BUDAYA KESELAMATAN
UPT RSUD ASEMBAGUS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Pedoman
Budaya Keselamatan UPT RSUD Asembagus ini dapat selesai disusun.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Sasaran
1. Tercapainya kesamaan pengertian mengenai budaya keselamatan di
lingkungan UPT RSUD Asembagus
2. Tercapainya budaya organisasi yang baik dalam hal keselamatan
2
BAB 2
RUANG LINGKUP
3
2.2 Kebijakan Budaya keselamatan
Beberapa Kebijakan berupa komitmen dalam melakukan budaya keselamatan,
yaitu:
1. Kebijakan Umum Budaya Keselamatan
1) Direktur rumah sakit melakukan evaluasi rutin dengan jadwal yang tetap
dengan menggunakan beberapa metode, survey resmi, wawancara staff,
analisis data dan diskusi kelompok
2) Direktur rumah sakit mendorong agar dapat terbentuk kerjasama untuk
membuat struktur, proses dan program yang memberikan jalan bagi
perkembangan budaya positif ini
3) Direktur rumah sakit harus menanggapi perilaku yang tidak terpuji dari
semua individu dari semua jenjang rumah sakit, termasuk manajemen, staf
administrasi, staf klinis, dokter.
2. Komitmen Perilaku
1) Ketentuan Umum
Secara garis besar komitmen perilaku staf dan karyawan UPT RSUD
Asembagus adalah:
a. Menjunjung tinggi norma moral, kesusilaan, dan kesopanan yang
dianut oleh masyarakat Indonesia
b. Menjaga nama baik rumah sakit
c. Saling menghormati dan menjalin hubungan baik dengan sesama staf,
karyawan rumah sakit maupun dengan pasien, keluarga, pengunjung,
dan anggota masyarakat yang berada di lingkungan rumah sakit
d. Menjaga ketertiban, keamanan, kebersihan dan keselamatan kerja di
rumah sakit
e. Berusaha untuk menjaga, melindungi, dan bertanggung jawab dalam
pemakaian aset milik rumah sakit
f. Saling menegur sapa apabila bertemu dengan sesama staf, karyawan
rumah sakit
g. Saling mengingatkan, menegur dalam kebaikan dengan sesama staf,
karyawan rumah sakit, terlebih bila melakukan pelanggaran terhafap
peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Kepatuhan Terhadap Tata Tertib, Disiplin, dan Etika
Staf dan karyawan U P T R S U D A s e m b a g u s berkomitmen:
a. Mematuhi peraturan tata tertib dan disiplin pegawai
b. Tidak akan melakukan segala bentuk tindakan yang melanggar norma
kesusilaan dan sopan santun yang dapat mengganggu kehormatan
orang lain dan berakibat timbulnya tuntutan hukum (pelecehan,
penghinaan, fitnah, perilaku mengarah pada sexualitas yang
mengganggu).
c. Menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat, menjaga
kebugaran fisik mental dan spiritual serta menghindarkan diri dengan
cara tidak menggunakan, mengedarkan, dan menjual NAPZA
(Narkotik, Psikotropik dan Zat Adiktif) serta kebiasaan mengkonsumsi
minuman beralkohol.
d. Tidak akan melakukan perbuatan apapun yang merusak moral dan
nama baik rumah sakit.
3) Perilaku Profesional
Staf dan karyawan UPT RSUD Asembagus akan bersikap dan berperilaku
profesional sesuai Kode Etik Profesi dan/atau Kode Etik Pegawai dalam
bentuk:
a. Memberikan pelayanan kesehatan di UPT RSUD Asembagus, akan
bekerja sesuai standar prosedur operasional dan standar profesi.
b. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/ kesehatan.
c. Mematuhi kode etik profesi
d. Tidak menutup diri terhadap perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran
4
4) Perilaku Hubungan antar Pegawai
Staf dan karyawan akan menghormati dan saling menghargai hubungan
antara atasan dan bawahan serta antar rekan kerja, yang didasari oleh
hak dan kewajiban setiap individu untuk saling menghormati agar tercipta
lingkungan kerja yang sehat. Dalam standar perilaku ini maka:
a. Sebagai atasan, akan memberikan keteladanan dan panutan,
memberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan karir,
memberikan apresiasi, motivasi, membimbing bawahan, serta terbuka
terhadap kritik
b. Sebagai rekan kerja, akan bekerja dengan harmonis, membangun
kompetisi sehat, toleransi, menghargai pendapat dan terbuka terhadap
kritik serta etika kesejawatan
c. Sebagai bawahan, kami akan bersikap santun, meningkatkan
kemampuan, berani mengemukakan pendapat, menginformasikan
kepada pimpinan bila terdapat indikasi penyimpangan, menghindari
ucapan intimidasi/fitnah/merendahkan atasan
d. Sebagai sesama staf, karyawan, akan memperlakukan dengan cara
yang sama dan adil tanpa memandang ras, suku, agama, jenis
kelamin, kewarganegaraan, status perkawinan, keyakinan, politik.
