Anda di halaman 1dari 25

DISCOVERY LEARNING UNTUK PENINGKATAN HIGHER

ORDER THINKING SKILLS (HOTS) SISWA

OLEH:

RUJIANI, M.Pd
SDN TLOGOWUNGU 02
KABUPATEN PATI
PROVINSI JAWA TENGAH
DISCOVERY LEARNING UNTUK PENINGKATAN HIGHER
ORDER THINKING SKILLS (HOTS) SISWA
Rujiani
SDN Tlogowungu 02 Pati Jawa Tengah
rujiani47@yahoo.com

Abstrak

Penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat pada siswa di SDN Tlogowungu 02
Pati mempengaruhi kemampuan berpikir siswa yang berdampak pada hasil belajar. Bahan
ajar yang digunakan hanya buku dari pemerintah, dan cara mengajar guru yang belum
maksimal sehingga belum dapat memancing siswa untuk berpikir tingkat tinggi karena baru
3 siswa yang mencapai indikator HOTS. Hasil belajar siswa juga belum maksimal, hanya
mencapai ketuntasan 30% dengan nilai rata-rata 60. Penerapan pendekatan pembelajaran
yang membuat siswa aktif dan kreatif yaitu Discovery Learning, sebagai solusi untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa atau Higher Order Thinking Skills (HOTS), sehingga hasil belajar
siswa pun dapat meningkat. Penelitian dilakukan pada siswa kelas IV SDN Tlogowungu
02 dengan subjek 10 siswa, pada semester 1 tema “Peduli terhadap Lingkungan Hidup”,
menggunakan penelitian tindakan kelas dengan siklus berulang. Data utama diperoleh dari
pengamatan kemampuan berpikir siswa dan hasil nilai ulangan siswa selama pembelajaran,
sedangkan data pendukungnya berupa hasil dokumentasi, wawancara, junal siswa dan
guru. Penerapan strategi pembelajaran Discovery Learning menghasilkan 8 siswa yang
mampu berpikir tingkat tinggi, dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan menjadi
90% mencapai ketuntasan dengan nilai rata-rata 80.

Kata Kunci: discovery learning; HOTS; hasil belajar.

