Anda di halaman 1dari 19

BAB 9

SYIRIK DAN BAHAYANYA BAGI MANUSIA


Islam merupakan agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indoesia. Dalam
skala internsional, Indonesia merupakan negara penganut agama Islam terbesar di
dunia. Sebagai negara terbesar penganut Muslim menjadi kebanggaan bagi kita. Secara
langsung atau tidak langsung pemahaman (keyakinan) masyarakat kita sangat
dipengaruhi oleh pernak-pernik kepercayaan, adat, budaya, sosial, politik yang sudah
melekat di tubuh umat Islam ini. Bahkan Islam datang sudah ada agama sebelumnya
seperti Budha dan Hindu, aliran kepercayaan animisme dan dinamisme. Inilah yang
menjadikan agama Islam tercampur baur, bahkan seolah-olah menjadi bagian dari agam
Islam.
Azumardi Az-Zahra mengelompokkan keragaman masyarakat Indonesia menjadi
tiga. Kelompok pertama, masyarakat yang tinggal di pedalaman dan kawasan
pegunungan terpencil. Masyarakat ini biasanya memiliki kepercayaan animisme dan
komitmen kesukuannya sangat kuat. Kelompok kedua, masyarakat yang hidup di
sepanjang garis pesisir, masyarakat ini cenderung mudah mengenal dan bertukar
dengan kebudayaan luar. Kelompok ketiga adalah masyarakat yang dipengaruhi oleh
struktur budaya keraton.1
Dari ketiga kelompok tersebut memiliki perbedaan dalam hal keyakinan, kelompok
pertama lebih cenderung masyarakat Islam tercampur kepecayaan yang dekat dengan
kepercayaan alam yaitu animisme dan dinamisme, kelompok kedua Islam tercampur
dengan agama dari India Hindu dan Budha, masyarakat ketiga Islam tercampur dengan
adat budaya keraton. Di dalam kepercayaan animisme, dinamisme, Hindu dan Budha
serta keraton terdapat unsur-unsur keyakinan yang menyatu dengan Islam. Hal inilah
yang menyebabkan masyarakat Islam Indonesia beragam bentuk kesyirikannya.

Semoga akan senantiasa ada ulama yang akan melakukan pemurnian aqidah atau
purifikasi, kembali kepada Al Qur’an dan Hadis. Karena masalah tauhid merupakan
bagian dari aqidah yang terpenting, sehingga Allah SWt tidak akan mengampuni
manusia yang meninggal dengan membawa dosa syirik. Di bawah ini akan penulis
paparkan beberapa hal tentang kesyirikan agar kita berhati hati dan terhindar dari
bahayanya.

A. Pengertian Syirik
ْ ْ َ
Syirik dari segi bahasa, berasal dari bahasa arab ‫أش َر َك ُيش ِر ُك ِش ْرك‬ artinya
mempersekutukan. Sedangkan secara istilah adalah perbuatan yang mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang lain.

1
Ajid Thohir,.Studi Kawasan Dunia Islam (perspektif Etno-Linguistik dan Geo-Politik), (Jakarta:
Rajawali Pres, 2009), hal. 384
1. Imam Al-Azhar asy-Syafi’i
Beliau mengatakan bahwa Allah SWT menceritakan tentang hamba-Nya,
Lukman al-Hakim yang berkata kepada putranya;
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar. (QS. Luqman: 13)
Syirik adalah membuat sekutu bagi Allah dalam ketuhanan-Nya (Rububiyah-
Nya). Makna laa tusyrik dengan memakai huruf ba’ dalam lafazh billahi adalah
Kamu jangan menyepadankan Allah dengan yang lain itu kemudian kamu
jadikan sekutu (kawan) bagi Allah. Begitu pula dalam firman-Nya;

Disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah


sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. (QS. Luqman: 150)
ْ
Maka Isyrak ‫( ِإش َرا َك‬menyekutukan) dalam ayat itu adalah menyepadankan Allah
dengan makhluk-Nya, maka ia telah musyrik, karena Allah itu satu tidak ada
sekutu, tidak ada tandingan maupun bandingNya

2. Imam Raghib al-Ishfahani


Beliau menyatakan “syirik yang besar adalah menetapkan adanya sekutu
bagi Allah”.Misalnya, fulan menyekutukan Allah dengan yang lain. Syirik ini
adalah kekafiran yang paling besar.
3. Syaikh Muhammad Ibnu ‘Abdil Wahhab
Syirik memiliki dua pengertian, yaitu pengertian secara umum dan secara
khusus.2
Pertama, arti secara umum bahwa syirik adalah menyamakan sesuatu selain
Allah dengan Allah pada apa yang menjadi kekhususan Allah. Yang dimaksud
dengan penyamaan di sini adalah semua bentuk persekutuan, baik Allah
menyamai yang lain pada kesekutuan itu, maupun Allah melebihinya. Atas dasar
makna ini, maka syirik dibagi menjadi tiga jenis:
a. Syirik dalam rububiyah. Maksudnya menyamakan Allah dengan sesuatu lain
dalam hal rububiyah yang menjadi kekhususan bagi Allah, atau menisbatkan
salah satu makna rububiyah kepada sesuatu atau seseorang, seperti
menciptakan, memberikan rezeki, menghidupkan, mematikan dan lainnya.
Jenis ini biasanya disebut dengan tamtsil (penyerupaan) atau ta’thil
(peniadaan).