3. Komitmen Mutu dan Keselamatan Pasien
Staf dan karyawan berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang bermutu
dan aman untuk pasien dan keluarga, pengunjung, serta masyarakat dalam
bentuk:
1) Memberikan pelayanan sesuai standar sasaran keselamatan pasien dalam
ketepatan identifikasi, komunikasi efektif, keamanan obat yang perlu
diwaspadai, kepastian, dan ketepatan pasien operasi, pengurangan risiko
infeksi dan risiko jatuh.
2) Berkontribusi aktif dalam program peningkatan mutu dan keselamatan
pasien
3) Mensosialisasikan dan membangun kesadaran tentang pentingnya
keselamatan kepada pasien, keluarga, pengunjung, masyarakat, staf dan
karyawan sehingga menjadi suatu budaya keselamatan
4) Melaporkan setiap kejadian/insiden atau diduga menjadi suatu kejadian
tidak diharapkan terhadap keselamatan kepada atasan langsung atau
pejabat terkait
5) Melaporkan kejadian terkait keselamatan tanpa takut mendapat sanksi
6) Memberikan pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
dan hak-hak lain sesuai regulasi tentang penghargaan hak pasien dan
keluarga
4. Komitmen Kerahasiaan Informasi Medik
Staf dan karyawan berkomitmen menjaga privasi dan kerahasiaan informasi
medik pasien dalam bentuk:
1) Selalu menghormati hak-hak pasien dan menjaga kepercayaan pasien.
2) Merahasiakan segala sesuatu yang kami ketahui tentang pasien bahkan
setelah pasien itu meninggal dunia.
3) Tidak akan memberikan pernyataan tentang diagnosis penyakit dan/atau
pengobatan pasien kepada pihak ke tiga tanpa izin dan persetujuan
pasien.
4) Berkomunikasi dengan pasien dengan menggunakan bahasa yang
mudah difahami dengan tidak mengeraskan suara, dan dilakukan di dalam
ruangan yang terjaga dari pandangan pasien lain.
5) Berhati-hati dan mempertimbangkan implikasi sosial, ekonomi, budaya
dan hukum dalam menyampaikan informasi kepada pasien yang
mengalami gangguan jiwa, penyakit infeksi menular sexual dan penyakit
lain yang dapat menimbulkan stigmatisasi masyarakat.
6) Melakukan pemeriksaan kesehatan dan menyampaikan informasi medis
pasien dalam hal diminta oleh penyidik untuk kepentingan hukum dan
peradilan atas dasar adanya surat permintaan keterangan ahli dari
penyidik yang bersangkutan.
5
7) Tidak akan menggunakan rahasia pasien kami untuk merugikan pasien,
keluarga, atau kerabat dekatnya dengan membukanya kepada pihak ke
tiga atau yang tidak berkaitan,
8) Membuka rahasia medis pasien hanya untuk kepentingan pengobatan
pasien tersebut, perintah undang-undang, permintaan pengadilan, untuk
melindungi keselamatan dan kehidupan masyarakat,
9) Membuka atau mendiskusikan informasi medis pasien kecuali hanya
dengan tenaga kesehatan yang terlibat dalam pelayanan pasien,
penyandang biaya dan pihak pihak lain yang berwenang untuk
mendapatkan informasi pasien dalam rangka perawatan dan pembayaran
atas sepengetahuan dan seizin pasien.
10) Membatasi akses ke informasi medik pasien hanya didasarkan pada
kebutuhan klinis atau hanya untuk kepentingan rumah sakit.
11) Menyadari bahwa membuka rahasia jabatan dapat membawa konsekuensi
etik, disiplin dan hukum.
5. Komitmen Terhadap Hukum dan Peraturan
Staf, karyawan berkomitmen untuk menegakkan dan meningkatkan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan lain yang berlaku di lingkungan UPT RSUD
Asembagus dalam bentuk komitmen untuk:
1) Melakukan tugas pelayanan kesehatan di UPT RSUD Asembagus
berlandaskan kepada peraturan perundang-undangan tentang praktik
kedokteran, kesehatan, rumah sakit dan pendidikan kedokteran serta
peraturan perundang-undangan lainnya yang memiliki legitimasi kuat
yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam pelayanan
kesehatan.