Pendahuluan
Kurikulum 2013 sudah hampir enam tahun diimplementasikan dalam
pembelajaran di semua jenjang. Dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan
pendekatan saintifik dan penilaian autentik membuat semua guru harus lebih
inovatif, kreatif, dan menjadi fasilitator yang handal bagi para siswanya. SDN
Tlogowungu 02 merupakan salah satu sekolah dari empat sekolah dasar yang ada
di Desa Tlogorejo Kecamatan Tlogowungu Kabupaten Pati Jawa Tengah, letaknya
yang berada di ujung desa dan agak jauh dari pemukiman penduduk membuat
sekolah ini hanya memiliki siswa berjumlah tiga puluh siswa dari kelas I sampai
dengan kelas VI. Minimnya jumlah siswa menyebabkan jumlah dana BOS yang
diterima juga sedikit, guru kelas PNS hanya dua orang, empat orang lainnya adalah
guru wiyata bhakti yang dengan rela sepenuh hati mendidik tanpa menuntut
imbalan yang layak. Hal ini juga berdampak pada sarana prasarana yang dimiliki
sekolah, terbatasnya media dan alat peraga di sekolah membuat guru untuk kreatif
mengembangkan media dan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Siswa
usia sekolah dasar tergolong dalam kategori pecinta gambar, video, dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan alam sekitar.
Hampir semua siswa yang bersekolah di SDN Tlogowungu 02 berasal dari
keluarga menengah ke bawah, latar belakang keluarganya yang berpendidikan
rendah, dan bermata pencaharian sebagai buruh harian lepas. Kurangnya
kepedulian keluarga sangat berpengaruh besar pada motivasi belajar siswa,
pemahaman mereka adalah sekolah hanya memenuhi kewajiban tanpa ada rasa
untuk menggapai cita-cita setinggi langit. Perlunya peran pendidik di sini tidak
hanya memfasilitasi para siswa mendalami materi, tetapi pentingnya mengajak
siswa untuk dapat mencapai kemampuan berpikir kritis. Sejalan dengan Nurul
(2017) yang menyebutkan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High
Order Thinking Skills (HOTS) merupakan salah satu komponen mewujudkan
keberhasilan keterampilan berpikir dan berpikir kritis.
Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran akan
mampu menanamkan dan mewujudkan cara berpikir siswa yang tinggi, mampu
menganalisis materi yang diberikan guru dan mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan Kemdikbud (2016) yang menyatakan bahwa
untuk mewujudkan pengetahuan dan keterampilan sangat disarankan untuk
menerapkan pembelajaran berbasis penyelidikan (Discovery Learning).
Selama ini dalam pembelajaran yang hanya menggunakan bahan ajar pokok
edaran buku pemerintah menjadikan siswa kurang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis mereka, karena minimnya sarana prasarana dan media
yang ada di sekolah, sehingga untuk mewujudkan harapan siswa mampu untuk
memiliki HOTS terhambat. Melalui pengamatan yang dilakukan oleh guru selama
proses pembelajaran dengan menggunakan indikator siswa mampu menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan mengaplikasikannya dalam wujud tindakan, hanya
terdapat 3 siswa yang memenuhi indikator tersebut. Secara tidak langsung,
rendahnya HOTS siswa berpengaruh pada hasil belajar siswa terhadap materi
pembelajaran. Hasil belajar dari muatan pelajaran IPA siswa kelas IV belum
maksimal, dari data nilai ulangan tercatat bahwa ketuntasan belajar baru 30%
dengan nilai rata-rata 60 dari nilai KKM 70.
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik
atau pendekatan berbasis proses keilmuan. Pendekatan saintifik dapat
menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Model
pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memiliki nama, ciri,
sintak, pengaturan, dan budaya misalnya discovery learning, project-based
learning, problem-based learning, inquiry learning. Komponen-komponen penting
dalam mengajar menggunakan pendekatan saintifik antara lain: a. Menyajikan
pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan (Foster a sense of
wonder); b. Meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage observation); c.
Melakukan analisis (Push for analysis); dan d. Berkomunikasi (Require
communication).
Perlunya penguasaan sintakmatik discovery learning oleh guru akan mampu
mengajak siswa untuk berpikir tingkat tinggi, melalui beberapa kegiatan selama
proses pembelajaran maupun di akhir pembelajaran sebagai wujud penguasaan
pemahaman materi siswa. Musfiqon (2015) menyebutkan tentang sintakmatik
Discovery Learning yang meliputi stimulation (mengamati), problem statement
(mengidentifikasi masalah), data collection (mengumpulkan informasi), data
processing (pengolahan informasi), verification (uji hipotesis), dan generalization
(penarikan kesimpulan). Stimulation, siswa mengamati penjelasan dari guru tentang
permasalahan yang diberikan saat pembelajaran. Problem statement, siswa
mengidentifikasi masalah dan memilih satu permasalahan yang harus diselesaikan
saat pembelajaran. Data collection, siswa mengumpulkan informasi berdasarkan
buku dan media yang disediakan. Data processing, siswa bersama kelompoknya
mengolah informasi. Verification, siswa bersama kelompoknya menguji kebenaran
dari hasil pekerjaannya dengan mencocokkannya di buku atau sumber lain.
Generalization, siswa bersama kelompoknya menyimpulkan hasil penyelesaian
permasalahan sebagai bahan materi dari pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat untuk mampu mengatasi berbagai
permasalahan tersebut. Penggunaan strategi pembelajaran discovery learning pada
siswa diharapkan mampu untuk menjembantani siswa dalam upaya peningkatan
mutu proses pembelajaran dan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada siswa.
Manfaat dari penelitian menggunakan discovery learning dapat dirasakan oleh
siswa dengan meningkatnya pemahaman melalui proses pembelajaran bermakna
dan kemampuan berpikir yang berdampak pada hasil belajar siswa khususnya
muatan pelajaran IPA, sehingga dapat diadopsi oleh rekan guru dan pihak sekolah
sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
(HOTS).

