeda bahkan saling bertukar dari satu situasi ke situasi berikutnya.
Pengukuran-pengukuran present value menjadi lebih kompleks dibanding dengan
future cash flows ekspektasian yang menggunakan asumsi sederhana. Para akuntan mungkin
menghasilkan kesimpulan yang berbeda terkait dengan jumlah dan saat atau waktu future cash
flows dan penyesuaian yang simetris dengan ketidakpastian dan risiko. Bagaimanapun, harus
seimbang antara prospek suatu pengukuran undiscounted yang membuat aset atau kewajiban
tampak dapat diperbandingkan.
 Pengukuran Hutang Dengan Menggunakan Pendekatan Present Value
Pengukuran liabilitas kadang melibatkan permasalahan yang berbeda dibangkan asset,
sehingga memerlukan terknik yang berbeda pada fair value-nya. Ketika memakai terknik
present value untuk menaksir fair value kewajiban, tujuannya adalah menaksir asset yang
diakui sekarang untuk menjamin liabilitas tersebut yang melibatkan pemilik, atau untuk
mengakui liabilitas tersebut di dalam entitas dengan jumlah yang dapat diperbandingkan.
Untuk mengestimasi fait value atas catatan yang dimiliki entitas, para akuntan mencoba
menaksir nilai tersebut berdasarkan nilai yang diambil dari entitas lain yang mengakui liabilitas
tersebut sebagai asset. Prosesnya sama seperti pengukuran asset, namun liabilitas pada kelas
individu tidak selalu disertai penjualan asset yang mereka miliki.
 Pengukuran Hutang dan Posisi atau Sisa Kredit
Ukuran liabilitas yang paling relevan selalu merefleksikan posisi kredit yang dimiliki
entitas yang wajib dilunasi. Mereka memegang kewajiban entitas tersebut sebagai aset
pernyataan atas posisi kredit yang dimiliki entitas dengan jumlah yang menentukan harga atau
nilai yang akan mereka bayar. Suatu entitas yang memiliki posisi kredit yang kuat akan
menerima kas yang lebih besar, yang berhubungan dengan janji untuk membayar dibanding
dengan enitas yang memiliki posisi kredit lemah.
Dampak dari posisi kredit yang dimiliki entitas pada fair value liabilitas tertentu
tergantung kemampuan entitas membayar pada ketentuan kewajiban yang memberikan
perlindungan kepada pemilik. Peran posisi kredit yang dimiliki entitas secara umum penting,

12
namun sedikit yng bersifat langsung. Transaksi penyelesaian liabilitas melibatkan entitas
sebagai pihak yang diwajibkan.

H. SFAC No. 8, Conceptual Frameworks for Financial Reporting


SFAC No. 8 dibuat untuk menggantikan SFAC No. 1 dan 2, yang dimaksudkan untuk
menetapkan tujuan dan konsep fundamental yang akan menjadi dasar pengembangan akuntansi
keuangan dan pedoman pelaporan. Secara umum, isi dan tujuan SFAC No. 8 yaitu; (1) bagian
pertama hasil proyek dengan IASB dalam merumuskan konsep dasar akuntansi keuangan, (2)
menggantikan SFAC No. 1 dan 2, serta (3) terdiri dari tiga bab, yaitu bab 1 (tujuan umum
pelaporan keuangan), bab 2 (entitas laporan) dan bab 3 (karakteristik kualitatif informasi
keuangan bermanfaat). Namun yang akan dibahas hanya bab 1 dan bab 3.

 Bab 1 (Tujuan Umum Pelaporan Keuangan)


1. Sikap pelaporan keuangan
a) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan
b) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan keuangan
c) Komponen lain pelaporan keuangan: (1) Supplementary information (disklosur
pengaruh perubahan tingkat harga dan informasi cadangan minyak dan gas), dan
(2) Other means of financial reporting (management discussion and analysis dan
letters to stockholders)
2. Tujuan pelaporan keuangan, ada 3, yaitu:
a) Menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat bagi investor dan kreditor dalam
membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas pelapor.
b) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas, investor dan
kreditor yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim terhadap
entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen entitas melakukan
pengelolaan dan komisarisbyang telah menyelesaikan tanggung jawab mereka untuk
menggunakan sumber daya entitas.
c) menyediakan informasi tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu
informasi tentang sumber daya ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi
tersebut dalam pelaporan entitas.
3. Primary users
Para pengguna informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu: (1)
para investor dan calon investor, serta (2) para kreditor dan calon kreditor. Investor dan
13
kreditor merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi
tidak memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.
4. Infromasi yang dibutuhkan investor dan kreditor ada dua, yaitu:
a) Informasi yang dapat membantu mereka menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas
di masa mendatang.
b) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber daya entitas,
klaim atas entitas tersebut, dan apakah manajemen telah mengelola sumber daya yang
dimiliki entitas secara efektif dan efisien.
5. Informasi tentang pelaporan sumber daya ekonomik suatu entitas, perubahan dan klaim
atas sumber daya
Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi
keuangan suatu entitas pelaporan. Selain itu, laporan keuangan juga menyediakan
informasi tentang pengaruh-pengaruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang
mengubah sumber daya ekonomi suatu entitas dan klaim.
6. Perubahan dan klaim atas sumber daya
a) Perubahan atas sumber daya entitas dan klaim kepada entitas berasal dari kinerja dan
transaksi serta kejadian lain seperti penerbitan instrument hutang dan ekuitas.
b) Pengguna perlu mengetahui perbedaan antara kedua sumber perubahan tersebut, yaitu
apakah perubahan tersebut berasal dari kinerja entitas dan transaksi atau dari hutang
dan ekuitas.
c) Implikasinya ada tiga, yaitu: laporan laba rugi, posisi keuangan, serta perubahan
ekuitas.
 Bab 3 (Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan Bermanfaat)
1. Karakteristik kualitatif fundamental
a) Relevansi, Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki kriteria
unsur kualitas, yaitu: nilai prediksi (jika dapat digunakan sebagai masukan bagi proses
yang digunakan oleh pengguna untuk memprediksi hasil masa depan) dan nilai
konfirmatori (jika dapat memberikan umpan balik mengenai evaluasi sebelumnya atau
keduanya).
b) Representasi, ada tiga karakteristik, yaitu: lengkap (mencakup semua informasi yang
diperlukan pengguna untuk memahami fenomena yang sedang digambarkan termasuk
semua deskripsi yang diperlukan dan penjelasannya) netral (penyajian informasi
keuangan tanpa bias untuk meningkatkan probabilitas bahwa informasi keuangan akan

14
diterima baik atau tidak oleh pengguna) dan bebas dari kesalahan (tidak ada kesalahan
dalam deskripsi fenomena dan proses yang digunakan untuk menghasilkan informasi
yang dilaporkan telah dipilih dan diterapkan dengan tidak ada kesalahan dalam proses).
2. Menerapkan karakteristik kualitatif fundamental
Proses yang paling efisien dan efektif untuk menerapkan karakteristik kualitatif
fundamental biasanya harus memenuhi syarat sebagai berikut.
a) Mengidentifikasi fenomena ekonomi yang memiliki potensi untuk menjadi berguna
bagi para pengguna.
b) Mengidentifikasi jenis informasi tentang fenomena yang akan relevan jika tersedia dan
dapat setia diwakili.
c) Menentukan apakah informasi yang tersedia dan dapat setia diwakili.
3. Meningkatkan karakteristik kualitatif
a) Dapat dibandingkan, memungkinkan pengguna untuk mengidentifikasi dan memahami
kesamaan dan perbedaan antara item-item laporan keuangan.
b) Dapat diverifikasi, berarti bahwa pengamat berpengetahuan dan independen yang
berbeda bisa mencapai konsensus meskipun tidak selalu perjanjian yang lengkap,
bahwa penggambaran tertentu merupakan representasi setia.
c) Ketepatan waktu, berarti memiliki informasi yang tersedia untuk mengambil keputusan
dalam waktu yang akan mampu memperbaharui keputusan mereka. Semakin lama
informasi maka informasi tersebut menjadi kurang berguna.
d) Dapat dipahami, yaitu mengklasifikasikan, mengkarakterisasi, dan menyajikan
informasi secara jelas dan ringkas akan membuat informasi dapat dimengerti.
4. Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif
Menerapkan dan meningkatkan karakteristik kualitatif merupakan proses berulang
yang tidak mengikuti perintah yang ditentukan. Meningkatkan karakteristik kualitatif harus
sejauh mungkin dimaksimalkan baik secara individu maupun kelompok.

5. Kendala manfaat dan biaya pada pelaporan keuangan


Kendala yang paling luas atas informasi adalah kendala biaya. Ada beberapa jenis
biaya dan manfaat yang perlu dipertimbangkan. Penyedia informasi keuangan
mengeluarkan sebagian besar usaha untuk mengumpulkan, mengolah, memverifikasi, dan
menyebarluaskan informasi keuangan, namun para pengguna yang akhirnya menanggung
biaya dalam bentuk berkurangnya return.

15
Pelaporan informasi keuangan yang relevan dan representatif akan membantu
pengguna untuk membuat keputusan. Karena subjektivitas, maka penilaian individu atas
biaya dan manfaat dari pelaporan barang-barang tertentu atas informasi keuangan akan
bervariasi. Oleh karena itu dewan berupaya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat
dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan umum dan tidak hanya dalam kaitannya
dengan entitas pelaporan individu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Triyuwono,Iwan. 2003. Konsekuensi Penggunaan Enthity Teori Sebagai Konsep Dasar


Standar Akuntansi Perbankan Syariah, JAAI, Volume 7 , No. 1, Juni 2003
Wolk, H. I., et al. (2013). Accounting Theory Conceptual Issues in a Political and Economic
Environment. sagepub.com, SAGE Publications, Inc.
https://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/konsep-dasar-akuntansi/, diakses 12
Oktober 2019.

17

Anda mungkin juga menyukai