Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PENDAHULUAN

A. Kerja Keras

Kerja keras merupakan akhlaqul karimah yang harus dimiliki setiap muslim
agar tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Kerja berarti kegiatan
melakukan sesuatu, atau sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Kerja yang
dilakukan oleh manusia bertujuan untuk memperoleh makan, pakaian, jaminan, dan
kebahagiaan hidupnya. Kerja keras adalah melakukan kegiatan secara sungguh-
sungguh tanpa mengenal lelah, tidak akan berhenti sebelum target kerja tercapai, dan
selalu mengutamakan kepuasan hasil pada setiap kegiatan yang sudah dilakukan.

Kerja keras diartikan juga bekerja secara sungguh-sungguh untuk mencapai


sasaran yang ingin dicapai dengan memanfaatkan waktu seoptimal mungkin sehingga
kadang kadang tidak mengenal waktu, jarak, atau kesulitan yang dihadapi. Semua itu,
dikarenakan adanya motivasi yang menimbulkan semangat berusaha keras, ulet dan
tekun sehingga meraih hasil yang baik dan maksimal.

Islam sangat menekankan umatnya agar bekerja keras, berusaha dengan penuh
kesungguhan baik untuk urusan dunia apalagi akhirat. Bentuk kerja keras dapat
dilakukan dalam segala aspek kehidupan. Contohnya ketika menuntut ilmu, mencari
nafkah, atau saat menjalankan tugas. Menunggu keajaiban dari langit, bermalas-
malasan, berpangku tangan tanpa berbuat apa-apa, semua itu bukan sikap dari orang
beriman.

Bekerja keras merupakan syarat utama untuk memenuhi kebutuhan,baik


kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Allah berfirman sebagai berikut:

‫َصيبَ َك ِمنَ ال ُّد ْنيَا َوأ َ ْح ِسن َك َما‬ َ َ ‫هار ْاْل ِخ َرة َ َو ََل ت‬
ِ ‫نس ن‬ َ ‫َّللاُ الد‬
‫اك ه‬َ َ ‫َوا ْبتَغِ فِي َما آت‬
﴾٧٧﴿ َ‫َّللا ََل يُ ِحبُّ ْال ُم ْف ِسدِين‬ َ ‫ض إِ هن ه‬ِ ‫سا َد فِي ْاْل َ ْر‬َ َ‫َّللاُ إِلَي َْك َو ََل تَبْغِ ْالف‬ َ ‫أ َ ْح‬
‫سنَ ه‬

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat keruakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat
kerusakan.” ( Q.S Al-Qasas/28: 77 )

1
1. Keutamaan Kerja Keras

Bekerja keras sangat penting untuk dilakukan. Diantara alasan pentingnya


bekerja keras adalah sebagai berikut :

a. Menunjukkan telah mengoptimalkan potensi dirinya.


Manusia telah dikaruniai akal, rasa, dan karsa sehingga harus menjaga harkat dan
martabat dirinya dengan mengoptimalkan potensi diri.

b. Mengubah nasib dirinya menjadi lebih baik.


Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
hingga kaum itu sendiri yang mengubahnya. Seseorang harus punya kemauan dan
tentunya bekerja keras agar dapat mengubah nasibnya menjadi lebih baik lagi dari
yang sebelumnya.

c. Dapat hidup mandiri.


Seseorang yang bekerja keras tentu akan terbentuk hidup yang mandiri. Kita akan
terbiasa dengan pekerjaan-pekerjaan tersebut sehingga tidak menjadi beban orang
lain.

d. Menunjukkan persiapan dapat menggapai kesuksesan.


Pekerja keras selalu melakukan perencanaan dan usaha keras dalam hidupnya.
Meskipun hasilnya tidak dapat ia petik secara langsung, tetapi pasti tetap dapat
dimanfaatkan untuk suatu hari nanti. Setiap usaha keras tidak akan mengkhianati
hasil. Dengan bekerja keras kita pasti akan memperoleh hasil yang telah diusahkan,
yaitu memperoleh kesuksesan baik itu di dunia maupun di akhirat.

2. Perilaku yang mencerminkan Kerja Keras

Sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui bentuk perilaku kerja keras
agar dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Diantara bentuk perilaku
kerja keras adalah sebagai berikut :

a. Mengerjakan sesuatu agar diperoleh hasil yang maksimal.


Orang yang bekerja keras akan melakukan pekerjaannya dengan penuh
kesungguhan, sepenuh hati, dan dengan niat ibadah karena Allah swt.

b. Tidak mudah menyerah.


Orang yang bekerja keras tidak akan mudah menyerah, mudah putus asa, dan
mudah patah semangat dalam melakukan setiap pekerjaannya. Seberat atau sesulit
apapun pekerjaannya pasti akan ia hadapi dan dilakukan dengan ikhlas.

2
c. Melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Pekerja keras dalam melakukan pekerjaannya pasti akan melaksanakannya dengan
sebaik mungkin. Tidak akan tergesa-gesa, sebab pekerjaan yang dilakukan dengan
tergesa-gesa takan mendatangkan hasil yang tidak baik. Pekerja keras juga tidak
akan menunda-nunda tugas, artinya semua tugas selalu diselesaikan tepat waktu
bahkan sudah selesai sebelum waktunya.

d. Tidak meremehkan setiap pekerjaan.


Apapun itu pekerjaannya, baik yang mudah ataupun yang sulit sekalipun,
lakukanlah. Orang yang bekerja keras tidak akan menilai suatu pekerjaan dari
ukuran tingkat mudah atau sulitnya. Karena jika seperti itu hanya akan
mendatangkan sikap malas dan jenuh dalam bekerja. Semua pekerjaan harus
dipandang serius sehingga akan dilakukan dengan sungguh-sungguh.

3. Hikmah Bekerja Keras

Kerja keras selain memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, juga
memiliki hikmah yang mengandung nilai-nilai positif yang dapat mendatangkan
manfaat bagi diri sendiri atau mungkin bagi orang disekitarnya. Diantara hikmah
dalam kerja keras adalah sebagai berikut :
a. Dapat mengembangkan kemampuan diri, seperti bakat yang dimiliki, minat pada
sesuatu atau potensi lain yang dimiliki.
b. Dapat membentuk diri agar memiliki sikap tanggung jawab dan disiplin dalam
segala aspek kehidupan.
c. Mampu mengangkat derajat dan martabat sebagai manusia yang beriman kepada
Allah swt. dan rasul-Nya.
d. Meningkatkan taraf hidup seorang muslim dalam kehidupannya sebagai
masyarakat.
e. Mendapat pahala dari Allah swt., karena kerja keras merupakan bagian dari
perilaku akhlakul karimah.

4. Cara Membiasakan Perilaku Kerja Keras

Setiap muslim yang beriman, hendaknya berusaha membiasakan diri bersikap


perilaku kerja keras. Sebagaimana diketahui, islam telah mengajarkan umatnya agar
bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup baik hidup di dunia maupun hidup di
akhirat dan berusaha membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dalam kehidupan
sehari-hari.

3
Agar terbiasa bekerja keras dalam mengerjakan sesuatu lakukanlah beberapa
hal berikut ini :
a. Saat bekerja dan berusaha, hendaknya diniatkan hanya beribadah kepada Allah
swt semata.
b. Setiap mulai pekerjaan, awali dengan menyebut nama Allah swt.
c. Lakukan semua tugas dengan penuh kesungguhan dan sepenuh hati.
d. Akhiri pekerjaan dengan menyebut nama Allah swt.
e. Kemudian serahkan hasil usaha atau ikhtiarnya hanya kepada Allah swt.

5. Ciri Ciri Sikap Kerja Keras

Adapun ciri orang bekerja keras, antara lain sebagai berikut.

a. Tekun

Tekun diartikan dengan rajin dan bersungguh sungguh. Tekun adalah


termasuk perbuatan yang terpuji yang harus dimiliki oleh setiap orang islam.
Karena Allah swt. senang jika hamba-Nya berusaha dengan tekun. Tekun itu
dapat mengantarkan seseorang untuk mencapai cita-citanya.

Cara membiasakan sikap tekun adalah membuat perencanaan secara matang,


kemudian bersungguh sungguh terhadap aktivitas yang dilakukan, tidak cepat
putus asa saat menemui kesulitan. Lakukanlah terus pekerjaan tersebut sehingga
mampu mengerjakan dengan baik. Jangan lupa kembangkan prinsip sabar, jangan
tergesa-gesa, serahkan semua hasil pekerjaan yang dilakukan hanya kepada Allah
swt. semata. Allah swt. berfirman sebagai berikut.

