“FRAKTUR GALEAZZI”
TINJAUAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
Umur : 59 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Tanggal masuk : 01 september 2019
Ruangan : Teratai kelas 3
Alamat : Jalan Giliraja
II. ANAMNESIS
TANGGAL 02/09/2019
Anamnesis Terpimpin :
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada lengan bawah sebelah kanan di
akibatkan karena kecelakaan lalu lintas saat hendak mengantar cucunya. Pasien di bonceng
motor dan tiba tiba di tabrak dari arah belakang kemudian pasien jatuh dengan posisi tangan
terbuka dan bertumpu di aspal. Mual (-), muntah (-), penurunan kesadaran (-). BAB (+)
lancer. BAK (+) lancar.
Airway :Bebas
Breating : RR: 21x/menit,simetris (+/+), sonor (+/+), Vesikuler (+/+), Rh (-/-), Wh
(-/-), Jejas (-/-), krepitasi (-/-)
Circulation : TD 130/80 mmHg, N :88 x/menit,Suhu : 36.8 oC, Reguler, akral hangat
(+/+), perdarahan aktif (-), CTR < 2 detik.
Disability : GCS 15 (E4M6V5)
Exposure : Diskolasi antebrachii dextra
SECUNDARY SURVEY
Status generalis :
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 88 x/menit
RR : 21 x/menit
Temperature : 36,8oC
Kepala : Normocepal
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar tyroid (-)
Thorax :
Paru-paru
Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi (-/-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor +/+, batas paru hepar SIC VI midclavicula dextra
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-) wheezing (-/-).
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Pekak
Batas jantung atas SIC II parasternal sinistra
Batas jantung bawah SIC V midclavicula sinistra
Batas jantung kanan SIC IV parasternal dextra
Auskultasi : BJ I/II murni reguler
Abdomen:
Inspeks : Distensi (-), Jejas (-)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi : Timpani seluruh abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Ekstremitas:
Regio Antebrachii Dextra
Inspeksi : Deformitas (+), edema (+)
Palpasi : nyeri tekan (+)
ROM : Gerakan wrist dan elbow joint terbatas karena nyeri
NVD : A. Radialis teraba, kuat angkat. Sensorik dan motorik dalam batas normal.
Kesan
Diskontinuitas radius
Disrupsia distal radioulnar joint
Soft tissue swelling (+)
IV. RESUME
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada lengan bawah sebelah kanan di akibatkan
karena kecelakaan lalu lintas saat hendak mengantar cucunya. Pasien di bonceng motor dan tiba
tiba di tabrak dari arah belakang kemudian pasien jatuh dengan posisi tangan terbuka dan
bertumpu di aspal. Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, TD = 130/80 mmHg, N=
88x.menit, S =36,8 celcius. Pemeriksaan status lokalis Regio Antebrachii Dextra Inspeksi :
Deformitas (+), edema (+), Palpasi : nyeri tekan (+), ROM : Gerakan wrist dan elbow joint
terbatas karena nyeri, NVD : A. Radialis teraba, kuat angkat. Sensorik dan motorik dalam batas
normal. Pemeriksaan laboratorium di dapatkan WBC= 14.24 x 103, RBC : 4.12 x 106dL ,HB :
12.2 g/dL, HCT 35.70 C, PLT : 310 X 103
.