Metode Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas IV SDN Tlogowungu 02 Pati Jawa Tengah
pada semester 1 tahun pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian adalah siswa kelas
IV sejumlah 10 siswa yang terdiri atas 1 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
Jenis data yang digunakan adalah data utama yaitu hasil pengamatan kemampuan
berpikir tingkat tinggi dan hasil ulangan siswa, dan data pendukungnya berupa hasil
dokumentasi, wawancara, junal siswa dan guru. Teknik analisis data secara
kuantitatif dan kualitatif. Data hasil observasi dan ulangan dianalisis secara
kuantitatif, sedangkan data hasil wawancara dan jurnal dianalisis secara kualitatif.
Meningkatnya HOTS siswa dikatakan berhasil apabila di atas 75% siswa memenuhi
tiga sampai empat indikator berpikir tingkat tinggi diantaranya menganalisis,
mensintesis, mengevaluasi, dan mengaplikasikan materi yang dianalisis
berdasarkan pengamatan. Meningkatnya hasil belajar IPA siswa tema “Peduli
terhadap Makhluk Hidup”, KD 3.1 Memahami hubungan antara bentuk dan fungsi
bagian tubuh hewan dan tumbuhan, dan KD 3.8 Memahami pentingnya upaya
keseimbangan dan pelestarian sumber daya alam di lingkungannya.
Penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research) yang dilaksanakan dalam siklus berulang, yaitu dua siklus yang
setiap siklusnya terdiri atas empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto: 2010). Alur penelitian lebih rinci
disajikan dalam gambar 1.

