Makalah Integrasi Metabolisme Pada Manusia
Makalah Integrasi Metabolisme Pada Manusia
BIOKIMIA
Kelompok 4 :
BIOLOGI
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia- Nya, sehingga makalah yang berjudul tentang “Integrasi Metabolisme
pada Manusia”.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini ada banyak kesalahan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.
Sekian dan terima kasih.
Kelompok 4
I
DAFTAR ISI
Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 1
A. Kesimpulan ................................................................................... 47
B. Saran .............................................................................................. 48
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Integrasi Metabolisme merupakan bertemunya tiga makromolekul seperti
protein, karbohidrat, dan lipid dalam satu titik yaitu siklus asam sitrat.
1
Sekilas tentang metabolisme
Peristiwa yang dialami unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap adalah
METABOLISME INTERMEDIAT. Jadi metabolisme intermediat mencakup suatu
bidang luas yang berupaya memahami bukan saja lintasan metabolik yang dialami
oleh masing-masing molekul, tetapi juga interelasi dan mekanisme yang mengatur
arus metabolit melewati lintasan tersebut. Lintasan metabolisme dapat digolongkan
menjadi 3 kategori:
2
c. Lintasan amfibolik (persimpangan)
Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara
lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah
siklus asam sitrat.
3
glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam
sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis,
maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus
digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa
baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru
yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.
4
B. Rumusan Masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses Metabolisme Karbohidrat?
2. Bagaimana Siklus Asam Sitrat?
3. Bagaimana siklus Glikogenesis?
4. Bagaimana siklus glikogenolisis ?
5. Bagaimana siklus glukoneogenesis ?
6. Bagaimana integrasi lipid ke siklus asam sitrat ?
7. Bagaimana Katabolisme Protein dalam tubuh manusia ?
8. Bagaimana studi kasus pengaturan energy selama puasa ?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui proses Metabolisme Karbohidrat.
2. Mengetahui Siklus Asam Sitrat.
3. Mengetahui siklus Glikogenesis.
4. Mengetahui siklus glikogenolisis.
5. Mengetahui siklus glukoneogenesis.
6. Mengidentifikasi integrasi lipid ke siklus asam sitrat .
7. Mengetahui Katabolisme Protein dalam tubuh manusia .
8. Mengidentifikasi studi kasus pengaturan energy selama puasa .
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metabolisme Karbohidrat
6
Lintasan detail glikolisis (dipetik dari:Murray dkk. Biokimia Harper)
7
B. Siklus Asam Sitrat
Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat
merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam
sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA,
dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi
menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia
dari bahan baker jaringan, dalam bentuk ATP.
8
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria,
baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran
interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen
pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam
membran interna mitokondria.
C. Glikogenesis
9
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:
10
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase
inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen,
sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut
glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai
glikogenin.
11
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk
membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka
glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat
jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.
12
Biosintesis glikogen (dipetik dari:Murray dkk. Biokimia Harper)
D. Glikogenolisis
Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen
harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini
dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari
glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan
glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini
spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa
yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.
13
(C6)n + Pi (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat
Glikogen Glikogen
E. Glukoneogenesis
14
juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya
protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa
glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non
karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.
Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:
15
Ringkasan jalur glukoneogenesis( dipetik dari: M u r r a y d k k . B i o k i m i a
Harper)
16
Lintasan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Perhatika
n j a l u r glukoneogenesis yaitu masuknya lipid dan asam amino ke dalam
lintasan(dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
17
Glukoneogenesis dari bahan protein. Dalam hal ini protein telah dipecahmenjadi
berbagai macam asam amino (dipetik dari: Murray dkk. BiokimiaHarper)
18
sebagai Asetil Co-A. Lemak merupakan bahan bakar yang sangat baik. Satu gram
lemak yang dioksidasi oleh respirasi menghasilkan ATP lebih dari dua kali lebih
banyak daripada ATP yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat.
