Anda di halaman 1dari 52

MAKALAH

BIOKIMIA

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia

“ INTEGRASI METABOLISME PADA MANUSIA ”

Kelompok 4 :

Wahyu J Hamidu ( 17 507 155 )

Desti Febriani ( 17 507 043 )

Meri K Launde ( 17 507 021 )

Natasha N Langitan ( 17 507 010 )

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

BIOLOGI

2018
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia- Nya, sehingga makalah yang berjudul tentang “Integrasi Metabolisme
pada Manusia”.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Kami
menyadari dalam penulisan makalah ini ada banyak kesalahan, untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki kesalahan yang ada.
Sekian dan terima kasih.

Tondano, 5 Desember 2018

Kelompok 4

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Bab I. Pendahuluan............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................... 5

Bab II. Pembahasan ............................................................................................ 6

A. Metabolisme Karbohidrat .................................................................. 6


B. Siklus Asam Sitrat ............................................................................... 8
C. Glikogenesis ........................................................................................ 9
D. Glikogenolisis ..................................................................................... 13
E. Glukoneogenesis ................................................................................. 14
F. Integrasi Lipid ke Siklus Asam Sitrat ................................................ 18
G. Katabolisme Protein ............................................................................ 24
H. Studi Kasus Pengaturan Energi Selama Puasa  Post Absorbtif....... 31

Bab III. Penutup .................................................................................................. 47

A. Kesimpulan ................................................................................... 47
B. Saran .............................................................................................. 48

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 49

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Integrasi Metabolisme merupakan bertemunya tiga makromolekul seperti
protein, karbohidrat, dan lipid dalam satu titik yaitu siklus asam sitrat.

1
Sekilas tentang metabolisme

Peristiwa yang dialami unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap adalah
METABOLISME INTERMEDIAT. Jadi metabolisme intermediat mencakup suatu
bidang luas yang berupaya memahami bukan saja lintasan metabolik yang dialami
oleh masing-masing molekul, tetapi juga interelasi dan mekanisme yang mengatur
arus metabolit melewati lintasan tersebut. Lintasan metabolisme dapat digolongkan
menjadi 3 kategori:

a. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)


Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa pembentuk
struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari kategori ini adalah
sintesis protein.
b. Lintasan katabolik (pemecahan)

Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang melepaskan energi


bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi tinggi atau unsur ekuivalen
pereduksi, seperti rantai respirasi dan fosforilasi oksidatif.

2
c. Lintasan amfibolik (persimpangan)

Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai penghubung antara
lintasan anabolik dan lintasan katabolik. Contoh dari lintasan ini adalah
siklus asam sitrat.

Secara berurutan, produk-produk ini terutama adalah glukosa, asam lemak


serta gliserol dan asam amino. Semua produk hasil pencernaan diproses melalui
lintasan metaboliknya masing-masing menjadi suatu produk umum yaitu Asetil
KoA, yang kemudian akan dioksidasi secara sempurna melalui siklus asam sitrat.

Terdapat beberapa jalur metabolisme karbohidrat baik yang tergolong


sebagai katabolisme maupun anabolisme, yaitu glikolisis, oksidasi piruvat, siklus
asam sitrat, glikogenesis, glikogenolisis serta glukoneogenesis.

Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai berikut:

1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis (dipecah)


menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap ini dihasilkan energi
berupa ATP.
2. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Dalam
tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
3. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus asam sitrat.
Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
4. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi kita maka
glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai menjadi polimer glukosa
(disebut glikogen). Glikogen ini disimpan di hati dan otot sebagai
cadangan energi jangka pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen
sudah penuh, maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid
sebagai cadangan energi jangka panjang.
5. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber energi, maka
glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya glukosa mengalami

3
glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat sampai dengan siklus asam
sitrat.
6. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun juga habis,
maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan protein harus
digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis (pembentukan glukosa
baru) karena dianggap lipid dan protein harus diubah menjadi glukosa baru
yang selanjutnya mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

Beberapa jalur metabolism karbohidrat

4
B. Rumusan Masalah
Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana proses Metabolisme Karbohidrat?
2. Bagaimana Siklus Asam Sitrat?
3. Bagaimana siklus Glikogenesis?
4. Bagaimana siklus glikogenolisis ?
5. Bagaimana siklus glukoneogenesis ?
6. Bagaimana integrasi lipid ke siklus asam sitrat ?
7. Bagaimana Katabolisme Protein dalam tubuh manusia ?
8. Bagaimana studi kasus pengaturan energy selama puasa ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui proses Metabolisme Karbohidrat.
2. Mengetahui Siklus Asam Sitrat.
3. Mengetahui siklus Glikogenesis.
4. Mengetahui siklus glikogenolisis.
5. Mengetahui siklus glukoneogenesis.
6. Mengidentifikasi integrasi lipid ke siklus asam sitrat .
7. Mengetahui Katabolisme Protein dalam tubuh manusia .
8. Mengidentifikasi studi kasus pengaturan energy selama puasa .

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metabolisme Karbohidrat

Pada bagian-bagian terdahulu Anda telah mempelajari berbagai macam


karbohidrat, antara lain monosakarida, disakarida, oligosakarida serta
polisakarida. Karbohidrat siap dikatabolisir menjadi energi jika berbentuk
monosakarida. Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat (ATP).

Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosalah


massa karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk
glukosalah karbohidrat dikonversi di dalam hati, serta dari glukosalah semua
bentuk karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan
bakar metabolik utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan
bahan bakar universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain
dengan fungsi sangat spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam
bentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid
kompleks tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu glikoprotein
serta proteoglikan.

6
Lintasan detail glikolisis (dipetik dari:Murray dkk. Biokimia Harper)

7
B. Siklus Asam Sitrat

Siklus ini juga sering disebut sebagai siklus Kreb’s dan siklus asam
trikarboksilat dan berlangsung di dalam mitokondria. Siklus asam sitrat
merupakan jalur bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Siklus asam
sitrat merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan katabolisme asetil KoA,
dengan membebaskan sejumlah ekuivalen hidrogen yang pada oksidasi
menyebabkan pelepasan dan penangkapan sebagaian besar energi yang tersedia
dari bahan baker jaringan, dalam bentuk ATP.

Selama proses oksidasi asetil KoA di dalam siklus, akan terbentuk


ekuivalen pereduksi dalam bentuk hidrogen atau elektron sebagai hasil kegiatan
enzim dehidrogenase spesifik. Unsur ekuivalen pereduksi ini kemudian memasuki
rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam proses fosforilasi
oksidatif. Pada keadaan tanpa oksigen (anoksia) atau kekurangan oksigen
(hipoksia) terjadi hambatan total pada siklus tersebut.

8
Enzim-enzim siklus asam sitrat terletak di dalam matriks mitokondria,
baik dalam bentuk bebas ataupun melekat pada permukaan dalam membran
interna mitokondria sehingga memfasilitasi pemindahan unsur ekuivalen
pereduksi ke enzim terdekat pada rantai respirasi, yang bertempat di dalam
membran interna mitokondria.

C. Glikogenesis

Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa


(glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA.
Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat untuk
dikatabolisir menjadi energi.

Proses di atas terjadi jika kita membutuhkan energi untuk aktifitas,


misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan sebagainya. Jika kita memiliki
glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa yang ada akan
disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.

Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam


tubuh dan analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat
didalam hati (sampai 6%), otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena
massa otot jauh lebih besar daripada hati, maka besarnya simpanan glikogen di
otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak. Seperti amilum, glikogen
merupakan polimer ∝- D-Glukosa yang bercabang.

Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan


mudah untuk proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati
sangat berhubungan dengan simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk
mempertahankan kadar glukosa darah, khususnya pada saat di antara waktu
makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan glikogen hati terkuras
habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah seseorang
melakukan olahraga yang berat dan lama.

9
Rangkaian proses terjadinya glikogenesis digambarkan sebagai berikut:

1. Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang


lazim terjadi juga pada lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir
oleh heksokinase sedangkan di hati oleh glukokinase.
2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan
bantuan katalisator enzim fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan
mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan mengambil bagian di dalam
reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.

Enz-P + Glukosa 6-fosfat ↔Enz + Glukosa 1,6-bifosfat ↔ Enz-P + Glukosa 1-


fosfat

3. Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk


membentuk uridin difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh
enzim UDPGlc pirofosforilase.

UTP + Glukosa 1-fosfat ↔ UDPGlc + PPi Uridin difosfat glukosa (UDPGlc)


(dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

10
4. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase
inorganik akan menarik reaksi kea rah kanan persamaan reaksi
5. Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan
glikosidik dengan atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen,
sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya (disebut
glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer
selanjutnya dapat terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai
glikogenin.

11
Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk
membentuk rantai pendek yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka
glikogenin tetap melekat pada pusat molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat
jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah molekul glikogenin.

6. Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan


glukosa tersebut hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim
pembentuk cabang memindahkan bagian dari rantai 14 (panjang
minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk membentuk
rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut.
Cabang-cabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut
1glukosil dan pembentukan cabang selanjutnya. Setelah jumlah residu
terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak reaktif dalam
molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis
maupun glikogenolisis.

Tahap-tahap perangkaian glukosa demi glukosa digambarkan pada bagan berikut.

12
Biosintesis glikogen (dipetik dari:Murray dkk. Biokimia Harper)

Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir


oleh enzim glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat
putus dari glikogen induknya dan berpindah tempat untuk membentuk cabang.
Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah enzim pembentuk cabang (branching
enzyme).

D. Glikogenolisis

Jika glukosa dari diet tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka glikogen
harus dipecah untuk mendapatkan glukosa sebagai sumber energi. Proses ini
dinamakan glikogenolisis. Glikogenolisis seakan-akan kebalikan dari
glikogenesis, akan tetapi sebenarnya tidak demikian. Untuk memutuskan ikatan
glukosa satu demi satu dari glikogen diperlukan enzim fosforilase. Enzim ini
spesifik untuk proses fosforolisis rangkaian 14 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukosil terminal pada rantai paling luar molekul
glikogen dibuang secara berurutan sampai kurang lebih ada 4 buah residu glukosa
yang tersisa pada tiap sisi cabang 16.

13
(C6)n + Pi  (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat

Glikogen Glikogen

Glukan transferase dibutuhkan sebagai katalisator pemindahan unit trisakarida


dari satu cabang ke cabang lainnya sehingga membuat titik cabang 16
terpanjang. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan kerja enzim-enzim pemutus
cabang (debranching enzyme) yang spesifik. Dengan pemutusan cabang tersebut,
maka kerja enzim fosforilase selanjutnya dapat berlangsung.

Tahap-tahap glikogenolisis (dipetik dari:Murray dkk. Biokimia Harper)

E. Glukoneogenesis

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia


lagi. Maka tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak

14
juga tak tersedia, barulah memecah protein untuk energi yang sesungguhnya
protein berperan pokok sebagai pembangun tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa
glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari senyawa-senyawa non
karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein.

Secara ringkas, jalur glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan
sebagai berikut:

1. Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan


gliserol. Asam lemak dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk dalam siklus Kreb’s. Sementara itu gliserol masuk
dalam jalur glikolisis.
2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam
siklus Kreb’s.

15
Ringkasan jalur glukoneogenesis( dipetik dari: M u r r a y d k k . B i o k i m i a
Harper)

16
Lintasan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Perhatika
n j a l u r glukoneogenesis yaitu masuknya lipid dan asam amino ke dalam
lintasan(dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)

17
Glukoneogenesis dari bahan protein. Dalam hal ini protein telah dipecahmenjadi
berbagai macam asam amino (dipetik dari: Murray dkk. BiokimiaHarper)

F. Integrasi Lipid Ke Siklus Asam Sitrat

Katabolisme dapat juga memanen energi yang tersimpan dalam lemak


yang diperoleh dari makanan atau dari sel penyimpan dalam tubuh. Setelah lemak
dicerna, gliserol diubah menjadi gliseraldehidfosfat. Sebagian besar energi lemak
disimpan dalam asam lemak. Urutan metabolik yang disebut oksidasi-β memecah
asam lemak menjadi fragmen berkarbon dua, yang memasuki siklus Krebs

18
sebagai Asetil Co-A. Lemak merupakan bahan bakar yang sangat baik. Satu gram
lemak yang dioksidasi oleh respirasi menghasilkan ATP lebih dari dua kali lebih
banyak daripada ATP yang dihasilkan oleh satu gram karbohidrat.

Asam lemak mengalami degradasi menjadi asetil Co-A dalam matriks


mitokondria melalui oksidasi-β. Asetil Co-A kemudian memasuki siklus Krebs
jika persediaan oksaloasetat cukup. Jalan lain adalah asetil Co-A dapat
membentuk keton. FADH2 dan NADH yang terbentuk pada oksidasi-β
memindahkan elektronnya ke O2 melalui rantai transpor elektron. Seperti siklus
Krebs, oksidasi-β dapat berlanjut jika NAD+ dan FAD dibentuk kembali. Jadi,
kecepatan degradasi asam lemak juga terangkai dengan kebutuhan ATP.

1. β-oksidasi asam lemak

Asam lemak dioksidasi dalam dua tahap. Setelah asam lemak dapat
memasuki mitokondria, oksidasi asam lemak terjadi dalam 2 tahap utama. Pada
tahap pertama, asam lemak mengalami pelepasan unit dua karbon berturut-turut
secara oksidatif, mulai dari ujung karboksil rantai asam lemak dengan berulang-
ulang melewati rangkaian enzim yang melepaskan satu unit asetil dua karbon
pada sekali proses, dalam bentuk asetil KoA. Jadi, asam lemak 16 karbon (asam
19
palmitat) mengalami 7 kali proses melewati rangkaian enzim ini, masing-masing
proses memotong unit dua-karbon sebagai asetil KoA. Pada akhir dari ketujuh
proses ini unit dua karbon yang terakhir dari asam palmitat juga muncul sebagai
asetil KoA.

Akibat keseluruhannya adalah pengubahan rantai asam palmitat 16-


karbon menjadi 8 potongan 2-karbon dalam bentuk gugus asetil yaitu asetil KoA.
pembentukan tiap molekul asetil KoA memerlukan pelepasan 4 atom hidrogen
dari asam lemak oleh kerja dehidrogenase.

Pada tahap kedua oksidasi asam lemak, residu asetil dari asetil KoA
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O melalui siklus asam sitrat. Ini juga terjadi di
dalam mitokondria. Jadi, asetil KoA yang diturunkan dari oksidasi asam lemak
memasuki lintas umum akhir, yaitu oksidasi, bersama-sama dengan asetil KoA
yang datang dari glukosa melalui oksidasi piruvat.

Kedua tahap oksidasi asam lemak mengakibatkan aliran atom hidrogen


atau elektron yang bersangkutan melalui rantai transport elektron pada
mitokondria yang akan diterima oleh oksigen sebagai akseptor elektron terakhir.
Dalam proses ini akan terjadi fosforilasi oksidatif ADP menjadi ATP.

