Anda di halaman 1dari 27

GAMBARAN USAHA

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Kewirausahaan

Dosen Pengampu: Hotman, M.E.Sy

Oleh:
Kelompok 9

1. Awalina Alfi Nikmah 1704100112


2. Desta Riana Syafitri 1702100018
3. Firda Rahmawati 1704100136

Kelas C
Semester V(Lima)
Jurusan S1 Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO


1441 H / 2019 M
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Segala puji bagi Allah yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penulis tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini memuat tentang Gambaran Usaha yang penulis sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Dalam penyusunan makalah ini
penulis menerima banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada pembaca. Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu, Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Metro, Oktober 2019


Penulis,

Kelompok 9

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................... 3


A. Profil Usaha ........................................................................ 3
B. Usaha Wirausaha Baru ....................................................... 4
C. Pengertian Rancangan Usaha ............................................. 5
D. Unsur-unsur Rancangan Usaha .......................................... 6
E. Manfaat .............................................................................. 7
F. Format Rancangan Bangun Usaha ..................................... 8
G. Jenis-Jenis Usaha ................................................................ 11
H. Aspek-Aspek Perencanaan Usaha ...................................... 17

BAB III PENUTUP .............................................................................. 22


A. Kesimpulan ........................................................................ 22
B. Saran .................................................................................. 23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan merupakan persoalan penting di dalam perekonomian
suatu bangsa yang sedang berkembang. Kemajuan atau kemunduran ekonomi
suatu bangsa sangat ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok
wirausahawan. Di negara-negara maju baik di Benua Eropa maupun Amerika
Serikat, setiap sepuluh menit lahir kewirausahaan wirausahawan baru.
Pertumbuhan wirausaha ini membawa peningkatan perekonomian yang luar
biasa bagi suatu negara, sehingga semakin banyak suatu negara memiliki
wirausaha maka semakin meningkat perekonomiannya.
Salah satu kunci sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan
menuangkan ide-ide atau gagasan cemerlang yang kreatif dan inovatif dan
mempunyai nilai ekonomi/komersial tinggi ke dalam sebuah Business Plan
atau perencanaan bisnis yang matang dan realistis. Apapun jenis usaha yang
akan kita jalankan. Lebih-lebih jika ditindaklanjuti dengan menuangkan ide-
ide tersebut dalam tulisan sehingga dapat dikomunikasikan kepada pihak-
pihak lain.
Budaya wirausahawan yang tumbuh secara alami dalam suatu keluarga
atau kelompok masyarakat Indonesia merupakan suatu aset yang sangat
berharga bagi bangsa Indonesia. Dinamika perekonomian bangsa yang
bertumpu pada pertumbuhan budaya kewirausahaan dengan memberikan
motivasi di Perguruan Tinggi dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan
budaya kewirausahaan di lingkungan Perguruan Tinggi untuk mendorong
terciptanya enterpreneur baru dengan menerapkan ilmu yang dipelajari dalam
berwirausaha.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu profil usaha?
2. Apa itu usaha wirausaha baru?
3. Apa pengertian rancangan usaha?
4. Apa saja unsur-unsur rancangan usaha?
5. Apa manfaat rancangan usaha?
6. Bagaimana format rancangan bangun usaha?
7. Apa saja jenis-jenis usaha?
8. Apa saja aspek-aspek perencanaan usaha?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu profil usaha.
2. Untuk mengetahui apa itu usaha wirausaha baru.
3. Untuk mengetahui pengertian rancangan usaha.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur rancangan usaha.
5. Untuk mengetahui manfaat rancangan usaha.
6. Untuk mengetahui format rancangan bangun usaha.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis usaha?
8. Untuk mengetahui aspek-aspek perencanaan usaha

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Profil Usaha
Sangat banyak usaha yang bisa digarap, mana yang akan dipilih sagat
bergantung pada beberapa hal, antara lain:
1. Minat seseorang, misalnya minat dalam bidang industri atau kerajinan, dan
perdagangan/jasa.
2. Modal, apakah sudah tersedia modaal awal atau belum, atau apa saja yang
sudah dimiliki.
3. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang
sama, atau usaha yang akan dikerjakan ad relevansi/saling menunjang
dengan usaha tersebut.
4. Tekat, keinginan untuk membuka usaha dan mengubah nasib.
5. Dan berbagai peluang lainnya.1
Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh
wirausaha baru, maka dapat dilihat dari hubungan dalam bentuk circular flow
antara produsen dan konsumen.
Produsen yang melakukan penjualan akan mendapatkan keuntungan,
semakin besar keuntungan, maka akan semakin besar saving yang akan
diperoleh, dengan sendirinya akan semakin besar dana yang tersedia untuk
melakukan investasi lainnya. Industri yang semakin banyak dan besar akan
menyebabkan kebutuhan akan tenaga kerja yang besar sehingga pendapatan
tenaga kerja akan semakin baik dan meningkat dengan sendirinya dan daya
beli semakin baik. Sebagai orang yang kreatif, calon-calon wirausaha akan
melihat banyak peluang usaha yang dapat diciptakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
Secara garis besar ada empat jenis usaha yang dapat dijalankan, yaitu:
1. Pertambangan, bidang usaha yang mengambil langsung dari alam, seperti
hasil laut, hasil hutan.

