OLEH:
RUJIANI, M.Pd
SDN TLOGOWUNGU 02
KABUPATEN PATI
PROVINSI JAWA TENGAH
DISCOVERY LEARNING UNTUK PENINGKATAN HIGHER
ORDER THINKING SKILLS (HOTS) SISWA
Rujiani
SDN Tlogowungu 02 Pati Jawa Tengah
rujiani47@yahoo.com
Abstrak
Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat pada siswa di SDN Tlogowungu 02
Pati mempengaruhi kemampuan berpikir siswa yang berdampak pada hasil belajar. Bahan
ajar yang digunakan hanya buku dari pemerintah, dan cara mengajar guru yang belum
maksimal sehingga belum dapat memancing siswa untuk berpikir tingkat tinggi karena baru
3 siswa yang mencapai indikator HOTS. Hasil belajar siswa juga belum maksimal, hanya
mencapai ketuntasan 30% dengan nilai rata-rata 60. Penerapan pendekatan pembelajaran
yang membuat siswa aktif dan kreatif yaitu Discovery Learning, sebagai solusi untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa atau Higher Order Thinking Skills (HOTS), sehingga hasil belajar
siswa pun dapat meningkat. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu
02 dengan subjek 10 siswa, pada semester 1 tema “Peduli terhadap Lingkungan Hidup”,
menggunakan penelitian tindakan kelas dengan siklus berulang. Data utama diperoleh dari
pengamatan kemampuan berpikir siswa dan hasil nilai ulangan siswa selama pembelajaran,
sedangkan data pendukungnya berupa hasil dokumentasi, wawancara, junal siswa dan
guru. Penerapan strategi pembelajaran Discovery Learning menghasilkan 8 siswa yang
mampu berpikir tingkat tinggi, dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi
90% mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 80.
Pendahuluan
Kurikulum 2013 sudah hampir enam tahun diimplementasikan dalam
pembelajaran di semua jenjang. Dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan
pendekatan saintifik dan penilaian autentik membuat semua guru harus lebih
inovatif, kreatif, dan menjadi fasilitator yang handal bagi para siswanya. SDN
Tlogowungu 02 merupakan salah satu sekolah dari empat sekolah dasar yang ada
di Desa Tlogorejo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Jawa Tengah, letaknya
yang berada di ujung desa dan agak jauh dari pemukiman penduduk membuat
sekolah ini hanya memiliki siswa berjumlah tiga puluh siswa dari kelas I sampai
dengan kelas VI. Minimnya jumlah siswa menyebabkan jumlah dana BOS yang
diterima juga sedikit, guru kelas PNS hanya dua orang, empat orang lainnya adalah
guru wiyata bhakti yang dengan rela sepenuh hati mendidik tanpa menuntut
imbalan yang layak. Hal ini juga berdampak pada sarana prasarana yang dimiliki
sekolah, terbatasnya media dan alat peraga di sekolah membuat guru untuk kreatif
mengembangkan media dan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa
usia sekolah dasar tergolong dalam kategori pecinta gambar, video, dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan alam sekitar.
Hampir semua siswa yang bersekolah di SDN Tlogowungu 02 berasal dari
keluarga menengah ke bawah, latar belakang keluarganya yang berpendidikan
rendah, dan bermata pencaharian sebagai buruh harian lepas. Kurangnya
kepedulian keluarga sangat berpengaruh besar pada motivasi belajar siswa,
pemahaman mereka adalah sekolah hanya memenuhi kewajiban tanpa ada rasa
untuk menggapai cita-cita setinggi langit. Perlunya peran pendidik di sini tidak
hanya memfasilitasi para siswa mendalami materi, tetapi pentingnya mengajak
siswa untuk dapat mencapai kemampuan berpikir kritis. Sejalan dengan Nurul
(2017) yang menyebutkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High
Order Thinking Skills (HOTS) merupakan salah satu komponen mewujudkan
keberhasilan keterampilan berpikir dan berpikir kritis.
Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran akan
mampu menanamkan dan mewujudkan cara berpikir siswa yang tinggi, mampu
menganalisis materi yang diberikan guru dan mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan Kemdikbud (2016) yang menyatakan bahwa
untuk mewujudkan pengetahuan dan keterampilan sangat disarankan untuk
menerapkan pembelajaran berbasis penyelidikan (Discovery Learning).
Selama ini dalam pembelajaran yang hanya menggunakan bahan ajar pokok
edaran buku pemerintah menjadikan siswa kurang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis mereka, karena minimnya sarana prasarana dan media
yang ada di sekolah, sehingga untuk mewujudkan harapan siswa mampu untuk
memiliki HOTS terhambat. Melalui pengamatan yang dilakukan oleh guru selama
proses pembelajaran dengan menggunakan indikator siswa mampu menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan mengaplikasikannya dalam wujud tindakan, hanya
terdapat 3 siswa yang memenuhi indikator tersebut. Secara tidak langsung,
rendahnya HOTS siswa berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi
pembelajaran. Hasil belajar dari muatan pelajaran IPA siswa kelas IV belum
maksimal, dari data nilai ulangan tercatat bahwa ketuntasan belajar baru 30%
dengan nilai rata-rata 60 dari nilai KKM 70.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model
pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based
learning, problem-based learning, inquiry learning. Komponen-komponen penting
dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik antara lain: a. Menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of
wonder); b. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation); c.
Melakukan analisis (Push for analysis); dan d. Berkomunikasi (Require
communication).
Perlunya penguasaan sintakmatik discovery learning oleh guru akan mampu
mengajak siswa untuk berpikir tingkat tinggi, melalui beberapa kegiatan selama
proses pembelajaran maupun di akhir pembelajaran sebagai wujud penguasaan
pemahaman materi siswa. Musfiqon (2015) menyebutkan tentang sintakmatik
Discovery Learning yang meliputi stimulation (mengamati), problem statement
(mengidentifikasi masalah), data collection (mengumpulkan informasi), data
processing (pengolahan informasi), verification (uji hipotesis), dan generalization
(penarikan kesimpulan). Stimulation, siswa mengamati penjelasan dari guru tentang
permasalahan yang diberikan saat pembelajaran. Problem statement, siswa
mengidentifikasi masalah dan memilih satu permasalahan yang harus diselesaikan
saat pembelajaran. Data collection, siswa mengumpulkan informasi berdasarkan
buku dan media yang disediakan. Data processing, siswa bersama kelompoknya
mengolah informasi. Verification, siswa bersama kelompoknya menguji kebenaran
dari hasil pekerjaannya dengan mencocokkannya di buku atau sumber lain.
Generalization, siswa bersama kelompoknya menyimpulkan hasil penyelesaian
permasalahan sebagai bahan materi dari pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mampu mengatasi berbagai
permasalahan tersebut. Penggunaan strategi pembelajaran discovery learning pada
siswa diharapkan mampu untuk menjembantani siswa dalam upaya peningkatan
mutu proses pembelajaran dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa.
Manfaat dari penelitian menggunakan discovery learning dapat dirasakan oleh
siswa dengan meningkatnya pemahaman melalui proses pembelajaran bermakna
dan kemampuan berpikir yang berdampak pada hasil belajar siswa khususnya
muatan pelajaran IPA, sehingga dapat diadopsi oleh rekan guru dan pihak sekolah
sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
(HOTS).
Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Tlogowungu 02 Pati Jawa Tengah
pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV sejumlah 10 siswa yang terdiri atas 1 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
Jenis data yang digunakan adalah data utama yaitu hasil pengamatan kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan hasil ulangan siswa, dan data pendukungnya berupa hasil
dokumentasi, wawancara, junal siswa dan guru. Teknik analisis data secara
kuantitatif dan kualitatif. Data hasil observasi dan ulangan dianalisis secara
kuantitatif, sedangkan data hasil wawancara dan jurnal dianalisis secara kualitatif.