2) Memberikan pelayanan kesehatan di UPT RSUD Asembagus yang telah
memiliki perizinan sesuai peraturan yang berlaku.
3) Memberikan pelayanan kesehatan di UPT RSUD Asembagus sesuai
standar prosedur operasional dan standar profesi.
4) Mencatat semua data pasien ke dalam rekam medis.
5) Memberikan penjelasan terlebih dahulu secara lengkap dan memperoleh
persetujuan dari pasien yang bersangkutan dan/atau keluarga terdekat
pada setiap rencana tindakan medis yang akan dilakukan terhadap
pasien.
6) Melaporkan kepada manajemen atau instansi yang berwenang terhadap
setiap potensi pelanggaran hukum, peraturan, atau kebijakan di
lingkungan UPT RSUD Asembagus
7) Menerima pasien rujukan berdasarkan pada kebutuhan klinis pasien dan
kemampuan kami untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan.
8) Menerima pemberian imbalan jasa dalam bentuk apapun untuk
pengiriman atau rujukan pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan lain.
9) Terlibat secara langsung maupun tidak langsung ke dalam kegiatan yang
tidak bertujuan untuk kepentingan dan keuntungan pribadi.
10) Memastikan bahwa semua pegawai, staf medis, dan pihak ketiga penyedia
layanan pasien memiliki kompetensi yang sesuai.
11) Memastikan bahwa semua pemasaran, pemasangan iklan, dilakukan
dengan jelas, benar, akurat, dan sesuai dengan regulasi yang
melindungi privasi pasien
12) Memperoleh perlindungan hukum sejauh dalam menjalankan pekerjaan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
6. Kebijakan Benturan Kepentingan (Conflict of Interest)
Staf, karyawan, berkomitmen untuk menjalankan tugas sesuai dengan
kedudukan dan kewenangan yang dimiliki tanpa dipengaruhi oleh kepentingan
pribadi dalam bentuk:
1) Memiliki moral dan tanggung jawab, tidak mementingkan kepentingan
pribadi.
2) Memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai sistem, mekanisme dan
peraturan yang diatur oleh rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada figur publik untuk mencegah terjadinya
6
kesalahfahaman.
3) Mengutamakan kepentingan rumah sakit di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
4) Melakukan transaksi dan/ atau menggunakan aset rumah sakit untuk
kepentingan diri sendiri, keluarga, atau golongan.
5) Tidak menerima dan/atau memberi hadiah/ manfaat dalam bentuk
apapun yang berkaitan dengan kedudukan di dalam rumah sakit
6) Tidak memanfaatkan informasi rahasia dan data rumah sakit untuk
kepentingan di luar rumah sakit;
7) Tidak memberikan perlakuan istimewa kepada pelanggan, pemasok,
pemerintah atau pihak lain melebihi dari kebijakan yang ditetapkan
rumah sakit
7. Kebijakan Perlindungan dan Penggunaan Informasi, Properti dan Aset
Staf, karyawan berkomitmen untuk melindungi informasi properti aset dari
kehilangan, pencurian, perusakan, dan penyalahgunaan dengan cara:
1) Mengelola setiap informasi yang menjadi tanggung jawab kami dengan
penuh kehati- hatian serta menjaga kerahasiaan informasi dan
penyampaiannya hanya dapat dilakukan oleh pejabat yang ditunjuk
2) Menjaga, memelihara, mengamankan dan menyelamatkan aset
rumah sakit sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3) Tidak akan menggunakan dan memanfaatkan aset rumah sakit untuk
kepentingan pribadi, kepentingan kelompok dan atau aktivitas politik serta
pihak ketiga lainnya.
4) Tidak akan memalsukan atau mengubah informasi pada catatan atau
dokumen yang ada.
5) Mematuhi ketentuan masa retensi terhadap penyimpanan catatan dan
dokumen
6) Tidak akan menggunakan teknologi untuk mengirim pesan yang bersifat
melecehkan dan diskriminasi.
8. Kebijakan Keselamatan Lingkungan Kerja
Staf dan karyawan berkomitmen untuk mempromosikan budaya keselamatan
dan menjamin kualitas kesehatan dan keselamatan pasien dan keluarga,
pengunjung, karyawan, dokter, dan penyedia layanan yang lain dengan cara:
1) Mentaati setiap peraturan perundang-undangan dan/ atau standar tentang
keamanan dan keselamatan kesehatan kerja.