1
Made Dharmawati, Kewirausahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), 71

3
2. Agraris, adalah berbagai usaha pengelolaan kebunm perdagangan hasil-hal
pertanian atau agrobisnis yang dapat diusahakan untuk setiap produk yang
dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan peternakan.
3. Industri, adalah usaha yang dapat dirinci dalam bentuk berbagai jenis
komoditi yang dihasilkan dan besar kecilnya industri yang diusahakan.
4. Perdagangan, usaha perdagangan dapat dirinci menurut besar kecilnya
usaha dan berbagai komoditi yang diperdagangkannya.
5. Jasa, usaha yang dijalankan dengan menjual jasa pelayanan, usaha ini juga
dapat dirinci menurut besar kecilnya jasa yang dilibatkan.
Keempat jenis usaha ini dapat dirinci sedemikian rupa baik menurut
lembaga yang mengusahakan, bentuk badan hukum, besarnya usaha, komoditi
yang diusahakan, maka akan muncul jenis usaha yang luar biasa banyaknya.2

B. Usaha Wirausaha Baru


Bagi orang-orang kreatif banyak terbuka lapangan untuk berwirausaha.
Sebelum sampai ke penetapan pilihan usaha apa yang akan dibula maka calon
usahawan, harus melakukan survei, observasi lapangan, dan banyak bertanya
tentang bagaimna aseluk-beluk usaha bisnis dalam bidang tertentu. Di dalam
masyarakat, akan ditemukan orang-orang yang berperilaku negatif. Oleh
karena itu, harus kebih waspada ketika terjun ke pangan bisnis. Akan tetapi,
kehati-hatian ini tidak lantas membuat takut, ragu, dan batal membuka bisnis.
Cuplikan Kiat Usaha dan Profil Usaha karya Wachyu Suparyanto, S.E., M.M.
yang tealh dicetak dan laris dalam bentuk buku saku. Cara cepat kaya.
Langkah-langkah mantap yang harus dilakukan oleh seseorang agar
bisa mnejadi orang kaya. Tentu kekayaan ini harus diperoleh dengan cara
halal dan baik. Kecil kemungkinan seseorang bisa cepat kaya secara halal.
Biasanya usaha tersebut harus ditekuni sabar, berdoa dan bekerja keras.
Memperoleh kekayaan adalah salah satu alasan orang berwirausaha dis
amping sekian banyak alasan lainnya. Tidak ada larangan bagi seseorang
untuk menjadi kaya, asal kekayaan itu diperoleh dengan cara halla, dan

2
Ibid., 72

4
digunakan sesuai dengan ajaran agama. Manusia harus berupaya seoptimal
mungkin walaupun pada akhirnya Allah jugalah yang akan menentukan.
Aparoses dan karakteristik orang yang berpotensi menjadi kaha adalah sebagai
berikut.
1. Ide, kemampuan dan relasi. Ide merupakan hal yang sangat penting dalam
mencari peluang usaha yan akan dijalani, untuk mewujudkan ide ini
diperlukan kemampuan yang baik. Kemampuan yang harus dipunyai
mencakup administrasi dan manajemen, setelah semua dimiliki maka
usaha yang akan dirintis tergantung dengan relasi tang dimiliki.
2. Peluang usaha misalnya adanya kebutuhan masyarakat sekitar yang belum
terpenuhi oleh perusahaan lain, atau kita memiliki aset yang strategis
untuk dijadikan usaha. Selanjutnya diikuti dengan usaha kerja keras,
manajemen yang baik tidak salah urus, tekuni selalu, kontrol, tidak boros,
berhemat dan menabung untuk peningkatan permodalam masa
selanjutnya.
Banyak usaha yang memberi peluang untuk dikelola oleh orang-orang
yuang kreatif dan pertimbangan yang harus digunakan, sangat tergantung pada
minat latar belakabg seseoramh, minat, modal yang tersedia, tempat, lokasi,
peluang dans ebagainya. Sebelum membuka suatu usaha sebaiknya hal itu
didiskusikan bersama orang yang diyakini dapat memberi pertimbangan, baik
yang pro ataupun yang kontra agar dapat mengambil keputusan secara tepat
dan berhasil.

C. Pengertian Rancangan Usaha


Rancangan Usaha merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh
seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal dan
eksternal yang terlibat dalam memulai bisnis baru.3 Salah satu kunci sukses
memulai usaha adalah adanya kemampuan menuangkan ide-ide atau gagasan
cemerlang yang kreatif dan inovatif dan mempunyai nilai ekonomi/komersial
tinggi ke dalam sebuah Business Plan atau perencanaan bisnis yang matang

