Anda di halaman 1dari 8

JENIS-JENIS JEMBATAN

Fungsi utama sebuah jembatan adalah untuk menghubungkan dua wilayah yang berbeda.
Setelah itu, dengan adanya jembatan dapat menimbulkan berbagai macam kemajuan di kedua
wilayah tersebut, baik di bidang transportasi, ekonomi, budaya, dan bidang-bidang lainya. Selain
berfungsi untuk menghubungkan dua wilayah, jembatan berfungsi untuk mengatasi rintangan baik
berupa air atau kemacetan.
Jensis jembatan dibagi menjadi empat berdasarkan material, Panjang bentang, struktur
dan kegunaan.
1. Berdasarkan Material
1.1 Jembatan Kayu

Jembatan kayu biasanya mempunyai panjang relatif pendek dengan beban yang
diterima relatif ringan. Meskipun terlihat sederhana, proses pembuatan struktur jembatan
kayu harus memperhatikan dan mempertimbangkan ilmu gaya (mekanika) agar jembatan
yang dibuat menjadi lebih kokoh.
1.2 Jembatan Beton

Jembatan ini biasanya digunakan untuk bentang jembatan yang pendek. Namun, seiring
dengan perkembangan zaman ditemukan beton pratekan. Adanya beton pratekan
memungkinkan bentang jembatan yang panjang dapat dibuat dengan mudah.

1.3 Jembatan Baja


Jembatan ini berbahan dasar baja sebagai bahan konstruksi utamanya. Jembatan ini
umumnya digunakan untuk jembatan dengan bentang yang panjang dengan beban yang
diterima cukup besar. Seperti halnya beton pratekan, penggunaan jembatan baja banyak
digunakan dan bentuknya lebih bervariasi, karena dengan jembatan baja bentang yang
panjang biaya yang harus dikeluarkan menjadi lebih sedikit.

1.4 Jembatan Komposit

Jembatan komposit merupakan sebuah jembatan yang dibuat dari perpaduan dua bahan
yang sama ataupun berbeda dengan mempertimbangkan sifat kedua bahan tersebut
sehingga dihasilkan struktur jembatan yang lebih kuat.

2. Berdasarkan Struktur
2.1 Jembatan Balok/Gelagar
Jembatan bentuk gelagar terdiri lebih dari satu gelagar tunggal yang terbuat dari beton,
baja atau beton prategang. Jembatan jenis ini dirangkai dengan menggunakan diafragma,
dan umumnya menyatu secara kaku dengan pelat yang merupakan lantai lalu lintas.
Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 5 – 40 meter.
2.2 Jembatan Rangka

Jembatan rangka umumnya terbuat dari baja, dengan bentuk dasar berupa segitiga.
Elemen rangka dianggap bersendi pada kedua ujungnya sehingga setiap batang hanya
menerima gaya aksial tekan atau tarik saja. Jembatan rangka merupakan salah satu
jembatan tertua dan dapat dibuat dalam beragam variasi bentuk, sebagai gelagar sederhana,
lengkung atau kantilever. Jembatan ini digunakan untuk variasi panjang bentang 50 – 100
meter.

2.3 Jembatan Busur / Pelengkung


Pelengkung adalah bentuk struktur non linier yang mempunyai kemampuan sangat
tinggi terhadap respon momen lengkung. Yang membedakan bentuk pelengkung dengan
bentuk – bentuk lainnya adalah bahwa kedua perletakan ujungnya berupa sendi sehingga
pada perletakan tidak diijinkan adanya pergerakan kearah horisontal. Bentuk Jembatan
lengkung hanya bisa dipakai apabila tanah pendukung kuat dan stabil. Jembatan tipe
lengkung lebih efisien digunakan untuk jembatan dengan panjang bentang 100 – 300 meter.

2.4 Jembatan Cable Stayed

Jembatan cable-stayed menggunakan kabel sebagai elemen pemikul lantai lalu lintas.
Pada cable-stayed kabel langsung ditumpu oleh tower. Jembatan cable-stayed merupakan
gelagar menerus dengan tower satu atau lebih yang terpasang diatas pilar – pilar jembatan
ditengah bentang. Jembatan cable-stayed memiliki titik pusat massa yang relatif rendah
posisinya sehingga jembatan tipe ini sangat baik digunakan pada daerah dengan resiko
gempa dan digunakan untuk variasi panjang bentang 100 - 600 meter.
2.5 Jembatan Suspensi / Gantung

Sistem struktur dasar jembatan gantung berupa kabel utama (main cable) yang
memikul kabel gantung (suspension bridge). Lantai lalu lintas jembatan biasanya tidak
terhubungkan langsung dengan pilar, karena prinsip pemikulan gelagar terletak pada
kabel.
Apabila terjadi beban angin dengan intensitas tinggi jembatan dapat ditutup dan
arus lalu lintas dihentikan. Hal ini untuk mencegah sulitnya mengemudi kendaraan
dalam goyangan yang tinggi. Pemasangan gelagar jembatan gantung dilaksanakan
setelah sistem kabel terpasang, dan kabel sekaligus merupakan bagian dari struktur
launching jembatan. Jembatan ini umumnya digunakan untuk panjang bentang sampai
1400 meter.

3. Berdasarkan Bentang
3.1 Bentang Pendek
Jembatan dengan bentang kurang dari 40 m
3.2 Bentang Menengah
Jembatan dengan bentang antara 40 m sampai 125 m
3.3 Bentang Panjang
Jembatan dengan bentang lebih dari 125 m
4. Berdasarkan Kegunaan
4.1 Jembatan Jalan Raya

Jembatan yang direncanakan untuk memikul beban lalu lintas kendaraan baik
kendaraan berat maupun ringan. Jembatan jalan raya ini menghubungkan antara jalan
satu ke jalan lainnya.
4.2 Jembatan Kereta Api

Jembatan yang dirancang khusus untuk dapat dilintasi kereta api. Perencanaan
jembatan ini dari jalan rel kereta api, ruang bebas jembatan, hingga beban yang
diterima oleh jembatan disesuaikan dengan kereta api yang melewati jembatan
tersebut.
4.3 Jembatan Pejalan Kaki/ Penyebrangan

Jembatan penyeberangan orang disingkat JPO adalah fasilitas pejalan kaki untuk
menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau menyeberang jalan tol dengan
menggunakan jembatan, sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat pemberhentian bus
(seperti busway Transjakarta di Indonesia), untuk memberikan akses kepada
penderita cacat yang menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses dengan
kelandaian tertentu.
Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan
jembatan untuk kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan,
dalam desain JPO biasanya mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari
penggunanya. Di samping itu masalah estetika juga menjadi pertimbangan penting dalam
membangun JPO terutama dijalan-jalan protokol dimana desain arsitektur menjadi
pertimbangan yang penting.

SALSABILA
1117020053
3 Konstruksi Sipil 3

Anda mungkin juga menyukai