Semoga akan senantiasa ada ulama yang akan melakukan pemurnian aqidah atau
purifikasi, kembali kepada Al Qur’an dan Hadis. Karena masalah tauhid merupakan
bagian dari aqidah yang terpenting, sehingga Allah SWt tidak akan mengampuni
manusia yang meninggal dengan membawa dosa syirik. Di bawah ini akan penulis
paparkan beberapa hal tentang kesyirikan agar kita berhati hati dan terhindar dari
bahayanya.
A. Pengertian Syirik
ْ ْ َ
Syirik dari segi bahasa, berasal dari bahasa arab أش َر َك ُيش ِر ُك ِش ْرك artinya
mempersekutukan. Sedangkan secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang lain.
1
Ajid Thohir,.Studi Kawasan Dunia Islam (perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik), (Jakarta:
Rajawali Pres, 2009), hal. 384
1. Imam Al-Azhar asy-Syafi’i
Beliau mengatakan bahwa Allah SWT menceritakan tentang hamba-Nya,
Lukman al-Hakim yang berkata kepada putranya;
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar. (QS. Luqman: 13)
Syirik adalah membuat sekutu bagi Allah dalam ketuhanan-Nya (Rububiyah-
Nya). Makna laa tusyrik dengan memakai huruf ba’ dalam lafazh billahi adalah
Kamu jangan menyepadankan Allah dengan yang lain itu kemudian kamu
jadikan sekutu (kawan) bagi Allah. Begitu pula dalam firman-Nya;
2
Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Islam Aqidah Islam, (Jakarta:
Robbani Press, 1998), hal. 220
b. Syirik dalam uluhiyah. Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang
dalam kelayakan disembah dan ditaati yang menjadi kekhususan Allah
seperti shalat, puasa, nazar dan menyembelih kurban untuk selain Allah.
Jenis ini secara umum disebut syirik.
c. Syirik dalam nama-nama dan sifat-sifat Allah. Maksudnya, menyamakan
sesuatu atau seseorang dengan Allah dalam nama-nama dan sifat yang
menjadi kekhususan Allah. Jenis ini biasanya juga disebut tamtsil
(penyerupaan).
Kedua, arti khusus. Yaitu menjadikan sesuatu selain Allah sebagai tuhan yang
disembah dan ditaati disamping Allah. Inilah makna syirik yang secara langsung
dipahami ketika ia disebut dalam Al-Qur’an, Sunnah dan ucapan kaum Salaf.
Maka siapa yang menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai sesembahan yang
ditaati selain Allah, ia disebut musyrik dalam bahasa wahyu dan atsar.
Dari definisi tersebut di atas sudah dipastikan orang kafir adalah orang
musyrik juga, tetapi orang Muslim boleh jadi dikatakan orang musyrik manakala
memiliki keyakinan atau peribadatan kepada Allah tetapi juga memiliki
keyakinan atau peribadatan yang ditunjukkan kepada selain Allah.Sebagaimana
pada masa Jahiliyah manusia menyembah kepada berhala, tetapi ketika ditanya,
mereka bukan menyembah kepada berhalanya.Hanyasaja sebagai perantara
agar mereka merasa lebih dekat dengan Allah.
D. JENIS-JENIS SYIRIK
1. Menurut Kekhususan bagi Allah
a. Syirik dalam Rububiyah
Syirik dalam rububiyah yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau makhluk
yang memiliki kesamaan atau penyerupaan dalam perbuatan-Nya, menciptakan,
menghidupkan, memberi rizki, menurunkan hujan, menentukan takdir,
menguasai alam, mengatur alam yang seharusnya meyakini hanya Dia sendiri
yang memiliki.
1. Penciptaan
Dalam hal penciptaan, Allah tidak bisa ditandingi, sebagaimana yang Allah
tegaskan menerangkan bahwa berhala-berhala yang orang-orang musyrik
sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-
sama;
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu (QS. Al-Sajdah: 5)
4. Memberi Rezeki
Dalam hal memberi rizki, Allah-lah pemilik semuanya, Maha Pemurah lagi
Pemberi rizki.
1. Berdoa
Berdoa ada dua macam, ada doa sebagai ibadah ada pula doa sebagai
permohonan. Berdo’a dalam artian sebagai ibadah merupakan tanda
kelemahan, ketundukan seorang hamba terhadap Khaliqnya. Oleh karena itu
orang yang tidak pernah berdo’a termasuk golongan orang-orang yang
sombong. Berdo’a yang berbentuk permohonan adalah meminta sesuatu
yang dapat berguna bagi orang yang berdoa, berupa meraih manfaat atau
meghilangkan mudharat.Diantara bentuk berdo’a kepada selain Allah adalah
berdoa kepada pohon, kepada wali Allah baik yang masih hidup atau yang
sudah meninggal.