3
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014), 354

5
dan realistis. Apapun jenis usaha yang akan kita jalankan. Lebih-lebih jika
ditindaklanjuti dengan menuangkan ide-ide tersebut dalam tulisan sehingga
dapat dikomunikasikan kepada pihak-pihak lain. Perencanaan bisnis (Business
Plan) adalah rencana-rencana tentang apa yang dikerjakan dalam suatu bisnis
ke depan meliputi alokasi sumberdaya, perhatian pada faktor-faktor kunci dan
mengolah permasalahanpermasalahan dan peluang yang ada. Secara garis
besar isi suatu perencanaan bisnis dimulai dari ringkasan, statemen misi,
faktor-faktor kunci, analisis pasar, produksi, manajemen dan analisis finansial.
Kebutuhan akan sebuah perencanaan bisnis menjadi mutlak jika kita akan
menjalankan suatu bisnis, karena perencanaan bisnis sendiri ibarat sebuah peta
dan kompas untuk menjalankan bisnis. Dengan sebuah perencanaan kita dapat
menetapkan tujuan utama bisnis kita, skala prioritas, dan menetapkan cash
flow.
Sementara dengan perencanaan bisnis yang baik akan menjadikan
peluang sukses bisnis semakin tinggi. Perencanaan bisnis yang baik sendiri
adalah sebuah proses, bukan hanya sekedar perencanaan. Perencanaan bisnis
juga meliputi keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada
masa yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hal ini sangat penting, karena perencanaan usaha merupakan pedoman kerja
bagi seorang wirausaha. Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang
proses kegiatan usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha,
keuangan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan
peralatan.

D. Unsur-unsur Rancangan Usaha


Manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan rancangan usaha, yaitu
agar dapat mengidentifikasi pihak-pihak yang akan membacanya, yaitu
investor, perbankan, pelanggan, konsultan, pemerintah, dan pihak lain yang
terkait. Rancangan usaha harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat

6
memberikan manfaat, terutama dalam mewujudkan gagasan merintis
berdirinya perusahaan.4
Jadi, rancangan usaha disusun guna mempermudah semua pihak yang
ikut terlibat dalam membuat usaha baru, untuk melihat gagasan atau
rancangan usahanya. Oleh karena itu, sebuah rancangan usaha harus
mengandung unsur-unsur berikut:
1. Rencana yaitu rancangan usaha harus memuat sesuatu rencana berikut
maksud dan tujuan dari rencana tersebut. Maksudnya, rancangan usaha
yang dibuat sudah harus memuat maksud dan tujuan rencana itu dibuat
atau biasa disebut visi dan misi.
2. Usulan, yaitu rancangan usaha harus diusulkan kepada pihak lain untuk
diketahui dan dipertimbangkan oleh pihak lain. Pihak lain yang dimaksud
adalah investor, perbankan, konsultan, dan pemerintah.
3. Sistematis, yaitu hal-hal yang dimuat dalam rancangan usaha harus
disusun mulai dari yang sifatnya makro sampai pada yang bersifat mikro.
Yang bersifat makro seperti, pemilihan nama produk, kemasan, bahan-
bahan, dsb. untuk hal yang bersifat mikro seperti, ukuran produk,
pemilihan warna produk, dsb.
4. Tentatif, yaitu isi rancangan usaha masih dapat diubah sebelum
memperoleh persetujuan dari penerimaan atau pembaca rancangan usaha.
Artinya rancangan usaha masih bisa direvisi sesuai masukan dari para
pembaca rancangan, hingga ditentukan rancangan usaha mana yang akan
digunakan.

E. Manfaat
Beberapa manfaat dari rancangan usaha, yaitu:
1. Wadah untuk menampung rencana usaha.
2. Alat kontrol segala kegiatan yang (akan) dilaksanakan ketika gagasan
usaha diimplementasikan.

4
Ibid., 354-355

7
3. Menyampaikan kepada pihak lain maksud dan tujuan penyusunan
rancangan usaha.
4. Memperoleh perhatian dan keterlibatan pihak lain untuk membantu
terutama dalam mewujudkannya menjadi perusahaan yang nyata.

F. Format Rancangan Bangun Usaha


1. Perumusan Strategi
Strategi berasal dari kata strategic yang berarti menurut siasat atau
rencana dan strategy yang berarti ilmu siasat. Istilah “strategi”
dirumuskan sebagai suatu tujuan yang ingin dicapai, upaya untuk
mengkomunikasikan apa saja yang akan dikerjakan, siapa yang akan
mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, serta kepada siapa saja hal-hal
tersebut pula dikomunikasikan. Suatu strategi diperlukan guna
mengarahkan bagaimana masing-masing individu dapat bekerjasama
dalam suatu organisasi, dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran dalam
suatu usaha atau bisnis.
Dalam proses perumusan strategi ada tiga (3) hal yang perlu
diperhatikan, yaitu: (1) Di mana posisi perusahaan sekarang ini, ke mana
arah posisi perusahaan yang akan dituju, serta bagaimana seorang individu
berupaya untuk mencapai suatu posisi tertentu. Posisi perusahaan pada
saat sekarang ini, dapat diperoleh melalui Analisis Stratejik yang telah
dilakukan, yaitu Analisis Internal Organisasi perusahaan serta Analisis
Eksternal dan Industri. Dengan pengkajian dari analisis internal, maka
akan diketahui kinerja perusahaan, yang menggambarkan posisi
keunggulan dan kelemahan perusahaan itu. Sedangkan dengan pengkajian
dari analisis ekternal dan industri dapat didalami pengidentifikasian
kecenderungan yang lebih luas, dengan penggambaran peluang bisnis
yang ada atau dihadapi sekarang, dan ancaman atau hambatan operasional
perusahaan.5