20
Ketika hewan beralih dari keadaan kenyang ke keadaan lapar, ketersediaan
glukosa dari makanan akan menjadi sedikit. Glikogen hati akan disekresikan
sebagai upaya untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Konsentrasi insulin di
dalam darah menurun sementara glukagon meningkat. Dengan berkurangnya
pemakain glukosa di jaringan adiposa dan menurunnya efek inhibisi insulin
terhadap lipolisis, lemak dimobilisasi sebagai asam lemak bebas dan gliserol.
Asam lemak bebas diangkut ke jaringan tempat asam lemak bebas tersebut akan
mengalami oksidasi.

Asam lemak mengalami oksidasi beta sebelum masuk siklus Krebs dan
menghasilkan hasil yang berbeda sesuai dengan panjang rantai karbonnya.
Menurut banyaknya jumlah karbon, asam lemak dibagi menjadi dua yaitu asam
lemak dengan rantai karbon panjang dan asam lemak dengan rantai karbon ganjil.

1. Asam lemak dengan rantai karbon genap : Untuk oksidasi asam lemak
berkarbon genap, dihasilkan reaksi yang umunya sebagai berikut :
oksidasi-β

21
Asam lemak berkarbon genap ------asetil Co-A + asil Co-A + FADH2 + NADH

Asil Co-A akan kembali ke tahap awal oksidasi beta. Sedangkan Asetil
CoA akan memasuki siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat. FADH2 dan NADH
masuk ke dalam transpor elektron.

Sebagai contoh asam lemak dengan rantai karbon genap adalah palmitate
(C16). Reaksi Oksidasi beta pada palmitate adalah sebagai berikut :

Palmitoyl-CoA + 7 CoA + 7 FAD + 7 NAD+ + 7 H2O  8 acetyl CoA + 7


FADH2 + 7 NADH + 7 H +

8 Asetil Co-A tersebut akan memasuki Siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat.

Dari reaksi tersebut akan menghasilkan ATP dengan kalkulasi sebagai berikut :
Tahap : 7 putaran beta oksidasi

7 NADH x 3 ATP =21 ATP

7 FADH x 2 ATP =14 ATP

8 Asetil CoA

Tahap : Siklus Kreb

8 asetil CoA  8 x 3 NADH= 24 NADH x 3 ATP = 72 ATP

8 x 1 FADH= 8 FADH x 2 ATP = 16 ATP

8 x 1 ATP= 8 ATP

Total ATP = 21 + 14 + 72 + 16 + 8 = 131 ATP – 2 ATP = 129 ATP

Dikurangi 2 ATP karena 2 ATP tersebut digunakan untuk mengaktifkan asam


lemak.

2. Asam Lemak dengan rantai karbon ganjil

Untuk oksidasi asam lemak berkarbon genap, dihasilkan reaksi yang


umunya sebagai berikut :

22
oksidasi-β

Asam lemak berkarbon ganjil  asetil Co-A + propyonil Co-A + FADH2 +


2NADH

Asetil Co-A akan memasuki siklus Krebs melalui pintu oksaloasetat.


FADH2 dan NADH masuk ke dalam transpor elektron. Sedangkan propionyl Co-
A yang merupakan rantai akhir berkarbon tiga akan masuk ke Siklus Krebs pula.
Tetapi sebelum masuk ke siklus Krebs, propionyl Co-A harus diubah dulu
menjadi Suksinyl Co-A. suksinil Co-A inilah yamg masuk ke dalam siklus Krebs
melalui pintu suksinyl Co

Sebagai contoh adalah asam lemak dengan 15 karbon. Oksidasi beta dari
asam lemak rantai carbon 15 reaksinya sebagai berikut :

oksidasi-β

Asam lemak C15  6NADH + 6FADH2 + 1propionyl Co-A + 6Asetyl Co-A

Selanjutnya 6 asetyl Co-A akan masuk ke dalam siklus Krebs melalui


pintu oksaloasetat. Sedangkan 1 propionyl Co-A sebelum masuk ke siklus
tersebut diubah terlebih dahulu menjadi suksinyl Co-A. Perubahan ini
membutuhkan 1 ATP.

Kalkulasi ATP untuk asam lemak dengan 15 carbon adalah sebagai berikut :

~ 6 putaran beta oksidasi

6 NADH=6x3 ATP=18 ATP

6 FADH2=6x2 ATP=12 ATP

6 asetil KoA siklus Krebs

 6 ATP
 18NADH=54 ATP
 6FADH2=12 ATP

1 Propionil 1 suksinil KoA siklus Krebs

23
 1 ATP 1 NADH=3 ATP
 1 FADH2=2 ATP

Total=108 ATP-2ATP untuk pengaktifan-1 ATP untuk pembentukan suksinil


KoA=105 ATP. ATP tersebutlah yang digunakan sebagai asupan energy ketika
dalam keadaan lapar.

G. Katabolisme Protein

1. Jalur Piruvat

Asam amino yang masuk melaui jalur ini antara lain alanin, sistein ,
Glisin, treonin, triptofan. Misalnya alanin yang diubah melalui reaksi

24
transaminase menjadi piruvat. Sehingga jalur ini menghasilkan energy sebagai
berikut :

Dari Piruvat asetil Ko-A tidak menghasilkan energy, Sitratisositrat tidak


menghasilkan energy, isositrat α ketoglutarat menghasilkan NADH, suksinil KoA
suksinat menghasilkan ATP, Suksinat Fumarat menghasilkan FADH2, Fumarat
malat mengahsilkan NADH, Oksaloasetat asetil Ko-A tidak menghasilkan ATP.
Total semua energy yang dihasilkan :

3 NADH : 9 ATP

1 ATP = 1 ATP

1 FADH2 = 2 ATP

Jumlah = 12 ATP

2. Lintas Asetoasetil KoA

Kelompok dari kerangka karbon asam amino fenilalanin, tirosin, lisin,


triptofan, dan leusin menghasilkan asetoasetil KoA, yang kemudian diubah
menjadi asetil KoA. Dua lintas di dalam rangkaian ini perlu diperhatikan secara
khusus. Lintas dari triptofan menuju asetil koA merupakan lintas yang paling
kompleks diantara lintas katabolisme asam amino di dalam jaringan hewan.
Beberapa senyawa antara pada katabolisme triptofan merupakan pemula bagi
biosintesis biomolekul lain yang penting, termasuk serotonin, suatu neurohormon,
dan asam nikotinat. Lintas katabolik triptofan karenanya memiliki sejumlah
percabangan yang memungkinkan pembentukan beberapa produk lain dari pemula
tunggal triptofan. Lintas kedua yang patut diperhatikan dalam kelompok ini
adalah yang berasal dari fenilalanin. Fenilalanin dan produk oksidasinya tirosin
diuraikan menjadi dua bagian, keduanya dapat memasuki siklus asam sitrat, tetapi
pada titik yang berbeda. Empat dari sembilan atom karbon fenilalanin dan tirosin
menghasilkan asetoasetat bebas, yang lalu diubah menjasi asetil KoA. Bagian
empat karbon kedua dari tirosin dan fenilalanin diperoleh kembali sebagai
fumarat, yaitu suatu senyawa antara dari siklus asam sitrat. Delapan dari sembilan

25
atom karbon dari kedua asam amino ini, memasuki siklus asm sitrat. Sedangkan
satu karbon sisanya terlepas sebagai CO2.

Fenilanin setelah mengalami hidroksilasi menjadi tirosin, juga merupakan


pemula dari hormon tiroid: tiroksin, hormon adrenalin, dan noradrenalin yang
dikeluarkan melalui medula adrenal.