2
Ibrahim Muhammad bin Abdullah Al-Buraikan, Pengantar Studi Islam Aqidah Islam, (Jakarta:
Robbani Press, 1998), hal. 220
b. Syirik dalam uluhiyah. Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang
dalam kelayakan disembah dan ditaati yang menjadi kekhususan Allah
seperti shalat, puasa, nazar dan menyembelih kurban untuk selain Allah.
Jenis ini secara umum disebut syirik.
c. Syirik dalam nama-nama dan sifat-sifat Allah. Maksudnya, menyamakan
sesuatu atau seseorang dengan Allah dalam nama-nama dan sifat yang
menjadi kekhususan Allah. Jenis ini biasanya juga disebut tamtsil
(penyerupaan).
Kedua, arti khusus. Yaitu menjadikan sesuatu selain Allah sebagai tuhan yang
disembah dan ditaati disamping Allah. Inilah makna syirik yang secara langsung
dipahami ketika ia disebut dalam Al-Qur’an, Sunnah dan ucapan kaum Salaf.
Maka siapa yang menjadikan sesuatu atau seseorang sebagai sesembahan yang
ditaati selain Allah, ia disebut musyrik dalam bahasa wahyu dan atsar.
Dari definisi tersebut di atas sudah dipastikan orang kafir adalah orang
musyrik juga, tetapi orang Muslim boleh jadi dikatakan orang musyrik manakala
memiliki keyakinan atau peribadatan kepada Allah tetapi juga memiliki
keyakinan atau peribadatan yang ditunjukkan kepada selain Allah.Sebagaimana
pada masa Jahiliyah manusia menyembah kepada berhala, tetapi ketika ditanya,
mereka bukan menyembah kepada berhalanya.Hanyasaja sebagai perantara
agar mereka merasa lebih dekat dengan Allah.

B. Sejarah Kesyirikan pada Umat Manusia


Syirik adalah dosa terbesar yang di mana setan sangat berusaha agar manusia
syirik menyekutukan Allah, agar Islam dan agama mereka sia-sia sehingga menjadi
teman setan di neraka selama-lamanya.
Kita perlu meyakini bahwa Rasul yang pertama kali Allah utus adalah Nabi
Nuh ‘alaihis salam. Nabi Nuh adalah Rasul pertama, adapun Nabi dan manusia
pertama adalah Nabi Adam ‘alaihis salam, dan beliau bukan Rasul. Adam menerima
wahyu, untuk beliau dan keturunan-keturunannya. Semua beriman, tidak ada yang
melakukan dosa kesyirikan. Adapun Rasul, Ia adalah orang yang memiliki ciri-ciri
seperti diutus untuk mengingatkan kaum yang menyimpang keluar dari Islam, dengan
syariat yang baru, yang tidak sama dengan Utusan Allah sebelumnya.
Antara Nuh dan Adam ada 10 generasi. Mereka semua berada di atas syariat
yang benar. Kemudian mereka saling berselisih. Lalu Allah mengutus para nabi,
sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan.
Ibnu Abbas berkata,
”Antara Nuh dan Adam ada 10 generasi. Mereka semua berada di atas syariat
yang benar. Kemudian mereka saling berselisih. Kemudian Allah mengutus para nabi,
sebagai pemberi gambar gembira dan kabar peringatan.” (Tafsir At-Thabari 4/275)
Diutusnya Nabi Nuh
Kemudian dari Kaum Nabi Nuh ada orang-orang shalih yang rajin ibadah dan
bermanfaat bagi masyarakat serta dicintai kaumnya. Ketika orang-orang shalih ini
meninggal, mereka sangat sedih dan merasa kehilangan sekali. Di sinilah setan
melihat celah, setan membisiki mereka agar membuat semacam patung untuk
mengenang mereka dan saat itu mereka tidak menyembah patung tersebut, hanya
sebagai pengingat kenangan dengan melihat patung mereka akan semangat lagi.
Kemudian datang generasi setelahnya, setan membisiki secara perlahan, bahwa
patung tersebut keramat dan harus dihormati dan diperlakukan istimewa serta punya
kekuatan tertentu. Kemudian generasi berganti dan setan membisiki bahwa patung
tersebut harus disembah, akhirnya patung-patung orang shalih tersebut disembah.
“Mereka adalah nama-nama orang soleh di kalangan kaumnya Nuh. Ketika
mereka meninggal, setan membisikkan kaumnya untuk membuat prasasti di tempat-
tempat peribadatan orang soleh itu. Dan memberi nama prasasti itu sesuai nama
orang soleh tersebut. Merekapun melakukannya. Namun prasasti itu tidak disembah.
Ketika generasi (pembuat prasasti) ini meninggal, dan pengetahuan tentang prasasti
ini mulai kabur, akhirnya prasasti ini disembah.” (HR. Bukhari 4920).
Nuh berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan
telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah
kepadanya melainkan kerugian belaka, (21) dan melakukan tipu-daya yang amat
besar”. (22) Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu
meninggalkan (penyembahan)wadd, dan jangan pula suwwa’, yaghuts, ya’uq
dan nasr.” (QS. Nuh: 21 – 23).
Allah mengutus Nuh menjadi Rasul ketika ada sebagian manusia terkena
tipudaya setan untuk mengkultuskan orang shalih yang telah meninggal, bersikap
ghuluw (berlebih-lebihan) dalam penghormatan kepada mereka, karena itulah beliau
menjadi Rasul pertama untuk memerangi syirik.
C. Penyebab Terjadinya Syirik Pada Manusia
Ada 3 sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu:
a. Jahl (kebodohan)
Kebodohan adalah awal dari kebinasaan, karena kebodohan sesorang akan
jauh dari jalan Allah, karena kebodohan seseorang akan berpaling dari agama
Allah, karena kebodohan seseorang akan terjerumus dalam kemaksiatan dan dosa,
karena kebodohan sesesorang akan tenggelam dalam kesyirikan.
Allah memerintahkan manusia untuk belajar mendalami ilmu agama agar
tidak terjatuh kepada kebodohan dalam hal agama. Belajar agama itu harus
diusahakan, harus ditempuh dengan banyak cara, tidak bisa hanya berharap
pandai tanpa berusaha. Hanya orang yang tidak mau belajar agama lah yang akan
merugi di akhirat nanti.
b. Dhai’ful iiman (Lemahnya iman),
Jika seseorang sedang lemah imannya, setan akan mengganggunya,
memberinya godaan untuk mempercayai sesuatu yang bisa menguntungkan dan
menyenangkannya, seperti membuatnya percaya akan adanya kekuasaan dari
selain Allah, terkabulnya doa dengan berharap kepada kejadian-kejadian tertentu,
menempuh jalur haram dalam mencari rezeki, percaya jimat, dan lain sebagainya.
Setan selalu memiliki pengetahuan akan hal-hal yang disukai seseorang, dan
akan mencoba mengambil celah tersebut untuk menjadikannya berdosa, bahkan
sampai menyekutukan Allah. Maka sepantasnya memang keimanan seseorang
jangan sampai dibiarkan terlalu lama melemah, karena sebentar saja dan sedikit
saja celah kemaksiatan dimanfaatkan setan untuk menipudaya, bukan tidak
mungkin ia akan tergoda olehnya. Keimanan harusnya diperbaharui dan
ditingkatkan setiap waktunya, dengan banyak beribadah, bergaul yang baik, dan
lain-lain.
c. Taqliid (ikut-ikutan)
Terkadang seseorang melakukan kesyirikan bukanlah hanya karena
ketidaktahuannya akan hal syirik tersebut, atau bukan hanya karena kelemahan
imannya, tapi bisa jadi seseorang terjatuh ke dalam dosa syirik karena mengikuti
orang yang salah, dan membeo tanpa melihat hal tersebut apakah baik untuk
akidahnya atau tidak.
Kesadaran untuk mau belajar akan ajaran agama ini, serta kehati-hatian
adalah hal yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Kita sangat tidak dianjurkan
untuk mengikuti seseorang tanpa menimbang baik buruknya, terlebih dalam
masalah keimanan.
Al-Qur’an selalu menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan
Allah selalu memberi alasan mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek
moyang mereka. Padahal telah datang jelas kepada mereka petunjuk Nabinya
kepada cahaya Islam.