5
Sofjan Assauri, Strategic Management, (Depok: Rajawali Pers, 2017), 61

8
2. Perencanaan Usaha
Menurut Dan Steinhoff dan John F. Burgess (1993) (dalam
Suryana, 2003) wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola
dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang
berusaha.6 Untuk dapat melakukan semua itu diperlukan sebuah
perencanaan yang tepat dan terperinci, sebab perencanaan usaha
merupakan suatu alat untuk memastikan bahwa sebuah usaha dijalankan
dengan benar dan tepat, yang mencakup pemilihan kegiatan yang akan
dijalankan, bagaimana menjalankan dan kapan dimulai dan selesainya
pekerjaan itu, untuk membantu tercapainya tujuan usaha.
Seorang wirausaha, menurut Norman M. Scarborough dan Thomas
W. Zimmerer (1993) (dalam Suryana,2003), mengemukakan definisi
wirausaha sebagai berikut: Wirausaha adalah orang yang menciptakan
bisnis baru dalam menghadapi resiko dan ketidakpastian dengan maksud
untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengenali
peluang dan mengombinasikan sumber-sumber yang diperlukan untuk
memanfaatkan peluang tersebut.
Jadi, pengertian perencanaan usaha adalah sebagai proses
penentuan visi, misi dan tujuan, strategi, kebijakan, prosedur, aturan,
program dan anggaran yang diperlukan untuk menjalankan suatu usaha
atau bisnis tertentu.
Rencana usaha harus dibuat tertulis sehingga dapat dijadikan
sebagai rujukan dan pedoman untuk menjaga agar kegiatan bisnis terarah
dan focus pada pencapaian tujuan. Dengan membuat suatu penilaian
terlebih dahulu sebelum melakukan investasi yang kemudian dituangkan
dalam suatu laporan secara tertulis, Manfaat yang bisa diperoleh dari
perencanaan bisnis adalah, bisa digunakan sebagai pedoman atau alat
untuk mengetahui apakah kegiatan bisnis yang akan dijalankan itu
memungkinkan dan memiliki kelayakan untuk dijalankan dan berapa

6
Suryana, Kewirausahaan (Kiat dan Proses Menuju Sukses), (Jakarta: Salemba, 2003),
52

9
waktu yang dibutuhkan untuk mewujudkannya serta dapat dijadikan
sebagai alat pengawasan.
Pokok-pokok rencana usaha antara lain:
a. Membuat Deskripsi bisnis
Deskripsi bisnis bertujuan untuk menjelaskan secara singkat
apa bidang usaha yang akan dijalankan, beserta potensi produk dan
kemungkinannya untuk bertahan dan berkembang di masa depan.
Dalam deskripsi bisnis ini, diharapkan semua orang yang nantinya
terlibat dalam bisnis, akan mengetahui potensi dan arah pengembangan
dari bisnis tersebut.7
b. Melakukan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran yang akan dijalankan haruslah merupakan
hasil analisa pasar yang telah dilakukan dengan cermat. Analisa pasar
adalah kekuatan yang harus digunakan untuk menciptakan target
pembeli. Dalam menuliskan strategi ini dibutuhkan suatu analisa yang
tepat sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada. Jenis
analisa yang dapat digunakan misalnya adalah analisa SWOT.8
Dengan analisa ini, maka dapat diketahui keunggulan, kelemahan,
peluang dan ancaman bagi suatu produk sehingga dapat menerapkan
strategi pemasaran yang tepat tanpa membuang waktu, tenaga dan
biaya.
c. Membuat Analisa Pesaing
Analisa pesaing digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan pesaing dalam satu pasar yang sama. Setelah menemukan
kekuatan dan kelemahan dari produk pesaing, kemudian perusahaan
dapat mencari strategi untuk memasarkan produk dengan cara yang
berbeda dengan pesaing.

7
M. Suyanto, Marketing Strategy Top Brand Indonesia, (Yogyakarta: C.V Andi Offset,
2007), 24
8
Ibid., 26

10
d. Desain Pengembangan
Rencana desain dan pengembangan diperlukan untuk
menunjukkan tahap perencanaan produk, grafik pengembangan dalam
konteks produksi dan penjualan. Selain berguna untuk mengetahui
rencana usaha ke depan, desain pengembangan juga akan
memengaruhi perencanaan pembiayaan usaha.
e. Rencana Operasional dan Manajemen
Rencana operasional dan manajemen dibuat untuk menjelaskan
bagaimana usaha akan berjalan dan berkelanjutan. Rencana
operasional akan berfokus pada kebutuhan logistik perusahaan,
misalnya bermacam tugas dan tanggung jawab tim manajemen,
bagaimana prosedur penugasan antar divisi dalam perusahaan, serta
kebutuhan anggaran dan pengeluaran yang berkaitan dengan
operasional perusahaan.
f. Menghitung Pembiayaan
Faktor pembiayaan menjadi unsur penting dalam sebuah
rencana bisnis. Dari mana sumber dana berasal, bagaimana mengatur
anggaran agar efisien dan usaha dapat berjalan lancar adalah tugas
penting yang harus direncanakan dalam komponen pembiayaan.