ُ َ‫ت ِم ْۢ ْن بَي ِْن يَ َد ْي ِه َو ِم ْن خ َْل ِف ٖه يَ ْحف‬


ِ ‫ظ ْون َٗه ِم ْن ا َ ْم ِر ه‬
‫َّللا ۗا هِن ه‬
َ‫َّللا‬ ٌ ‫لَ ٗه ُمعَ ِق ٰب‬
‫س ْۤ ْو ًءا‬ ‫ََل يُغَيِ ُر َما بِقَ ْو ٍم َحتهى يُغَيِ ُر ْوا َما بِا َ ْنفُ ِس ِه ۗ ْم َواِذَآ ا َ َرا َد ه‬
ُ ‫َّللاُ بِقَ ْو ٍم‬
‫فَ ََل َم َر هد لَ ٗه َۚو َما لَ ُه ْم ِم ْن د ُْو ِن ٖه ِم ْن هوا ٍل‬
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran,
dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan
tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” ( Q.S Ar-Ra’d/13: 11 )

4
Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik dan maksimal dibutuhkan
ketekunan. Seseorang yang secara tekun menggeluti pekerjaannya suatu ketika
pasti akan memperoleh hasil yang memuaskan. Diantara hikmah tekun adalah
sebagai berikut :
1. Menghasilkan apa yang diusahakan
2. Melatih diri untuk siap menghadapi berbagai rintangan dan cobaan dalam
kehidupan
3. Membentuk pribadi yang dinamis dan kreatif dalam berkarya
4. Bersyukur jika usahanya berhasil
5. Memperoleh pahala karena bersikap tekun merupakan ajaran islam

b. Ulet

Ulet diartikan dengan kuat, tidak mudah putus, tidak getas, tidak rapuh,
tidak mudah putus asa dalam mencapai cita-cita atau keinginan. Cara
membiasakan sikap ulet yaitu biasakan melakukan setiap aktivitas dengan penuh
kesungguhan, memiliki cita-cita setinggi mungkin,dan kejarlah cita-cita itu
dengan belajar atau bekerja secara serius.

c. Teliti

Teliti diartikan dengan cermat, seksama, dan hati-hati. Sementara


itu,cermat diartikan dengan saksama,teliti,berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu.
Cara membiasakan sikap teliti yaitu menyenangi kerapihan,ketertiban,dan
keteraturan ketika mengerjakan sesuatu, memiliki pendirian yang kuat, dan
percaya pada diri sendiri sehingga tidak mudah terpemgaruh orang lain. Sebelum
memutuskan sesuatu,lakukan pengecekan untuk menghindari kekeliruan. Allah
Swt berfirman sebagai berikut.

B. Tanggung Jawab

Hidup ini selalu terikat dengan dua hal yaitu hak dan kewajiban. Hak sangat
erat kaitannya dengan pelaksanaan kewajibannya. Muslim yang baik tidak akan
menuntut hak nya,sebelum melaksanakan kewajiban. Kewajiban tidak akan terlaksana,
tanpa disertai dengan tanggung jawab. Jadi,tanggung jawab terkait dengan kewajiban,
bukan hak. Lalu apa makna tanggung jawab?

Tanggung jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai wujudan atas perbuatannya. Setiap manusia memiliki tanggung jawab

5
masing-masing. Diantaranya tanggung jawab seorang pelajar atau mahasiswa akan
belajar, tanggung jawab seorang guru kepada muridnya untuk memberi pembelajaran,
tanggung jawab seorang ayah kepada istri dan anak-anaknya sebagai kepala keluarga,
dan tanggung jawab manusia kepada Tuhan yang telah menciptakan kita.

Tanggung jawab dapat diartikan sebagai berikut.

1. Beban kewajiban suatu pekerjaan atau suatu tugas yang harus dipikul sesuai
dengan ketentuan.
2. Sikap seseorang dalam bentuk kesediaan dan kemauan untuk menyelesaikan
kewajiban yang diterimanya.

1. Bentuk Tanggung jawab dalam Islam.

Islam menggariskan bentuk-bentuk tanggung jawab sebagai berikut.

1. Tanggung jawab terhadap agama

Seseorang disebut muslim,jika sudah mengikrarkan dua kalimat


syahadat,sebagai realisasinya,yaitu sebagai berikut:

a. Meyakini kebenaran islam,Allah swt. berfirman sebagai berikut.