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala,
dan kamu membuat dusta]. Sesungguhnya yang kamu sembah selain
Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki
itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.hanya
kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan”. (QS. Al-‘Ankabut: 17)
2. Meminta perlindungan
2. Menurut Kadarnya
a. Syirik Besar
Syirik besar adalah jenis Syirik yang menyebabkan pelakunya keluar dari
agama Islam. Syirik besar adalah menjadikan sekutu atau tandingan bersama
Allah ta'ala dalam Dzat, nama dan sifat-sifat -Nya atau menyamakan makhluk
dengan Allah azza wa jalla pada sebagian hak yang dimiliki oleh Allah
Shhubhanahu wa ta’alla semata
Bisa juga didefinisikan secara ringkas, yang dimaksud dengan syirik besar
ialah seseorang menjadikan sekutu bagi Allah Shhubhanahu wa ta’alla dalam hak
rububiyah -Nya, atau uluhiyah Nya atau nama dan sifat-sifat –Nya.
b. Syirik Kecil
3
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh, Terjemahan Edisi Indonesia Fathul Majid (syarah Kitab
Tauhid),(Jakarta: Pustaka Azzam: 2011), hal. 861
Syirik kecil adalah syirik yang jika dilakukan tidak menyebabkan pelakunya
keluar dari agama islam. Walaupun begitu, syirik kecil termasuklah dosa besar
dan dalam kondisi tertentu bisa masuk dalam syirik besar. Contoh:
a. Bersumpah dengan nama selain Allah Shubhanahu wata’alla
b. Ucapan orang yang mengatakan, 'Menurut kehendak Allah Shubhanahu
wa ta’ala dan kehendakmu'. Atau ucapan, 'Saya bersandar kepada Allah
Shubhanahu wa ta’alla dan kepadamu'.
c. Tathayur, menganggap sial sesuatu
d. Mendatangi paranormal dan dukun lalu membenarkannya. Apabila tidak
sampai meyakini mereka mempunyai pengetahuan ghaib.
e. Riya. Rasulallah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Tidak ada yang paling aku takutkan atas kalian dari pada syirik kecil". Para
sahabat bertanya: 'Apa syirik kecil itu wahai Rasul? Beliau menjelaskan, "Riya,
kelak pada hari kiamat Allah akan berkata, ketika membalas amal perbuatan
manusia, 'Pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu didunia kalian
berbuat riya padanya, carilah apakah kalian menjumpai balasan disisi mereka.
(HR Ahmad 5/428, 429. Dengan sanad hasan, sebagaimana di hasankan oleh al-
Hafidh Ibnu Hajar dalam Bulughul Maram hal: 187).
3. Menurut Perbuatannya
a. Syirik Jali
Syirik zhahir adalah jenis Syirik yang dilakukan seseorang, dan Sebagian besar
dilakukan secara sadar dan terang-terangan, seperti menyembah sesuatu,
mengkultuskan benda atau orang, memberikan seserahan untuk kebaikan atau
menolak bala kepada makhluk ghaib, dan lain sebagainya.
b. Syirik Khafi
Syirik khafi adalah syirik tersembunyi yang dilakukan seseorang dengan
hatinya, dan seringkali tidak dengan kesadaran dirinya, seperti riya, cinta kepada
makhluk secara berlebih, bergantung dan tawakkal kepada selain Allah, meyakini
adanya kuasa yang sama dengan kuasa Allah, dan lainnya.
E. BENTUK-BENTUK SYIRIK
a. Tathayyur
Tathayyur adalah beranggapan sial dengan waktu tertentu, tempat tertentu,
atau sesuatu yang dilihat, didengar, atau diketahui. (Al-Qaulul Mufid). Ibrahim
Muhammad bin Abdullah al-Buraikan 4 menjelaskan bahwa Tathayyur bentuk
jamaknya at Thiyarah dengan syakal kasrah pada huruf Tha dan syakal fathah pada
huruf Ya-dalam bahasa Arab berarti: merasa pesimis terhadap sesuatu. Asalnya
adalah kebiasaan orang-orang Arab untuk menjadikan burung atau kijang yang
lewat di depan atau belakang atau atas rumah mereka sebagai tanda-tanda
keberkahan atau pesimisme.
Jadi batasan definitif bagi istilah tathayyur atau thiyarah adalah kebiasaan
merasa pesimis dengan tanda-tanda tertentu dari burung, binatang-binatang
tertentu, warna, individu, hari dan bulan tertentu serta lainnya, dengan mana ia
menolak melakukan sesuatu atau melakukannya.