Gambar 1 Alur Penelitian menggunakan Discovery Learning

Hasil dan Pembahasan


Proses pembelajaran menggunakan sintakmatik Discovery Learning pada
siswa kelas IV mengalami peningkatan yang memuaskan, jika dalam prasiklus cara
mengajar guru dengan strategi yang kurang tepat belum dapat memberikan hasil
yang maksimal, pada siklus I dan siklus II menggunakan sintakmatik mengamati,
mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, uji
hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran di siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I,
penelitian dikatakan berhasil dan mencapai hasil yang maksimal sesuai harapan,
yaitu didapatkan hasil berupa peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi
(HOTS). Proses pembelajaran menggunakan Discovery Learning pada siswa kelas
IV SDN Tlogowungu 02 Pati dijabarkan sebagai berikut.
1) Mengamati
Siswa Kelas IV sudah menunjukkan sikap yang sangat baik dan maksimal
dalam proses mengamati. Guru mengajak siswa untuk belajar bersama sebelum
kegiatan inti, guru menyampaikan sedikit ulasan materi melalui power point,
selanjutnya siswa mengamati dan mengaitkannya dengan permasalahan yang akan
diselesaikan selama pembelajaran. Siklus I ini siswa masih belum maksimal ketika
mengamati penjelasan dari guru, terkadang masih ada beberapa siswa yang bermain
sendiri. Tercatat 8 siswa dari keseluruhan 10 siswa yang dapat mengamati dengan
baik. Siklus II siswa sudah terbiasa dan sudah mulai fokus mengamati penjelasan
yang diberikan oleh guru, seluruh siswa sudah tidak asyik dengan acaranya sendiri.
Kegiatan mengamati di siklus II ini telah mencapai hasil yang maksimal, dan sesuai
harapan.
2) Mengidentifikasi Masalah
Sintakmatik kedua dari Discovery Learning adalah mengidentifikasi
masalah, siswa mengidentifikasi masalah yang akan diselesaikan pada saat
pembelajaran. Siswa diajak untuk mampu mengidentifikasi permasalahan yang
akan diselesaikan selama pembelajaran. Siswa menemukan permasalahan dalam
pembelajaran dan mencoba mencari penyelesaiannya dengan segala sumber selain
dari guru. Pada siklus I baru 8 siswa yang mampu mengidentifikasi masalah dengan
baik, sedangkan pada siklus II ini mendapat hasil yang maksimal, 10 siswa sudah
mampu untuk mengidentifikasi masalah dengan baik.
3) Mengumpulkan Informasi
Kegiatan mengumpulkan informasi ini dilakukan oleh masing-masing siswa
dalam kelompok, mengumpulkan informasi dari lingkungan, power point ataupun
dari buku. Siswa aktif dalam mengumpulkan informasi melalui berbagai sumber
belajar yang tersedia, memanfaatkan lingkungan sekitar sembari bermain, dan
pastinya menyenangkan bagi siswa karena mendapatkan pengalaman baru. Pada
siklus I tercatat 8 siswa mampu mengumpulkan informasi, dan pada siklus II
mengalami peningkatan, keseluruhan siswa sudah mampu mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber belajar yang ada.
4) Mengolah Informasi
Sintakmatik mengolah informasi merupakan rangkaian kegiatan siswa
dalam menyelesaikan permasalahan setelah mengumpulkan informasi dari
beberapa sumber belajar. Pada siklus I baru 6 siswa yang mampu mengolah
informasi, masih belum maksimalnya kegiatan siswa untuk mengolah informasi
sehingga ditingkatkan pada siklus II. Setiap pertemuan dari siklus II masing-masing
kelompok mengolah informasi dari berbagai sumber belajar lainnya, digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan yang disajikan dalam kelompok. Terlihat
seluruh siswa sudah mampu untuk mengolah informasi dengan baik dan adanya
kekompakan dengan anggota kelompoknya. Terjadi pengingkatan yang maksimal
sehingga terbukti berhasil.
5) Uji Hipotesis
Sintakmatik uji hipotesis merupakan kegiatan mencocokkan hasil
penyelesaian masalah dengan sumber belajar valid yang tersedia di buku atau sudut
baca. Hasil pekerjaan kelompok dicocokkan bersama anggota dalam satu
kelompok. Pada siklus I siswa belum terbiasa dengan kegiatan uji hipotesis, baru 6
siswa atau 60% yang mampu mencocokkan dan mencari kebenaran dari hasil
penyelesaian masalah tersebut. Pada siklus II siswa menunjukkan peningkatan,
seluruh siswa sudah dapat melakukan uji hipotesis untuk mencari kebenaran dari
hasil penyelesaian pekerjaannya, terdapat peningkatan dari yang sebelumnya hanya
7 siswa. Terlihat beberapa siswa aktif mengikuti temannya dalam kelompok, dan
sudah mencapai hasil yang maksimal pada siklus II.
6) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan sintakmatik terakhir Discovery Learning
dalam proses pembelajaran, yaitu menyampaikan hasil penyelesaian masalah yang
diberikan secara kelompok, setiap kelompok maju ke depan kelas untuk
menyampaikan hasil pekerjaannya dalam menyelesaikan permasalahan bersama
kelompoknya. Tercatat pada siklus I dari ketiga kelompok baru 6 siswa yang
mampu menyimpulkan dan menyampaikan kepada teman-teman kelompok
lainnya, sedangkan pada siklus II tercatat 9 siswa sudah berani menyimpulkan dan
menyampaikan hasil penyelesaian masalah di depan kelas. Terlihat siswa sudah
percaya diri, dan fokus menyampaikan hasil pekerjaan kelompok kepada teman-
temannya.
Higher-Order Thinking Skills (HOTS) siswa mengalami peningkatan pada
pelaksanaan siklus I, dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maupun
observer menunjukkan hasil yang semakin membaik. Siswa yang mempunyai
kemampuan berpikir tingkat tinggi berjumlah 6 siswa, sudah ada kenaikan dari yang
sebelumnya hanya 3 siswa, persentase pada siklus I sudah mencapai 60% dari yang
sebelumnya hanya 30% pada pembelajaran prasiklus, tetapi masih perlunya
tindakan selanjutnya karena belum mencapai hasil yang diharapkan. Kegiatan
pembelajaran inti pada siklus II terlihat bahwa siswa mengalami peningkatan yang
maksimal untuk kemampuan HOTS sudah sesuai harapan, dari hasil pengamatan
yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil yang memuaskan. Siswa yang
mempunyai HOTS berjumlah 8 siswa, hanya tersisa 2 siswa yang nantinya perlu
bimbingan tersendiri, persentase sudah mencapai 80% dan sudah mencapai hasil
yang diharapkan. Persentase tersebut diperoleh berdasarkan observasi selama
proses pembelajaran, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat Higher-
Order Thinking Skills (HOTS) meliputi: 1) kemampuan menganalisis materi; 2)
kemampuan mensintesis materi; 3) kemampuan mengevaluasi materi; 4)
keterampilan mengimplementasikan materi. Setelah pengolahan dari hasil
observasi tentang pengamatan HOTS, selanjutnya direkap. Siswa yang hanya
mencapai 1-2 indikator masih termasuk dalam kategori HOTS rendah, sedangkan
siswa yang mencapai 3 indikator sudah termasuk mempunyai HOTS, dan dikatakan
sangat HOTS apabila 4 indikator tercapai. Perubahan HOTS siswa disajikan dalam
tabel berikut.
Tabel 1
Peningkatan HOTS Siswa Kelas IV

Prasiklus Siklus I Siklus II


No HOTS Siswa
Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)
1 HOTS 3 30% 6 60% 8 80%
2 HOTS rendah 7 70% 4 30% 2 20%
Jumlah 10 100% 10 100% 10 100%