ٰ ْ ‫اَل ْس ََل ِم ِد ْينًا فَلَ ْن يُّ ْقبَ َل ِم ْن ۚه ُ َو ُه َو فِى‬


ِ‫اَل ِخ َرة‬ ِ ْ ‫غي َْر‬َ ِ‫َو َم ْن يه ْبتَغ‬
َ‫ِمنَ ْال ٰخ ِس ِريْن‬
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan
di akhirat dia termasuk orang yang rugi." (Q.S Ali Imran/3: 85)

b. Mempelajari agama islam, Allah swt. berfirman sebagai berikut

‫َو َما َكانَ ْال ُمؤْ ِمنُ ْونَ ِليَ ْن ِف ُر ْوا َك ْۤافه ۗةً فَلَ ْو ََل نَفَ َر ِم ْن ُك ِل فِ ْرقَ ٍة ِم ْن ُه ْم‬
ِ ‫ط ْۤا ِٕىفَةٌ ِليَتَفَقه ُه ْوا فِى‬
‫الدي ِْن َو ِليُ ْنذ ُِر ْوا قَ ْو َم ُه ْم اِذَا َر َجعُ ْٓوا اِلَ ْي ِه ْم‬ َ
َ‫لَعَله ُه ْم يَ ْحذَ ُر ْون‬
"Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak
pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka
dapat menjaga dirinya." (Q.S At-Taubah/9:122)

6
c. Mengamalkan ajaran islam, Allah swt berfirman sebagai berikut
)Q.S As-Saff/61:2-3)

َ‫ٰيٓاَيُّ َها اله ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا ِل َم تَقُ ْولُ ْونَ َما ََل ت َ ْفعَلُ ْون‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan?"

َ‫َّللا ا َ ْن تَقُ ْولُ ْوا َما ََل ت َ ْفعَلُ ْون‬


ِ ‫َكبُ َر َم ْقتًا ِع ْن َد ه‬
"(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan."

d. Mendakwahkan agama islam


Dakwah merupakan kegiatan mengajak atau membimbing manusia dalam
berpikir, bersikap, dan berkehidupan menurut ajaran Allah swt. dalam
berdakwah, Allah swt. sudah memberikan petunjuk-Nya berupa metode
dakwah seperti tertuang dalam Q.S An-Nahl/16:125 dan Q.S Ali-
Imran/3:104.

‫سنَ ِة َو َجاد ِْل ُه ْم‬


َ ‫ظ ِة ْال َح‬
َ ‫سبِ ْي ِل َربِ َك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِع‬ َ ‫ع ا ِٰلى‬ ُ ‫ا ُ ْد‬
‫سبِ ْي ِل ٖه َو ُه َو‬َ ‫ع ْن‬ َ ‫ض هل‬ َ ‫س ۗ ُن ا هِن َرب َهك ُه َو ا َ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬ َ ‫ي ا َ ْح‬ َ ‫بِالهتِ ْي ِه‬
َ‫ا َ ْعلَ ُم ِب ْال ُم ْهت َ ِديْن‬
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran
yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(Q.S An-Nahl/16:125)

ِ ‫ع ْونَ اِلَى ْال َخي ِْر َويَأ ْ ُم ُر ْونَ بِ ْال َم ْع ُر ْو‬


‫ف‬ ُ ‫َو ْلت َ ُك ْن ِم ْن ُك ْم ا ُ همةٌ يه ْد‬
ْٰۤ ُ
َ‫ول ِٕى َك ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬ ‫ع ِن ْال ُم ْن َك ِر ۗ َوا‬ َ َ‫َويَ ْن َه ْون‬
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
(Q.S Ali-Imran/3:104)

7
2. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

a. Islam melarang keras perbuatan merusak diri sendiri sehingga merugikan fisik,
moral, dan mental (Q.S Al-Baqarah/2:195 dan Q.S An-Nisa/4:29)
b. Islam tiak membenarkan sesorang yang lahiriahnya baik dan terpuji,
sementara jiwa dan batinnya rusak
c. Islam menganjurkan kebahagiaan diri harus diupayakan terlebih dahulu, baru
kepihak lain dengan tidak meninggalkan tanggung jawab kepada diri sendiri
(Q.S. At-Tahrim/66:6).
d. Menyeimbangkan antara memenuhi hak diri dan tanggung jawab kepada
orang lain.
e. Nyawa adalah amanah, karenanya islam melarang keras membunuh, bunuh
diri ataupun menempuh jalan tercela. Firman Allah swt.

َ ِ‫س ْۤا َء فَعَلَ ْي َها َۗو َما َرب َُّك ب‬


‫ظ هَل ٍم‬ َ َ ‫صا ِل ًحا فَ ِلنَ ْف ِس ٖه َۙو َم ْن ا‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫ع ِم َل‬
‫ِل ْلعَبِ ْي ِد‬
"Barangsiapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri
dan barangsiapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya
sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya. "
(Q.S Fussilat/41:46)

3. Tanggung jawab terhadap keluarga

a. Pemenuhan hak pribadi tidak boleh merugikan pihak lain, termasuk hak
keluarga.
b. Setiap pribadi yang menjadi bagian dari keluarga, masing-masing memiliki
tanggung jawab yang harus dipenuhi.
c. Tanggung jawab terhadap keluarga, menempati urutan kedua setelah
pemenuhan tanggung jawab pribadi (Q.S At-Tahrim/66:6)
d. Setiap anggota kelauarga, mampunyai tujuan yang sama, yauitu tercapainya
keluarga sakinah. (Q.S Taha/20:132).

4. Tanggung jawab terhadap pekerjaan

Bekerja adalah bagian dari kehidupan. Oleh sebeb itu, islam mendorng
setiap umatnya untuk berusaha keras mencari nafkah atau bekerja, dan tidak
menyetujui pribadi – pribadi yang malas. Banyak jenis pekerjaan yang didapat
secara halal, asal memenuhi ketentuan:

8
a. Melakukan pekerjaan dilandasi dengan tanggung jawab, ikhlas dan harus
disenangi. (Q.S An-Nisa/4:58).
b. Diusahakan hasil pekerjaan mendekati sempurna. (Q.S. Al-Ma’idah/5:1).
c. Dilarang bermalas-malasan, karena menjadi sumber kemiskinan, dan
kemiskinan menjadi salah satu sumber keburukan.

5. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Sebagai bagian masyarakat, setiap pribadi bertanggung jawab tercapainya


kedamaian dan ketentraman masyarakat karena antar pribadi sangat berbeda
tanggung jawabnya, ada yang ringan adajuga yang berat. Secara umum, tanggung
jawab terhadap masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut

a. Setiap muslim memiliki kewajiban mencegah kemunkaran dan kemaksiatan


yang akan merusak tata nilai pada kehidupan di masyarakat. Rasulullah saw.,
bersabda sebagai berikut “Barang siapa diantara kalian melihat kemunkaran,
maka hendaklah ia merubah dengan tangannya, apabila tidak mampu, maka
hendaklah diubah dangan lisannya, apabila dengan lisanpun tidak mampu,
maka hendaklah dengan hatinya. Namun demikan itu, tergolong selemah-
lemahnya iman “(H.R. Muslim).

b. Setiap muslim wajib beramar ma’ruf nahi munkar, menyeru berbuat baik
sekaligus melarang berbuat munkar (Q.S. An-Nisa/4:104)

c. Setiap muslim harus menyadari kedudukannya sebagai rahmat bagi semesta


alam (Q.S. Al-Anbiya/21:107). Dengan demikian, dimana tempat kaki
berpijak dan melangkah, terasa tersebar rasa damai yang dirasakan pihak lain.

6. Tanggung Jawab terhadap bangsa dan Negara

Bagi muslim adanya Negara bukanlah menjadi tujuan utama, Negara adalah
alat dan sarana. Pertama, memerankan fungsinya sebagai khalifah. Kedua,
menunaikan tugasnya sebagai hamba Allah swt.

Tanggung jawab terhadap bangsa dan Negara berarti penyelesaian hak dan
kewajiban yang terkait dengan bangsa dan Negara. Dengan demikian, setiap orang
hendaklah menggunakan hak dan melaksanakan kewajiban kewajiban dengan
sebaik baiknya. Adapun rincian tanggung jawab muslim berkaitan dengan bidang
ini, yaitu sebagai berikut.

9
a. Menegakkan keadilan dan kebenaran di tanah air tercinta sebagai panggilan
agama.
b. Mencintai bangsa dan Negara serta menaati perintah pemimpin menjadi
kewajiban yang harus dilakukan, asal ketaatan tersebut masih sesuai dengan
tuntunan Allah swt. dan rasulnya (Q.S. An-Nisa/4:59)
c. Ikut serta membela dan mempertahankan kemerdekaan Negara (Q.S. An-
Nisa/4:71)
d. Berperan serta mengisi dan mensukseskan pembangunan disegala bidang.