Meningkatnya HOTS siswa dikatakan berhasil apabila di atas 75% siswa memenuhi
tiga sampai empat indikator berpikir tingkat tinggi diantaranya menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan materi yang dianalisis
berdasarkan pengamatan. Meningkatnya hasil belajar IPA siswa tema “Peduli
terhadap Makhluk Hidup”, KD 3.1 Memahami hubungan antara bentuk dan fungsi
bagian tubuh hewan dan tumbuhan, dan KD 3.8 Memahami pentingnya upaya
keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya.
Penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) yang dilaksanakan dalam siklus berulang, yaitu dua siklus yang
setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto: 2010). Alur penelitian lebih rinci
disajikan dalam gambar 1.
Tabel 2
Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV
Simpulan
Penelitian menggunakan discovery learning untuk meningkatkan Higher-
Order Thinking Skills (HOTS) siswa kelas IV SDN Tlogowungu 02 Kecamatan
Tlogowungu Kabupaten Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 terbukti berhasil
dan tercapai sesuai dengan harapan. Proses pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas menjadi lebih kondusif dan hidup. Kemampuan berpikir siswa sudah
tergolong dalam kategori siswa yang mempunyai Higher-Order Thinking Skills
(HOTS) sebanyak 80% yang terlihat dari hasil pengamatan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, siswa sudah terbiasa menganalisis materi, menanyakan
kepada guru dari hal-hal yang belum diketahuinya, berani menyampaikan hasil
belajarnya kepada teman, dan mampu mengaplikasikannya dalam tindakan.
Dengan kemampuan berpikir yang tinggi, akhirnya hasil belajar yang didapat pun
mencapai hasil yang maksimal, nilai rata-rata mengalami peningkatan dengan
capaian ketuntasan belajar mencapai 90%. Hasil ini membuktikan bahwa
penggunaan discovery learning pembelajaran memberikan manfaat yang besar bagi
peningkatan Higher-Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa, dan hendaknya
dapat digunakan oleh guru lainnya untuk penelitian serupa.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurul, W. (2017). Analisis Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah
Berpikir Tingkat Tinggi atau Hot (Higher Order Thinking) Berdasarkan
Langkah Polya. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Skripsi, Agustus
2017.
Kemdikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Musfiqon, dan Nurdyansyah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center.
Widyastuti, E. S. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada
Materi Konsep Ilmu Ekonomi. Prosiding. Prosiding Seminar Nasional 9
Mei 2015 halaman 33-40.
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS
Mengamati
Menanya
Mengumpulkan
Informasi
Menalar
Mengkomunikasikan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
HASIL PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
PRA SIKLUS
Nama Peneliti : RUJIANI, M.Pd.
Mata Pelajaran : IPA
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup /Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan Rumah ku
Kelas / Semester : IV ( empat)/1 (satu)
Hari / Tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Rabu, 3 Oktober 2018
Petunjuk
Berilah tanda cek ( √ ) pada skor sesuai dengan kondisi pelaksanaan penelitian.
No Nama Skor Keterangan
Responden 1 2 3 4 5
1 Responden 1 2 2 2 2 2 1 = mengamati
2 Responden 2 2 1 2 1 1 2 = menanya
3 Responden 3 2 2 2 2 2 3 = mengumpulkan informasi
4 Responden 4 3 2 3 2 2 4 = menalar
5 Responden 5 2 2 3 2 2 5 = mengkomunikasikan
6 Responden 6 2 1 1 1 1
7 Responden 7 3 2 3 2 2
8 Responden 8 3 3 3 2 2
9 Responden 9 3 3 3 2 2
10 Responden 10 2 3 3 2 2
Jumlah 24 21 25 18 18
Persentase (%) 60 53 62 45 45
Rujiani, M.Pd.
NIP. 19840109 200903 2 008
HASIL OBSERVASI HOTS SISWA PRA SIKLUS
A. Keterangan
1. Kurang HOTS = 1-2 indikator tercapai
2. HOTS = 3 indikator tercapai
3. Sangat HOTS = 4 indikator tercapai
Persentase hasil pengamatan HOTS siswa pada pra siklus sebagai berikut.