Enzim pertama pada lintasan fenilalanin merupakan fenilalanin 4-


monooksigenase (juga dinamakan fenilalanin hidroksilase) yang mengkatalis
hidroksilasi fenilalanin menjadi tirosin. Fenilalanin monooksigenase memasukkan
satu diantara kedua atom oksigen O2 ke dalam molekul fenilalanin, membentuk
gugus hidroksil tirosin. Atom oksigen lainnya direduksi menjadi H2O oleh NaDH
yang juga diperlukan pada reaksi ini. Fenilalanin + NADH + H+ + O2  tirosin +
NAD + H2O

Setelah terbentuk tirosin, dengan bantuan tirosin transaminase akan


membentuk 4-hidroksifenilpiruvat. Gugus amino pada tirosin akan ditangkap oleh
α-ketoglutarat dan selanjutnya membentuk glutamat. 4- hidroksifenilpiruvat
tersebut akan diubah menjadi homogentisat dengan bantuan enzim 4-

26
hidroksifenilpiruvat-dioksigenase. Enzim ini akan mengikat O2 dan melepaskan
CO2. Kemudian homogentisat akan diubah menajdi 4-meleilasetoasetat dengan
bantuan enzim 1,2 dioksigenase monooksigenase. Enzim tersebut mengikat O2
dan melepaskan CO2. 4- maleilasetoasetat dibah menjadi 4-fumarilasetoasetat
dengan bantuan maleilasetoasetat isomerase. Selanjutnya 4-fumarilasetoasetat
akan diubah susunan karbonnya menjadi asetoasetat dan fumarat melalui enzim
fumarilasetoasetatase. Asetoasetat akan diubah menjadi asetoasetil KoA dengan
bantuan enzim asam 3-keto transferase.

Apabila tedapat kelainan genetik pada metabolisme asam amino sebagai


akibat telah terjadi mutasi, enzim tersebut tidak akan aktif. Kerusakan ini
menyebakan penyakit genetik fenilketonuria. Maka dari itu, digunakanlah lintas
bantuan metabolisme fenilalanin. Pada lintas bantuan ini, fenilalanin mengalami
transaminasi dengan α-ketoglutarat yang mengahsilakan fenilpiruvat

Namun, fenilpiruvat tidak dapat diuraikan lebih lanjut, merupakan


senyawa buntu. Molekul ini (termasuk fenilalanin) akan terakumulasi di dalam
darah dan jaringan, dan dikeluarkan ke dalam urin. Kelebihan fenilpiruvat di
dalam darah pada bayi/anak-anak akan menghambat pertumbuhan normal otak.
Fenilketonuria (PKU) merupakan salah satu kelainan genetik metabolisme yang
ditemukan pertama pada manusia.

Fenilalanin dan tirosin masing-masing menghasilkan dua produk dengan


empat karbon yaitu asetoasetat dan fumarat. Asetoasetat memasuki siklus asam
sitrat dalam bentuk asetil KoA, sedangkan fumarat tentunya merupakan senyawa
antara siklus ini.

Asetoasetil KoA yang dibentuk nantinya akan diubah menjadi asetil KoA.
Asetil KoA akan masuk ke dalam siklus asam sitrat melalui pintu sitrat. Sitrat
akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi αketoglutarat. Proses
tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. αketoglutarat diubah menjadi suksinil
KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA diubah
menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi fumarat dan
menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat. Malat diubah

27
menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total ATP yang
dihasilkan yaitu 12 ATP.

3. Jalur Suksinil-KoA

Metionin,isoleusin dan Valin ( akan terdegradasi menghasilkan suksinil


Ko-A senyawa antara siklus asam sitrat. Valin dan Isoleusin sama sama
mengalami reaksi transaminase. Empat dari lima karbon valin diubah menjadi
asm suksinat ,demikian juga tiga dari 6 atom karbon isoleusin. Untuk sampai pada
asetil-KoA, maka jalur ini membutuhkan energi sebesar: Suksini Ko-A Suksinat
terdapat 1 GTP, dari Suksinat Fumarat terdapat 1 FADH, dari Fumarat Malat
tidak terdapat enzim yang menghasilkan energy, dari Malat Oxaloasetat terdapat 1
NADH, dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak ditemukan adanya energy yang
dibutuhkan.

Total energi yang dihasilkan dari Suksinil Ko-A menuju Asetil Ko-A adalah :

1 NADH = 3 ATP

1 FADH = 2 ATP

1 GTP = 1 ATP

= 6 ATP

4. Jalur Fumarat

Fenilalanin dan tirosin (produk oksidasi fenilalanin) dapat memasuki


siklus asam sitrat melalui jalur fumarat. Empat dari sembilan karbon fenilalanin
dan tirosin menghasilkan asetoasetat bebas (akan masuk melalui jalur asetoasetil
Ko-A) , sedangakan 4 karbon lainnya menghasilkan fumarat (masuk melui jalur
fumarat)Sedangkan satu karbon sisanya akan terlepas sebgai CO2. Untuk sampai
pada asetil-KoA, maka jalur ini membutuhkan energy sebesar: dari Fumarat Malat
tidak terdapat enzim yang menghasilkan energi, dari Malat Oxaloasetat terdapat 1
NADH, dan dari Oxaloasetat Asetil Ko-A tidak ditemukan adanya energi yang
dibutuhkan. Total energi yang dihasilkan dari Fumarat menuju Asetil Ko-A,
adalah : 1 NADH = 3 ATP

28
5. Jalur Oksaloasetat

Kerangka karbon asparagin dan asam aspartat pada akhirnya memasuki


siklus asam sitrat melalui oksaloasetat. Enzim asparaginase mengkatalisis
hidrolisis asparagin menjadi aspartat. Enzim ini mengikat molekul H2O dan
melepaskan NH4. Aspartat akan dikatalis oleh enzim transaminase membentuk
oksaloacetat. Gugus amino pada aspartat dapat dipindahkan menuju piruvat
ataupun alanin. Reaksi antara aspartat dan oksaloacetat ini merupakan reaksi yang
dapat balik atau reversible.

Asparagin + H2O  aspartat + NH4

Aspartat + α-ketoglutarat ↔ oksaloasetat + glutamat

Aspartat lalu memberikan gugus aminonya kepada α-ketoglutarat di dalam


reaksi transaminasi menghasilkan glutamat. Sisa kerangka karbon aspartat, yaitu
oksaloasetat memasuki siklus asam sitrat

29
Lintas ini masuk melalui pintu oksaloasetat. Oksaloasetat diubah menjadi
sitrat. Sitrat akan diubah menjadi isositrat. Isositrat diubah menjadi αketoglutarat.
Proses tersebut menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. α-ketoglutarat diubah menjadi
suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil KoA
diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi
fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat.
Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total
ATP yang dihasilkan yaitu 12 ATP.

6. Jalur α-ketoglutarat

Kerangka karbon dari lima asam amino (arginin, histidin, asamglutamat,


glutamin, dan prolin) memasuki siklus asam sitrat α-ketoglutarat.

Asparagin dan prolin akan masuk ke dalam glutamat semialdehid dibantu


dengan enzim glutamat semialdehid sintase. Kemudian glutamat semialdehid akan
membentuk glutamat. Histidin dan glutamin masuk ke dalam glutamat. Selanjtnya
glutamat akan diubah menjadi α-ketoglutarat detelah mengalami deaminasi.

Lintas ini masuk melalui pintu α-ketoglutarat. α-ketoglutarat diubah


menjadi suksinil KoA. Proses tersebut mnghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Suksinil
KoA diubah menjadi suksinat dan menghasilkan 1 ATP. Suksinat diubah menjadi
fumarat dan menghasilkan 1 FADH2 = 2 ATP. Fumarat diubah menjdai malat.
Malat diubah menjadi oksaloasetat menghasilkan 1 NADH = 3 ATP. Jadi, total
ATP yang dihasilkan yaitu 8 ATP.

Asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan senyawa keton

Lima asam amino diubah menjadi asetoasetil KoA sebagai hasil proses
penguraiannya. Asam amino tersebut dapat menghasilkan senyawa keton di dalam
hati karena asetoasetil KoA dapat diubah menjadi asetoasetat dan β-
hidroksibutirat. Kelima asam amino tersebut disebut ketogenik. Kemampuannya
membentuk senyawa keton terlihat pada penserita diabetes mellitus. Sejumlah

30
besar senyawa keton diproduksi oleh hati, tidak hanya dari asam lemak tetapi juga
dari asam amino ketogenik.

Asam amino yang dapat diubah menjadi piruvat, oksaloasetat, suksinat,


dan α-ketoglutarat dapat diubah menjadi glukosa dan gliogen oleh lintas
metabolisme. Golongan ini disebut asam amino glukogenik. Terdapat 2 asam
amino yang bersifat glukogenik dan ketogenik, yaitu fenilalanin dan tirosin.

Katabolisme lipid

Ringkasan jumlah NADH, FADH2, dan ATP dalam tahap-tahap oksidasi


asam lemak secara berurutan. Tahap yang berkaitan dengan NAD Tahap yang
berkaitan dengan FAD ATP Asil-KoA dehidrogena se 7 14 3- Hidroksiasi l-KoA
dehidroge nase 7 21 Isositrat dehidroge nase 8 24 Αketoglutar ar dehidroge nase 8
24 SuksinilKoA* sintetase 8 Suksinat dehidroge nase 8 16 Malat dehidroge nase 8
24 To tal ATP yang terbentuk 131

H. STUDI KASUS PENGATURAN ENERGI SELAMA


PUASA-------POST-ABSORBTIF

Post absorbtif state merupakan masa dimana selama saluran pencernaan


kosong dari nutrien, sehingga pasokan cadangan energi didalam tubuh mulai
menipis akibat dari katabolisme energi. Oleh karena itu untuk menyuplai energi,
kita dapatkan dari makanan yang kita makan, baik berupa karbohidrat, lemak, dan
protein maupun sumber gizi lainnya. Untuk itu sebelum membahas kasus
PUASA, ada peristiwa penting yang ada yaitu KENYANG. Berikut merupakan
diagram translokasi energi ketika kenyang.

31
Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein, yang
kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini digunakan dalam
jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi segera.
Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi kebutuhan energi tubuh dibawa
ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan.

Suplai energi yang dibutuhkan tubuh diperoleh dari mekanisme


anabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat dan protein diabsorbsi
tubuh ke dalam darah terutama dalam bentuk monosakarida dan asam amino. Hal
ini dilakukan karena untuk mempermudah dan mempercepat absorbsi sari – sari
makanan dalam tubuh. Bahan ini dicerna oleh α-amilase dalam air liur lalu oleh α-
amilase yang dihasilkan oleh pankreas yang bekerja di usus halus. Dalam keadaan
kenyang maka insulin dilepaskan sehingga kadar glukagon turun.

32
Karbohidrat

Karbohidrat dalam makanan dicerna menjadi monosakarida oleh enzim


pencernaan. Monosakarida kemudian diserap oleh sel epitel usus dan dilepaskan
ke dalam vena porta hepatika. Sesampainya di hati, sebagian glukosa dioksidasi
dalam jalur-jalur yang menghasilkan ATP untuk memenuhi kebutuhan energi
segera sel-sel hati. Sebagian lagi diubah menjadi glikogen dan triasilgliserol.
Simpanan glikogen dalam hati mencapai maksimum sekitar 200-300 gram.
Setelah simpanan glikogen mulai penuh, hati mengubah glukosa yang diterimanya
menjadi triasilgliserol. Triasilgliserol dikemas bersama protein, fosfolipid, dan
kolesterol dalam bentuk kompleks lipoprotein yang dikenal sebagai lipoprotein
densitas sangat rendah (VLDL) yang kemudian disekresikan ke dalam aliran
darah.

Asam-asam lemak VLDL sebagian digunakan untuk memenuhi kebutuhan


energi sel, tetapi sebagian besar disimpan sebagai triasilgliserol di jaringan
adiposa. Glukosa dari usus, yang tidak dimetabolisis oleh hati, akan mengalir di
dalam darah menuju ke jaringan perifer, tempat glukosa tersebut mungkin
dioksidasi untuk menghasilkan energi. Glukosa adalah bahan bakar yang dapat
digunakan oleh semua jaringan. Banyak jaringan menyimpan glukosa dalam
jumlah kecil dalam bentuk glikogen, terutama otot.

Insulin sangat meningkatkan transpor glukosa ke dua jaringan yang


memiliki massa terbesar di dalam tubuh yaitu jaringan otot dan adiposa. Efek
insulin terhadap transpor glukosa ke jaringan lain rendah.

Sedangkan lemak diabsorbsi dalam bentuk triasilgliserol ke pembuluh


limfe. Untuk karbohidrat saat masa kenyang yang menjadi sumbaer utama adalah
glukosa, sebagian diubah menjadi glikogen. Glikogen ini selanjutnya disimpan
dalam otot dan hati. Namun, nasib triasilgliserol tidak disimpan dalam hati tetapi
dikemas dalam protein, fosfolipid, dan kolesterol dalam bentuk kompleks
lipoprotein yang dikenal sebagi lipoprotein densitas sangan rendah (very low
density lipoprotein, VLDL) yang kemudian disekresikan dalam aliran darah.Di
jaringan adiposa, glukosa diubah dan disimpan dalam bentuk asam lemak.

33
Sedangkan asam lemak ini dilepaskan dalam kapiler jaringan dan membentuk
triasilgliserol dalam bentuk kilomikron.

Sel darah merah memperoleh energi melalui proses ini. Glikolisisadalah


pengubahan glukosa menjadi piruvat. Di dalam sel darah merah piruvat dapat di
lepaskan secara langsung ke dalam darah atau diubah menjadi laktat. Energi dari
glukosa yang digunakan dalam anabolisme dan ditranslokasikan ke jaringan
diproses melalui glikolisis.

Untuk asam amino, sebagian besar masuk kedalam sel dan digunakan
untuk sintesis protein. Dalam keadaan kenyang asam amino yang dibebaskan dari
pencernaan protein mengalir dari vena porta hepatika ke hati tempat asam amino
tersebut digunakan untuk menghasilkan energy. Kelebihan asam amino diubah
menjadi glukosa atau triasilgliserol yang dikemas dan disekresikan dalam VLDL.
Glukosa yang dibentuk dari asam amino pada keadaan kenyang yang disimpan
dalam glikogen atau dibebaskan ke dalam darah apabila kadar glukosa darah
rendah. Asam amino yang melewati hati diubah menjadi protein di jaringan lain.

Asam – asam amino memperoleh energy dari siklus krebs, untuk itu asam
amino mempunyai jalur tersendiri dalam memasuki siklus krebs.

