LATAR BELAKANG
Pada abad ke-21 ini, kemampuan berliterasi peserta didik berkaitan erat dengan
tuntutan keterampilan membaca yang berujung pada kemampuan memahami informasi
secara analitis, kritis, dan reflektif. Akan tetapi, pembelajaran di sekolah saat ini belum
mampu mewujudkan hal tersebut. Pada tingkat sekolah menengah (usia 15 tahun)
pemahaman membaca peserta didik Indonesia (selain matematika dan sains) diuji oleh
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi. Berdasarkan hal tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengembangkan gerakan literasi sekolah (GLS)
yang melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan.
B. PENGERTIAN
1. Pengertian Literasi
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses,
memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara
lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara.
2. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui
pelibatan publik.
C. DASAR HUKUM
Dasar pelaksanaan program Gerakan Literasi Sekolah (GLS),
1. Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31, Ayat 3 : “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang.”
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,
dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
1
6. Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 43 Tahun
2007 tentang Perpustakaan.
D. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem
literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah agar mereka menjadi
pembelajar sepanjang hayat.
2. Tujuan Khusus
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkanberagam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
E. RUANG LINGKUP
1. Lingkungan fisik sekolah (fasilitas dan sarana prasarana literasi).
2. Lingkungan sosial dan afektif (dukungan dan partisipasi aktif seluruh warga sekolah).
3. Lingkungan akademik (program literasi yang menumbuhkan minat baca dan menunjang
kegiatan pembelajaran di SD).
F. SASARAN
Sasaran Gerakan Literasi Sekolah (GLS) “Ayo Membaca” adalah peserta didik SD Eka
Tjipta Hanau.
H. KEPANITIAAN
1. Penanggung Jawab
Kepala Sekolah : Khaerun, S.Pd
2. Ketua
Eko Setiawan Ansel, S. Pd
3. Sekretaris
Bagues Saputra, S. Pd
4. Bendahara
Khoiru Rizka Yuanita, S. Pd
5. Seksi Acara
a. Novita Sari, S. Pd
b. Betti, S.Pd
6. Seksi Pengolahan
a. Dra Erli Wardani
b. Eka Putri U, S.Pd
7. Seksi Kreatifitas
a. Retno Puspaningtyas, SE
b. Wardi, S. E
3
I. PENDANAAN
Kegiatan “Ayo Membaca” didanai dari berbagai sumber antara lain :
1. BOS
2. Sponsor
3. Bantuan
4
MATRIK RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN GLS
“AYO MEMBACA”
SD EKA TJIPTA HANAU
TAHUN AJARAN 2019/2020
5
PENUTUP
Demikian laporan kegiatan Literasi SD Eka Tjipta tahun ajaran 2019/2020 ini dibuat.
Penumbuhan budaya literasi dalam diri peserta didik memang bukan hanya tugas sekolah semata,
namun juga merupakan tanggung jawab keluarga, pelaku bisnis dan media, pemangku
kepentingan, dan elemen masyarakat lain. Dalam fungsinya sebagai lembaga kependidikan yang
berperan penting dalam kehidupan peserta didik, sekolah dapat menghimpun sinergi antara
pendidikan formal, pendidikan keluarga di rumah, dan pendidikan literasi di masyarakat agar
upaya penumbuhan budaya literasi dapat terjalin dengan lebih optimal.
Serta program kegiatan ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dan kerja sama yang baik
antara siswa, orang tua dan guru. Untuk itu dukungan dan partisipasi dari semua pihak sangat
kami harapkan semi terlaksananya Gerakan Literasi di SD Eka Tjipta Hanau tahun ajaran
2019/2020 ini.
.