Asam lemak dioksidasi dalam dua tahap. Setelah asam lemak dapat
memasuki mitokondria, oksidasi asam lemak terjadi dalam 2 tahap utama. Pada
tahap pertama, asam lemak mengalami pelepasan unit dua karbon berturut-turut
secara oksidatif, mulai dari ujung karboksil rantai asam lemak dengan berulang-
ulang melewati rangkaian enzim yang melepaskan satu unit asetil dua karbon
pada sekali proses, dalam bentuk asetil KoA. Jadi, asam lemak 16 karbon (asam
19
palmitat) mengalami 7 kali proses melewati rangkaian enzim ini, masing-masing
proses memotong unit dua-karbon sebagai asetil KoA. Pada akhir dari ketujuh
proses ini unit dua karbon yang terakhir dari asam palmitat juga muncul sebagai
asetil KoA.
Pada tahap kedua oksidasi asam lemak, residu asetil dari asetil KoA
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat. Ini juga terjadi di
dalam mitokondria. Jadi, asetil KoA yang diturunkan dari oksidasi asam lemak
memasuki lintas umum akhir, yaitu oksidasi, bersama-sama dengan asetil KoA
yang datang dari glukosa melalui oksidasi piruvat.
20
Ketika hewan beralih dari keadaan kenyang ke keadaan lapar, ketersediaan
glukosa dari makanan akan menjadi sedikit. Glikogen hati akan disekresikan
sebagai upaya untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Konsentrasi insulin di
dalam darah menurun sementara glukagon meningkat. Dengan berkurangnya
pemakain glukosa di jaringan adiposa dan menurunnya efek inhibisi insulin
terhadap lipolisis, lemak dimobilisasi sebagai asam lemak bebas dan gliserol.
Asam lemak bebas diangkut ke jaringan tempat asam lemak bebas tersebut akan
mengalami oksidasi.
Asam lemak mengalami oksidasi beta sebelum masuk siklus Krebs dan
menghasilkan hasil yang berbeda sesuai dengan panjang rantai karbonnya.
Menurut banyaknya jumlah karbon, asam lemak dibagi menjadi dua yaitu asam
lemak dengan rantai karbon panjang dan asam lemak dengan rantai karbon ganjil.
1. Asam lemak dengan rantai karbon genap : Untuk oksidasi asam lemak
berkarbon genap, dihasilkan reaksi yang umunya sebagai berikut :
oksidasi-β
21
Asam lemak berkarbon genap ------asetil Co-A + asil Co-A + FADH2 + NADH
Asil Co-A akan kembali ke tahap awal oksidasi beta. Sedangkan Asetil
CoA akan memasuki siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat. FADH2 dan NADH
masuk ke dalam transpor elektron.
Sebagai contoh asam lemak dengan rantai karbon genap adalah palmitate
(C16). Reaksi Oksidasi beta pada palmitate adalah sebagai berikut :
8 Asetil Co-A tersebut akan memasuki Siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat.
Dari reaksi tersebut akan menghasilkan ATP dengan kalkulasi sebagai berikut :
Tahap : 7 putaran beta oksidasi
8 Asetil CoA
8 x 1 ATP= 8 ATP
22
oksidasi-β
Sebagai contoh adalah asam lemak dengan 15 karbon. Oksidasi beta dari
asam lemak rantai carbon 15 reaksinya sebagai berikut :
oksidasi-β
Kalkulasi ATP untuk asam lemak dengan 15 carbon adalah sebagai berikut :
6 ATP
18NADH=54 ATP
6FADH2=12 ATP
23
1 ATP 1 NADH=3 ATP
1 FADH2=2 ATP
G. Katabolisme Protein
1. Jalur Piruvat
Asam amino yang masuk melaui jalur ini antara lain alanin, sistein ,
Glisin, treonin, triptofan. Misalnya alanin yang diubah melalui reaksi
24
transaminase menjadi piruvat. Sehingga jalur ini menghasilkan energy sebagai
berikut :
3 NADH : 9 ATP
1 ATP = 1 ATP
1 FADH2 = 2 ATP
Jumlah = 12 ATP
25
atom karbon dari kedua asam amino ini, memasuki siklus asm sitrat. Sedangkan
satu karbon sisanya terlepas sebagai CO2.