Metabolisme glukosa di jaringan lain di antaranya:

34
1. Otak dan jaringan saraf lain sangat bergantung pada glukosa untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Kecuali pada keadaan kelaparan,
glukosa adalah satu-satunya bahan bakar utama yang dibutuhkan
sebanyak 150 gram setiap hari.
2. Sel darah merah hanya dapat menggunakan glukosa sebagai bahan
bakar karena sel ini tidak memiliki mitokondria. Glukosa mengalami
glikolisis di dalam sitoplasma. Hasilnya yaitu piruvat dapat dilepaskan
secara langsung ke dalam darah atau diubah menjadi laktat
kemudikemudian dibebaskan.
3. Otot rangka yang sedang bekerja dapat menggunakan glukosa dari
darah atau dari simpanan glikogennya sendiri, untuk diubah menjadi
laktat melalui glikolisis atau menjadi CO2 dan H2O. Otot yang sedang
bekerja juga menggunakan bahan bakar lain dari darah, misalnya asam
lemak. Setelah makan, glukosa digunakan oleh otot untuk memulihkan
simpanan glikogen yang berkurang selama otot bekerja.
4. Insulin merangsang penyaluran glukosa ke dalam sel-sel adiposa serta
ke dalam sel-sel otot. Adiposit mengoksidasi glukosa untuk
menghasilkan energi, dan sel-sel tersebut juga menggunakan glukosa
sebagai sumber untuk membentuk gugus gliserol pada triasilgliserol
yang mereka simpan

Jalur Masuk Asam Amino ke Siklus Krebs

35
- Jalur piruvat, Keluarga Asam Amino 3-C : Alanin, Serin, dan Sistein
diubah menjadi Piruvat
- Jalur Oksaloasetat, merupakan Keluarga 4-C : Aspartat dan Asparagin
diubah menjadi Oksaloasetat
- Jalur α-ketoglutarat, merupakan Keluarga 5-C : Beberapa asam amino
diubah menjadi α-ketoglutarat melalui glutamate
- Suksinil-KoA adalah tempat masuk untuk beberapa asam amino non polar
- Jalur aseto-asetil-KoA
- Jalur Fumarat.

Protein

Protein dalam makanan dicerna menjadi asam-asam amino, yang


kemudian diserap ke dalam darah. Asam amino mungkin mengalami oksidasi
untuk menghasilkan energi atau digunakan oleh jaringan untuk biosintesis.
Sebagian besar asam amino yang digunakan untuk biosintesis diubah menjadi
protein; sisanya digunakan untuk membentuk bermacam-macam senyawa
bernitrogen, misalnya sebagai neurotransmiter, hormon, hem, serta basa purin dan
pirimidin.

Lemak

Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan. Bahan ini dicerna


menjadi asam-asam lemak dan 2-monoasilgliserol, yang disintesis ulang menjadi
triasilgliserol di dalam sel epitel usus, kemudian dikemas dalam kilomikron, dan
disekresikan melalui limfe ke dalam darah. Dalam keadaan kenyang, terbentuk
dua jenis lipoprotein, kilomikron dan VLDL. Fungsi utama kedua lipoprotein ini
adalah untuk mengangkut triasilgliserol dalam darah. Saat lipoprotein masuk ke
dalam pembuluh darah di jaringan adiposa, triasilgliserol yang terdapat di
dalamnya diuraikan menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak masuk ke
dalam sel adiposa dan bergabung dengan sebuah gugus gliserol yang dibentuk
dari glukosa darah. Triasilgliserol yang terbentuk disimpan sebagai butirbutir
lemak besar di dalam sel adiposa.

36
Setelah terbentuknya ATP tersebut kemudian ditranslokasikan ke jaringan
– jaringan seuruh tubuh. ATP ini dimanfaatkan untuk segala aktivitas tubuh,
misalnya berlari, bekerja, belajar dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, energi yang tersimpan tadi telah habis digunakan.
Sehingga seseorang yang menghabiskan energinya akan terasa lapar.

KEADAAN LAPAR

Dalam keadaan lapar metabolisme yang terjadi adalah katabolisme. Hal


tersebut dikarenakan setelah semua nutrien tercerna, diabsorbsi dan
didistribusikan maka akan mempengaruhi kadar gula darah turun. Keadaan ini
jika dibiarkan terlalu lama maka orang yang kelaparan akan pingsan karena
kekurangan suplai O2 ke otak. Oleh karena itu fasted-state bertujuan untuk
mempertahankan konsentrasi glukosa dalan plasma didalam batas normal
sehingga otak dan sel saraf tetap terpenuhi kebutuhannya.

Berikut merupakan gambar metabolism pasca absorbtif

37
Kadar glukosa darah dipertahankan dengan cara glikogenolisis yaitu
hidrolisis simpanan glikogen di hati dan otot rangka ; lipolisis yaitu katabolisme
triasilgliserol menjadi gliserol dan asam lemak di jaringan adiposa. Sehingga
gliserol yang sampai di hati akan diubah menjadi glukosa. Serta glukoneogenesis
yaitu katabolisme protein menjadi gula.

- Pengaturan metabolisme karbohidrat dan lemak pasca absortif

Glukosa merupakan bahan bakar utama untuk jaringan misalnya otak


dan susunan saraf, serta satu-satunya bahan bakar bagi sel darah merah. Kadar
glukosa darah memuncak pada sekitar 1 jam setelah makan, dua jam setelah
makan, kadar kembali ke rantang puasa (antara 80-100 mg/dL) seiring dengan
oksidasi atau pengubahan glukosa menjadi bentuk simpanan bahan bakar oleh
jaringan. Penurunan glukosa menyebabkan penurunan sekresi insulin. Hati
merespon terhadap hal ini dengan memulai degradasi simpanan oksigen dan
melepaskan glukosa dalam darah. Namun, apabila kita terus-terusan berpuasa
selama 12 jam, kita masuk ke status basal yang juga dikenal sebagai keadaan
pasca absorptif. Seseorang umumnya dianggap pada keadaan basal setelah
berpuasa semalam.

Untuk mempertahankan kadar glukosa darah, mekanisme kerja di


dalam hati mulai berfungsi. Selama kelaparan rasio insulin/glukagon menurun.
Sehingga glikogen dihati diuraikan untuk menghasilkan glukosa darah. Enzim
dalam pengurain ini diaktifkan melalui fosforilasi cAMP. Glukagon tersebut
merangsang adenilat siklase untuk membantuk cAMP sehingga dapat
mengaktifkan protein kinase A. Protein kinase A ini kemudian melakukan
fosforilasi trehadap fosforilasi kinaase lalu mengaktifkan glikogen fosforilase.

Pada awalnya, simpanan glikogen diuraikan untuk memasok glukosa


ke dalam darah, tetapi simpanan ini terbatas. Walaupun kadar glikogen hati
dapat meningkat sampai 200-300 g setelah makan, hanya sekitar 80 g yang
masih tersisia setelah puasa 1 malam. Hati memiliki mekanisme lain untuk
menghasilkan glukosa darah. Proses ini yang dikenal sebagai glukoneogenesis
yang menggunakan sumber-sumber karbon berupa laktat (glikolisis di dalam

38
sle darah merah), gliserol (lipolisis triasilgliserol adiposa), dan asam amino
(pemecahan protein otot). Asam lemak tidak dapat menyediakan karbon untuk
glukoneogenesis. Dari simpanan energi makanan triasilgliserol jaringan
adiposa yang berjumlah besar, hanya sebagian kecil terutama gugus gliserol
yang dapat digunakan untuk menghasilkan glukosa dalam darah.

Dalam keadaan lapar, maka jalur metabolisme yang terjadi adalah


glukoneogenesis. Hal ini terjadi akibat adanya enzim glukoneogenik yaitu
fosfoenolpiruvat karboksikinase, fruktosa 1,6 bisfosfatase dan glukosa 6-
fosfatase diinduksi. Selama lapar fruktosa 1,6 bisfosfat aktif karena kadar
fruktosa 2,6 bisfosfat rendah. pada masa ini mekanisme glikolisis inaktif
karena kecepatan glikogenase rendah akibat inaktifan piruvat kinase.

Setelah beberapa jam puasa glukoneogenesis mulai menambah glukosa


yang dihasilkan glikogenolisis di hati. Bila puasa berlanjut, glukoneogenesis
menjadi lebih penting sebagai sumber glukosa darah. Setelah sekitar 30 jam
berpuasa, simpanan glikogen hati habis dan glukoneogenesis menjadi satu-
satunya sumber glukosa darah. Pasokan minimal glukosa mungkin diperlukan
dalam jaringan ekstra hepatik untuk mempertahankan konsentrasi oksaloasetat
dan bentukan siklus asam sitrat.

