Anda di halaman 1dari 18

Nama : Lailatul Faizah

Kelas : 3 D4 Teknik Telekomunikasi A


NRP : 1210171022
LAPORAN SEMENTARA
ENCODER DAN DECODER KODE SIKLIK
A. POLINOMIAL, MATRIKS GENERATOR, DAN MATRIKS PARITY KODE SIKLIK
A.1 Membangkitkan polynomial kode siklik (7,4) dengan Matlab

1. Dari langkah A.1, untuk kode siklik (n,k) dibutuhkan generator dengan derajat
polynomial tertinggi (n-k). Untuk kode siklik (7,4) berapa berderajat polynomial
tertinggi yang diperoleh dari percobaan? Apakah sudah sesuai dengan teori?
Derajat tertinggi yang diperoleh saat melakukan percobaan dengan kode siklik (7,4)
adalah 3, yang diperoleh dari n=7 dan k=4 sehingga n – k = 3. Percobaan yang dilakukan
sudah sesuai dengan teori yang ada, pembuktian telah terbukti bahwa pangkat terakhir
pada persamaan polynomial bernilai n – k yakni 3.
A.2 Membangkitkan matrik parity dan matrik generator kode siklik (7,4) dengan Matlab
Menggunakan polynomial lain
2. Cobalah mengulangi langkah A.2 dengan menggunakan polynomial p yang lain,
misal : p1=[1 0 1 1 0], p2=[1 1 0 1 1 0], p3=[1 0 1 1 1 0 1]. Apa yang terjadi ? Apakah
ada kaitannya antara p, h, dan g pada comman program tersebut ? Disebut apakah
p, h, dan g menurut teori ?
Yang terjadi ketika persamaan polynomial p diganti dengan polynomial p1, p2, dan p3
yakni pada saat p1 dijalankan dengan sekaligus membangkitkan matrik parity dan matrik
generator dengan variable h1 dan g1 program dapat dijalankan dengan tanpa error serta
nilai h dan g nya keluar, hal ini disebabkan derajat tertinggi pada p1 bernilai 3.
Sedangkan untuk p2 dan p3 saat dijalankan, tidak keluar nilai dari h dan g. Hal ini
disebabkan karena, pangkat tertinggi dari p2 bernilai 4 dan pangkat tertinggi dari p3
bernilai 6.Jika pangkat tertinggi yang diperoleh tidak (n-k), maka tidak akan
terbangkit. Ada kaitannya antara p, h, dan g. Untuk bisa mendapatkan nilai h dan g
dibutuhkan nilai p. p merupakan nilai polynomial generator, sedangkan h dan g
merupakan sebuah matrik yang didalamnya memuat matrik parity dan matrik generator.

B. ENKODING DAN DEKODING KODE SIKLIK (Tanpa Error)


B.1 Mengamati hasil pengkodean (encoding) kode siklik
3. Bagaimana pola dari hasil pengkodean ? Adakah kaitannya dengan struktur kode
siklik?
Pola dari hasil pengkodean ada kaitannya dengan struktur kode siklik, dimana 4 bit data
menghasilkan 7 buah codeword.
4. Cobalah mengulangi langkah B1, dengan mengganti pesan menjadi msg = [00111].
Apakah pengkodean berhasil dengan baik? Berikann penjelasan secara teoritis
Pengkodean berhasil. Hal ini disebabkan karena, pada variable pesan yang memiliki 4 bit
data dan menghasilkan 7 buah codeword sedangkan pada variable msg yang memiliki 5
bit data dan menghasilkan 14 buah codeword. Dapat disimpulkan bahwa codeword dari
variable msg merupakan 2 kali dari jumlah codeword variable pesan.

B.2 Mengamati hasil pengkodean kembali (decoding) kode siklik


5. Cek hasil pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima setelah mengalami proses
coding dan decoding, apakah hasilnya sama? Mengapa demikian?
Pesan yang dikirim dengan pesan yang diterima setelah mengalami proses coding dan
decoding adalah hasilnya tetap sama. Hal ini disebabkan karena pesan yang telah
dikodekan (proses encoding) telah dipecah dan di ubah kembali ke dalam pesan asli
(decoding).
Gunakan perintah pengecekan

Mengamati bit error dan rationya

Mengeplot pesan tanda noise


C. ENKODING DAN DEKODING KODE SIKLIK (Ditambah Dengan Error)
%Untuk mempermudah pengamatan, codeword tanpa error diambil dari percobaan
%sebelumnya
%Tambahkan error bit pada bit ke 5 pada codeword sebelumnya
%Penambahan noise pada codeword

6. Cek hasil code dan code terima setelah ditambah dengan error ? Pada bit keberapa
codeword menjadi tidak sama ? Beri penjelasan secara ilmiah.
Pengecekan hasil code dan code terima setelah ditambah dengan error yakni terjadi
ketidaksamaan hasil codeword pada bit ke-5. Hal ini dikarenakan telah terjadi
penambahan 1 bit error pada bit ke-5.

%Proses decoding dari codeword bernoise

%Mengeplot pesan_terima dengan noise


7. Cek pesan sebelum dikodekan maupun setelah dikodekan, bagaimana menurut
anda ? Apakah bit error yang ditambahkan berpengaruh terhadap informasi yang
diterima ? Beri penjelasan secara teoritis.
Hasil pesan sebelum dikodekan maupun setelah dikodekan tidak terpengaruh dengan
penambahan 1 bit error yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena pada proses decoding
terdapat proses koreksi kesalahan, sehingga menyebabkan pesan yang dikirim dengan
pesan yang diterima adalah sama.
TUGAS
1. Mengganti variable pesan=[0 0 1 1] dengan msg=[0 0 1 1 1] dari encoder sampai
decoder.

Saat pesan=[ 0 0 1 1 ] diganti dengan msg=[ 0 0 1 1 1] ketika dijalankan akan mengalami error
dan tidak keluar hasil. Hal ini disebabkan karena, derajat tertinggi dari msg yakni bernilai 4,
sedangkan nilai p yang telah diatur diawal memiliki derajat tertinggi sebesar 3.
2. Memberi 2 bit error pada codeword sebelumnya
3. Memberi 3 bit error pada codeword sebelumnya
Ketika ditambahkan 1 bit error pada pesan sebelum dikodekan ataupun setelah dikodekan tidak
terpengaruh dan hasilnya tetap sama. Hal ini disebabkan pada proses decoding terjadi proses
koreksi kesalahan. Akan tetapi, ketika ditambahkan bit error yang lebih dari satu, pesan
sebelum dikodekan dan setelah dikodekan hasilnya tidak sama, dalam arti lain,adanya bit yang
ditambahkan tersebut memengaruhi. Dapat disimpulkan bahwa, program hanya dapat
menyelesaikan 1 tambahan bit error dari seluruh bit informasi, jika dinyatakan dalam persen
maka bernilai 25%.
PROGRAM KESELURUHAN

Anda mungkin juga menyukai