26
hidroksifenilpiruvat-dioksigenase. Enzim ini akan mengikat O2 dan melepaskan
CO2. Kemudian homogentisat akan diubah menajdi 4-meleilasetoasetat dengan
bantuan enzim 1,2 dioksigenase monooksigenase. Enzim tersebut mengikat O2
dan melepaskan CO2. 4- maleilasetoasetat dibah menjadi 4-fumarilasetoasetat
dengan bantuan maleilasetoasetat isomerase. Selanjutnya 4-fumarilasetoasetat
akan diubah susunan karbonnya menjadi asetoasetat dan fumarat melalui enzim
fumarilasetoasetatase. Asetoasetat akan diubah menjadi asetoasetil KoA dengan
bantuan enzim asam 3-keto transferase.
Asetoasetil KoA yang dibentuk nantinya akan diubah menjadi asetil KoA.
Asetil KoA akan masuk ke dalam siklus asam sitrat melalui pintu sitrat. Sitrat
akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi αketoglutarat. Proses
tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. αketoglutarat diubah menjadi suksinil
KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA diubah
menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan
menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat. Malat diubah
27
menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang
dihasilkan yaitu 12 ATP.
3. Jalur Suksinil-KoA
Total energi yang dihasilkan dari Suksinil Ko-A menuju Asetil Ko-A adalah :
1 NADH = 3 ATP
1 FADH = 2 ATP
1 GTP = 1 ATP
= 6 ATP
4. Jalur Fumarat
28
5. Jalur Oksaloasetat
29
Lintas ini masuk melalui pintu oksaloasetat. Oksaloasetat diubah menjadi
sitrat. Sitrat akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi αketoglutarat.
Proses tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. α-ketoglutarat diubah menjadi
suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA
diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi
fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat.
Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total
ATP yang dihasilkan yaitu 12 ATP.
6. Jalur α-ketoglutarat
Lima asam amino diubah menjadi asetoasetil KoA sebagai hasil proses
penguraiannya. Asam amino tersebut dapat menghasilkan senyawa keton di dalam
hati karena asetoasetil KoA dapat diubah menjadi asetoasetat dan β-
hidroksibutirat. Kelima asam amino tersebut disebut ketogenik. Kemampuannya
membentuk senyawa keton terlihat pada penserita diabetes mellitus. Sejumlah
30
besar senyawa keton diproduksi oleh hati, tidak hanya dari asam lemak tetapi juga
dari asam amino ketogenik.
Katabolisme lipid
31
Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang
kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini digunakan dalam
jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi segera.
Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi kebutuhan energi tubuh dibawa
ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan.
32
Karbohidrat
33
Sedangkan asam lemak ini dilepaskan dalam kapiler jaringan dan membentuk
triasilgliserol dalam bentuk kilomikron.
Untuk asam amino, sebagian besar masuk kedalam sel dan digunakan
untuk sintesis protein. Dalam keadaan kenyang asam amino yang dibebaskan dari
pencernaan protein mengalir dari vena porta hepatika ke hati tempat asam amino
tersebut digunakan untuk menghasilkan energy. Kelebihan asam amino diubah
menjadi glukosa atau triasilgliserol yang dikemas dan disekresikan dalam VLDL.
Glukosa yang dibentuk dari asam amino pada keadaan kenyang yang disimpan
dalam glikogen atau dibebaskan ke dalam darah apabila kadar glukosa darah
rendah. Asam amino yang melewati hati diubah menjadi protein di jaringan lain.
Asam – asam amino memperoleh energy dari siklus krebs, untuk itu asam
amino mempunyai jalur tersendiri dalam memasuki siklus krebs.
34
1. Otak dan jaringan saraf lain sangat bergantung pada glukosa untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Kecuali pada keadaan kelaparan,
glukosa adalah satu-satunya bahan bakar utama yang dibutuhkan
sebanyak 150 gram setiap hari.
2. Sel darah merah hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar karena sel ini tidak memiliki mitokondria. Glukosa mengalami
glikolisis di dalam sitoplasma. Hasilnya yaitu piruvat dapat dilepaskan
secara langsung ke dalam darah atau diubah menjadi laktat
kemudikemudian dibebaskan.