7
Kurang HOTS = 10 x 100% = 70%
2
HOTS = x 100% = 20%
10
1
Sangat HOTS = 10 x 100% =10%
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA PRA SIKLUS
Nilai tertinggi = 80
Nilai terendah = 30
Rata-rata = 60
KKM = 70
Tuntas = 3x 100% = 30%
10
Mengamati
Mengidentifikasi
Masalah
Mengumpulkan
Informasi
Mengolah Informasi
Uji Hipotesis
Penarikan Kesimpulan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
HASIL PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Peneliti : RUJIANI, M.Pd.
Mata Pelajaran : IPA
Tema/Subtema :Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Keberagaman Makhluk Hidup di
Lingkunganku
Kelas / Semester : IV ( empat)/1 (satu)
Hari / Tanggal : Senin, 8 Oktober 2018
Rabu, 10 Oktober 2018
Petunjuk
Berilah tanda cek ( √ ) pada skor sesuai dengan kondisi pelaksanaan penelitian.
No Nama Skor Keterangan
Responden 1 2 3 4 5 6
1 Responden 1 3 3 3 3 3 3 1 = mengamati
2 Responden 2 3 3 3 2 2 2 2 = mengidentifikasi masalah
3 Responden 3 3 3 3 3 3 3 3 = mengumpulkan informasi
4 Responden 4 4 4 4 3 3 3 4 = mengolah informasi
5 Responden 5 3 3 4 3 3 3 5 = uji hipotesis
6 Responden 6 3 3 2 2 2 2 6 = penarikan kesimpulan
7 Responden 7 4 4 4 3 3 3
8 Responden 8 4 4 4 3 3 3
9 Responden 9 4 4 4 3 3 3
10 Responden 10 3 3 4 3 3 3
Jumlah 34 34 35 28 28 28
Persentase (%) 85 85 88 70 70 70
Rujiani, M.Pd.
NIP. 19840109 200903 2 008
HASIL OBSERVASI HOTS SISWA SIKLUS I
Nilai tertinggi = 90
Nilai terendah = 40
Rata-rata = 69
KKM = 70
Tuntas = 6x 100% = 60%
10
Mengamati
Mengidentifikasi
Masalah
Mengumpulkan
Informasi
Mengolah Informasi
Uji Hipotesis
Penarikan Kesimpulan
Pertemuan 1 Pertemuan 2
HASIL PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Peneliti : RUJIANI, M.Pd.
Mata Pelajaran : IPA
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup /Ayo,
Cintai Lingkungan
Kelas / Semester : IV ( empat)/1 (satu)
Hari / Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018
Rabu, 17 Oktober 2018
Petunjuk
Berilah tanda cek ( √ ) pada skor sesuai dengan kondisi pelaksanaan penelitian.
No Nama Skor Keterangan
Responden 1 2 3 4 5 6
1 Responden 1 4 4 4 4 4 4 1 = mengamati
2 Responden 2 4 3 4 4 4 2 2 = mengidentifikasi masalah
3 Responden 3 4 4 4 4 4 4 3 = mengumpulkan informasi
4 Responden 4 4 4 4 4 4 4 4 = mengolah informasi
5 Responden 5 4 4 4 4 4 4 5 = uji hipotesis
6 Responden 6 3 3 3 2 2 2 6 = penarikan kesimpulan
7 Responden 7 4 4 4 4 4 4
8 Responden 8 4 4 4 4 4 4
9 Responden 9 4 4 4 4 4 4
10 Responden 10 4 4 4 4 4 4
Jumlah 39 38 39 38 38 36
Persentase (%) 98 95 98 95 95 90
Rujiani, M.Pd.
NIP. 19840109 200903 2 008
HASIL OBSERVASI HOTS SISWA SIKLUS II
A. Keterangan
1. Kurang HOTS = 1-2 indikator tercapai
2. HOTS = 3 indikator tercapai
3. Sangat HOTS = 4 indikator tercapai
KKM = 70
Tuntas = 9x 100% = 90%
10
Yang membuat,
Pati, 8 Oktober 2019
Rujiani, M.Pd