2) Mendorong pasien dan keluarga mereka untuk melaporkan temuan dan
keluhan terhadap kondisi yang tidak aman
3) Membuat lingkungan kerja yang aman
4) Segera melaporkan setiap kecelakaan kerja yang mengakibatkan
cedera pegawai, dokter dan tenaga kesehatan, atau penyedia layanan
lain, termasuk pihak ketiga atau pengunjung melalui proses pelaporan
sesuai ketentuan berlaku.
5) Mengingatkan unit kerja dan pegawai yang terkait, apabila didapatkan
praktik atau kondisi tidak aman yang ditemukan dalam lingkungan kerja
6) Mematuhi semua peraturan dan prosedur untuk membuang limbah medis
dan bahan berbahaya ke tempat yang telah disediakan
7) Segera memberi tahu atasan kami jika kami terluka atau terkena
penyakit akibat kerja.
8) Segera melaporkan insiden yang membahayakan keselamatan pasien
kepada Tim Keselamatan Pasien.
8
Tiga strategi penerapan budaya patient safety:
1) Strategy 1
a. Lakukan safe practices
b. Rancang sistem pekerjaan yang memudahkan orang lain untuk
melakukan tindakan medik secara benar
c. Mengurangi ketergantungan pada ingatan
d. Membuat protocol dan checklist
e. Menyederhanakan tahapan - tahapan
2) Edukasi
a. Kenali dampak akibat kelelahan dan kinerja
b. Pendidikan dan pelatihan patient safety
c. Melatih kerjasama antar tim
d. Meminimalkan variasi sumber pedoman klinis yang mungkin
membingungkan
3) Akuntabilitas
a. Melaporkan kejadian error
b. Meminta maaf
c. Melakukan remedial care
d. Melakukan root cause analysis
e. Memperbaiki sistem atau mengatasi masalahnya
2. Langkah Penerapan Patient Safety
Untuk membangun budaya keselamatan pasien di rumah sakit, diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan penilaian budaya pasien safety saat ini
2) Melakukan pelatihan mengenai budaya keselamatan pasien
3) Identifikasi masalah-masalah keselamatan pasien
4) Bengun kerjasama yang baik antar unit
5) Pelajari kejadian/insiden setiap periode
6) Melakukan pengkajian kembali tentang safety culture
3. Mengukur Maturitas Budaya Patient Safety
Maturitas budaya patient safety dalam organisasi diklasifikasikan oleh
Ashcroft et.al. (2005) menjadi lima tingkat maturitas: patologis, reaktif, kalkulatif,
proaktif dan generatif. Di tingkat patologis, organisasi melihat keselamatan
pasien sebagai masalah, akibatnya informasi-iinformasi terkait patient safety
akan ditekan dan lebih berfokus pada menyalahkan individu demi
menunjukkan kekuasaan pihak tertentu. Di tingkat reaktif, organisasi sudah
menyadari bahwa keselamatan pasien adalah hal penting, tetapi hanya
berespon ketika terjadi insiden yang signifikan. Di tingkat kalkulatif, organisasi
cenderung berpaku pada aturah-aturan dan jabatan dan kewenangan dalam
organisasi. Setelah insiden terjadi, informasi tidak diteruskan atau bahkan
diabaikan, kesalahan segera dibenarkan atau dijelaskan penyebabnya, tanpa
analisis yang lebih mendalam lagi. Organisasi yang proaktif berfokus pada
upaya-upaya untuk mengantisipasi masalah-masalah patient safety dengan
melibatkan banyak stakeholders terkait patient safety. Sementara organisasi
yang generatif secara aktif mencari informasi untuk mengetahui apakah
tindakan-tindakan yang dilakukan dalam organisasi ini sudah aman atan belum.
4. Assessment Budaya Patient Safety
Saat ini, budaya patient safety biasanya dinilai dengan self-completion
questionnaires. Biasanya dilakukan dengan cara mengirimkan kuesioner kepada
semua staff, untuk kemudian dihitung nilai rata-rata respon terhadap masing-
masing item atau faktor.
Langkah pertama dalam proses pengembangan budaya patient safety
adalah dengan menilai budaya yang ada. Tidak banyak alat yang tersedia untuk
menilai budaya patient safety, salah satunya adalah ‘Manchester Patient Safety
Framework’ Biasanya ada jenis pernyataan yang digunakan untuk menilai
dimensi budaya patient safety, pertama adalah pernyataan-pernyataan untuk
mengukur nilai, pemahaman dan sikap dan kedua adalah pernyataan-pernyataan
untuk mengukur aktifitas atau perilaku yang bertujuan untuk pengembangan
budaya patient safety, seperti kepemimpinan, kebijakan dan prosedur.