Hasil di atas sejalan dengan Budiman (2014) yang menyatakan bahwa


pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) mampu menjadikan
siswa mempunyai kemahiran menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran
lebih maksimal, meningkatkan kepercayaan diri dalam pembelajaran, dan prestasi
belajar siswa juga meningkat. Bedanya dengan penelitian ini adalah penggunaan
strategi pembelajaran dengan enam sintakmatik discovery learning sedangkan
penelitian sebelumnya menggunakan instrumen soal HOTS.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, perubahannya terlihat dari hasil nilai tes setiap siklus. Hasil belajar
siswa kelas IV SDN Tlogowungu 02 pada pra siklus mempunyai ketuntasan belajar
masih rendah, hanya 3 siswa yang mencapai KKM dari keseluruhan 10 siswa. Nilai
tertinggi 80, terendah 30 dan nilai rata-rata siswa hanya mencapai nilai 60. Pada
siklus I menunjukkan adanya peningkatan, siswa mencapai ketuntasan berjumlah 6
siswa dengan nilai tertinggi 90, terendah 40 dan rata-rata nilai 69. Hasil belajar
sudah menunjukkan adanya peningkatan namun belum mencapai target.
Selanjutnya dilakukan penelitian lanjutan pada siklus II dan didapatkan hasil siswa
mencapai ketuntasan adalah 9 siswa dengan nilai tertinggi 100, terendah 60 dan
nilai rata-rata siswa 80. Keberhasilan peningkatan hasil belajar terdukung karena
siswa mempunyai kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan discovery learning, peningkatan hasil belajar lebih
lengkapnya disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 2
Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV

Prasiklus Siklus I Siklus II


No Hasil Belajar
Frekuensi (%) Frekuensi (%) Frekuensi (%)
1 Nilai tertinggi 80 90 100
2 Nilai terendah 30 40 60
3 Rata-rata 60 69 80
4 Mampu 3 30% 6 60% 9 90%
5 Belum mampu 7 70% 4 40% 1 10%
Jumlah 10 100% 10 100% 10 100%

Hasil dari penelitian yang telah peneliti lakukan terbukti mampu


meningkatkan kualitas proses pembelajaran dengan diiringi kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa, yang berdampak pada hasil belajar IPA yang membaik. Hal ini
sejalan dengan pendapat Widyastuti (2015) yang menyatakan bahwa menggunakan
model Discovery Learning dapat meningkatkan Higher-Order Thinking Skills
(HOTS) dan meminimalisir kesulitan belajar pada siswa, karena lebih cenderung
bersifat siswa aktif untuk menemukan sendiri pengetahuan yang didapat sehingga
memorinya bertahan lama dan sesuai dengan pendekatan kurikulum 2013.

Simpulan
Penelitian menggunakan discovery learning untuk meningkatkan Higher-
Order Thinking Skills (HOTS) siswa kelas IV SDN Tlogowungu 02 Kecamatan
Tlogowungu Kabupaten Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 terbukti berhasil
dan tercapai sesuai dengan harapan. Proses pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas menjadi lebih kondusif dan hidup. Kemampuan berpikir siswa sudah
tergolong dalam kategori siswa yang mempunyai Higher-Order Thinking Skills
(HOTS) sebanyak 80% yang terlihat dari hasil pengamatan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, siswa sudah terbiasa menganalisis materi, menanyakan
kepada guru dari hal-hal yang belum diketahuinya, berani menyampaikan hasil
belajarnya kepada teman, dan mampu mengaplikasikannya dalam tindakan.
Dengan kemampuan berpikir yang tinggi, akhirnya hasil belajar yang didapat pun
mencapai hasil yang maksimal, nilai rata-rata mengalami peningkatan dengan
capaian ketuntasan belajar mencapai 90%. Hasil ini membuktikan bahwa
penggunaan discovery learning pembelajaran memberikan manfaat yang besar bagi
peningkatan Higher-Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa, dan hendaknya
dapat digunakan oleh guru lainnya untuk penelitian serupa.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta:
Rineka Cipta.
Nurul, W. (2017). Analisis Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah
Berpikir Tingkat Tinggi atau Hot (Higher Order Thinking) Berdasarkan
Langkah Polya. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Skripsi, Agustus
2017.
Kemdikbud. (2016). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Musfiqon, dan Nurdyansyah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia Learning Center.
Widyastuti, E. S. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada
Materi Konsep Ilmu Ekonomi. Prosiding. Prosiding Seminar Nasional 9
Mei 2015 halaman 33-40.
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