V. DIAGNOSIS
Closed Fraktur Distal Radius Dextra + Dislokasi Radioulnar Joint (Fraktur Galeazzi)
VI. PENATALAKSANAAN
MEDIKA MENTOSA
IVFD RL 20 tpm
Injeksi Ranitidin 1 amp/8jam/iv
Injeksi ketorolac 1 amp/8 jam/ iv
Pro Orif
Pemasangan Spalak
Tinggikan Tangan
VII. PROGNOSIS
Definisi
Fraktur Galeazzi pertama kali diuraikan oleh Riccardo Galeazzi (1935) yaitu fraktur pada 1/3
distal radius disertai dislokasi sendi radio-ulnar distal. (1,2)
Epidemiologi
Fraktur Galeazzi meliputi 3-7% dari semua fraktur lengan bawah. Ia biasanya lebih sering
terjadi pada laki-laki.(2) Fraktur Galeazzi lebih banyak ditemukan daripada fraktur Monteggia.(3,4)
Kebanyakan ditemukan pada orang dewasa dan jarang pada anak-anak. (1)
Etiologi
Etiologi dari fraktur Galeazzi di duga akibat dari jatuh yang menyebabkan beban aksial
ditumpukan pada lengan bawah yang hiperpronasi.(2,3,5)
Mekanisme trauma
Ada beberapa perbedaan pendapat pada mekanisme yang tepat yang menyebabkan
terjadinya fraktur Galeazzi. Mekanisme yang paling mungkin adalah jatuh dengan tumpuan pada
tangan disertai dengan pronasi lengan bawah yang ekstrim. Daya tersebut diduga melewati artikulasi
radiocarpal, mengakibatkan dislokasi dan pemendekan dari tulang radius.(2,4) Terjadi fraktur pada 1/3
distal radius dan subluksasi atau dislokasi sendi radioulnar distal.(4) Deforming forces termasuk
brakioradialis, kuadriseps pronator, dan ekstensor ibu jari, serta berat tangan. Cedera otot dan
jaringan lunak yang deformasi yang terkait dengan fraktur ini tidak dapat dikontrol dengan
imobilisasi plester.(3)
Diagnosis
Gambaran klinis
Terdapat gejala fraktur dan dislokasi pada daerah distal lengan bawah. (1) Adanya tonjolan
tulang atau nyeri pada ujung ulnar adalah manifestasi yang paling sering ditemukan.(4) Nyeri dan
edema pada jaringan lunak bisa didapatkan pada daerah fraktur radius 1/3 distal dan pada pergelangan
tangan. Cedera ini harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologi.(2,3)
Anterior interroseous nerve palsy juga bisa terjadi tapi sering dilewati karena tidak ada
komponen sensorik pada temuan ini. Nervus interosseous anterior merupakan cabang dari nervus
medianus. Cedera pada nervus interosseous anterior ini bisa mengakibatkan paralisis dari fleksor
policis longus dan fleksor digitorum profundus pada jari telunjuk, dan menyebabkan hilangnya
mekanisme menjepit antara ibu jari dengan jari telunjuk.(3)
Dengan pemeriksaan roentgen diagnosis dapat ditegakkan. (1) Foto radiologi lengan bawah
posisi anteroposterior (AP) dan lateral di perlukan untuk menegakkan diagnosis. Foto radiologi
ekstremitas kontralateral bisa diambil untuk perbandingan. Foto polos lengan bawah bisa ditemukan
cedera pada sendi radioulnar distal: (3)
Gambar 2. Foto radiologis posisi anteroposterior menunjukkan fraktur Galeazzi klasik: fraktur radius
yang berbentuk oblik dan transversum dengan adanya dislokasi sendi radioulnar distal.(3)
Gambar 3. Fraktur Galeazzi. Gambar menunjukkan perbedaan antara (a) fraktur Monteggia dan (b)
fraktur Galeazzi. (c,d) Tipe Galeazzi sebelum dan setelah reduksi dan pemasangan plat.(4)
Penatalaksanaan
Fraktur bersifat tidak stabil dan terdapat dislokasi sehingga sebaiknya dilakukan operasi
dengan fiksasi interna. Pada fraktur Galeazzi harus dilakukan reposisi secara akurat dan mobilisasi
segera karena bagian distal mengalami dislokasi. Dengan reposisi yang akurat dan cepat maka
dislokasi sendi ulna distal juga tereposisi dengan sendirinya. Apabila reposisi spontan tidak terjadi
maka reposisi dilakukan dengan fiksasi K-Wire. Operasi terbuka dengan fiksasi rigid
mempergunakan plate dan screw.(1)
Open reduction internal fixation merupakan terapi pilihan, karena closed treatment
dikaitkan dengan tingkat kegagalan yang tinggi. Fiksasi plate dan screw adalah terapi pilihan.