9
Survey Budaya Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Hospital Survey
on Patient Safety Culture), dikeluarkan oleh AHRQ (American Hoaspital
Research and Quality) Survey ini mengukur 10 dimensi keselamatan pasien,
diantaranya adalah :
1) Kerjasama tim dalam satu unit
2) Pembelajaran organisasi dan pengembangan berkelanjutan
3) Umpan balik dan komunikasi tentang kesalahan
4) Dukungan manajemen
5) Sikap supervisor dalam mendukung keselamatan pasien
6) Kerjasama antar staf klinis
7) Ketenagaan (beban kerja yang aman)
8) Serah terima (hand over) dan transisi
9) Keterbukaan komunikasi
10) Budaya tidak menyalahkan (Respon non punitive)
5. Pengembangan Budaya Patient Safety
Salah satu tantangan dalam pengembangan patient safety adalah
bagaimana mengubah budaya yang ada menuju budaya patient safety.
Langkah penting pertama adalah dengan menempatkan patient safety sebagai
salah satu prioritas utama dalam organisasi pelayanan kesehatan, yang
didukung oleh eksekutif, tim klinik, dan staf di semua level organisasi dengan
pertanggungjawaban yang jelas.
Perubahan budaya sangat terkait dengan pendapat dan perasaan
individu- individu dalam organisasi. Kesempatan untuk mengutarakan opini
secara terbuka, dan keterbukaan ini harus diakomodasi oleh sistem sehingga
memungkinkan semua individu untuk melaporkan dan mendiskusikan terjadinya
adverse events. Budaya tidak saling menyalahkan memungkin individu untuk
melaporkan dan mendiskusikan adverse events tanpa khawatir akan dihukum.
Aspek lain yang penting adalah memastikan bahwa masing-masing individu
bertanggung jawab secara personal dan kolektif terhadap patient safety dan
bahwa keselamatan adalah kepentingan semua pihak
Pengembangan Budaya safety pasien :
1) Mendeklarasikan patient safety sebagai salah satu prioritas
2) Menetapkan tanggung jawab eksekutif dalam program patient safety
3) Memperbaharui ilmu dan keahlian medis
4) Membudayakan sistem pelaporan tanpa menyalahkan pihak-pihak terkait
5) Membangun akuntabilitas
6) Reformasi pendidikan dan membangun organisasi pembelajar
7) Mempercepat perubahan untuk perbaikan
10
BAB 3
TATA LAKSANA
11
BAB 4
HASIL KERJA
N Valid 71 71 71 71 71 71 71
Missing 0 0 0 0 0 0 0
Budaya Keselamatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
BUDAYA KESELAMATAN
4%
27%
Sangat Positif
Postif
69%
Negatif
12
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
bagian * Nilai 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%
Nilai
Sangat positif Positif Negatif Total
Bagian Dokter 3 5 0 8
Perawat/bidan 12 32 3 47
tenaga kesehatan lain 0 8 0 8
Adminsitrasi umum/
4 4 0 8
penunjang lainnya
Total 19 49 3 71
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN KELOMPOK PROFESI
11% Perawat/Bidan
Tenaga Kesehatan
Lainnya
66%
Adinistrasi/Umum
25
20 Perawat/Bidan
15
10
Tenaga Kesehatan
5
Lainnya
0
sangat Positif Positif Negatif
Gambar 3 Diagram Tabulasi Silang Bagian Dengan Persepsi Budaya Keselamatan UPT
RSUD Asembagus
13
Pada gambar 3 menunjukkan bahwa responden bagian dokter mayoritas memiliki
persepsi sangat positif 3 orang, dan positif sebanyak 5 orang, sedangkan perawat/bidan
mayoritas memiliki respon sangat positif sebanyak 12 orang, positif yaitu sebanyak 32
orang, dan yang negatif sebanyak 3 orang, sedangkan tenaga kesehatan lain memiliki
persepsi positif sebnyak 8 orang, dan administrasi umum memiliki persepsi sangat
positif dan positif masing masing 4 orang.
Case Processing Summary
Cases
Nilai
Sangat
positif Positif Negatif Total
Sex laki-laki 14 20 0 34
perempuan 5 29 3 37
Total 19 49 3 71
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASRKAN JENIS KELAMIN
Laki-laki
48%
52%
Perempuan
14
DISTRIBUSI PERSEPSI BUDAYA
KESELAMATAN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
35
30
25
20
Laki-laki
15
Perempuan
10
0
Sangat Positif Positif Negatif
Cases
Nilai
31-40 tahun 2 4 2 8
41-50 tahun 1 4 0 5
>50 tahun 0 2 0 2
Total 19 49 3 71
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN KELOMPOK USIA
2%
7% 21-30 Tahun
11%
31-40 Tahun
41-50 Tahun
80% >50 Tahun
15
Pada gambar 6 didapatkan hasil distribusi pada responden berdasarkan
kelompok usia dengan mayoritas usia 21-300 tahun dengan jumlah pesentase 80%.