39
Selama keadaan lapar, kadar insulin turun dan kadar glukagon
meningkat sehingga kadar cAMP didalam sel adiposa pun meningkat. Hal ini
berakibat protein kinase diaktifkan dan menyebabkan fosforilasi lipase peka –
hormon (HSL). Oleh karena itu enzim ini aktif dan memutuskan asm lemak
dari triasil gliserol.

Asam lemak yang dibebaskan dari jaringan adiposa, mengalir dalam


darah dalam bentuk kompleks dengan albumin. Di dalam hati asam lemak
dipindahkan ke dalam mitokondria karena asetil KoA inaktif, kadar malonil
KoA rendah dan karnitin transferase 1 aktif. Oleh karena itu asetil KoA yang
dihasilkan oleh oksidasi beta diubah menjadi badan keton.

Pada saat puasa jangka panjang,/lapar jaringan adipose terus memecah


simpanana triasilgliserolnya, menghasilkan asam lemak dan gliserol yang
dilepaskan ke dalam darah. Asam-asam lemak ini berfungsi sebagai sumber
energy utam abagi tubuh. Gliserol di ubah menjadi glukosa sementara asam
lemak di oksidasi menjadi CO2 dan H2O oleh jaringan, misalnya otot. Di hati,

40
mereka diubah menjadi badan keton yang di oksidasi oleh jaringan termasuk
otak.

Peran Jaringan Adiposa Selama Puasa

Triasilgliserol merupakan sumber utama energi selama puasa. Sewaktu


kadar insulin menurun dan kadar glukagon darah meningkat, triasilgliserol
adiposa dimobilisasi oleh suatu proses lipolisis. Pemecahannya menghasilkan
gliserol dan asam lemak. Asam lemak berfungsi sebagia bahan bakar untuk
jaringan misalnya otot, ginjal yang mengoksidasinya menjadi asetil koA dan
kemudian menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Sebagian besar asam lemak
masuk ke hati diubah menjadi benda keton. Benda keton ini dapat dioksidasi lebih
lanjut oleh jaringan misalnya otot dan ginjal. Di jaringan tersebut asetoasetat dan
beta-hidroksibutirat diubah menjadi asetil KoA dan kemudian menjadi CO2 dan
H2O disertai pembentukan energi.

Pada intinya kadar glukosa dipertahankan dalam rentang 80-100 mg/dL


dan kadar asam lemak serta benda keton meningkat. Otot menggunakan asam
lemak, benda keton, dan (sewaktu sedang olahraga dan saat pasokan masih ada)
glukosa dari glikogen otot. Banyak jaringan yang menggunakan campuran asam
lemak dan benda keton.

Perubahan Metabolik Selama Puasa Jangka Panjang

Apabila penggunaan bahan bakar yang terjadi selama puasa terus


berlangsung untuk jangka lama, protein tubuh akan cepat dikonsumsi sampai
suatu ketika fungsi kritis terganggu. Untungnya, perubahan metabolik yang terjadi
selama puasa tidak menghabiskan protein otot. Setelah berpuasa 4 sampai 5 hari,
otot mengurangi penggunaan benda keton dan terutama bergantung pada asam-
asam lemak untuk memasok energi. Namun, hati terus mengubah asam lemak
menjadi benda keton. Hasilnya adalah bahwa konsentarsi benda keton dalam
darah meningkat. Otak mulai menyerap benda keton dan mengoksidasinya
menjadi,energi.

41
Glukosa tetap dibutuhkan sebagai sumber energi untuk sel darah merah
dan otak terus menggunakan glukosa dalam jangka waktu terbatas. Glukosa
tersebut dioksidasi menjadi energi dan digunakan sebagai sumber karbon untuk
sintesis neurotransmitter. Namun, glukosa tetap dihemat penggunaannya sehingga
hati lebih sedikit menghasilkan glukosa selama puasa jangka panjang
dibandingkan selama puasa singkat.

Karena simpanan glikogen dalam hati habis dengan puasa sekitar 30 jam,
glukoneogenesis adalah satu-satunya proses yang digunakan hati untuk memasok
glukosa ke dalam darah. Asam amino yang dihasilkan oleh penguraian protein
otot terus berfungsi sebagai sumber utama karbon untuk glukoneogenesis.
Namun, karena kecepatan glukoneogenesis menurun selama puasa jangka
panjang, protein otot juga dihemat, yakni tidak banyak protein otot yang
digunakna untuk proses glukoneogenesis. Akibatnya, karena produksi glukosa
menurun, produksi urea juga berkurang selama puasa jangka panjang
dibandingkan dengan produksi pada puasa singkat.

Besarnya jumlah jaringan adiposa dalam tubuh kita menjadi penentu


utama seberapa lama kita dapat berpuasa, karena jaringan adiposa merupakan
pasokan energi utama bagi tubuh. Namun, glukosa masih digunakan dalam tingkat
waktu tertentu bahkan selama puasa jangka panjang. Hal ini menyebabkan
kematian walaupun kita mengalami berbagai masalah, misalnya kehabisan bahan
bakar, protein menjadi sangat kurang sehingga jantung, ginjal dan jaringan vital
lainnnya berhenti berfungsi, atau kita terserang infeksi segingga tidak cukup
mengadakan respon imun.

Pengaturan Metabolisme Protein Pasca absorbtif

42
Selama lapar asam amino dihasilkan dari pemecahan protein di otot.
Sebagian langsung masuk ke darah, sebagian lain mengalami oksidasi parsial dan
diubah menjadi alanin dan glutamin, yang kemudian masuk ke dalam darah. Di
ginjal, glutamin memebebasakan amoniak ke dalam urine dan diubah menjadi
alanin dan serin. Di sel usus, glutamin diubah menjadi alanin. Alanin (asam amino
glukoneogenik utama) dan asam amino lain masuk ke dalam hati. Di hati, nitrogen
pada asam-asam amino tersebut diubah menjadi urea yang kemudian disekresikan
ke dalam urin, sedangkan karbon pada asam-asam amino tersebut diubah menjadi
glukosa dan badan keton, yang dioksidasi oleh berbagai jaringan untuk
menhasilkan energi.

Protein dalam sel otot akan dihidrolisis menjadi asam amino-asam amino.
Asam amino ini akan mengalami transaminase, pemindahan gugus amino ke α
ketoglutarat menghasilkan glutamate dan asam α keto. Glutamat ini nantinya akan
bereaksi dengan piruvat hasil glikolisis di sel otot. Reaksi antara glutamat dan
piruvat menghasilkan alanin yang dapat diedarkan melalui darah karena alanin

43
bersifat netral. Setelah itu alanin ini mengalami reaksi kembali di hati. Alanin di
hati akan bereaksi dengan α ketoglutarat menghasilkan glutamate dan piruvat.
Glutamate ini akan mengalami deaminsai menghasilkan α ketoglutarat dan NH4 +
. NH4 + di hati dan masuk ke siklus urea menghasilkan urea.

Urea ini akan dibawa oleh darah ke ginjal dan di ginjal di ubah menjadi
urin. αketoglutarat hasil dari deaminsai tadi akan digunakan kembali dalam proses
transaminasi alanin selanjutnya. Piruvat hasil transaminasi alanin selanjutnya
diubah menjadi glukosa dan dapat digunakan olek jaringan lain untuk
mengasilkan energy.

Kelaparan dalam jangka waktu yang cukup lama akan menyebabkan


protein semakin berkurang persediaannya sehingga penguraian protein menurun
dan mengakibatkan produksi urea oleh hati juga menurun.