D. JENIS-JENIS SYIRIK
1. Menurut Kekhususan bagi Allah
a. Syirik dalam Rububiyah
Syirik dalam rububiyah yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau makhluk
yang memiliki kesamaan atau penyerupaan dalam perbuatan-Nya, menciptakan,
menghidupkan, memberi rizki, menurunkan hujan, menentukan takdir,
menguasai alam, mengatur alam yang seharusnya meyakini hanya Dia sendiri
yang memiliki.

1. Penciptaan
Dalam hal penciptaan, Allah tidak bisa ditandingi, sebagaimana yang Allah
tegaskan menerangkan bahwa berhala-berhala yang orang-orang musyrik
sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-
sama;

Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu


perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-
kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah. (QS. Al-Hajj: 73)

2. Penguasaan dan Pengaturan Alam Semesta


Dalam hal penguasaan dan pengaturan alam semesta, Allah adalah pemilik
semua hal tersebut, Dia-lah yang Maha Mengetahui, tidak ada yang patut
dimintai kecuali Allah;

Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik
kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu (QS. Al-Sajdah: 5)

3. Menghidupkan dan Mematikan


Dalam hal menghidupkan dan mematikan, Allah sanggup melakukannya
semua, semua atas kehendak-Nya;

Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang


(mengatur) pertukaran malam dan siang. Maka apakah kamu tidak
memahaminya? (QS. Al-Mu’minun: 80)

4. Memberi Rezeki
Dalam hal memberi rizki, Allah-lah pemilik semuanya, Maha Pemurah lagi
Pemberi rizki.

Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan


lagi sangat kokoh. (QS. Adz-Dzariyat: 58)

b. Syirik dalam Uluhiyah


Maksud dari syirik dalam hal Uluhiyah adalah menyamakan sesuatu atau
seseorang dalam kelayakan disembah dan ditaati yang menjadi kekhususan Allah
seperti, shalat, puasa, nazar, dan menyembelih kurban untuk selain Allah.Jenis
ini secara umum disebut syirik. Bentuknya juga beragam di masing-masing
tempat.Jadi syirik dalam Uluhiyah berkaitan dengan bentuk peribadatan manusia
kepada selain Allah.

1. Berdoa
Berdoa ada dua macam, ada doa sebagai ibadah ada pula doa sebagai
permohonan. Berdo’a dalam artian sebagai ibadah merupakan tanda
kelemahan, ketundukan seorang hamba terhadap Khaliqnya. Oleh karena itu
orang yang tidak pernah berdo’a termasuk golongan orang-orang yang
sombong. Berdo’a yang berbentuk permohonan adalah meminta sesuatu
yang dapat berguna bagi orang yang berdoa, berupa meraih manfaat atau
meghilangkan mudharat.Diantara bentuk berdo’a kepada selain Allah adalah
berdoa kepada pohon, kepada wali Allah baik yang masih hidup atau yang
sudah meninggal.
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala,
dan kamu membuat dusta]. Sesungguhnya yang kamu sembah selain
Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki
itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya.hanya
kepada- Nyalah kamu akan dikembalikan”. (QS. Al-‘Ankabut: 17)
2. Meminta perlindungan

dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia


meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka jin-
jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. Al-Jin: 6)
Ayat tersebut mejelaskan tentang adanya di antara orang-orang Arab
bila mereka melintasi tempat yang sunyi, maka mereka minta perlindungan
kepada jin yang mereka anggap Kuasa di tempat itu. Begitu pula yang terjadi
di orang-orang Indonesia, jika mereka melewati tempat-tempat keramat
mereka justru meminta izin melewati termpat tersebut.
3. Beribadah (bersedekah, bernadzar, berqurban, berpuasa, dan lainnya)
apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya. orang-orang yang berbuat zalim
tidak ada seorang penolongpun baginya. (QS. Al-Baqoroh: 270)
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya;
dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah) (QS. Al-An’am: 162-
163)
c. Syirik dalam Asma Washifat
Maksudnya, menyamakan sesuatu atau seseorang dengan Allah dalam
nama dan sifat yang menjadi kekhususan Allah. Jenis ini biasanya juga
disebut tamtsil (penyerupaan). Hal ini merupakan penyelewengan terhadap
tauhid asma wa shifat.
Ibnu Qayyim mengatakan bahwa penyelewengan yang dimaksud adalah
dengan membantah atau mengingkarinya, atau membantah maknanya dan
menta’thilkannya, atau menyimpangkannya dari kebenaran dan
mengeluarkannya dari yang hak dengan penafsiran-penafsiran yang salah;
atau menjadikannya asma ini untuk makhluk seperti penyelewengan ahli
ittihad (pantheisme) yang menjadikan asma tersebut sebagai nama-nama
alam ini baik yang terpuji atau yang tercela, sehingga tokoh mereka
mengatakan, ‘Dia yang mempunyai nama dengan makna segala nama yang
terpuji secara akal, syara dan adat; dan dengan segala nama yang tercela
secara akal, syara’ dan adat.’ Maha suci Allah dari apa yang mereka katakan
dengan setinggi-tinggi-Nya dan sebesar-besar-Nya.”3

2. Menurut Kadarnya
a. Syirik Besar
Syirik besar adalah jenis Syirik yang menyebabkan pelakunya keluar dari
agama Islam. Syirik besar adalah menjadikan sekutu atau tandingan bersama
Allah ta'ala dalam Dzat, nama dan sifat-sifat -Nya atau menyamakan makhluk
dengan Allah azza wa jalla pada sebagian hak yang dimiliki oleh Allah
Shhubhanahu wa ta’alla semata
Bisa juga didefinisikan secara ringkas, yang dimaksud dengan syirik besar
ialah seseorang menjadikan sekutu bagi Allah Shhubhanahu wa ta’alla dalam hak
rububiyah -Nya, atau uluhiyah Nya atau nama dan sifat-sifat –Nya.
b. Syirik Kecil

3
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh, Terjemahan Edisi Indonesia Fathul Majid (syarah Kitab
Tauhid),(Jakarta: Pustaka Azzam: 2011), hal. 861
Syirik kecil adalah syirik yang jika dilakukan tidak menyebabkan pelakunya
keluar dari agama islam. Walaupun begitu, syirik kecil termasuklah dosa besar
dan dalam kondisi tertentu bisa masuk dalam syirik besar. Contoh:
a. Bersumpah dengan nama selain Allah Shubhanahu wata’alla
b. Ucapan orang yang mengatakan, 'Menurut kehendak Allah Shubhanahu
wa ta’ala dan kehendakmu'. Atau ucapan, 'Saya bersandar kepada Allah
Shubhanahu wa ta’alla dan kepadamu'.
c. Tathayur, menganggap sial sesuatu
d. Mendatangi paranormal dan dukun lalu membenarkannya. Apabila tidak
sampai meyakini mereka mempunyai pengetahuan ghaib.
e. Riya. Rasulallah Shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Tidak ada yang paling aku takutkan atas kalian dari pada syirik kecil". Para
sahabat bertanya: 'Apa syirik kecil itu wahai Rasul? Beliau menjelaskan, "Riya,
kelak pada hari kiamat Allah akan berkata, ketika membalas amal perbuatan
manusia, 'Pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu didunia kalian
berbuat riya padanya, carilah apakah kalian menjumpai balasan disisi mereka.
(HR Ahmad 5/428, 429. Dengan sanad hasan, sebagaimana di hasankan oleh al-
Hafidh Ibnu Hajar dalam Bulughul Maram hal: 187).

3. Menurut Perbuatannya
a. Syirik Jali
Syirik zhahir adalah jenis Syirik yang dilakukan seseorang, dan Sebagian besar
dilakukan secara sadar dan terang-terangan, seperti menyembah sesuatu,
mengkultuskan benda atau orang, memberikan seserahan untuk kebaikan atau
menolak bala kepada makhluk ghaib, dan lain sebagainya.
b. Syirik Khafi
Syirik khafi adalah syirik tersembunyi yang dilakukan seseorang dengan
hatinya, dan seringkali tidak dengan kesadaran dirinya, seperti riya, cinta kepada
makhluk secara berlebih, bergantung dan tawakkal kepada selain Allah, meyakini
adanya kuasa yang sama dengan kuasa Allah, dan lainnya.