45
40
35
30 21-30 Tahun
25
31-40 Tahun
20
41-50 Tahun
15
>50 Tahn
10
5
0
Sangat Positif Positif Negatif
Gambar 7 di atas menjelaskan beahwa pada usia 21-30 mayoritas memiliki persepsi
positif dengan jumlah yang cukup besar yaitu sebnyak 39 orang dari totalkeselutuhan
responden.
Cases
Nilai
Akademi/Diploma 10 26 2 38
S1 sederajat 7 18 1 26
Pasca sarjana 1 1 0 2
Total 19 49 3 71
16
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN PENDIDIKAN
3% 7%
15 Akademi/Diploma
10 S1 Sederajat
5 Pasca Sarjana
0
Sangat Positif Positif Negatif
Cases
Nilai
2-4 tahun 5 16 1 22
4-8 tahun 10 13 0 23
8-12 tahun 0 3 2 5
>12 tahun 1 6 0 7
17
masakerja * Nilai Crosstabulation
Nilai
2-4 tahun 5 16 1 22
4-8 tahun 10 13 0 23
8-12 tahun 0 3 2 5
>12 tahun 1 6 0 7
Total 19 49 3 71
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN LAMA MASA KERJA
7% 10% 20%
<2 Tahun
2-4 Tahun
32% 31% 4-8 Tahun
8-12 Tahun
>1 Tahun
15 <2 Tahun
2-4 Tahun
10
4-8 Tahun
5 8-12 Tahun
>12 Tahun
0
Sangat Positif Positif Negatif
Cases
18
status *Budaya Keselamatan Crosstabulation
Nilai
Status PNS 1 13 1 15
Non PNS 18 36 2 56
Total 19 49 3 71
DISTRIBUSI RESPONDEN
BERDASARKAN STATUS
KEPEGAWAIAN
21%
PNS
79% Non PNS
19
HASIL TABULASI SILANG DATA SURVEILANS BUDAYA KESELAMATAN
UPT RSUD ASEMBAGUS
Cases
20
P23 * Nilai 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P2 S 5 24 4 33
SS 13 25 0 38
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P3 TS 0 2 0 2
S 12 22 4 38
SS 6 25 0 31
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 1-3) yang berkaitan dengan “ Kerjasama Tim Dalam Satu
unit” mayoritas mendapat jawaban sangat setuju dan setuju yang artinya
responden memiliki pesrsepsi positif. Kerjasama yang baik dalam satu tim
menjadi hal yang penting agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan baik,
agar dari masing-masing staf dapat berkolaborasi dalam memberikan pelayanan
pada pasien dan keluarga pasien sehingga standar keselamatan pasien serta
mutu pelayanan berjalan dengan baik.
21
B. PEMBELAJARAN ORIENTASI DAN PENGEMBANGAN BERKELANJUTAN
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P4 TS 0 2 3 5
S 5 32 1 38
SS 13 15 0 28
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P5 TS 0 2 3 5
S 11 35 1 47
SS 7 12 0 19
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P6 TS 0 1 0 1
S 3 30 4 37
SS 15 18 0 33
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 4-6)yang berkaitan dengan “Pembelajaran Organisasi
dan Pengembangan Berkelanjutan” mayoritas mendapatkan jawaban setuju yang
artinya responden memiliki persepsi positif. Pendidikan dan pembelajaran
berkelanjutan tentang budaya keselamatan sangat penting untuk staf agar
memberikan pelayanan prima yang berfokus pada pasien.
22
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P9 TS 0 4 3 7
S 11 39 1 51
SS 7 6 0 13
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 7-9) yang berkaitan dengan “ Umpan Balik dan Komunikasi
Tentang Kesalahan “ mayoritas mendapat jawaban setuju yang artinya responden
memiliki persepsi yang positif. Akan tetapi beberapa responden
mengkhawatirkan keberlangsungan karirnya bila harus melaporkan insiden
keselamatan pasien. Untuk itu UPT RSUD Asembagus memberikan jaminan bahwa
tidak ada budaya menyalahkan terhadap kesalahan yang terjadi,namun bila melihat
sudut pandang yang lebih luas pada sistem yang harus dibenahi agar dapat
mencegah terjadinya kesalahan serupa dikemudian hari.
