Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANDIRI

CONTOH GAMBAR TENTANG SYIRIK

Disusun Oleh:

M. KHOIRUR RIJAAL

Kelas IAI

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


MADRASA ALIYAH NEGERI (MAN) 1 LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2018
CONTOH SYIRIK

1. Sembahyang Kepada Makhluk Tak Bernyawa

Apakah makhluk itu murni disembah/dipuja atau hanya sebagai simbol


bagi rabb/ilah (tuhan) selain Allah, umpamanya menyembah/memuja patung,
kuburan, pohon, batu, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain. Penyembahan/
pemujaan terhadap makhluk-makhluk tersebut adalah perbuatan syirik
akbar karena telah mengada-adakan dan mengibadati ilah selain Allah,
berdasarkan firman-Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya:
"Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" (QS. Al-
Anbiya: 52)

2. Mengaku sebagai Allah atau Tuhan selain Allah

Arbab adalah bentuk jamak dari rabb yang berarti pengatur atau yang


mengatur. Jadi, Rabb (Allah) adalah Zat Yang mengatur atau Yang
menentukan hukum. Sedangkan alihah merupakan bentuk jamak
dari ilah yang berarti segala sesuatu yang diabdi, ditaati, atau disembah. Ilah
bisa berupa manusia, barang, kesenangan atau hal-hal yang mendatangkan
kesenangan maupun ketenangan. Kalimat tauhid Laa ilaaha illallah(tiada ilah
selain Allah) artinya secara esoterik maupun aplikatif adalah tiada sesuatupun
yang diikuti aturannya, dijauhi larangannya atau diibadati (disembah/diabdi)
selain Allah dengan kepengaturan-Nya/ajaran-Nya sebagai Rabb. Dengan
demikian siapa saja yang mengaku sebagai Allah atau rabb/ilah selain
Allah dengan tujuan atau alasan apapun, maka ia telah melakukan perbuatan
syirik akbar karena telah menduakan keesaan Allah, berdasarkan firman-
Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
(Fir'aun) berkata: "Akulah rabb-mu yang paling tinggi." Maka Allah
mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia. (QS. An-Nazi'at: 24-
25)

3. Mengaku Sebagai Anak Allah

Baik mengaku secara biologis maupun hanya sekedar kiasan, siapapun


yang mengaku sebagai anak Allah maka ia telah berbuat syirik akbar karena
telah merendahkan Zat Khalik ke level makhluk-Nya, berdasarkan firman-
Nya Subhanahu Wa Ta’ala:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah
anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa
Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak
Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia (biasa) di
antara orang-orang yang diciptakan-Nya... (QS. Al-Maidah: 18)
4. Pergi ke Kuburan Orang-orang Tertentu untuk Mencari Wangsit Karena
mau Mengikuti Pemilu.

Hal tersebut dilarang karena pada hakikatnya kuburan bukan tempat


untuk meminta wangsit dari seseorang yang sudah meninggal. Justru orang
yang sudah meninggal mereka dihisab semua amal-amalnya dan tidak akan
bisa membantu orang lain yang meminta pertolongan padanya justru
merekapun meminta tolong terhadap amal yang sudah diperbuatnya.
Kuburan bukan tempat orang meminta atau mencari wangsit justru
kuburan adalah sebuah tempat untuk manusia bisa bermuhasabah bahwa
kematian itu akan dialami oleh semua orang. Seperti halnya pada zaman Nabi
Nuh, kaumnya yang tidak mengikuti risalahnya mereka membanggakan
orang-orang saleh yang sudah meninggal dan menganggap orang shaleh itu
bisa menjadi washilah kepada Tuhan. Adapun di zaman rasul orang-orang
jahiliyah meminta kepada Latta, Uzza, Manat. Orang yang sudah meninggal
dan kemudian dijadikan berhala. Bukankah hal itu serupa dengan orang yang
meminta wangsit ke kuburan untuk mengikuti pemilu?. Hal tersebut dilarang
jika alasannya untuk itu, kecuali jika ke kuburan untuk ziarah dan mendoakan
orang yang sudah meninggal hal itu diperbolehkan.
5. Permainan Kuda Lumpung

Permainan kuda lumping yang membuat pemainnya kerasukan


merupakan perbuatan yang jatuh pada kemusyrikan sebab ritual yang
ditempuh sebelum permainan kuda lumping dimulai adalah meminta bantuan
pada arwah dan jin dengan memberikan sesaji dan sebagainya. Efek dari hal
tersebut adalah orang-orang yang kerasukan dapat melakukan hal-hal yang
berada diluar akal manusia, seperti dibacok kebal (tidak mempan), berjalan di
atas api atau serpihan kaca tanpa terluka, ditusuk tidak tembus, dan lain
sebagainya. Jelas-jelas hal tersebut merupakan perbuatan yang jauh dari ajaran
tauhid sebab mengantungkan harapan pada selain Allah. Seharusnya
permainan kuda lumping itu tidak dikontaminasi dengan unsur-unsur syirik.
Permainan tersebut merupakan budaya masyarakat yang bisa menghibur
dengan cara-cara yang tidak boleh melanggar syariat.

Anda mungkin juga menyukai