Mengamati

Menanya

Mengumpulkan
Informasi

Menalar

Mengkomunikasikan

Pertemuan 1 Pertemuan 2
HASIL PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
PRA SIKLUS
Nama Peneliti : RUJIANI, M.Pd.
Mata Pelajaran : IPA
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup /Hewan
dan Tumbuhan di Lingkungan Rumah ku
Kelas / Semester : IV ( empat)/1 (satu)
Hari / Tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Rabu, 3 Oktober 2018

Petunjuk
Berilah tanda cek ( √ ) pada skor sesuai dengan kondisi pelaksanaan penelitian.
No Nama Skor Keterangan
Responden 1 2 3 4 5
1 Responden 1 2 2 2 2 2 1 = mengamati
2 Responden 2 2 1 2 1 1 2 = menanya
3 Responden 3 2 2 2 2 2 3 = mengumpulkan informasi
4 Responden 4 3 2 3 2 2 4 = menalar
5 Responden 5 2 2 3 2 2 5 = mengkomunikasikan
6 Responden 6 2 1 1 1 1
7 Responden 7 3 2 3 2 2
8 Responden 8 3 3 3 2 2
9 Responden 9 3 3 3 2 2
10 Responden 10 2 3 3 2 2
Jumlah 24 21 25 18 18
Persentase (%) 60 53 62 45 45

Tlogowungu, 3 Oktober 2018


Peneliti

Rujiani, M.Pd.
NIP. 19840109 200903 2 008
HASIL OBSERVASI HOTS SISWA PRA SIKLUS

Nama Peneliti : Rujiani, M.Pd.


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumah ku
Kelas/Semester : IV (empat)/1 (satu)
Hari/Tanggal : Senin, 1 Oktober 2018
Rabu, 3 Oktober 2018

A. Keterangan
1. Kurang HOTS = 1-2 indikator tercapai
2. HOTS = 3 indikator tercapai
3. Sangat HOTS = 4 indikator tercapai

B. Keterangan aspek/ indikator yang dinilai.


a. Menganalisis materi
b. Mensintesis materi
c. Mengevaluasi materi
d. Mengaplikasikan materi

Aspek yang Dinilai


No Nama Komentar
a b c d
1 Responden 1 v v Kurang HOTS
2 Responden 2 v Kurang HOTS
3 Responden 3 v v Kurang HOTS
4 Responden 4 v v Kurang HOTS
5 Responden 5 v v Kurang HOTS
6 Responden 6 v Kurang HOTS
7 Responden 7 v v Kurang HOTS
8 Responden 8 v v v HOTS
9 Responden 9 v v v v Sangat HOTS
10 Responden 10 v v v HOTS

Persentase hasil pengamatan HOTS siswa pada pra siklus sebagai berikut.
7
Kurang HOTS = 10 x 100% = 70%
2
HOTS = x 100% = 20%
10
1
Sangat HOTS = 10 x 100% =10%
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA PRA SIKLUS

Nama Peneliti : Rujiani, M.Pd.


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Hewan dan Tumbuhan di
Lingkungan Rumah ku
Kelas/Semester : IV (empat)/1 (satu)
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2018

No Nama Nilai Kemampuan Belajar


1 Responden 1 60 Belum Tuntas
2 Responden 2 50 Belum Tuntas
3 Responden 3 60 Belum Tuntas
4 Responden 4 60 Belum Tuntas
5 Responden 5 60 Belum Tuntas
6 Responden 6 30 Belum Tuntas
7 Responden 7 70 Tuntas
8 Responden 8 70 Tuntas
9 Responden 9 80 Tuntas
10 Responden 10 60 Belum Tuntas
Rata-rata 60

Nilai tertinggi = 80
Nilai terendah = 30
Rata-rata = 60

KKM = 70
Tuntas = 3x 100% = 30%
10

Belum Tuntas = 7x 100% =70 %


10
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Mengamati

Mengidentifikasi
Masalah

Mengumpulkan
Informasi

Mengolah Informasi

Uji Hipotesis

Penarikan Kesimpulan

Pertemuan 1 Pertemuan 2
HASIL PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Peneliti : RUJIANI, M.Pd.
Mata Pelajaran : IPA
Tema/Subtema :Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Keberagaman Makhluk Hidup di
Lingkunganku
Kelas / Semester : IV ( empat)/1 (satu)
Hari / Tanggal : Senin, 8 Oktober 2018
Rabu, 10 Oktober 2018