G. Jenis-Jenis Usaha
1. Perdagangan Besar
Adalah altivitas marketing yang menggerakkan barang-barang dari
produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga marketing lainnya.
Jika dilihat dari proses marketing yang meliputi konsentrasi, dan
distribusi, maka proses pengumpulan dan pengembangan (konsentrasi dan
ekuasi dilakukaj oleh perdagangan besar.
Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi merupakan kegiatan
perdagangan besar atau bukan, ada 3 (tiga) macam sifat yang bisa
diperhatikan:

11
a. Motif pembelian memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk
dikonsumsi. Tetapi untuk dijual kembali dengan memperoleh
keuntungan.
b. Jumlah pembelian
1) Commercial consumers
2) Industrial consumers, dan
3) Governmental consumers.
c. Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut. Beberapa kriteria cara
berusaha, yaitu:9
1) Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif, hanya
melayani pedagang eceran, tidak melayani semua konsumen.
2) Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih besar
dari kebutuhan sehari-hari.
3) Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Bukan one price policy
seperti pada pedagang, tetapi dapat diadakan korting, kredit, cara-
cara pengiriman, dan sebagainya.
Pedagang besar memegang peranan yang sangat penting, sehingga
fungsi perdagangan besar adalah:
a. Pengumpulan dan penyebaran (assembling and distributing).
b. Pembelian dan penjualan (buyers and selling).
c. Pemilihan barang (selection of goods).
d. Pemberian kredit (financing).
e. Penyimpanan (storage).
f. Pengangkutan (transportation).
2. Perdagangan Eceran
Kegiatan perdagangan besar dan perdagangan eceran adalah sangat
penting dalam proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa usaha
perdagangan besar dan eceran, produsen sulit dalam menyalurkan
barangnya, walaupun beberapa produsen dapat langsung menyalurkan
barang kepada konsumen atau ke pengecer, tapi kegiatan tersebut tidak

9
Ibid., 76

12
dapat diandalkan dan tidak efisien. Perdagangan eceran atau retailing
adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir.
Perdagangan eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang
dari produsen sampai kepada konsumen.10
Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Perdagangan eceran besar.
b. Perdagangan eceran kecil terdiri dari:
1) Eceran kecil berpangkalan
2) Eceran kecil tidak berpangkalan.
Jika kita gambarkan pembagian perdagangan eceran tersebut dalam
bentuk skematis adalah sebagai berikut:
Perdagangan eceran kecil berpangkalan, ialah yang mempunyai
tempat yang tetap, seperti toko kecil, kios, dan warung, sedangkan yang
tidak berpangkalan adalah pedagang eceran yang tidak mempunyai tempat
usaha. Kelompok ini dapat dibagi atas yang memakali alat seperti tukang
bakso, tukang sepatu, tukang rujak, dan sebagainya.
Beberapa keuntungan dari perdagangan eceran kecil adalah:
a. Modal yang diperlukan adalah kecil dan rentabilitasnya besar.
b. Pedagang-pedagang eceran kecil menganggap bahwa pendapatannya
dari usaha itu merupakan pendapaytan tambahan atau kadang-kadang
hanya iseng atau mengisi waktu lowong terutama pada daerah
musiman.
c. Tempat kedudukan pedaganag-pedagang eceran kecil biasanya laing
strategis. Maka selalu mendekatkan the center of consumers (pusat-
;pusat konsumen).
d. Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen adalah kuat
misalnya kita lihat pembeli-pembeli pada warung-warung kopi
mengadakan obrolan yang intim sekali dengan pemiliknya.

10
Ibid., 77

13
Faktor-faktor kelemahannya yaitu sebagai berikut:
a. Kelemahan yang terdapat pada perdagangan eceran kecil ini ialah:
keahlian kurang.
b. Administrasi dalam arti pembukuan tidak diperhatikan, sehingga
kadang-kadang habis dimakan. Pedagang kecil tidak mmepu
mengadakan sales promotion.
Sedangkan faktor-faktor yang mendorong majunya toko eceran
antara lain sebagai berikut:
a. Lokasi/tempat toko eceran
Tempat yang strategis dari toko eceran ini sangar besar
pengaruhnya kepada kemajuan kelancaran penjualan barang pada toko
tersebut. Apabila toko-toko itu terletak pada tempat yang terpencil
harganya akan lebih mahal dibandingkan dengan toko-toko yang
letaknya di daerah ramau, karena toko eceran yang letaknya pada pusat
keramaian kota akan lebih banyak dikunjungi oleh para konsumen.
Toko ini akan memiliki volume penjualan leboih tinggi dibandingkan
dengan toko-toko eceran yang letaknya jauh dari pusat keramaian kota
besar.
Pemilihan lokasi ini sangat penting karena akan memengaruhi
tingkat profitabilitas dan kontinuitas usaha dalam jangkapanjang.
Menurut Kotler (2004: 446) dalam Bob Fosterm Retailing are
accustomed to saying that the three keys to success are location,
location and location. Jadi tiga kunci sukses bagi toko eceran adalah
lokasi, lokasi dan lokasi. Hal ini menyiratkan betapa pentingnya
keputusan mengenai lokasi bagi usaha eceran. Lokasi juga akan
memengaruhi citra toko atau kepribadian toko dan kekuatan daya yang
dibuat oleh toko terhadap pelanggannya. Jika daya lainnya sama di
antara beberapa toko, maka konsumen pasti akan memilih toko
terdekat dengan tempat tingalnya, karena akan memberi kenyamanan,
hemat waktu dan tenaga, leboih kecil pengorbanan jangka panjang,
lokasi dipengaruhi oleh perkembangan pembangunan para