3. Otot rangka yang sedang bekerja dapat menggunakan glukosa dari
darah atau dari simpanan glikogennya sendiri, untuk diubah menjadi
laktat melalui glikolisis atau menjadi CO2 dan H2O. Otot yang sedang
bekerja juga menggunakan bahan bakar lain dari darah, misalnya asam
lemak. Setelah makan, glukosa digunakan oleh otot untuk memulihkan
simpanan glikogen yang berkurang selama otot bekerja.
4. Insulin merangsang penyaluran glukosa ke dalam sel-sel adiposa serta
ke dalam sel-sel otot. Adiposit mengoksidasi glukosa untuk
menghasilkan energi, dan sel-sel tersebut juga menggunakan glukosa
sebagai sumber untuk membentuk gugus gliserol pada triasilgliserol
yang mereka simpan
35
- Jalur piruvat, Keluarga Asam Amino 3-C : Alanin, Serin, dan Sistein
diubah menjadi Piruvat
- Jalur Oksaloasetat, merupakan Keluarga 4-C : Aspartat dan Asparagin
diubah menjadi Oksaloasetat
- Jalur α-ketoglutarat, merupakan Keluarga 5-C : Beberapa asam amino
diubah menjadi α-ketoglutarat melalui glutamate
- Suksinil-KoA adalah tempat masuk untuk beberapa asam amino non polar
- Jalur aseto-asetil-KoA
- Jalur Fumarat.
Protein
Lemak
36
Setelah terbentuknya ATP tersebut kemudian ditranslokasikan ke jaringan
– jaringan seuruh tubuh. ATP ini dimanfaatkan untuk segala aktivitas tubuh,
misalnya berlari, bekerja, belajar dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, energi yang tersimpan tadi telah habis digunakan.
Sehingga seseorang yang menghabiskan energinya akan terasa lapar.
KEADAAN LAPAR
37
Kadar glukosa darah dipertahankan dengan cara glikogenolisis yaitu
hidrolisis simpanan glikogen di hati dan otot rangka ; lipolisis yaitu katabolisme
triasilgliserol menjadi gliserol dan asam lemak di jaringan adiposa. Sehingga
gliserol yang sampai di hati akan diubah menjadi glukosa. Serta glukoneogenesis
yaitu katabolisme protein menjadi gula.
38
sle darah merah), gliserol (lipolisis triasilgliserol adiposa), dan asam amino
(pemecahan protein otot). Asam lemak tidak dapat menyediakan karbon untuk
glukoneogenesis. Dari simpanan energi makanan triasilgliserol jaringan
adiposa yang berjumlah besar, hanya sebagian kecil terutama gugus gliserol
yang dapat digunakan untuk menghasilkan glukosa dalam darah.
39
Selama keadaan lapar, kadar insulin turun dan kadar glukagon
meningkat sehingga kadar cAMP didalam sel adiposa pun meningkat. Hal ini
berakibat protein kinase diaktifkan dan menyebabkan fosforilasi lipase peka –
hormon (HSL). Oleh karena itu enzim ini aktif dan memutuskan asm lemak
dari triasil gliserol.
40
mereka diubah menjadi badan keton yang di oksidasi oleh jaringan termasuk
otak.
41
Glukosa tetap dibutuhkan sebagai sumber energi untuk sel darah merah
dan otak terus menggunakan glukosa dalam jangka waktu terbatas. Glukosa
tersebut dioksidasi menjadi energi dan digunakan sebagai sumber karbon untuk
sintesis neurotransmitter. Namun, glukosa tetap dihemat penggunaannya sehingga
hati lebih sedikit menghasilkan glukosa selama puasa jangka panjang
dibandingkan selama puasa singkat.
Karena simpanan glikogen dalam hati habis dengan puasa sekitar 30 jam,
glukoneogenesis adalah satu-satunya proses yang digunakan hati untuk memasok
glukosa ke dalam darah. Asam amino yang dihasilkan oleh penguraian protein
otot terus berfungsi sebagai sumber utama karbon untuk glukoneogenesis.