E. BENTUK-BENTUK SYIRIK
a. Tathayyur
Tathayyur adalah beranggapan sial dengan waktu tertentu, tempat tertentu,
atau sesuatu yang dilihat, didengar, atau diketahui. (Al-Qaulul Mufid). Ibrahim
Muhammad bin Abdullah al-Buraikan 4 menjelaskan bahwa Tathayyur bentuk
jamaknya at Thiyarah dengan syakal kasrah pada huruf Tha dan syakal fathah pada
huruf Ya-dalam bahasa Arab berarti: merasa pesimis terhadap sesuatu. Asalnya
adalah kebiasaan orang-orang Arab untuk menjadikan burung atau kijang yang
lewat di depan atau belakang atau atas rumah mereka sebagai tanda-tanda
keberkahan atau pesimisme.
Jadi batasan definitif bagi istilah tathayyur atau thiyarah adalah kebiasaan
merasa pesimis dengan tanda-tanda tertentu dari burung, binatang-binatang
tertentu, warna, individu, hari dan bulan tertentu serta lainnya, dengan mana ia
menolak melakukan sesuatu atau melakukannya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:


ُ ْ ُ ْ ُ ْ
‫ ال ِط َي َرة ِش ْرك‬,‫ ال ِط َي َرة ِش ْرك‬,‫ال ِط َي َرة ِش ْرك‬

Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik. 5

Pengharaman Thiyarah didasarrkan pada beberapa hal:

a. Karena dalam thiyarah terkandung penisbatan kemampuan


mendatangkan manfaat dan mudharat kepada selain Allah.
b. Karena dalam thiyarah tergantung sikap bergantung kepada selain Allah
c. Karena dalam thiyarah terkandung makna keterkaitan hati kepada selain
Allah.
d. Karena thiyarah melahirkan rasa takut, tidak aman dari banyak hal dalam
diri seseorang, sesuatu yang pada gilirannya menyebabkan kegoncangan
jiwa yang akan mempengaruhi proses kerjanya sebagai khalifah.
e. Karena thiyarah membuka jalan penyebaran khurafat dalam masyarakat
dengan jalan memberikan kemampuan mendatangkan manfaat dan
mudharat atau mempengaruhi jalan hidup manusia kepada berbagai jenis
makhluk yang sebenarnya tidak mereka miliki. Pada gilirannya, itu akan
mengantar kepada perbuatan syirik besar.6
b. Tamimah (Jimat)
Tamimah adalah sesuatu yang dikalungkan ke leher atau bagian dari ubuh
seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat atau menolak mudharat, baik

4
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, PengantarStudi Aqida Islam. (Jakarta: Robbani
Pres, 1998), hal. 267
5
(HR. Abu Dawud no. 3910, lihat al-Qaulul Mufid)
6
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, PengantarStudi Aqida Islam. (Jakarta: Robbani
Pres, 1998), hal. 270
kandunagn jimat itu adalah Al-Qur’an, atau benang atau kulit atau kerikil dan
semacamnya. Orang-orang Aarab biasa menggunakan jimat bagi anak-anak
mereka sebagai perlindungan dari sihir dan guna-guna dan semacamnya.7

Ketahuilah bahwa para ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in serta
setelahnya berbeda pendapat dalam hal boleh tidaknya memakai tamimah yang
terbuat dari Al-Qur’an, asma Allah, dan sifat-sifat-Nya.Sebagian mereka
memperbolehkan, yaitu Abdullah bin Amr bin Al- Ash8, dan itu adalah riwayat
Aisyah yang zhahir. Ini pula pendapat Abu Ja’far Al Baqir dan Ahmad dalam suatu
riwayat dari beliau. Mereka memahami hadis tamimah, bahwa yang dimaksud
adalah tamimah yang didalamnya terdapat unsur syirik.

Adapun kelompok lain tidak memperbolehkannya. Ini adalah pendapat Ibnu


Ma’ud dan Ibnu Abbas. Pendapat ini juga yang zhahir dari perkataan Hudzaifah
dan Uqbah bin Amir bin Ukaim, dan juga pendapat sekelompok tabi’in. diantara
mereka adalah sahabat-sahabat Ibnu Mas’ud dan Ahmad dalam suatu riwayat
yang dipilih oleh pengikut dekatnya, dan dimantapkan pula oleh ulama-ulama
muta’akhirin dikalangan mazhab Ahmad. 9
c. Tiwalah (Pelet)
Ia adalah sesuatu yang dibuat untuk membuat suami/seorang lelaki mencintai
istrinya/seorang wanita atau sebaliknya.
d. Mantra (jampi-jampi)
Jampi-jampi atau mantra untuk mengeluarkan Jin dari tubuh manusia dalam
bahasa Arab disebut Nusyrah. Ia disebut Nusyrah karena ia menyebarkan penyakit
yang menimpanya, atau disingkap dan dihilangkan. Maksudnya mengeluarkan sihir
dari orang yang terkena sihir. Jenis ini ada dua macam:

a. Mengeluarkan sihir dari seseorang yang terkena sihir dengan sihir yang sama.
Ini hukumnya haram dan pelakunya dinyatakan kafir dengan tingkat kafir
kecil. Inilah, misalnya yang dikatakan oleh al Hasan: “sihir itu tidak
dikeluarkan kecualai oleh penyihir”. Ini dilakukan dengan carapelaku
Nusyrah (yang melakukan pengobatan) dan orangg yang terkena Nusyrah
kepada syetan dengan melakukan apa yang disenangi sehingga syetan itu
membatalkan aksinya pada diri orang tersebut.
b. Mengeluarkan sihir dari seseorang dengan doa dan jampi yang dibolehkan
dan terdapat dalam Al Qur’an dan Sunnah. Ini hukumnya mubah atau boleh.

7
Ibrahim Muhammad bin Abdullah al-Buraikan, PengantarStudi Aqida Islam. (Jakarta: Robbani
Pres, 1998), hal. 270
8
Riwayat tentang itu adalah lemah dan tidak menunjukkan pada permaslahan ini.
9
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh, Terjemahan Edisi Indonesia Fathul Majid (syarah Kitab
Tauhid), (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), hal.230
Yang dimaksud adalah ruqyah (bacaan-bacaan) yang syirik, yang mengandung
permintaan bantuan kepada jin. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
melarang tiga hal di atas dalam hadits beliau:
Sesungguhnya jampi-jampi, tamimah, dan tiwalah adalah syirik. (HR. Ahmad
dan Abu Dawud)
e. Perdukunan
Dukun adalah orang yang mengambil informasi dari syetan yang mencuri
pendengaran dari langit. Dukun-dukun itu sebelum bi’tsah (Nabi diutus)
berjumlah sangat banyak, tetapi setelah bi’tsah jumalah merekaberkurang
(sedikit), karena Allah Ta’ala menjaga langit dengan adanya bintang-bintang.
Kebanyakan yang terjadi pada umat ini adalah apa yang dikhabarkan oleh Jin
kepada antek-anteknya yang berupa manusia tentang berita ghaib yang terjadi di
bumi, maka orang bodoh mengira bahwa itu adalah kasyf (penyingkapan sesuatu
yang ghaib) dan karamah.10
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
Barangsiapa mendatangi dukun dan bertanya sesuatu, tidak akan diterima
shalatnya selama empat puluh malam. (HR. Muslim)
f. Seserahan, sesajen, dan sembelihan untuk selain Allah
Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah
melaknat orang yang melaknat (mencerca) dua orang tuanya. Allah melaknat
orang yang melindungi pelaku pelanggaran syar’i. Dan Allah melaknat orang
yang mengubah-ubah batas tanah.” (HR. Muslim)

Di sebagian kalangan di negeri kita masih saja melestarikan budaya


sesajian. Pada waktu tertentu, ada yang menaruh sesaji berupa kepala kerbau.
Ada pula yang dengan tumbal yang dilarung di laut atau telaga. Semua ini masih
terus lestari. Padahal kalau ditinjau ritual sesaji ini adalah ritual syirik. Kita dapat
mengambil pelajaran dari kisah berikut ini. Hanya karena sesajinya berupa
seekor lalat, membuat ia masuk neraka. Sebaliknya ada yang enggan untuk sesaji
sampai ia dipenggal lehernya, malah membuatnya masuk surga.
Berikut kisah dua orang orang yang masuk neraka karena lalat dan masuk
surga juga karena lalat,
Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki yang masuk
surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang masuk neraka gara-
gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana hal itu bisa terjadi
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ada dua orang lelaki yang melewati

10
Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh, Terjemahan Edisi Indonesia Fathul Majid (syarah Kitab
Tauhid), (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011), hal.550
suatu kaum yang memiliki berhala. Tidak ada seorangpun yang diperbolehkan
melewati daerah itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji)
sesuatu untuk berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di
antara dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya apa-
apa untuk dikorbankan.” Mereka mengatakan, “Berkorbanlah, walaupun hanya
dengan seekor lalat.” Ia pun berkorban dengan seekor lalat, sehingga mereka
pun memperbolehkan dia untuk lewat dan meneruskan perjalanan. Karena
sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka juga memerintahkan kepada orang yang
satunya, “Berkorbanlah.” Ia menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk
sesuatu selain Allah ‘azza wa jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal
lehernya. Karena itulah, ia masuk surga.”
g. Kesyirikan di Kuburan

Di antara perbuatan syirik yang dianggap biasa adalah perbuatan-


perbuatan di pekuburan sebagai berikut:

a. Berdoa kepada penghuni kubur


b. Nadzar untuk penghuni kubur
c. Isti’anah, meminta tolong kepada penghuni kubur
d. Isti’adzah, meminta perlindungan kepada penghuni kubur
e. Istighatsah, meminta dihilangkan bencana kepada penghuni kubur

Ketahuilah, semua hal di atas adalah kemungkaran yang harus diingkari.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata:
“Barangsiapa melihat kemungkaran hendaknya dia ubah dengan tangannya.
Jika tidak mampu, dengan lisannya. Jika tidak mampu juga maka dengan
hatinya, dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim) (Lihat Ma’ariful
Qabul, Ighatsatul Lahafan, Tahdzirul Muslimin)
h. Sihir
Sihir adalah satu amalan kufur yang harus dijauhi oleh seorang muslim.
Seseorang yang belajar dan mengajarkan sihir telah terjatuh dalam kekufuran.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir).
Hanya setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka
mengajarkan sihir kepada manuria. (Al-Baqarah: 102)
i. Mencari berkah dari benda tertentu
Sebagian orang mencari berkah kepada pohon, kuburan, atau benda-benda
yang mereka miliki, seperti keris dan cincin.
Tidak boleh bertabarruk (mencari berkah) dari diri sereorang, dengan tubuh atau
bagian tubuh seseorang tertentu, selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Seorang muslim tidak boleh mencari berkah dengan diri seseorang yang
dianggap shalih, baik ludah, rambut maupun bagian tubuh lainnya. Hal ini
berdasarkan beberapa alasan.

a. Hal tersebut kekhususan bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.


b. Tidak ada seorang pun setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam wafat
yang meminta berkah dengan bagian tubuh Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali bin
Abi Thalib, dan sahabat lainnya. Seandainya hal tersebut dibolehkan, niscaya
akan dilakukan oleh orang-orang di zaman mereka.
c. Akan menyebabkan fitnah dan ujub (bangga diri) dari orang yang dimintai
berkah. (Lihat Taisir al-’Azizil Hamid, hlm. 144-145)

j. Memberi penghormatan berlebih

Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Membungkuk ketika memberikan


penghormatan adalah perbuatan yang dilarang. Hal ini sebagaimana dalam
riwayat at-Tirmidzi dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa mereka
bertanya tentang seseorang yang berjumpa dengan temannya lalu membungkuk
kepadanya.Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Tidak boleh.”