Pendekatan Henry anterior (interval antara fleksor karpi radialis dan brakioradialis) biasanya
menyediakan eksposur yang cukup untuk melihat fraktur radius, dengan fiksasi plate pada permukaan
yang datar, permukaan volar dari radius.(5)
Cedera sendi radioulnar distal biasanya menyebabkan ketidakstabilan bagian dorsal, karena
itu, capsulotomy dorsal dapat dilakukan untuk mendapatkan akses ke sendi radioulnar distal jika tetap
dislokasi setelah radius difiksasi. Fiksasi Kirschner wire mungkin diperlukan untuk mempertahankan
reduksi dari sendi radioulnar distal jika ianya tidak stabil. Jika sendi radioulnar distal diyakini stabil,
bagaimanapun, imobilisasi plester pasca operasi mungkin sudah cukup. (5)
Ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi pada pasien dengan fraktur Galeazzi: (4)
Komplikasi
a) Malunion: Reduksi nonanatomik dari fraktur radius disertai dengan kegagalan untuk
mengembalikan alignment rotasi atau lateral dapat mengakibatkan hilangnya fungsi supinasi
dan pronasi, serta nyeri pada range of motion. Ini mungkin memerlukan osteotomy atau
ulnar distal shortening untuk kasus-kasus di mana gejala pemendekan dari radius
mengakibatkan ulnocarpal impaction. (5)
b) Nonunion: Ini jarang terjadi dengan fiksasi yang stabil, tetapi mungkin memerlukan bone
grafting.(5)
c) Compartement syndrome: kecurigaan klinis harus diikuti dengan pemantauan tekanan
kompartemen dengan fasciotomy darurat setelah didiagnosa sebagai sindrom
kompartemen.(5)
d) Cedera neurovaskuler: (5)
Biasanya iatrogenik.
Cedera saraf radialis superfisial (dibawahnya brakioradialis) adalah beresiko dengan
pendekatan radius anterior.
Cedera saraf interoseus posterior (di supinator) adalah beresiko dengan pendekatan
radius proksimal.
Jika pemulihan tidak terjadi, eksplorasi saraf setelah 3 bulan.
e) Radioulnar synostosis: Jarang terjadi (3% sampai 9,4% kejadian).(5)
Faktor risiko meliputi:
Fraktur kedua tulang pada tingkat yang sama (11% kejadian).
Closed head injury
Penundaan operasi > 2 minggu.
Satu sayatan untuk fiksasi kedua fraktur lengan bawah.
Penetrasi pada membran interoseus oleh bone grafting atau screw, fragmen tulang,
atau peralatan bedah.
Crush injury.
Infeksi.
Prognosis terburuk adalah dengan synostosis distal, dan yang terbaik adalah dengan
synostosis diafisis.
f) Dislokasi rekuren: Ini bisa terjadi akibat dari malreduksi dari radius. Ini menekankan
bahwa perlunya pemulihan secara anatomi pada fraktur radius untuk memastikan
penyembuhan yang cukup dan fungsi biomekanik dari sendi radioulnar distal.(5)
BAB III
PEMBAHASAN
1. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Ekstermitas Superior: Lengan
Bawah. EGC: Jakarta. 2006. Hal: 467.
2. De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Fraktur. EGC: Jakarta. 2011. Hal: 1040.
3. De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Dislokasi. EGC: Jakarta. 2011. Hal: 1046.
4. Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Fraktur dan Dislokasi. Binarupa Aksara: Tangerang.
2008. Hal: 457.
5. Reksoprodjo S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Galeazzi Fraktur Dislokasi. Binarupa Aksara:
Tangerang. 2008. Hal: 471.
6. Greene WB. Netter`s Orthopaedic. 1st Edition. Elbow and Forearm. Elsevier: Philadelphia. 2006.
7. Ertl JP. Galeazzi Fracture: Overview. 2010. Diakses pada tanggal 9 Februari 2012Ertl JP. Galeazzi
Fracture: Workup. 2010.Diakses pada tanggal 9 Februari 2012. Ertl JP. Galeazzi Fracture: Surgical
Therapy. 2010.Diakses pada tanggal 9 Februari 2012. Fernandez JA, Valencia. Gustilo Open Fracture
Classification. 2009.Diakses pada tanggal 9 Februari 2012. Anonim. Adult Forearm Fracture. 2011.
Diakses pada tanggal 9 Februari 2012