Petunjuk
Berilah tanda cek ( √ ) pada skor sesuai dengan kondisi pelaksanaan penelitian.
No Nama Skor Keterangan
Responden 1 2 3 4 5 6
1 Responden 1 3 3 3 3 3 3 1 = mengamati
2 Responden 2 3 3 3 2 2 2 2 = mengidentifikasi masalah
3 Responden 3 3 3 3 3 3 3 3 = mengumpulkan informasi
4 Responden 4 4 4 4 3 3 3 4 = mengolah informasi
5 Responden 5 3 3 4 3 3 3 5 = uji hipotesis
6 Responden 6 3 3 2 2 2 2 6 = penarikan kesimpulan
7 Responden 7 4 4 4 3 3 3
8 Responden 8 4 4 4 3 3 3
9 Responden 9 4 4 4 3 3 3
10 Responden 10 3 3 4 3 3 3

Jumlah 34 34 35 28 28 28
Persentase (%) 85 85 88 70 70 70

Tlogowungu, 10 Oktober 2018


Peneliti

Rujiani, M.Pd.
NIP. 19840109 200903 2 008
HASIL OBSERVASI HOTS SISWA SIKLUS I

Nama Peneliti : Rujiani, M.Pd.


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Keberagaman Makhluk Hidup di
Lingkunganku
Kelas/Semester : IV (empat)/1 (satu)
Hari/Tanggal : Senin, 8 Oktober 2018
Rabu, 10 Oktober 2018
A. Keterangan
1. Kurang HOTS = 1-2 indikator tercapai
2. HOTS = 3 indikator tercapai
3. Sangat HOTS = 4 indikator tercapai

B. Keterangan aspek/ indikator yang dinilai.


a. Menganalisis materi
b. Mensintesis materi
c. Mengevaluasi materi
d. Mengaplikasikan materi

Aspek yang Dinilai


No Nama Komentar
a b c d
1 Responden 1 v v v HOTS
2 Responden 2 v v Kurang HOTS
3 Responden 3 v v Kurang HOTS
4 Responden 4 v v v HOTS
5 Responden 5 v v Kurang HOTS
6 Responden 6 v v Kurang HOTS
7 Responden 7 v v v HOTS
8 Responden 8 v v v v Sangat HOTS
9 Responden 9 v v v v Sangat HOTS
10 Responden 10 v v v HOTS

Persentase hasil pengamatan HOTS siswa pada siklus I sebagai berikut.


4
Kurang HOTS = 10 x 100% = 40%
4
HOTS = 10 x 100% = 40%
2
Sangat HOTS = 10 x 100% = 20%
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS I

Nama Peneliti : Rujiani, M.Pd.


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Keberagaman Makhluk Hidup di
Lingkunganku
Kelas/Semester : IV (empat)/1 (satu)
Hari/Tanggal : Sabtu, 13 Oktober 2018

No Nama Nilai Kemampuan Belajar


1 Responden 1 65 Belum Tuntas
2 Responden 2 60 Belum Tuntas
3 Responden 3 65 Belum Tuntas
4 Responden 4 70 Tuntas
5 Responden 5 70 Tuntas
6 Responden 6 40 Belum Tuntas
7 Responden 7 80 Tuntas
8 Responden 8 80 Tuntas
9 Responden 9 90 Tuntas
10 Responden 10 70 Tuntas
Rata-rata 69

Nilai tertinggi = 90
Nilai terendah = 40
Rata-rata = 69

KKM = 70
Tuntas = 6x 100% = 60%
10

Belum Tuntas = 4x 100% = 40%


10
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Mengamati

Mengidentifikasi
Masalah

Mengumpulkan
Informasi

Mengolah Informasi

Uji Hipotesis

Penarikan Kesimpulan

Pertemuan 1 Pertemuan 2
HASIL PENGAMATAN PROSES PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Peneliti : RUJIANI, M.Pd.
Mata Pelajaran : IPA
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup /Ayo,
Cintai Lingkungan
Kelas / Semester : IV ( empat)/1 (satu)
Hari / Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018
Rabu, 17 Oktober 2018

Petunjuk
Berilah tanda cek ( √ ) pada skor sesuai dengan kondisi pelaksanaan penelitian.
No Nama Skor Keterangan
Responden 1 2 3 4 5 6
1 Responden 1 4 4 4 4 4 4 1 = mengamati
2 Responden 2 4 3 4 4 4 2 2 = mengidentifikasi masalah
3 Responden 3 4 4 4 4 4 4 3 = mengumpulkan informasi
4 Responden 4 4 4 4 4 4 4 4 = mengolah informasi
5 Responden 5 4 4 4 4 4 4 5 = uji hipotesis
6 Responden 6 3 3 3 2 2 2 6 = penarikan kesimpulan
7 Responden 7 4 4 4 4 4 4
8 Responden 8 4 4 4 4 4 4
9 Responden 9 4 4 4 4 4 4
10 Responden 10 4 4 4 4 4 4