14
wirausahawan harus jeli mempertimbangkan lokasi pada saat akan
mendirikan perusahaan.
Lengkapnya barang pada toko-toko eceran akan sangat menarik
bagi konsumen. Lengkap disini diartikan barang-barangnya komplit
sesuai dengan jenis barang yang diperdagangkan. Jika barang tidak
lengkap, maka konsumen akan mencarinya ke toko lain. Pada hati
konsumen akan timbul anggapan bahwa toko tidak lengkap, akhirnya
konsumen pindah menjadi langganan toko lain tersebut.
Ragam produk yang akan dijual harus disesuaikan dengan
pasar sasaran, siaapa konsumen kita. Di samping ragam barang, faktor
lin yang harus dipertimbangkan ialah jumlah barang yang disediakan,
kualitas, model, dan seabagainya. Sesuai dengan posiis toko eceran,
juga perlu diperhatikan, barang bermerek nasional, barang impor, hari
besar, hari lebaran, dan sebagainya. Ada lima prinsip yang perlu
dipertimbangkan mengenai barang yang harus disediakan yaitu 1) the
right merchandise 2) in the right place 3) at the right time 4) at the
right place 5) at the right quantities (Michello dalam Bob Foster 2005:
48).
Jadi, barang dagangan siap tersedia di toko, pada saat yang
tepat, jumlah yang tepat, harga yang tepat, semuanya harus
direncanakan secara tepat. Misalnya masyarakat akan mengahdapi hari
raya lebaran, atau akan menghadapi tahun ajaran barus ekolah. Para
pengusaha yang bergerak dalam komoditi yang terkait dengan suasana
hari-hari tersebut harus segera mengatur persediaan barang, sediakan
stok yang cukup dengan membeli lebih banyak dari hari-hari biasa,
mutu harus sesuai, dan tepat pada waktunya bisnis akan berjalan
lancar, dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara
memuaskan.
b. Ketepatan Harga
Harga byang tepat sangat penting demi kemajuan toko eceran
yang berada di kota besar. Toko eceran yang menetapkan harga jual

15
yang cukup murah, atau harga pasti, harus selalu mencari informasi
supaya harga yang ditetapkan jangan terlalu tinggi daripada harga
saingan, dan ini harus benar-benar diperhatikan oleh toko eceran
tersebut, terutama untuk barang-barang yang sangat terkenal. Bahkan
ada toko-toko eceran yang menetapkan harga untuk barang-barang
yang dikenal umum di bawah harga pasar.
Strategi toko eceran menetapkan kebijaksanaan harga antara
lain adalah untuk menarik langganan, tokonya terkenal sebagau toko
murah, sehingga tokonya mendapat tempat di hati konsumen, sehingga
citra toko makin meningkat, dapat mengatasi saingan serta volume
penjualan makin baik.
c. Suasana toko (Store Atmosphere)
Atmosfir toko ini merupakan perasaan/kejiwaan seseoarang
pada saat memasuki toko. Calon konsumen sudah mempunyai
bayangan tentang satu toko sebelum ia masuk mencari barang dan
mengetahui harganya, ia akan betah dalam toko atau cepat keluar lagi.
Atmosfir adalah suasana toko yang meliputi berbagai tampilan
interior, eksterior, tata letak, lalu lintas internal toko, kenyamanan
udara, bau, layanan, musik, seragam pramuniaga, pajangan/display
barang dan sebagainya. Yang menimbulkan daya tarik bagi konsumen
dan membuatnya betah, serta membangkitkan keinginan untuk
membeli.
Suasana toko dan lingkungan sekitar sangat besar pengaruhnya
dalam persepsi konsumen. Oleh sebab itu, dekorasi dan keteraturan
bagian depan toko perlu diperhatikan. Bagian depan inilah yang
menjadi pusat perhatiab pertama dari konsumen. Kemudian bagian
dalam toko berupa lay-o0ut, displays, wall and floor colors, lighting,
scents, music and the kind of sales personnel also contribute to store
image.

16
H. Aspek-Aspek Perencanaan Usaha
Perencanaan usaha memiliki beberapa aspek, antara lain:
1. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan pelayanan yang berorientasi pada
pemenuhan tuntutan pelanggan mengenai kualitas produk (barang atau
jasa) sebaik-baiknya agar kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan
terpenuhi.11 Pelayanan prima dikembangkan berdasarkan konsep A3, yaitu
attitude (sikap), attention (perhatian), dan action (tindakan).
a. Konsep Attitude (sikap)
Calon pembeli/pelanggan selalu mengharapkan sikap dan
perilaku yang baik serta menyenangkan dari pelayan/petugas yang ada
di toko/perusahaan sehingga kepuasan pembeli terpenuhi. Hal-hal yang
dapat mendukung konsep bersikap antara lain:
1) Pelayanan pelanggan dengan penampilan serasi
2) Pelayanan dengan berpikir positif
3) Pelayanan pelanggan dengan sikap menghargai
b. Konsep Attention (perhatian)
Bentuk-bentuk pelayanan berdasarkan konsep perhatian adalah
sebagai berikut:
1) Mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan
2) Mengamati perilaku pelanggan
3) Mencurahkan perhatian penuh pada pelanggan
c. Konsep Action (tindakan)
1) Pencatatan pesanan
2) Pencatatan kebutuhan pelanggan
3) Penegasan kembali kebutuhan pelanggan
4) Mewujudkan kebutuhan pelanggan
5) Menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan kembali.

