Perbedaan Perpanjangan Waktu Dan Pemberian Kesempatan Penyelesaian Pekerjaan
Perbedaan Perpanjangan Waktu Dan Pemberian Kesempatan Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan
Banyak yang sering salah dalam memahami antara perpanjangan waktu kontrak dan
pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan. Akibatnya sering terjadi permasalahan
hukum yang terjadi dengan adanya perbedaan pemahaman tersebut. Lantas apa
perbedaannya? Dalam tulisan kali ini saya mencoba untuk memberikan pendapat saya
terhadap hal tersebut di atas.
Perpanjangan waktu kontrak ini diberikan setelah melalui proses SCM yang memaparkan
kondisi yang dihadapi dan dukung dengan justifikasi yang kuat sehingga mendukung
pemberian kompensasi perpanjangan waktu kontrak. Kompensasi ini tidak serta merta
diberikan begitu saja, namun perlu didukung dengan data yang memadai serta analisa
teknis yang cermat, tepat dan akurat. Kompensasi ini merupakan kesepakatan yang
diberikan oleh PPK terhadap penyedia barang/jasa atas kondisi yang dihadapi.
Pada Pasal 87 ayat (1) Perpres No. 54 Tahun 2010 disebutkan bahwa Dalam hal terdapat
perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama
Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi :
a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak;
b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;
c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau
d. mengubah jadwal pelaksanaan.
Hal tersebut di atas kemudian dijelaskan kembali di dalam Perka LKPP No. 14 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah pada syarat-syarat umum kontrak huruf p) tentang Perubahan Kontrak angka (2)
yang menyatakan Ketentuan mengenai amandemen Kontrak bisa dilaksanakan apabila
disetujui oleh para pihak, meliputi: perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan.
Ketentuan mengenai adendum perpanjangan waktu kontrak diatur secara khusus di dalam
dokumen pengadaan dan dokumen kontrak dan disepakati oleh kedua belah pihak diawal
penandatanganan kontrak/surat perjanjian terutama di dalam syarat-syarat umum kontrak.
Kondisi seperti apa yang akan disepakati oleh kedua belah pihak dituangkan di dalam
dokumen kontrak dan menjadi bagian yang tak terpisahkan.
Dalam hal kondisi perpanjangan waktu kontrak disini lebih cenderung pada kompensasi
yang diperoleh oleh penyedia dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang disebabkan :
1. Keadaan kahar;
2. Peristiwa kompensasi;
3. Perubahan kondisi lapangan.
Pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan adalah pemberian kesempatan dari PPK
kepada penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan akibat terjadinya keterlambatan
penyelesaian pekerjaan yang disebabkan oleh kesalahan dari penyedia barang/jasa.
Dalam Pasal 93 ayat (1a) Perpres No. 4 Tahun 2015 disebutkan bahwa “Pemberian
kesempatan kepada Penyedia Barang/Jasa menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender, sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a.1. dan huruf a.2., dapat melampaui Tahun Anggaran”.
Perpanjangan waktu kontrak dapat dikelompokan dalam 2 (dua) kelompok dengan masing-
masing kelompok memiliki syarat kriteria yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum
kompensasi perpanjangan kontrak dapat diberikan. Kira-kira penjelasannya sebagai berikut :
Lantas bagaimana dengan jaminan pelaksanaan pekerjaan bagi pekerjaan yang dilengkapi
dengan dokumen jaminan pelaksanaan pekerjaan?
Lantas bagaimana dengan pengenaan denda dalam kedua kondisi tersebut (perpanjangan
waktu kontrak dan pemberian kesempatan penyelesaian pekerjaan)? Berikut penjelasannya!
Mengingat perpanjangan waktu kontrak merupakan kompensasi atas kondisi yang dihadapi
(keadaan kahar, kesalahan PPK/peristiwa kompensasi), maka tidak dikenakan sanksi
berupa denda. Dalam kondisi ini addendum dokumen kontrak perlu dilengkapi dengan data
dan justifikasi teknis yang kuat, akurat, dan cermat.
1. 1/1000 per hari dari bagian kontrak apabila penyelesaianmasing-masing pekerjaan yang
tercantum pada bagian kontrak tersebut tidak tergantung satu sama lain danmemiliki fungsi
yang berbeda, dimana fungsi masing-masing bagian kontrak tersebut tidak terkait satu sama
lain dalam pencapaian kinerja pekerjaan;
2. 1/1000 per hari dari total nilai kontrak, apabila penyelesaian masing-masing pekerjaan yang
tercantum pada bagian kontrak tersebut tergantung satu sama lain dan tidak memiliki fungsi
yang berbeda, dimana fungsi masing-masing bagian kontrak tersebut terkait satu sama lain
dalam pencapaian kinerja pekerjaan.