Juga karena ruku dan sujud tidak boleh dilakukan selain untuk Allah
Subhanahu wa Ta’ala, walaupun hal ini menjadi bentuk penghormatan pada
syariat sebelum kita, sebagaimana dalam kisah Yusuf ‘alaihis salam:

Dan ia menaikkan kedua ibu bapaknya ke atas singgasana. Mereka


(semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Yusuf pun berkata,
“Wahai ayahku, inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu.” (QS. Yusuf: 100)
Adapun dalam syariat kita, bersujud tidak diperbolehkan selain untuk Allah
Subhanahu wa Ta’ala. (Lihat Majmu’ al-Fatawa, 1/259)
k. Syirik Takut
Artinya seorang hamba merasa takut kepada selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Dengan rasa takut yang menyebabkan dia terhalang dari kewajiban atau
terdorong untuk melakukan perkara yang diharamkan.

Contohnya seseorang takut kepada selain Allah, baik kepada berhala, kepada
thaghut, kepada setan, kepada makhluk gaib seperti setan dari kalangan bangsa
jin atau ruh orang-orang yang sudah mati atau takut kepada manusia yang diyakini
memiliki kekuatan gaib seperti para dukun atau tukang-tukang sihir. Takut jika
semua itu bisa menimpakan mudzarat kepada dirinya, takut kalau-kalau berhala
yang disembah oleh orang-orang musyrik, dukun-dukun tukang-tukang sihir atau
seperti ruh orang-orang yang sudah mati, takut mereka bisa menimbulkan
musibah, mereka bisa memberi penyakit, bisa memberi mudzarat.

Selain itu, rasa takut kepada orang yang menyebabkan kita terhalang
melakukan kewajiban atau terdorong melakukan hal yang haram karena takutnya
kepada orang. Ini juga haram, tapi tidak sampai kepada syirik besar. Syirik kecil
tapi dengan dosa yang besar.

l. Syirik Cinta
Cinta yang khusus yang hanya boleh ditujukan kepada Allah, tidak boleh
ditujukan kepada sesama makhluk. Termasuk makhluk tersebut adalah para
malaikat, para Nabi, baik yang masih ada atau yang sudah meninggal. Cinta yang
khusus ini tidak boleh diberikan kepada mereka. Hanya khusus untuk Allah. Ini
yang disebut dengan Mahabbah Al-Ubudiyah. Mahabbah yang berupa
penghambaan kepada Allah, cinta yang melahirkan pengagungan kepada Allah,
mengakibatkan merasa diri hina, rendah di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla dan
mengakibatkan lahirnya ketaatan yang mutlak kepada Allah.
F. Syirik Modern
Syirik sebagaimana yang telah kita ketahui adalah menyamakan selain Allah
dengan Allah dalam hal rububiyah atau uluhiyah-Nya. Atau dengan kata lain syirik
adalah menyekutukan Allah. Sedangkan modern adalah masa dimana kita berada
saat ini, dengan berbagai kemajuan di segala bidang.

Perbuatan syirik tidak hanya terjadi di masa lalu, dimana belum adanya
teknologi seperti sekarang ini, namun di zaman serba canggih seperti sekarang pun
masih terjadi perbuatan syirik

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Quran bahwa perbuatan syirik tidak


diampuni oleh Allah. Allah swt berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni
segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS.
An-Nisaa’: 48)
Syirik yang berkembang pada jaman dahulu adalah syirik jali yaitu
mempersekutukan Allah secara terang-terangan. Namun syirik yang berkembang
dimasa modern ini adalah syirik khafi yaitu mempersekutukan Allah secara tidak
sadar

Bentuk dari syirik modern juga sebagai berikut:

1. Kesyirikan dalam ramalan horoskop dan Fengshui

Ramalan melalui perbintangan. Ramalan model ini digandrungi oleh kaum


remaja dan pemuda untuk meramal masa depan mereka, terutama soal karir dan
percintaan. Padahal fenomena ramalan bintang berasal dan tradisi mitologi Yunani
yang menuhankan dewi-dewi mereka yang berwujud bintang-bintang. Demikian
pula ramalan ala fengshui yang mengaitkan kondisi rumah dengan nasib seseorang
di masa mendatang. Sebagai seorang Muslim, perbuatan seperti ini tidak boleh
dilakukan karena yang mengatur rezeki, nasib, jodoh dan maut adalah Allah SWT.

2. Konsultasi dan meminta ramalan secara online

Baik itu mengenai takdir baik, jodoh, dan karir kepada seseorang yang
mengaku bisa membaca masa depan.

3. Penayangan film-film horor yang merusak keimanan

Fenomena kesyirikan di layar televisi yang menayangkan sejumlah acara film


horor yang berbau mistis. Berbagai film horor itu kebanyakan mengisahkan
tentang para hantu yang menakut-nakuti dan meneror manusia, bahkan hantu-
hantu itu sampai ingin membunuh. Ini merupakan pembodohan sekaligus
menebar kesesatan ke tengah-tengah masyarakat. Padahal setiap orang mati tidak
mungkin bangkit kembali, mereka disibukkan dengan urusan besar mereka di alam
kubur.