D. DUKUNGAN MANAJEMEN
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P10 TS 0 3 1 4
S 5 33 3 41
SS 13 13 0 26
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P11 TS 0 8 3 11
S 8 32 1 41
SS 10 9 0 19
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P112 TS 0 6 3 9
S 5 40 1 46
SS 13 3 0 16
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 10-12) yang berkaitan dengan “Dukungan Manajemen“
yang mayoritas mendapat jawaban setuju yang artinya responden memiliki
persepsi yang positif. Lingkungan kerja yang kondusif yang berkaitan dengan
dukungan manajemen di UPT RSUD Asembagus dapat menjaga budaya
keselamatan yang positif.
23
E. SIKAP SUPERVISOR DALAM MEDUKUNG KESELAMATAN PASIEN
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P13 TS 0 1 1 2
S 9 45 3 57
SS 9 3 0 12
Total
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P14 TS 0 1 0 1
S 0 1 1 2
SS 3 42 3 48
Total 15 5 0 20
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P15 STS 0 1 0 1
TS 0 1 0 1
S 8 44 4 56
SS 10 3 0 13
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 13-15) yang berkaitan dengan “ Sikap Supervisor dalam
Mendukung Keselamatan Pasien “ mayoritas mendapatkan jawaban setuju dan
sangat setuju, yang artinya responden memiliki persepsi yang positif. Cara
paling efektif pada budaya keselamatan pada staf di UPT RSUD Asembagus
dimulai dari setiap jenjang pemimpin, mulai dari low manager hingga top manager
P16 S 8 32 4 44
SS 10 17 0 27
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P17 TS 0 0 2 2
S 7 29 2 38
SS 11 20 0 31
Total 18 49 4 71
24
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P18 TS 1 2 1 4
S 6 30 3 39
SS 11 17 0 28
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 16-18) yang berkaitan dengan “Kerjasama Antar Staf
Klinis“ mayoritas mendapat jawaban setuju yang artinya responden memiliki
persepsi yang positif. Kerjasama yang baik dengan staf klinis terutama
professional pemberi asuhan (PPA) sangat penting untuk terlaksananya proses
asuhan yang bermutu dan berfokus pada pasien.
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P20 STS 0 2 0 2
TS 4 21 1 26
S 7 19 3 29
SS 7 7 0 14
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P21 TS 6 37 4 47
S 5 7 0 12
SS 7 5 0 12
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 19-21) yang berkaitan dengan “Ketenagaan (Beban Kerja
yang Aman)” mayoritas mendapatkan jawaban yang menunjukkan bahwa
responden memiliki persepsi yang positif. Pada pernyataan nomor 20 dan 21
merupakan reverse statement yang artinya untuk menggali persepsi responden
pada situasi yang kurang menguntungkan, mayoritas responden sudah
mendapatkan beban kerja yang sesui dengan ketentuan yang ada, akan tetapi
masih ada bebn kerja yang diberikan melebihi batas kemampuannya, sehingga
25
berpotensi menimbulkan kelelahan yang berlebih serta menurunkan fokus maupun
konstrasi dalam memberi pelayanan kesehatan. Diperlukan pengaturan dan
manajemen ketenagaan yang efektif agar beban kerja dapat di distribusikan
secara merata.
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P22 TS 0 1 0 1
S 9 33 4 46
SS 9 15 0 24
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P23 TS 0 12 3 15
S 9 33 1 43
SS 9 4 0 13
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P24 STS 0 1 0 1
TS 2 4 1 7
S 5 37 3 45
SS 11 7 0 18
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 22-24) yang berkaitan dengan “Serah terima (Hand Over)
dan transisi” mayoritas mendapatkan jawaban setuju yang artinya responden
memiliki persepsi positif. Proses perpindahan informasi dari sumber ke sumber
lain sangatlah penting agar setiap staf yang bertugas dirumah sakit dapat belaja
dari setiap insiden yang terjadi. Adapun beberapa responden yang masih belum
memahamin bagaimana proseddur pelaporan insiden keselamatan pasien,
sehingga perlu dilakukan sosialisasi secara kontinyu melalui media-media yang
efektif. Selain itu, sistem informasi harus dapat mendukung terlaksananya proses
penyampaian informasi ini agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran terkait
insiden.