C. Kaitan perilaku kerja keras, jujur, tanggung jawab, adil, dan toleransi dalam
kehidupan sehari hari

Kerja keras adalah akhlak islam yang menghiasi kehidupan umat islam di
masa lalu, namun sudah memudar pada generasi masa kini. Banyaknya karya karya
monumental yang menghiasi berbagai perpustakaan besar di dunia adalah bukti nyata
dari kerja keras mereka dalam bidang keilmuan.

Itulah gambaran semangat mereka dalam beramal shaleh. Mereka sangat


terinspirasi oleh perintah Allah swt. dalam banyak ayatnya dan sabda sabda
Rasulullah saw. yang merupakan panutan mereka.

“Dan katakanlah : ‘bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaan mu,
begitu juga rasulnya dan orang orang mukmin, dan akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan kepada kamu apa yang
telah kamu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah/9:105)

Ayat tersebut menginspirasi kita bahwa kerja keras harus dilandasi kejujuran
(sidq). Sidq adalah inti dari keimanan. Orang yang berlaku sangat jujur disebut sidiq.
Abu bakar mendapat julukan assidiq karena kejujurannya dalam meyakini kerasulan
Muhammad saw. Jujur terkandung makna kebenaran pelaku kejahatan yang jujur,
tentu tidak disebut sidiq.

Kejujuran adalah karakter yang dapat melahirkan kebaikan dan kesuksesan


sebagaimana ditegaskan dalam hadis berikut: “Sesungguhnya kejujuran akan
membimbing pada kebaikan, dan kebaikan itu akan membimbing ke surga,
sesungguhnya jika seseorang yang senantiasa berlaku jujur hingga ia akan dicatat
sebagai orang yang jujur…” (HR. Bukhari).

Hadis tersebut menjelaskan bahwa kejujuran itu selalu sejalan dengan


kebaikan. Orang yang berlaku jujur akan dibimbing hatinya oleh Allah swt. untuk
berbuat kebajikan. Akhirnya, kejujurannya itu akan menghantarkan kepada
kebahagiaan diakhirat.

10
Kejujuran menghantarkan pengakuan terhadap realitas, bahwa kehidupan ini,
terdapat banyak keragaman (pluralitas). Dampaknya, kejujuran melahirkan toleransi.
Sebab toleransi dimaknai sebagai “sikap membiarkan orang-orang mempunyai
keyakinan lain, dan memerima kenyataan itu, karena mengakui hak kebebasan setiap
orang dalam hal keyakinan hatinya”. Jadi, toleransi menjadi kebutuhan utama untuk
menjembatani perbedaan keragaman yang ada.

Disisi lain, kejujuran adalah modal memikul amanah kepada manusia. Bahkan
kejujuran itu sendiri disebut sebagai amanah, sebagaimana pepatah bijak as-sidqu
amanah (kejujuran adalah amanah). Sementara kehidupan ini, merupakan amanah
yang pasti akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti.

Menyia-nyiakan kehidupan berarti khianat, yaitu perilaku yang bertentangan


dengan nilai kejujuran. Untuk dapat mempertanggungjawabkan amal dihadapan Allah
swt. kita harus menjaga amanah dengan sebaik-baiknya didunia, karena didunia inilah
kita menanam semua yang ingin kita petik nanti di akhirat.

Jadi, sikap tanggung jawab ditunjukan dengan cara berlaku amanah


(kejujuran), dan mencederai amanah berarti berhianat. Sementara hianat itu sendiri
merupakan salah satu indicator kemunafikan implementasi dilapangan, tanggung
jawab dan amanat harus diberikan kepada yang layak dan memiliki kapabilitas di
bidangnya (professional) jika itu dilanggar, yang terjadi adalah kebinasaan dan
kebangkrutan.

“…Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, tunggulah kehancurannya”.


(HR.Bukhori)

Hadis tersebut mengandung pesan bahwa amanah harus diberikan berdasarkan


kaidah profesionalitas,yaitu wad’u syai’ fi mahallihi,yang kurang lebih semakna
dengan the right man on the right place itulah salah satu makna keadilan, yaitu
menempatkan sesuatu pada tempat yang semestinya. Jika menyimpang dari kaidah
tersebut,kita terjebak ke dalam tindak kezoliman.

11

Anda mungkin juga menyukai