4. Menganggap yang menyembuhkan penyakit adalah dokter, tabib atau


obat yang diminum.

Padahal dokter, tabib atau obat hanyalah washilah/sarana, yang


menyembuhkan adalah Allah. Sebagaimana dalam firman-Nya: Dan apabila aku
sakit, Dialah yang menyembuhkanku. (QS Asy Syu’ara: 80)

5. Tubuh tetap sehat dan bugar karena pola makan yang seimbang atau olah
raga yang teratur.

Hakikatnya yang memberikan kesehatan adalah Allah.


6. Jabatan yang diperoleh karena kepintaran, kedekatan atau
kepiawaiannya memanfaatkan bantuan orang lain.

Hakikatnya jabatan diperoleh karena atas kehendak Allah.

7. Panen melimpah, karena keprofesionalannya mengolah tanah pertanian

8. Anak-anaknya pintar karena gizi yang diberikan memenuhi standar gizi


yangditentukan

9. Ia bisa sampai ke tujuannya tepat waktu, karena kepintarannya menyetir


kenderaan

G. Bahaya Syirik Bagi Seorang Muslim


1. Bahaya Syirik
a. Syirik Besar
Mengeluarkan seseorang dari agama, menggugurkan semua amal ibadah,
pelakunya menjadi halal darahnya, dan dikekalkan di dalam neraka apabila dia
meninggal dunia dan tidak sempat bertaubat.
Sesungguhnya orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan
masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk.“ (QS. Al-Bayyinah: 6)
َ ‫لظ ِاِل َين م ْن َأ‬
‫نصار‬
َّ َ َ ُ َّ ُ َ ْ َ َ َ َّ َ ْ ْ َ َ ُ َ َّ َ ْ َ َ ْ ْ ُ َ
ِ ِ ‫اهلل فقد حرم هللا علی ِه الجنة ومأواه النار وما ِل‬ ِ ‫من يش ِرك ِب‬
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka
pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka,
tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS. Al-Maidah:
72)
b. Syirik Kecil
Syirik ini mengurangi tauhid, tetapi tidak mengeluarkan dari agama. Ia
adalah sarana menuju syirik besar. Pelakunya akan disiksa dan tidak kekal dalam
neraka seperti kekalnya orang-orang kafir. Darahnya tidak boleh ditumpahkan
dan artanya tidak boleh diambil. Syirik kecil maka ia menggugurkan amal ibadah
yang menyertainya.
َ َ ََٰ َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ َّ
‫َّللا َل َيغ ِف ُر أ ْن ُيش َر َك ِب ِه َو َيغ ِف ُر َما ُدون ذ ِل َك ِِل ْن َيش ُاء‬ ‫ِإن‬
ْ َ ْ َ َ َّ ْ ْ ُ ْ َ َ
‫اَّلل فق ِد افت َر َٰى ِإث ًما َع ِظ ًيما‬
ِ ‫ومن يش ِرك ِب‬
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh
ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisa: 48)
ً ‫ض َال ًَل َبع‬
‫یدا‬ َ ‫َو َمن ُي ْشر ْك باهلل َف َق ْد‬
َ ‫ض َّل‬
ِ ِ ِ ِ
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisa` 116)

Menurut pendapat Ibnu Abbas, penyakit hati orang syirik adalah perasaan
bimbang dan ragu (syak), kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan
mereka merasa gelisah. Hatinya tidak pernah tenang, merasa tidak puas dengan
harta, jabatan yang mereka miliki.

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan
mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta. (QS. Al-
Baqarah: 10)

2. Cara menanggulangi syirik

Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari syirik, antara
lain:
a. Memperdalam keiamanan kepada Allah dan Rasul serta ajaran agama Allah
yakni Islam.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: Barangsiapa yang Allah
menghendaki padanya kebaikan maka Allah akan memahamkannya di
dalam perkara agama. (HR Al Bukhari dan Muslim)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan bahwa kunci untuk mendapatkan
kebaikan agama adalah dengan mempelajari ilmu agama, dan ilmu yang
paling pokok adalah tauhid.
b. Terbiasa dengan kerja keras dan berdoa kepada Allah dalam setiap
pekerjaan yang kita lakukan dan mengharapkan hasil yang terbaik hanya
kepada Allah.
c. Meyakini bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan yang lebih besar
dibandingkan dengan kekuasaan dan kekuatan Allah. Oleh karena itu kita
dianjurkan agar selalu mengucapkan kalimat: Laa hawla walaa quwwata illa
billah yang artinya: “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah.”
d. Banyak Mengingat Allah.
Dengan banyak mengingat allah (berzikir) berarti kita berusaha menjauhi
atau menghindari perbuatan syirik. Berzikir merupakan cara mengagungkan
nama allah, menyucikan dan mengesakan-Nya, dengan banyak berzikir
dapat menghilangkan keraguan akan ke-Esaan Allah. Bahkan memperkuat
keyakinan dan keimanan serta membuat hati kita tenang. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman, yang artinya:
Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tenteram. (Qs. Ar-Ra’du: 28)
e. Ikhlas dalam melakukan amal kebaikan. Segala perbuatan ibadah yang
disertai denga riya’ termsuk syirik. Agar terhindar dari perbuatan in maka
setiap melakukan amal kebaikan hendaklah dilakukan dengan penuh
keikhlasan dan hanya mengharap ridho Allah. Perbuatan yang dilakukan
dengan penuh keikhlasan pasti akan mendapat pahala di akhirat. Adapun
perbuatan baik yang dilakukan dengan riya’, perbuatan tersebut akan sia-sia.

Anda mungkin juga menyukai