Namun, karena kecepatan glukoneogenesis menurun selama puasa jangka
panjang, protein otot juga dihemat, yakni tidak banyak protein otot yang
digunakna untuk proses glukoneogenesis. Akibatnya, karena produksi glukosa
menurun, produksi urea juga berkurang selama puasa jangka panjang
dibandingkan dengan produksi pada puasa singkat.
42
Selama lapar asam amino dihasilkan dari pemecahan protein di otot.
Sebagian langsung masuk ke darah, sebagian lain mengalami oksidasi parsial dan
diubah menjadi alanin dan glutamin, yang kemudian masuk ke dalam darah. Di
ginjal, glutamin memebebasakan amoniak ke dalam urine dan diubah menjadi
alanin dan serin. Di sel usus, glutamin diubah menjadi alanin. Alanin (asam amino
glukoneogenik utama) dan asam amino lain masuk ke dalam hati. Di hati, nitrogen
pada asam-asam amino tersebut diubah menjadi urea yang kemudian disekresikan
ke dalam urin, sedangkan karbon pada asam-asam amino tersebut diubah menjadi
glukosa dan badan keton, yang dioksidasi oleh berbagai jaringan untuk
menhasilkan energi.
Protein dalam sel otot akan dihidrolisis menjadi asam amino-asam amino.
Asam amino ini akan mengalami transaminase, pemindahan gugus amino ke α
ketoglutarat menghasilkan glutamate dan asam α keto. Glutamat ini nantinya akan
bereaksi dengan piruvat hasil glikolisis di sel otot. Reaksi antara glutamat dan
piruvat menghasilkan alanin yang dapat diedarkan melalui darah karena alanin
43
bersifat netral. Setelah itu alanin ini mengalami reaksi kembali di hati. Alanin di
hati akan bereaksi dengan α ketoglutarat menghasilkan glutamate dan piruvat.
Glutamate ini akan mengalami deaminsai menghasilkan α ketoglutarat dan NH4 +
. NH4 + di hati dan masuk ke siklus urea menghasilkan urea.
Urea ini akan dibawa oleh darah ke ginjal dan di ginjal di ubah menjadi
urin. αketoglutarat hasil dari deaminsai tadi akan digunakan kembali dalam proses
transaminasi alanin selanjutnya. Piruvat hasil transaminasi alanin selanjutnya
diubah menjadi glukosa dan dapat digunakan olek jaringan lain untuk
mengasilkan energy.
Selama puasa, sewaktu kadar insulin darah turun dan kadar glukagon
meningkat, kadar cAMP di dalam sel adiposa meningkat. Akibatnya, protein
kinase A diaktifkan dan menyebabkan fosforilasi lipase peka hormon. Enzim
44
bentuk terfosforilasi ini menjadi aktif dan memutuskan asam lemak dari
triasilgliserol.
Siklus ini merupakan tahap akhir dari proses metabolisme energi glukosa.
Proses konversi yang terjadi pada siklus asam sitrat berlangsung secara aerobik di
dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis enzim. Inti dari proses yang terjadi
pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon yang terikat di dalam
molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbondioksida (CO2), membebaskan
koenzim A serta memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam
senyawa NADH, FADH dan GTP. Selain menghasilkan CO2 dan GTP, dari
persamaan reaksi dapat terlihat bahwa satu putaran Siklus Asam Sitrat juga akan
menghasilkan molekul NADH & molekul FADH . Untuk melanjutkan proses
metabolisme energi, kedua molekul ini kemudian akan diproses kembali secara
aerobik di dalam membran sel mitokondria melalui proses Rantai Transpor
Elektron untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (H2O).
Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi
Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Secara sederhana
persamaan reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) dapat dituliskan :
45
Reaksi Anapleorotik
46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
47
jaringan, tetapi sebagian besar disimpan sebagai triasilgliserol dalam sel-sel
adiposa.
B. Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.
Daftar Pustaka
48
- Smith,Collen M.,dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta:EGC.
- Wirahadikusumah,Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi,
Karbohidrat, dan Lipid.Bandung:ITB Press.
49