26
I. KETERBUKAAN KOMUNIKASI
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P25 STS 4 14 2 20
TS 3 22 2 27
S 6 13 0 19
SS 5 0 0 5
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P26 STS 1 1 0 2
TS 2 8 3 13
S 7 36 1 44
SS 8 4 0 12
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P27 TS 0 1 0 1
S 9 31 2 42
SS 9 17 2 28
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 25-27) yang berkaitan dengan “Keterbukaan Komunikasi”
yang mayoritas mendapat jawaban yang menunjukkan bahwa responden
memiliki persepsi yang positif. Pernyataan pada nomor 25 merupakan reverse
statement yang artinya untukmenggali persepsi responden pada situasi kurang
menguntungkan. Namun yang menjadi perhatian bahwa masih ada beberapa staf
yang menganggap bahwa ucapan yang kurang pantas. Padahal kesalahan atau
distorsi dalam komunikasi dapat berpotensi menimbulkan maslaah dalam
pemberian asuhan pelayanan pasien. Padahal semestinya hal tersebut menjadi
tanggung jawab bersama kebijakan rumah sakit serta setiap unsur staf yang ada
didalamnya.
J. BUDAYA TIDAKMENYALAHKAN
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P28 STS 0 4 0 4
TS 1 18 1 20
S 11 26 3 40
SS 6 1 0 7
Total 18 49 4 71
27
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P29 STS 0 2 0 2
TS 1 15 0 16
S 12 29 4 45
SS 5 3 0 8
Total 18 49 4 71
Budaya Keselamatan
Total
Sangat Positif Positif Negatif
P30 STS 0 1 0 1
TS 1 9 2 12
S 9 33 2 44
SS 8 6 0 14
Total 18 49 4 71
ANALISA:
Tiga pernyataan (Nomor 28-30) yang berkaitan dengan “Budaya Tidak menyalahkan”
mayoritas mendapatkan jawaban yang menunjukkan bahwa responden memiliki
persepsi yang positif, akan tetapi banyak responden berpendapat bahwa yang paling
disalahkan terhadap terjadinya suatu insiden keselamtan pasien adalah staf yang saat
itu melakukan kecerobohan atau lalai saat melakukan tindakan. UPT RSUD Asembagus
harus memperkuat regulasi danmenjamn bahwa terjadinya insden harus diselesaikan
melaui pendekatan system, bukan semata-mata mencari kambing hitam yang akhirnya
akan berdampak pada rasa takut pada staf untuk melaporkan insiden. Untuk
kedepannya untuk mengurangi budaya tidak menyalahkan dengan cara melakukan
sosialisasi secara bertahap.
28
BAB 5
KESIMPULAN DAN PENUTUP
30
LAMPIRAN 1
KUESIONER BUDAYA KESELAMATAN PASIEN
TIM MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
UPT RSUD ASEMBAGUS
Isi terlebih dahulu bagian data responden Bapak/Ibu diminta untuk memberikan pendapat
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan Bapak/Ibu. Bacalah uraian pada kolom
PERNYATAAN dengan baik. Lalu, nyatakan PENDAPAT Bapak/Ibu, dengan memberikan tanda
silang (X) pada ‘SS’ (Sangat Setuju), ‘S’ (Setuju), atau ‘TS’ (Tidak Setuju), atau ‘STS’ (Sangat
Tidak Setuju).
A. DATA RESPONDEN
1. Bagian: [1] Dokter [2] Perawat/Bidan [3] Tenaga Kesehatan Lain [4]
Administrasi/Umum/Penunjang Lainnya
2. Jenis Kelamin: [1] Pria [2] Wanita
3. Usia Anda Saat Ini: [1] <20 tahun [2] 21-30 Tahun [3] 31-40 Tahun [4] 41-
50 Tahun [5] >50 Tahun
4. Pendidikan Terakhir:[1] SMP Sederajat [2] SMU Sederajat [3] Akademi/Diploma
Sederajat [4] S1/Sarjana Sederajat [5] Pasca Sarjana
5. Masa Kerja: [1] <2Tahun [2] 2-4 Tahun [3] 4-8 Tahun [4] 8-12 Tahun [5] >12
Tahun
6. Status Kepegawaian: [1] PNS [2] Non PNS
B. KUESIONER
S S
32
laporan tentang kejadian
S tidak diharapkan dan S
kejadian nyaris cedera
33
LAMPIRAN 2
UNIT/RUANGAN :
TANGGAL SUPERVISI :
34
insiden keselamatan pasien 3 = Kadang-kadang
yang terejadi 2 = Jarang
b. Unit kerja/pelayanan mampu 1 = Tidak Pernah b.
membuat laporan dan
mendokumentasikan insiden
keselamatan pasien dengan
baik
JUMLAH SCORE
Keterangan Score
35 – 40 : Sangat baik
29 – 34 : Baik
23 – 28 : Cukup
17 – 22 : Kurang
≤16 : Sangat kurang
Situbondo,
Supervisor
________________
35