4
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, PengantarStudi Aqida Islam. (Jakarta: Robbani
Pres, 1998), hal. 267
5
(HR. Abu Dawud no. 3910, lihat al-Qaulul Mufid)
6
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, PengantarStudi Aqida Islam. (Jakarta: Robbani
Pres, 1998), hal. 270
kandunagn jimat itu adalah Al-Qur’an, atau benang atau kulit atau kerikil dan
semacamnya. Orang-orang Aarab biasa menggunakan jimat bagi anak-anak
mereka sebagai perlindungan dari sihir dan guna-guna dan semacamnya.7
Ketahuilah bahwa para ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in serta
setelahnya berbeda pendapat dalam hal boleh tidaknya memakai tamimah yang
terbuat dari Al-Qur’an, asma Allah, dan sifat-sifat-Nya.Sebagian mereka
memperbolehkan, yaitu Abdullah bin Amr bin Al- Ash8, dan itu adalah riwayat
Aisyah yang zhahir. Ini pula pendapat Abu Ja’far Al Baqir dan Ahmad dalam suatu
riwayat dari beliau. Mereka memahami hadis tamimah, bahwa yang dimaksud
adalah tamimah yang didalamnya terdapat unsur syirik.
a. Mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir dengan sihir yang sama.
Ini hukumnya haram dan pelakunya dinyatakan kafir dengan tingkat kafir
kecil. Inilah, misalnya yang dikatakan oleh al Hasan: “sihir itu tidak
dikeluarkan kecualai oleh penyihir”. Ini dilakukan dengan carapelaku
Nusyrah (yang melakukan pengobatan) dan orangg yang terkena Nusyrah
kepada syetan dengan melakukan apa yang disenangi sehingga syetan itu
membatalkan aksinya pada diri orang tersebut.
b. Mengeluarkan sihir dari seseorang dengan doa dan jampi yang dibolehkan
dan terdapat dalam Al Qur’an dan Sunnah. Ini hukumnya mubah atau boleh.
7
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, PengantarStudi Aqida Islam. (Jakarta: Robbani
Pres, 1998), hal. 270
8
Riwayat tentang itu adalah lemah dan tidak menunjukkan pada permaslahan ini.
9
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh, Terjemahan Edisi Indonesia Fathul Majid (syarah Kitab
Tauhid), (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), hal.230
Yang dimaksud adalah ruqyah (bacaan-bacaan) yang syirik, yang mengandung
permintaan bantuan kepada jin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
melarang tiga hal di atas dalam hadits beliau:
Sesungguhnya jampi-jampi, tamimah, dan tiwalah adalah syirik. (HR. Ahmad
dan Abu Dawud)
e. Perdukunan
Dukun adalah orang yang mengambil informasi dari syetan yang mencuri
pendengaran dari langit. Dukun-dukun itu sebelum bi’tsah (Nabi diutus)
berjumlah sangat banyak, tetapi setelah bi’tsah jumalah merekaberkurang
(sedikit), karena Allah Ta’ala menjaga langit dengan adanya bintang-bintang.
Kebanyakan yang terjadi pada umat ini adalah apa yang dikhabarkan oleh Jin
kepada antek-anteknya yang berupa manusia tentang berita ghaib yang terjadi di
bumi, maka orang bodoh mengira bahwa itu adalah kasyf (penyingkapan sesuatu
yang ghaib) dan karamah.10
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
Barangsiapa mendatangi dukun dan bertanya sesuatu, tidak akan diterima
shalatnya selama empat puluh malam. (HR. Muslim)
f. Seserahan, sesajen, dan sembelihan untuk selain Allah
Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah
melaknat orang yang melaknat (mencerca) dua orang tuanya. Allah melaknat
orang yang melindungi pelaku pelanggaran syar’i. Dan Allah melaknat orang
yang mengubah-ubah batas tanah.” (HR. Muslim)
10
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh, Terjemahan Edisi Indonesia Fathul Majid (syarah Kitab
Tauhid), (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), hal.550
suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan
melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji)
sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di
antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-
apa untuk dikorbankan.” Mereka mengatakan, “Berkorbanlah, walaupun hanya
dengan seekor lalat.” Ia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka
pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena
sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang
satunya, “Berkorbanlah.” Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk
sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal
lehernya. Karena itulah, ia masuk surga.”
g. Kesyirikan di Kuburan
Seorang muslim tidak boleh mencari berkah dengan diri seseorang yang
dianggap shalih, baik ludah, rambut maupun bagian tubuh lainnya. Hal ini
berdasarkan beberapa alasan.