Jumlah 39 38 39 38 38 36
Persentase (%) 98 95 98 95 95 90

Tlogowungu, 17 Oktober 2018


Peneliti

Rujiani, M.Pd.
NIP. 19840109 200903 2 008
HASIL OBSERVASI HOTS SISWA SIKLUS II

Nama Peneliti : Rujiani, M.Pd.


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Ayo, Cintai Lingkungan
Kelas/Semester : IV (empat)/1 (satu)
Hari/Tanggal : Senin, 15 Oktober 2018
Rabu, 17 Oktober 2018

A. Keterangan
1. Kurang HOTS = 1-2 indikator tercapai
2. HOTS = 3 indikator tercapai
3. Sangat HOTS = 4 indikator tercapai

B. Keterangan aspek/ indikator yang dinilai.


a. Menganalisis materi
b. Mensintesis materi
c. Mengevaluasi materi
d. Mengaplikasikan materi

Aspek yang Dinilai


No Nama Komentar
a b c d
1 Responden 1 v v v v HOTS
2 Responden 2 v v Kurang HOTS
3 Responden 3 v v v HOTS
4 Responden 4 v v v v HOTS
5 Responden 5 v v v HOTS
6 Responden 6 v v Kurang HOTS
7 Responden 7 v v v v Sangat HOTS
8 Responden 8 v v v v Sangat HOTS
9 Responden 9 v v v v Sangat HOTS
10 Responden 10 v v v v Sangat HOTS

Persentase hasil pengamatan HOTS siswa pada siklus II sebagai berikut.


2
Kurang HOTS = 10 x 100% = 20%
4
HOTS = 10 x 100% = 40%
40
Sangat HOTS = 10 x 100% = 40%
ANALISIS HASIL BELAJAR SISWA SIKLUS II

Nama Peneliti : Rujiani, M.Pd.


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Tema/Subtema : Peduli Terhadap Makhluk Hidup
/Ayo, Cintai Lingkungan
Kelas/Semester : IV (empat)/1 (satu)
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Oktober 2018

No Nama Nilai Kemampuan Belajar


1 Responden 1 75 Tuntas
2 Responden 2 70 Tuntas
3 Responden 3 75 Tuntas
4 Responden 4 80 Tuntas
5 Responden 5 80 Tuntas
6 Responden 6 60 Belum Tuntas
7 Responden 7 80 Tuntas
8 Responden 8 90 Tuntas
9 Responden 9 100 Tuntas
10 Responden 10 90 Tuntas
Rata-rata 80

Nilai tertinggi = 100


Nilai terendah = 60
Rata-rata = 80

KKM = 70
Tuntas = 9x 100% = 90%
10

Belum Tuntas = 1x 100% = 10%


10
BIODATA PESERTA
SIMPOSIUM NASIONAL GURU IPA TAHUN 2019

1. Nama Lengkap : Rujiani, M.Pd.


2. Tempat/Tangal Lahir : Pati, 9 Januari 1984
3. Jenis Kelamin : Wanita
4. NIP : 198401092009032008
5. Jabatan : Guru Kelas
6. Pangkat/Golongan : Penata/III C
7. Unit Kerja : SDN Tlogowungu 02
8. NUPTK : 3441762662300002
9. No. UKG : 201511324082
10. Alamat Sekolah : Jalan Raya Tlogowungu-Bapoh Km 0,2
Tlogowungu Pati Jawa Tengah
11. Alamat Rumah : Desa Purwosari RT 3 RW 1 Tlogowungu
Pati
Jawa Tengah
12. Nomor Telepon/HP : 085642812088
13. Alamat pos-el (e-mail) : rujiani47@yahoo.com
14. Pendidikan Terakhir : S-2
a. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Semarang
b. Fakultas/Jurusan/Prodi : FIP/Dikdas/PGSD
c. Tahun Kelulusan : 2014
15. Mata Pelajaran yang : Kelas atas
diampu
16. Pengalaman Mengajar : 10 tahun 07 bulan

Yang membuat,
Pati, 8 Oktober 2019

Rujiani, M.Pd

Anda mungkin juga menyukai