11
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik., 358

17
2. Promosi
Promosi adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha
dagang. Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering
dipakai oleh pemasar.12 Menurut Rambat Lupiyoadi promosi merupakan
salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan
oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa.
a. Sarana Promosi
Menurut Kasmir, sarana promosi dapat dilakukan dengan
beberapa hal, di antaranya adalah:13
1) Periklanan (Advertising)
Periklanan merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk
tayangan atau gambar atau kata-kata yang tertuang dalam spanduk,
brosur, billboard, koran, majalah, TV atau radio. Dengan membaca
atau melihat Advertising itu diharapkan para konsumen atau calon
konsumen akan terpengaruh lalu tertarik untuk membeli produk yang
diiklankan tersebut, oleh karena itu iklan ini harus dibuat sedemikian
rupa sehingga menarik perhatian para pembacanya.
2) Promosi penjualan (Sales Promotion)
Promosi Penjualan merupakan promosi yang digunakan untuk
meningkatkan penjualan melalui potongan harga atau hadiah pada
waktu tertentu terhadap barang-barang tertentu pula.
3) Publisitas (Publicity) Publisitas merupakan promosi yang dilakukan
untuk meningkatkan citra suatu bisnis atau usaha.
4) Penjualan pribadi (Personal Selling) Penjualan Pribadi merupakan
promosi yang dilakukan secara pribadi misalnya melalui pribadi-
pribadi karyawan.
b. Tujuan Promosi
1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
2) Menjelaskan cara kerja suatu produk.
3) Membentuk pilihan merk.
12
Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 898.
13
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media, 2004,), 176-177.

18
4) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat.
3. Teknik Menjual
a. Tahapan-tahapan teori AIDAS
Tahapan-tahapan teori AIDAS adalah sebagai berikut:
1) Attention (perhatian). Pada tahap ini, penjual harus berusaha agar
calon pembeli memperhatikan penawaran yang dilakukan calon
penjual. Untuk mendapatkan perhatian dari calon pembeli, penjual
harus memperhatikan sikap, tindak-tanduk, bahasa, cara berbicara,
dan cara berpakaian. Kesan pertama yang baik akan berpengaruh
positif pada terjadinya penjualan.
2) Interest (minat). Pada tahap ini, penjual harus mengubah perhatian
calon pembeli menjadi minat yang kuat. Hal ini bisa dilakukan
dengan cara menciptakan suasana yang menyenangkan,
menanamkan kepercayaan kepada calon pembeli agar merasa
dirinya sebagai orang yang penting, memberikan jalan untuk
mempermudah pembelian membuat keputusan serta melakukan
pendekatan kepada calon pembeli.
3) Desaire (keinginan). Perlu diketahui bahwa kebiasaan calon pembeli
dalam mengambil keputusan membeli tidak sama. Hal-hal yang
mempengaruhinya antara lain adalah pendapatan, jenis kelamin,
pendidikan, status sosial.
4) Action. Pada tahap ini, penjual harus meyakinkan kepada pembeli
bahwa keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan adalah
keputusan yang tepat. Pada tahap ini, penjual harus menjelaskan
kepada pembeli apa keuntungan yang akan didapat pembeli jika
membeli produk dan apa kerugiannya jika tidak membelinya.
Dengan menjelaskan produk tersebut, maka dapat meyakinkan
pembeli untuk membeli suatu produk.
5) Satisfaction (kepuasan). Pada tahap ini, penjual harus memastikan
bahwa kualitas produk yang ditawarkan sesuai yang dijelaskan.

19
Harga yang ditetapkan pun harus sesuai, sehingga pembeli merasa
puas dan kemungkinan akan berlangganan. Maka dari itu, penjual
harus mampu menjelaskan, mengarahkan, membimbing dan
memberi petunjuk kepada pembeli tentang produk yang ditawarkan,
seperti kegunaan, efeknya, dll.
b. Keterampilan Penjual
Keterampilan menjual berarti kemampuan untuk mencari dan
menganalisis konsumen sasaran untuk produknya. Adapun beberapa
sifat yang harus dimiliki oleh penjual yang baik meliputi:14
1) Sikap dalam menjual, penjual tidak sekedar dilatih dengan
pengetahuan tentang produk saja, melainkan juga perlu memahami
tentang tata cara menarik perhatian dan minat agar mau membeli
produk yang ditawarkan.
2) Kemampuan berkomunikasi, penjual juga harus mampu
berkomunikasi secara verbal maupun no-verbal. Artinya, ia harus
dapat berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta mampu
memahami bahasa tubuh orang lain.
3) Keahlian dalam menjual, dalam hal ini penjual harus mampu
melakukan presentasi penjualan, negosiasi, mengatasi penolakan
propek, dan menutup transaksi.
4) Pengetahuan tentang produk, ini wajib untuk dikuasai oleh setiap
penjual. Namun, saat ini prospek sudah lebih pintar sehingga
mereka lebih banyak mendapat informasi tentang produk dari
berbagai sumber. Untuk itu, peran pengetahuan tentang produk
dalam penutupan transaksi semakin berkurang. Prospek lebih
memperhatikan sikap penjual.
c. Ilmu Menjual
Ilmu menjual adalah ilmu yang dapat digunakan dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari, yaitu suatu seni untuk memengaruhi