Juga karena ruku dan sujud tidak boleh dilakukan selain untuk Allah
Subhanahu wa Ta’ala, walaupun hal ini menjadi bentuk penghormatan pada
syariat sebelum kita, sebagaimana dalam kisah Yusuf ‘alaihis salam:
Contohnya seseorang takut kepada selain Allah, baik kepada berhala, kepada
thaghut, kepada setan, kepada makhluk gaib seperti setan dari kalangan bangsa
jin atau ruh orang-orang yang sudah mati atau takut kepada manusia yang diyakini
memiliki kekuatan gaib seperti para dukun atau tukang-tukang sihir. Takut jika
semua itu bisa menimpakan mudzarat kepada dirinya, takut kalau-kalau berhala
yang disembah oleh orang-orang musyrik, dukun-dukun tukang-tukang sihir atau
seperti ruh orang-orang yang sudah mati, takut mereka bisa menimbulkan
musibah, mereka bisa memberi penyakit, bisa memberi mudzarat.
Selain itu, rasa takut kepada orang yang menyebabkan kita terhalang
melakukan kewajiban atau terdorong melakukan hal yang haram karena takutnya
kepada orang. Ini juga haram, tapi tidak sampai kepada syirik besar. Syirik kecil
tapi dengan dosa yang besar.
l. Syirik Cinta
Cinta yang khusus yang hanya boleh ditujukan kepada Allah, tidak boleh
ditujukan kepada sesama makhluk. Termasuk makhluk tersebut adalah para
malaikat, para Nabi, baik yang masih ada atau yang sudah meninggal. Cinta yang
khusus ini tidak boleh diberikan kepada mereka. Hanya khusus untuk Allah. Ini
yang disebut dengan Mahabbah Al-Ubudiyah. Mahabbah yang berupa
penghambaan kepada Allah, cinta yang melahirkan pengagungan kepada Allah,
mengakibatkan merasa diri hina, rendah di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla dan
mengakibatkan lahirnya ketaatan yang mutlak kepada Allah.
F. Syirik Modern
Syirik sebagaimana yang telah kita ketahui adalah menyamakan selain Allah
dengan Allah dalam hal rububiyah atau uluhiyah-Nya. Atau dengan kata lain syirik
adalah menyekutukan Allah. Sedangkan modern adalah masa dimana kita berada
saat ini, dengan berbagai kemajuan di segala bidang.
Perbuatan syirik tidak hanya terjadi di masa lalu, dimana belum adanya
teknologi seperti sekarang ini, namun di zaman serba canggih seperti sekarang pun
masih terjadi perbuatan syirik
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS.
An-Nisaa’: 48)
Syirik yang berkembang pada jaman dahulu adalah syirik jali yaitu
mempersekutukan Allah secara terang-terangan. Namun syirik yang berkembang
dimasa modern ini adalah syirik khafi yaitu mempersekutukan Allah secara tidak
sadar
Baik itu mengenai takdir baik, jodoh, dan karir kepada seseorang yang
mengaku bisa membaca masa depan.
5. Tubuh tetap sehat dan bugar karena pola makan yang seimbang atau olah
raga yang teratur.
Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah perasaan
bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan
mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang, merasa tidak puas dengan
harta, jabatan yang mereka miliki.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan
mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta. (QS. Al-
Baqarah: 10)
Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari syirik, antara
lain:
a. Memperdalam keiamanan kepada Allah dan Rasul serta ajaran agama Allah
yakni Islam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Barangsiapa yang Allah
menghendaki padanya kebaikan maka Allah akan memahamkannya di
dalam perkara agama. (HR Al Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa kunci untuk mendapatkan
kebaikan agama adalah dengan mempelajari ilmu agama, dan ilmu yang
paling pokok adalah tauhid.
b. Terbiasa dengan kerja keras dan berdoa kepada Allah dalam setiap
pekerjaan yang kita lakukan dan mengharapkan hasil yang terbaik hanya
kepada Allah.
c. Meyakini bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar
dibandingkan dengan kekuasaan dan kekuatan Allah. Oleh karena itu kita
dianjurkan agar selalu mengucapkan kalimat: Laa hawla walaa quwwata illa
billah yang artinya: “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah.”
d. Banyak Mengingat Allah.
Dengan banyak mengingat allah (berzikir) berarti kita berusaha menjauhi
atau menghindari perbuatan syirik. Berzikir merupakan cara mengagungkan
nama allah, menyucikan dan mengesakan-Nya, dengan banyak berzikir
dapat menghilangkan keraguan akan ke-Esaan Allah. Bahkan memperkuat
keyakinan dan keimanan serta membuat hati kita tenang. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram. (Qs. Ar-Ra’du: 28)
e. Ikhlas dalam melakukan amal kebaikan. Segala perbuatan ibadah yang
disertai denga riya’ termsuk syirik. Agar terhindar dari perbuatan in maka
setiap melakukan amal kebaikan hendaklah dilakukan dengan penuh
keikhlasan dan hanya mengharap ridho Allah. Perbuatan yang dilakukan
dengan penuh keikhlasan pasti akan mendapat pahala di akhirat. Adapun
perbuatan baik yang dilakukan dengan riya’, perbuatan tersebut akan sia-sia.