Oleh Kelompok 5
1. SAHAM PREFEREN
Saham preferen merupakan jenis saham yang dikeluarkan oleh perusahaan selain dari
kelas saham biasa. Saham preferen memiliki hak-hak prioritas yang lebih dari saham biasa dan
mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Hak-hak prioritas yang dimaksud
adalah hak atas dividen yang tetap seperti karakteristik obligasi yang membayarkan bunga atas
pinjaman secara tetap dan hak terlebih dahulu atas aktiva ketika dilikuidasi dibandingkan
dengan hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa.
1.1 Karakteristik Saham Preferen
1. Preferen terhadap Dividen, yaitu pemegang saham preferen mempunyai hak untuk
menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Selain
itu, saham preferen juga memberikan hak dividen kumulatif bagi pemiliknya apabila
pada tahun-tahun sebelumnya dividen belum dibayarkan.
- Pemegang saham preferen memiliki hak untuk menerima deviden terlebih dahulu
dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
- Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima
dividennya. Jika saham preferen disebutkan memberikan hak dividen kumulatif,
maka dividen-dividen tahun sebelumnya yang belum dibayarkan disebut dengan
dividends in arrears.
2. Preferen pada saat Likuidasi, yaitu pemegang saham preferen mempunyai hak
terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham biasa
pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar
nilai nominal saham preferennya termasuk seluruh dividen kumulatif yang belum
dibayar jika bersifat kumulatif.
1.2 Jenis-Jenis Saham Preferen
Saham preferen yang ditawarkan oleh perusahaan untuk menarik minat investor dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu
1. Convertible Preferred Stock atau saham preferen yang dapat dikonversikan ke saham
biasa dengan rasio pertukaran yang sudah ditentukan.
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen
menambah bentuk di dalamnya yang memungkinkan pemeggangnya untuk menukar
saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
Pertukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan keuntungan atau
kerugian di perusahaan emiten. Di perusahaan emiten, nilai yang dicatat untuk saham-
saham ini adalah sebesar nilai nominalnya dan selisih yang diterima yang berbeda
dengan nilai nominalnya dicatat sebagai Agio Saham. Juga di dalam catatan perusahaan
emiten, nilai pasar saat penukaran tidak diperhitungkan karena pertukaran saham
tersebut dilakukan secara langsung dengan perusahaan.
2. Callable Preferred Stock atau saham preferen yang dapat ditebus merupakan bentuk
saham preferen yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk
membeli kembali saham tersebut dari pemegang saham di waktu mendatang dengan
nilai tertentu.
3. Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock (ARP) atau saham preferen dengan
tingkat dividen yang disesuaikan ini merupakan bentuk saham preferen inovasi di
Amerika Serikat yang pembayaran dividennya tidak tetap tetapi sesuai dengan tingkat
return dari sekuritas aktiva bebas risiko.
2. SAHAM BIASA
Saham biasa merupakan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam satu kelas
saham saja dan pemegang saham adalah pemilik perusahaan, sehingga pemegang saham biasa
memiliki beberapa hak, yaitu:
a) Hak kontrol, pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa yang akan
direksi yang dilaksanakan setiap tahunan atau memveto tindakan tindakan yang
keuntungan perusahaan. Jumlah dividen yang akan dibagikan kepada para pemegang
saham tergantung pada kebijakan dividen yang diterapkan perusahaan, dan tidak semua
untuk saham biasa dilakukan setelah perusahaan membayarkan dividen untuk saham
preferen.
c) Hak Preemptif, Hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika
kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga saham lama dari kemerosotan
nilai. Hak ini diprioritaskan bagi pemegang saham lama untuk membeli tambahan
saham yang baru sehingga persentase kepemilikannya tidak berubah. Melindungi hak
control dari pemegang saham lama dapat diilustrasikan sebagai berikut pemegang
saham lama memiliki persentase saham sebesar 51% dari jumlah total10.000 lembar
saham yang berarti memiliki control atas perusahaan. Dilain pihak karena tidak adanya
hak preemptif manajer yang memiliki saham sebesar 40% mengeluarkan saham baru
kepemilikan saham berubah, manajer yang awalnya memiliki saham minoritas akan
berubah menjadi saham mayoritas dengan persentase 52% ((4.000 +2.500) /(10.000
+2.500)), sebaliknya pemegang saham awal akan menjadi pemegang saham minoritas
adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot dapat
diilustrasikan sebagai berikut pemegang saham lama memiliki persentase saham 51%
dari total 10.000 lembar saham beredar dengan harga per lembar saham Rp 15.000, jadi
nilai perusahaan saat itu adalah sebesar Rp 150.000.000. tambahan saham baru
sebanyak 2.500 dengan harga Rp 12.000 perlembar sahamnya akan meningkatkan nilai
perusahaan menjadi Rp 180.000.000, dengan nilai perusahaan yang baru, harga
perlembar saham menjadi Rp 14.400 (Rp 180.000.000/12.500) dari nilai awal sebesar
Rp 15.000. akibat penurunan nilai per lembar saham maka pemegang saham lama akan
mengalami kerugian sebesar Rp 600 per lembar sahamnya dan pemilik baru akan
mendapatkan keuntungan sebesar Rp2.400 per lembar sahamnya. Hal ini dapat
menyebabkan transfer kekayaan (wealth transfer) dari pemilik lama ke pemilik baru,
karena terjadi penurunan nilai saham pemilik lama dan kenaikan nilai saham pemilik
baru akibat harga jual saham yang diturunkan. Adanya hak preemptif dapat mencegah
3. SAHAM TREASURI
Saham treasuri merupakan saham perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan
beredar di pasar modal yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai
treasury stock untuk nantinya dapat dijual kembali. Berikut beberapa alasan perusahaan
menyimpan treasury stock, yaitu :
a. Akan diberikan kepada manajer atau karyawan perusahaan sebagai bonus dan
kompensasi dalam bentuk saham.
b. Untuk meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan
meningkatkan nilai pasar saham.
c. Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai
perusahaan lain.
d. Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba per lembar
saham.
e. Alasan khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, maka
dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain menguasai jumlah saham secara
mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile takeover).
REFERENSI
Jones, C.P., Investments: Analysis and Management, 9th.ed., John Wiley & Sons, Inc., New
York, (2004).,(J)
Jogiyanto Hartono, M.B.A., Ak., Prof. Dr. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM Yogyakarta