PENGATURAN METABOLISME KARBOHIDRAT DAN LEMAK


SELAMA PUASA1

1. Mekanisme di Hati yang Berfungsi Mempertahankan Kadar Glukosa


Darah

Selama puasa, rasio insulin/glukagon menurun. Glikogen hati diurai untuk


menghasilkan glukosa darah. Enzim untuk penguraian glikogen diaktifkan melalui
fosforilasi yang diarahkan oleh cAMP. Glukagon merangsang adenilat siklase
untuk membentuk cAMP, yang kemudian mengaktifkan protein kinase A. Protein
kinase A melakukan fosforilasi terhadap fosforilasi kinase, yang kemudian
melakukan fosforilasi dan mengaktifkan glikogen fosforilase. Protein kinase A
juga memfosforilasikan glikogen sintase. Tetapi, enzim tersebut menjadi inaktif.

2. Mekanisme yang mempengaruhi lipolisis di jaringan adiposa

Selama puasa, sewaktu kadar insulin darah turun dan kadar glukagon
meningkat, kadar cAMP di dalam sel adiposa meningkat. Akibatnya, protein
kinase A diaktifkan dan menyebabkan fosforilasi lipase peka hormon. Enzim

44
bentuk terfosforilasi ini menjadi aktif dan memutuskan asam lemak dari
triasilgliserol.

3. Mekanisme yang mempengaruhi pembentukan badan keton oleh hati

Setelah dibebaskan dari jaringan adiposa selama puasa, asam lemak


mengalir dalam darah dalam bentuk kompleks dengan albumin. Asam lemak ini
dioksidasi oleh berbagai jaringan, terutama otot. Di hati, asam lemak dipindahkan
ke dalam mitokondria karena asetil KoA karboksilase inaktif, kadar malonil KoA
rendah, dan CPTI aktif. Asetil KoA, yang dihasilkan oleh oksidasi-β, diubah
menjadi badan keton.

SIKLUS ASAM SITRAT 1,3

Siklus ini merupakan tahap akhir dari proses metabolisme energi glukosa.
Proses konversi yang terjadi pada siklus asam sitrat berlangsung secara aerobik di
dalam mitokondria dengan bantuan 8 jenis enzim. Inti dari proses yang terjadi
pada siklus ini adalah untuk mengubah 2 atom karbon yang terikat di dalam
molekul Acetyl-CoA menjadi 2 molekul karbondioksida (CO2), membebaskan
koenzim A serta memindahkan energi yang dihasilkan pada siklus ini ke dalam
senyawa NADH, FADH dan GTP. Selain menghasilkan CO2 dan GTP, dari
persamaan reaksi dapat terlihat bahwa satu putaran Siklus Asam Sitrat juga akan
menghasilkan molekul NADH & molekul FADH . Untuk melanjutkan proses
metabolisme energi, kedua molekul ini kemudian akan diproses kembali secara
aerobik di dalam membran sel mitokondria melalui proses Rantai Transpor
Elektron untuk menghasilkan produk akhir berupa ATP dan air (H2O).

Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi
Pyruvate kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Secara sederhana
persamaan reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) dapat dituliskan :

Acetyl-CoA + oxaloacetate + 3 NAD + GDP + Pi +FAD --> oxaloacetate + 2 CO


+ FADH + 3 NADH + 3 H + GTP

45
Reaksi Anapleorotik

Agar siklus asam trikarboksilat terus berputar, jaringan harus menyediakan


zat antara 4-karbon yang cukup untuk mengganti keluarnya zat tersebut ke jalur
lain, misalnya glukoneogenesis atau sintesis asam lemak. Di setiap jaringan, jalur
metabolic bersilangan dnegan siklus asam trikarboksilat dan menyebabkan
keluarnya zat antara dari siklus, misalnya sitrat dan malat. Di jaringan saraf, alpha
ketoglutarat diubah menjadi glutamate kemudian menjadi GABA.

Di hati suksinil KoA dikeluarkan untuk sintesis hem. Oksaloasetat selalu


mengalami regenerasi di dalam siklus tersebut. Reaksi yang menyediakan zat
antara 4-karbon kepada sikluas asam trikarboksilat adalah reaksi anapleorotik atau
filling up. Salah satu reaksi anapleorotik utama adalah perubahan piruvat dan CO2
menjadi oksaloasetat dan piruvat karboksilase. Enzim ini mengandung biotin.
Piruvat karboksilase banyak ditemukan di hati dan jaringan saraf karena jaringan-
jaringan ini selalu memiliki efluks zat antara yang konstan. Selain itu, piruvat
dehidrogenase ini juga merupakan bagian dari glukoneogenik yang mampu
mengubah alanin dan laktat menjadi glukosa.

46
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selama makan, kita memasukkan karbohidrat, lemak, dan protein yang


kemudian dicerna dan diserap. Sebagian bahan makanan ini digunakan dalam
jalur-jalur yang menghasilkan ATP, untuk memenuhi kebutuhan energi segera.
Kelebihan konsumsi bahan bakar yang melebihi kebutuhan energi tubuh dibawa
ke depot bahan bakar, tempat bahan tersebut disimpan. Selama periode dari
permulaan absorpsi sampai absorpsi selesai, kita berada dalam keadaan kenyang
atau keadaan absortif.

Karbohidrat dalam makanan dicerna menjadi monosakarida, yang


kemudian diserap masuk ke dalam aliran darah. Monosakarida utama dalam darah
adalah glukosa. Setiap kali setelah makan, glukosa dioksidasi oleh berbagai
jaringan untuk membentuk energi dan disimpan sebagai glikogen, terutama di hati
dan otot. Hati juga mengubah glukosa menjadi triasilgliserol, yang kemudian
dikemas sebagai lipoprotein densitas sangat rendah (VLDL) dan dilepaskan ke
dalam darah. Asam-asam lemak VLDL sebagian digunakan untuk memenuhi
kebutuhan energi sel, tetapi sebagian besar disimpan sebagai triasilgliserol di
jaringan adiposa. Protein dalam makanan dicerna menadi asam-asam amino, yang
kemudian diserap ke dalam darah. Asam amino mungkin mengalami oksidasi
untuk menghasilkan atau digunakan oleh jaringan untuk biosintesis. Sebagian
asam amino yang digunakan untuk biosintesis diubah menjadi protein, sisanya
digunakan untuk membentuk bermacammacam senyawa bernitrogen, misalnya
sebagai neurotransmitter, hormone, hem, serta basa purin dan pirimidin pada
DNA dan RNA. Triasilgliserol adalah lemak utama dalam makanan. Bahan ini
dicerna menjadi asam-asam lemak dan 2-monoasilgliserol yang disintesis ulang
menjadi triasilgliserol di dalam sel epitel usus, kemudian dikemas dalam
kilomikron, dan disekresikan melalui limfe ke dalam darah. Asamasam lemak
kilomikron dapat mengalami oksidasi untuk membentuk energi di berbagai

47
jaringan, tetapi sebagian besar disimpan sebagai triasilgliserol dalam sel-sel
adiposa.

B. Saran

Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan.

Daftar Pustaka

- L.Lehninger, Albert.1982.Dasar-Dasar Biokimia.Jakarta:Erlangga.


Diterjemahkan oleh Dr.Ir.Thenawidjaja.Bogor:Institut Pertanian Bogor
- Murray,Robert K,dkk.2003.Biokimia Harper.Jakarta:EGC.

48
- Smith,Collen M.,dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta:EGC.
- Wirahadikusumah,Muhammad.1985.Biokimia Metabolisme Energi,
Karbohidrat, dan Lipid.Bandung:ITB Press.

49

Anda mungkin juga menyukai