14
Oscarius Y.A Wijaya, Enterpreneur: Bagaimana Menciptakannya? Wawasan dan Ide
dalam Proses Pengajaran Kewirausahaan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2016), 54

20
orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan.15Adapun manfaat ilmu menjual adalah sebagai berikut:
1) Memperlancar tugas penjual dalam melakukan kegiatan dagang.
2) Penjual dapat mengatasi segala macam tantangan atau hambatan
yang kadang timbul di tengah kegiatan jual-beli.
3) Membantu penjual dalam mengatasi persaingan yang semakin ketat,
baik dalam negeri maupun luar negeri.
4) Meningkatkan omset penjualan.
4. Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah penilaian pelanggan terhadap produk
atau pelayanan yang memberikan tingkat kenikmatan seperti yang
diharapkan. Harapan itu berupa kemampuan perusahaan menyediakan
produk, pelayanan, harga, dan aspek lain sesuai dengan yang diinginkan
pelanggan, atau melebihi keinginan pelanggan.16Kotler, berpendapat
bahwa mengukur kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting, karena
pelanggan adalah orang yang merasakan bagaimana pelayanan yang telah
diberikan dari suatu jenis pelayanan. Kualitas pelayanan harus dilihat
mulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan
sebagai konsumen jasa pelayanan.

15
Rusdiana, Kewirausahaan Teori dan Praktik., 367
16
Ibid

21
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Rancangan Usaha merupakan dokumen tertulis yang disiapkan oleh
seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal
dan eksternal yang terlibat dalam memulai bisnis baru. Salah satu kunci
sukses memulai usaha adalah adanya kemampuan menuangkan ide-ide
atau gagasan cemerlang yang kreatif dan inovatif dan mempunyai nilai
ekonomi/komersial tinggi ke dalam sebuah Business Plan atau
perencanaan bisnis yang matang dan realistis.
2. Unsur-unsur rancangan usaha terdiri atas rencana, usulan, sistematis dan
tentatif.
3. Beberapa manfaat dari rancangan usaha yaitu sebagai wadah untuk
menampung rencana usaha, alat kontrol segala kegiatan yang (akan)
dilaksanakan ketika gagasan usaha diimplementasikan, menyampaikan
kepada pihak lain maksud dan tujuan penyusunan rancangan usaha serta
memperoleh perhatian dan keterlibatan pihak lain untuk membantu
terutama dalam mewujudkannya menjadi perusahaan yang nyata.
4. Format rancangan bangun usaha terdiri atas: perumusan strategi dan
perencanaan usaha.
5. Perencanaan usaha memiliki beberapa Aspek, antara lain:
a. Pelayanan Prima, Pelayanan prima merupakan pelayanan yang
berorientasi pada pemenuhan tuntutan pelanggan mengenai kualitas
produk (barang atau jasa) sebaik-baiknya agar kebutuhan, keinginan,
dan harapan pelanggan terpenuhi.
b. Promosi, Promosi adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha
dagang. Promosi merupakan salah satu jenis komunikasi yang sering
dipakai oleh pemasar. Menurut Rambat Lupiyoadi promosi merupakan

22
salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting
dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk jasa.
c. Teknik Menjual, meliputi: Attention (perhatian), Interest (minat),
Desaire (keinginan), Action, dan Satisfaction (kepuasan).
d. Kepuasan Pelanggan, Kepuasan pelanggan adalah penilaian pelanggan
terhadap produk atau pelayanan yang memberikan tingkat kenikmatan
seperti yang diharapkan. Harapan itu berupa kemampuan perusahaan
menyediakan produk, pelayanan, harga, dan aspek lain sesuai dengan
yang diinginkan pelanggan, atau melebihi keinginan pelanggan.

B. Saran
Penulisan makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
perbaikan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
wawasan kita mengenai Gambaran Usaha. Atas kritik dan saran yang
diberikan diucapkan terima kasih.

23
DAFTAR PUSTAKA

Assauri, Sofjan. Strategic Management. Depok: Rajawali Pers, 2017.

Dharmawati, Made. Kewirausahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Kasmir. Pemasaran Bank. Jakarta: Prenada Media, 2004.

Pusat Bahasa Departement Pendidikan Nasional. Kamus Umum Bahasa


Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Rusdiana. Kewirausahaan Teori dan Praktik. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2014.

Suryana. Kewirausahaan Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba,


2003.

Suyanto, M. Marketing Strategy Top Brand Indonesia. Yogyakarta: C.V Andi


Offset, 2007.

Wijaya, Oscarius Y.A. Enterpreneur: Bagaimana Menciptakannya? Wawasan


dan Ide dalam Proses Pengajaran Kewirausahaan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2016.

Anda mungkin juga menyukai