Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

KEJADIAN EFEK SAMPING ATAU POLA EFEK SAMPING


SELAMA SEDASI MODERAT / MENDALAM
& PEMAKAIAN ANESTESI
PERIODE AGUSTUS s.d NOVEMBER 2019
LEMBAR PENGESAHAN

“Laporan Kejadian Efek Samping atau Pola Efek Samping Selama Sedasi Moderat atau
Mendalam dan Pemakaian Anestesi Periode Agustus s.d November 2019” ini telah
disusun, diperiksa dan disetujui:

Ditetapkan di : Situbondo
Pada tanggal : November 2019

Disusun oleh: Diperiksa Oleh:


Unit Keselamatan Pasien Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus
Ketua, Ketua,

Dr. Tia Rahmi Priyanto Zainul Fatah, S.Kep., Ns


NIP. 199207262019032003 NIP. 197604241999031002

Disetujui oleh:
UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus
Direktur,

drg. SUGIYONO
NIP. 19740202 200501 1 010

ii
KATA PENGANTAR

Manajemen Keselamatan Pasien yang diterapkan secara baik dan benar dalam
proses pengelolaan rumah sakit akan berguna sebagai tindakan pencegahan secara
menyeluruh. Dalam manajemen/pengelolaan rumah sakit tentu ada risiko yang
senantiasa menyertai utamanya yang berkaitan dengan patient safety. Bila hanya
bersikap pasif tanpa adanya suatu langkah prevensi dan tindak lanjut konkrit maka
akan menyebabkan masalah di kemudian hari.
Untuk mencegah munculnya masalah dan sebagai langkah konkrit dalam
menerapkan manajemen keselamatan pasien di UPT Rumah Sakit Umum Daerah
Asembagus, maka diperlukan penerapan manajemen keselamatan pasien secara
menyeluruh, yaitu sistem pelaporan insiden yang sesuai dengan standar keselamatan
pasien.
Kami menyadari bahwa penyusunan Laporan “Kejadian Efek Samping atau
Pola Efek Samping Selama Sedasi Moderat atau Mendalam dan Pemakaian Anestesi
Periode Agustus s.d November 2019” ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
segala saran dan kritik sangat kami perlukan guna perbaikan dan penyempurnaan
laporan ini. semoga laporan ini dapat bermanfaat dalam upaya meningkatkan standar
keselamatan pasien di rumah sakit.

Situbondo, November 2019


UPT RSUD ASEMBAGUS

Tim Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................ii
KATA PENGANTAR ............................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................iv
A. PENDAHULUAN ...........................................................................1
B. REKAPITULASI .............................................................................1
C. ANALISA ........................................................................................1
D. PENUTUP .....................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................3

iv
A. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai fasilitas penyedia layanan kesehatan wajib menjamin
keselamatan bagi setiap pasien yang sedang dirawat, agar terhindar dari kesalahan
yang berdampak merugikan pasien. Rumah sakit sebagai organisasi yang padat
modal, padat profesi, padat tenaga dan prosedur serta padat masalah sehingga
berpotensi timbulnya insiden keselamatan pasien.
Untuk mewujudkan pelayanan yang aman dari kesalahan perlu adanya
serangkaian regulasi dan budaya dengan mengambil pelajaran dari setiap insiden
yang pernah terjadi.
Keselamatan pasien merupakan salah satu indikator keberhasilan pelayanan
kesehatan suatu rumah sakit selain mutu pelayanan. Semua pelayanan pasien
harus mengacu pada mutu dan keselamatan pasien. Berdasarkan PMK No. 11
tahun 2017 mewajibkan setiap layanan kesehatan menyelenggarakan pelayanan
yang berorientasi pada jaminan keselamatan pasien. Keselamatan pasien menjadi
acuan untuk menjamin setiap pelayanan yang diterima oleh pasien terhindar dari
kesalahan yang berdampak kecacatan dan kematian pasien. Maka dari itu, setiap
insiden keselamatan pasien termasuk “Kejadian Efek Samping atau Pola Efek
Samping Selama Sedasi Moderat atau Mendalam dan Pemakaian Anestesi Periode
Agustus s.d November 2019” sebaiknya didokumentasikan sebagai media
pelaporan untuk pembelajaran bersama.

B. REKAPITULASI
Selama periode bulan Agustus s.d November 2019 di UPT Rumah Sakit
Umum Daerah Asembagus tidak ada kejadian Efek Samping atau Pola Efek
Samping Selama Sedasi Moderat atau Mendalam dan Pemakaian Anestesi.

C. ANALISA
Analisa menggunakan PDSA
Plan Do Study Action
Mengurangi 1. Sosialisasi ke Input : persentase 1. Sosialisasi ke
kejadian efek petugas kejadian insiden petugas
samping atau pola perawatan efek samping atau perawatan
efek samping mengenai pola efek samping mengenai
selama sedasi pentingnya selama sedasi pentingnya
moderat atau kepatuhan SPO moderat atau kepatuhan SPO
mendalam dan cara mendalam dan cara
pemakaian memberikan pemakaian memberikan
anestesi obat sedasi anestesi sesuai obat sedasi
dengan benar standar dengan benar
2. Monitoring dan 2. Monitoring dan
evaluasi Proses : kepatuhan evaluasi
pelaksanaan terhadap pelaksanaan
pemberi pelaksanaan SPO pemberi
pelayanan medis pemberian obat pelayanan
mengenai sedasi tetap medis
kejadian insiden dipertahankan mengenai
semua efek kejadian insiden
samping atau Output : tidak efek samping
pola efek adanya angka atau pola efek
samping selama kejadian insiden samping
sedasi moderat efek samping atau selama sedasi
atau mendalam pola efek samping moderat atau
dan pemakaian selama sedasi mendalam dan
anestesi moderat atau pemakaian
3. Sosialisasi cara mendalam dan anestesi
pengisian pemakaian 3. Sosialisasi cara
formulir laporan anestesi pengisian
kejadian insiden formulir laporan
efek samping kejadian insiden
1
atau pola efek efek samping
samping selama atau pola efek
sedasi moderat samping
atau mendalam selama sedasi
dan pemakaian moderat atau
anestesi mendalam dan
pemakaian
anestesi

D. PENUTUP
Demikian laporan kejadian efek samping atau pola efek samping selama
sedasi moderat atau mendalam dan pemakaian anestesi periode Agustus s.d
November 2019 UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus untuk dapat
dipergunakan, dan setiap insiden segera dilaporkan untuk perbaikan sistem, sarana
dan prasarana. Apabila ada perubahan dikemudian hari, maka akan diadakan revisi
sebagai sarana untuk melakukan perbaikan dalam peningkatan budaya
keselamatan di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Asembagus.

2
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11


Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.

Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien. (2008). Komite Keselamatan Pasien


Rumah Sakit (KKP-RS). PERSI. Jakarta.

Standar Akreditasi Rumah Sakit. (2011). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai