Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO
ORLENS FASHION MANADO
Bryan Alfons Willyam Sepang
J. Tjakra, J. E. Ch. Langi, D. R. O. Walangitan
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email: ryuukixishida@gmail.com

ABSTRAK
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) secara umum di Indonesia masih sering
terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Masalah
umum mengenai K3 ini juga terjadi pada penyelenggaraan konstruksi. Sektor jasa konstruksi
adalah salah satu sektor yang paling berisiko terhadap kecelakaan kerja. Kerugian jiwa,
material, uang dan waktu merupakan akibat-akibat yang tentu saja akan menghambat secara
langsung pelaksanaan proyek konstruksi. Keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk
menciptakan kondisi yang mendukung kenyamanan kerja bagi tenaga kerja.
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) yang berkaitan dengan kegiatan proyek pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado,
dan penilaian risiko-risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang terjadi pada
kegiatan proyek pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado.
Dalam penelitian ini akan digunakan metode penilaian risiko dengan menggunakan matriks
penilaian risiko. Setelah diidentifikasi, risiko-risiko tersebut akan dilakukan penilaian untuk
mengetahui seberapa besar risiko yang terjadi dalam proyek pembangunan ruko tersebut.
Dari penelitian ini diperoleh Kriteria kecelakaan tertinggi yaitu terjatuhnya pekerja dengan
Risk Level L (Low) sebesar 52% dan sub-kriteria kecelakaan tertinggi yaitu pekerja terjatuh
dari tangga dengan Risk Level L (Low) sebesar 52%. Untuk kriteria faktor utama penyebab
kecelakaan tertinggi adalah faktor manusia dengan Risk Level L (Low) sebesar 56% dan
sub-kriteria faktor penyebab kecelakaan tertinggi adalah tidak memakai Alat Pelindung Diri
(APD) dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%.
Kata kunci: Manajemen Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Proyek Konstruksi

PENDAHULUAN Keselamatan dan kesehatan kerja


merupakan hal yang penting bagi
Latar Belakang perusahaan, karena dampak kecelakaan dan
Suatu pekerjaan proyek konstruksi penyakit kerja tidak hanya merugikan
tentunya ingin diselesaikan dengan tepat karyawan, tetapi juga perusahaan baik
waktu, namun terkadang aktivitas pekerjaan secara langsung maupun tidak langsung.
suatu proyek dapat terganggu dengan Terdapat beberapa pengertian tentang
berbagai hal, sehingga mengalami keselamatan dan kesehatan kerja yang
ketelambatan waktu penyelesaian. Salah didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada
satu penyebab terganggunya atau dasarnya definisi tersebut mengarah pada
terhentinya pekerjaan proyek adalah interaksi pekerja dengan mesin atau
kecelakaan yang mungkin terjadi pada suatu peralatan yang digunakan, interaksi pekerja
proyek konstruksi. Untuk itu, sistem dengan lingkungan kerja, dan interaksi
manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja.
Kerja) diwajibkan untuk diterapkan pada Tujuan dan sasaran manajemen risiko
saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
karena ini juga merupakan bagian dari adalah terciptanya sistem K3 (Keselamatan
perencanaan dan pengendalian proyek. dan Kesehatan Kerja) di tempat kerja yang

282
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

melibatkan segala pihak sehingga dapat 2. Pihak perusahaan/Kontraktor dapat


mencegah dan mengurangi kecelakaan dan menerapkan manajemen risiko K3
penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat (Kesehatan dan keselamatan kerja)
kerja yang aman, efisien, dan produktif. untuk mengurangi kecelakaan kerja.
Pembangunan Ruko merupakan 3. Dapat dijadikan sebagai salah satu
bangunan tinggi yang sangat berisiko dalam acuan untuk menekan angka kecelakaan
hal kecelakaan kerja. Penggunaan teknologi pada proyek pembangunan.
tinggi dan metode pelaksanaan yang tidak
akurat serta kurang teliti dapat mengaki-
batkan kecelakaan kerja. Untuk itu LANDASAN TEORI
diperlukan penanganan terhadap risiko K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Manajemen Risiko
Istilah “risiko” (risk) memiliki banyak
Perumusan Masalah definisi. Tetapi pengertian secara ilmiah
Permasalahan yang akan diteliti pada sampai saat ini ini masih tetap beragam.
penelitian ini adalah bagaimana meng- Menurut kamus bahasa Indonesia versi
identifikasi risiko–risiko dan menilai online dalam buku Manajemen Risiko
risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan Bisnis (Tony Pramana, 2011), risiko adalah
“akibat yang kurang menyenangkan
Kerja).
(merugikan, membahayakan) dari suatu
Batasan Masalah perbuat atau tindakan”. Dengan kala lain,
Ruang lingkup masalah didalam suatu risiko merupakan kemungkinan situasi atau
proyek adalah begitu luas dan kompleks keadaan yang dapat mengancam pencapaian
sehingga dalam penulisan masalah yang tujuan serta sasaran sebuah organisasi atau
diteliti adalah K3 (Keselamatan dan individu. (Pramana, 2011)
Kesehatan Kerja) dan Risiko yang Secara ilmiah risiko didefinisikan
diidentifikasi adalah risiko K3 (Keselamatan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi
dan Kesehatan Kerja) pada pekerjaan di kejadian, probabilitas dan konsekuensi dari
tempat tinggi pada proyek pembangunan bahaya risiko yang terjadi.
Ruko Orlens Fashion di depan Manado
Town Square. Risiko = f (frekuensi kejadian, probabilitas,
konsekuensi)
Tujuan Penelitian Frekuensi risiko dengan tingkat
Tujuan dari penelitian ini adalah: pengulangan yang tinggi akan memperbesar
1. Mengidentifikasi risiko K3 probabilitas atau kemungkinan kejadiannya.
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai
pada pekerjaan di tempat tinggi yang seperti perumusan di atas, karena itu risiko
dapat terjadi pada kegiatan proyek dapat dituliskan sebagai fungsi dari
pembangunan Ruko. probabilitas dan konsekuensi saja, dengan
2. Memberikan penilaian atas risiko-risiko asumsi frekuensi telah termasuk dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) probabilitas.
yang terjadi pada proyek pembangunan Nilai probabilitas adalah nilai dari
Ruko. kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan
3. Memberikan penangan/solusi dari risiko pengalaman–pengalaman yang sudah ada,
– risiko K3 (Keselamatan dan Kesehatan berdasarkan nilai kualitas dan kuantitasnya.
Kerja) tersebut. Jika tidak memiliki cukup pengalaman
dalam menentukan probabilitas risiko, maka
Manfaat Penelitian probabilitas risiko harus dilakukan dengan
Manfaat yang diharapkan dari penelitian hati–hati serta dengan langkah sistematis
ini adalah: agar nilainya tidak banyak menyimpang.
1. Dengan adanya informasi ini dapat Nilai konsekuensi dapat diasumsikan
digunakan untuk mengurangi penyebab dalam bentuk kompensasi biaya yang harus
kecelakaan kerja pada proyek ditanggung atau dapat berupa tindakan
pembangunan. penanggulangan dangan cara lain dengan
biaya yang lebih rendah.

283
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

Sedangkan pengertian Manajemen Analisa dan Penilaian Risiko


adalah suatu proses kegiatan yang terdiri Peluang (Probability)
atas perencanaan, pengorganisasian, Yaitu kemungkinan terjadinya suatu
pengukuran dan tindak lanjut untuk kecelakaan/kerugian ketika terpapar dengan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan suatu bahaya. Contohnya:
dengan menggunakan sumber daya yang  Peluang orang jatuh karena melewati
ada. jalan licin
Jadi, pengertian manajemen risiko  Peluang untuk tertusuk jarum
adalah suatu upaya penerapan kebijakan  Peluang tersengat listrik
peraturan dan upaya-upaya praktis  Peluang supir menabrak
manajemen secara sistematis dalam
menganalisa pemakaian dan pengontrolan Akibat (Consequences)
risiko untuk melindungi pekerja, masyarakat Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang
dan lingkungan. (Hermawan, 2010) mungkin terjadi dari suatu kecelakaan/loss
akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait
Identifikasi Risiko dengan manusia, properti, lingkungan, dll.
Tahap pertama dalam kegiatan Contohmya:
manajemen risiko dimana kita melakukan  Fatality atau kematian
identifikasi risiko yang terdapat dalam suatu  Cacat
kegiatan atau proses. Identifikasi risiko  Perawatan medis
adalah usaha untuk mengetahui, mengenal  P3K
dan memperkirakan adanya risiko pada
suatu system operasi, peralatan, prosedur, Untuk penilaian risiko menggunakan
unit kerja. Identifikasi risiko merupakan Matriks Tingkat Risiko
langkah penting dalam proses pengendalian
Gambar 1. Matriks Tingkat Risiko
risiko.
Sumber bahaya ditempat kerja dapat berasal
dari:
 Bahan/material
 Alat/mesin
 Proses
 Lingkungan Kerja
 Metode Kerja
 Cara Kerja
 Produk
Sumber: Data Proyek PT CBM
Target yang mungkin terkena/terpengaruh
sumber bahaya : Keterangan Tingkat Risiko:
 Manusia  Negligible (N), dengan Nilai Risiko 1
 Produk  Low (L), dengan Nilai Risiko 2 – 4
 Peralatan/fasilitas  Moderate (M), dengan Nilai Risiko 5 – 8
 Lingkungan  High (H), dengan Nilai Risiko 9 – 15
 Proses  Extreme (E), dengan Nilai Risiko 16 – 25
 Reputasi
Penanganan Risiko
 dll. Berdasarkan penilaian risiko kemudian
Kegunaan identifikasi risiko: ditentukan apakah risiko tersebut masih bisa
1. Mengetahui potensi bahaya diterima (acceptable risk) atau tidak
2. Mengetahui lokasi bahaya (unacceptable risk) oleh suatu organisasi.
3. Menunjukan suatu bahaya pada Apabila risiko tersebut tidak bisa diterima
pengendali maka organisasi harus menetapkan bagai-
4. Menunjukan suatu bahaya tidak akan mana risiko tersebut ditangani hingga
menimbulkan akibat tingkat dimana risikonya paling minimum/
5. Sebagai bahan analisa lebih lanjut sekecil mungkin. Bila risiko mudah dapat
diterima/tolerir maka organisasi perlu

284
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

memastikan bahwa monitoring terus tor sudah selayaknya tidak mengizinkan


dilakukan terhadap risiko itu. Menentukan pekerjanya untuk beraktivitas, bila terjadi
suatu risiko dapat diterima akan tergantung hal-hal berikut:
kepada penilaian/pertimbangan dari suatu 1. Tidak mematuhi peraturan keselamatan
organisasi berdasarkan : dan kesehatan kerja,
- Tindakan pengendalian yang telah ada 2. Tidak menggunakan peralatan pelindung
- Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, diri selama bekerja,
dll) 3. Mengizinkan pekerja menggunakan
- Regulasi/standard yang berlaku peralatan yang tidak aman.
- Rencana keadaan darurat Kesehatan kerja adalah suatu keadaan
- Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll atau kondisi badan/tubuh yang terlindungi
Walau suatu risiko masih dapat diterima tapi dari segala macam penyakit atau gangguan
tetap harus dipantau/dimonitor. (Husen, yang diakibatkan oleh pekerjaan yang
2011)] dilaksanakan. Dalam dunia pekerjaan segala
kendala kerja harus dihindari, sementara
Keselamatan dan Kesehatan Kerja produk-tivitas yang optimal merupakan
Keselamatan kerja merupakan kesela- keinginan setiap pengusaha konstruksi,
matan yang bertalian dengan mesin, dengan demikian sasaran keuntungan akan
pesawat, alat kerja, bahan dan proses dapat dicapai. Salah satu kendala dalam
pengolahannya, landasan tempat kerja dan proses kerja adalah penyakit kerja. Penyakit
lingkungannya serta cara-cara melakukan kerja membawa dampak kerugian bagi
pekerjaan. Keselamatan kerja juga dapat perusahaan berupa pengurangan waktu kerja
diartikan sebagai suatu usaha atau kegiatan dan biaya untuk mengatasi penyakit kerja
untuk menciptakan lingkungan kerja yang tersebut. Sehingga bagi pengusaha kon-
aman, serta mencegah semua bentuk struksi, pencegahan jauh lebih meng-
kecelakaan yang mungkin terjadi. untungkan daripada penanggulangannya.
Keselamatan kerja berlaku disegala tempat Dengan melihat pengertian masing-
kerja, baik di darat, di laut, di permukaan masing dari keselamatan kerja dan
air, di dalam air maupun di udara.Tempat- kesehatan kerja, maka keselamatan dan
tempat kerja demikian tersebar pada kesehatan kerja dapat diartikan sebagai
kegiatan ekonomi, pertanian, industri kondisi dan faktor-faktor yang berdampak
pertambangan, perhubungan pekerjaan pada kesehatan karyawan, pekerja kontrak,
umum, jasa dan lain-lain. Salah satu aspek personel kontraktor, tamu dan orang lain di
penting sasaran keselamatan kerja tempat kerja. (Balandatu, 2000)
mengingat resiko bahayanya adalah
penerapan teknologi, terutama teknologi
canggih dan mutakhir. Hal ini akan memacu METODOLOGI PENELITIAN
pekerja untuk meningkatkan motivasi dan
produktivitas dari tenaga kerja. Penelitian ini dilakukan dengan
Lokasi proyek merupakan salah satu mengadakan observasi langsung ke lokasi
lingkungan kerja yang mengandung resiko proyek konstruksi, yaitu proyek pemba-
cukup besar terjadi kecelakaan. Tim ngunan Ruko Orlens Fashion Manado.
manajemen sebagai pihak yang bertanggung Pengambilan data dilakukan dengan proses
jawab selama proses pembangunan harus wawancara pada pihak kontraktor, dan
mendukung dan mengupayakan program- pengisian kuesioner Identifikasi Kecelakaan
program yang dapat menjamin agar dapat Kerja dan Faktor Penyebab Kecelakaan
meminimalisir bahkan menghilangkan Kerja pada Proyek Kontstruksi. Data-data
kecelakaan kerja. Hubungan antara pihak yang diperlukan dalam penelitian ini berupa
yang berkewajiban memperhatikan masalah data tenaga kerja, RAB, network planning,
keselamatan dan kesehatan kerja adalah jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan gambar
kontraktor dengan pekerja. Kewajiban proyek.
kontraktor dan rekan kerjanya adalah Teknik pengumpulan data dalam
mengasuransikan pekerjanya selama masa penelitian ini adalah kuesioner yang berupa
pembangunan berlangsung. Pada rentang sejumlah pernyataan yang harus ditanggapi
waktu pelaksanaan pembangunan, kontrak- oleh pekerja sebagai responden.

285
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

Data yang telah dikumpulkan, diolah untuk pekerja pada kelompok umur 26 – 30
dan dianalisa secara deskriptif dan disajikan tahun adalah sebanyak 4 orang atau 16%,
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan untuk pekerja pada kelompok umur 31 – 35
grafik persentase. tahun adalah sebanyak 6 orang atau 24 %,
untuk pekerja pada kelompok umur 36 – 40
tahun adalah sebanyak 3 orang atau 12%,
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk pekerja pada kelompok umur 41 – 45
tahun adalah sebanyak 3 orang atau 12%, ,
Data yang diperoleh pada penelitian ini untuk pekerja pada kelompok umur 46 – 50
adalah dengan cara survei terhadap tahun adalah sebanyak 2 orang atau 8%, dan
responden yang sesuai dengan data yang di untuk pekerja pada kelompok umur ≥ 51
perlukan. tahun adalah sebanyak 2 orang atau 8%.
Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner yang menjadi 2. Tingkat Pendidikan
instrumen dalam penelitian ini. Kuesioner
dijalankan untuk diisi oleh para tenaga kerja
yang bekerja di proyek. Proyek konstruksi
yang dijadikan objek dalam penelitian ini
adalah proyek pembangunan Ruko Orlens
Fashion Manado. Kuesioner yang terisi
adalah sebanyak 25 eksemplar.
Data yang diperoleh dari kuesioner Sumber: Hasil Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
risiko dari pekerjaan–pekerjaan yang pekerja yang memiliki tingkat pendidikan
dilakukan di ketinggian dan mendapat- SD hanya 1 orang atau 4%, sedangkan
pekerja yang memiliki tingkat pendidikan
kan kriteria dan sub-kriteria terpilih
SMP adalah yang terbanyak yaitu 13 orang
berdasarkan level risk yaitu level yang atau 52%, dan sisanya pekerja yang
memiliki risiko terjadinya kecelakaan. memiliki tingkat pendidikan SMA adalah
sebanyak 11 orang atau 44%.
Data Responden
Pengisian kuesioner yang dilakukan 3. Pengalaman Kerja
oleh 25 responden dengan kategori usia
responden, jabatan/bagian responden pada
proyek yang semntara dikerjakan, lama
pengalaman responden bekerja pada bidang
konstruksi serta latar belakang pendidikan
responden. Adapun data–data 25 responden
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Umur Sumber: Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel di atas ada sebanyak
7 orang atau 28% yang memiliki
pengalaman kerja ≤ 5 tahun, 3 orang atau
12% yang memiliki pengalaman kerja 6 – 10
tahun, 7 orang atau 28% yang memiliki
pengalaman kerja 11 – 15 tahun, 3 orang
atau 12% yang memiliki pengalaman kerja
Sumber: Hasil Penelitian 16 – 20 tahun, 2 orang atau 8% yamng
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa memiliki pengalaman kerja 21 – 25 tahun
pekerja yang berada di kolmpok umur ≤ 20 dan 26 – 30 tahun, sedangkan untuk 31 – 35
tahun adalah sebanyak 2 orang atau 8%, tahun tida ada, dan 1 orang atau 4% untuk
untuk pekerja pada kelompok umur 21 – 25 pangalaman kerja sebanyak ≥ 36 tahun.
tahun adalah sebanyak 3 orang atau 12%,

286
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

4. Status Tenaga Kerja


Risk Rating dan Risk Level dari Kriteria
Utama penyebab kecelakaan Kerja

Sumber : Hasil Penelitian


Berdasarkan tabel di atas sebanyak 1 Sumber: Hasil Penelitian
orang atau 4% adalah mandor, sebanyak 15
orang atau 60% adalah tukang, dan Risk Rating dan Risk Level dari Kriteria
sebanyak 9 orang atau 36% adalah Utama penyebab kecelakaan Kerja
pembantu tukang.

Penentuan Tingkat Risiko


Tingkat risiko pada setiap kriteria
ditentukan dengan rumus:
𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 = 𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐷𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘

Sumber: Hasil Penelitian


Setelah kuesioner diolah, maka didapatkan Sumber: Hasil Penelitian
Risk Rating dan Risk Level dari masing –
masing kriteria dan sub kriteria yang
Perhitungan tabel diatas didapat dari jumlah
ditampilkan dalam tabel–tabel berikut.
nemilih di tiap kolom dibagi dengan total
responden secara keseluruhan selanjutnya
Risk Rating dan Risk Level dari Kriteria
hasil pembagian dikali dengan 100%.
Utama kecelakaan Kerja
Contoh perhitungan pada Tabel Kriteria
Utama Kecelakaan Kerja yang terpilih
sebagai berikut:

Kolom 1 : 13 responden
Sumber: Hasil Penelitian 13
= 𝑥 100% = 52%
25
Risk Rating dan Risk Level dari Sub-Kriteria Kolom 2 : 10 responden
Utama kecelakaan Kerja 10
= 𝑥 100% = 40%
25
Kolom 3 : 0 responden
0
= 𝑥 100% = 0%
25
Kolom 4 : 0 responden
0
= 𝑥 100% = 0%
25

Sumber: Hasil Penelitian


287
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.4, Maret 2013 (282-288) ISSN: 2337-6732

PENUTUP tertinggi adalah tidak memakai APD


dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%.
Kesimpulan 3. Berdasarkan analisa lapangan dan studi
Berdasarkan pengolahan data dan literatur, diperoleh alternatif pengen-
analisa dalam penelitian ini, maka diperoleh dalian risiko yang dapat dilakukan pada
kesimpulan sebagai berikut: risiko terjatuhnya pekerja, pengendalian
1. Dari perkalian frekuensi risiko dan risikonya adalah inspeksi K3 harian
dampak risiko maka diperoleh Kriteria untuk pemakaian APD (Alat Pelindung
kecelakaan kerja tertinggi yaitu terjatuh- Diri) lengkap, memperketat pengawasan
nya pekerja dengan Risk Level L (Low) manajemen terhadap pekerja yang tidak
sebesar 52 % dan sub kriteria kecelakaa memakai alat pelindung diri, menyedia-
kerja tertinggi yaitu pekerja terjatuh dari kan dan melengkapi rambu–rambu
tangga dengan Risk Level L (Low) keselamatan di proyek konstruksi jika
sebesar 52%. tidak ada atau tidak lengkap.
2. Dari perkalian frekuensi risiko dan Saran
dampak risiko juga diperoleh kriteria Pihak perusahaan/Kontraktor sudah
faktor penyebab kecelakaan kerja seharusnya menerapkan manajemen risiko
tertinggi adalah faktor manusia dengan K3 (Kesehatan dan keselamatan kerja)
Risk Level L (Low) sebesar 56% dan dengan sebaik–baiknya untuk mengurangi
subkriteria faktor penyebab kecelakaan kecelakaan kerja yang terjadi di proyek.

DAFTAR PUSTAKA

Balandatu, Kini, 2000. “Identifikasi Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi dan Analisis Biaya
Kecelakaan Kerja Proyek Konstruksi di Sulut”, Skripsi, Fakultas Teknik Unsrat,
Manado.
Darmawi, Hermawan, 2010. Manajemen Risiko, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Husen, Abrar, 2011. Manajemen Proyek, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Pramana, Tony, 2011. Manajemen Risiko Bisnis, Penerbit Sinar Ilmu, Jakarta.

288

Anda mungkin juga menyukai