Anda di halaman 1dari 29

BAB V

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

V.1. Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang Bermasalah


Berdasarkan penentuan prioritas masalah menggunakan metode Hanlon
kuantitatif, didapatkan masalah prioritas pertama yaitu penemuan TB semua kasus.
Berdasarkan kesepakatan dengan kepala puskesmas Salaman 1, masalah yang
akan dibahas adalah prioritas nomor satu yaitu penemuan TB semua kasus di
Puskesmas Salaman 1 memiliki pencapaian 31,29% dibawah target yang
ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu sebesar 50% seperti pada
Tabel 5.1 kurangnya pencapaian tersebut merupakan suatu masalah yang harus
dicari penyebabnya dan upaya penyelesaiannya.

Tabel 23 Hasil kegiatan P2M TB Paru di Puskesmas Salaman 1 Periode


Januari - Oktober 2019
Sasaran Hasil Cakupan Capaian
Indikator Target
1 tahun Kegiatan (%) (%)
1 Penemuan terduga 70% 488 147 36,18 51,69
penderita TB
2 Penemuan TB semua
50% 138 18 15,65 31,29
Kasus
3 CNR 45% 39,5 18 54,68 121,50

4 SR 85% 1 1 100 117,65

5 Persentase pasien TB 100% 18 18 100 100


yang mengetahui
status HIV
6 Pelayanan kesehatan 100% 147 147 100 100
orang dengan terduga
TB

Berdasarkan perhitungan yang kami lakukan dalam menyusun SPM


Puskesmas Salaman I, pencapaian penemuan TB semua kasus pada bulan Januari

73
sampai dengan Oktober 2019 adalah 31,29%. Pencapaian tersebut dibawah target
yang ditetapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yaitu sebesar 50%.
Berdasarkan data tersebut, maka kami memutuskan membahas permasalahan
penemuan TB semua kasus. Selanjutnya akan di analisis untuk menentukan
kemungkinan penyebab masalah dengan metode pendekatan sistem (input, proses,
lingkungan dan output).

V.2. Definisi Operasional


Penemuan TB semua kasus adalah penemuan pasien TB paru dan TB ekstra
paru melalui serangkaian kegiatan mulai dari penjaringan terhadap terduga pasien TB,
pemeriksaan fisik dan laboratoris untuk menentukan diagnosis, menentukan klasifikasi
penyakit serta tipe pasien TB sehingga dapat dilakukan pengobatan agar sembuh
sehingga tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain. Semua kasus TB adalah
pasien yang terdiagnosis TB baik secara bakteriologis maupun klinis, yang termasuk
didalamnya adalah pasien TB paru BTA positif, TB paru biakan M.TB positif, Tb paru
TCM M.TB positif , pasien ekstra paru baik yang terkonfirmasi bakteriologis maupun
klinis, TB anak baik yang terkonfirmasi bakteriologis maupun klinis, pasien TB paru
BTA negative dengan hasil foto thorax mendukung TB, pasien TB paru hasil BTA
negative yang tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotik.
Rumus:

Perkiraan kasus TB = 303 X Jumlah Penduduk


100.000

V.3. Analisis Penyebab Masalah


Terdapat beberapa faktor yang mendasari timbulnya kesenjangan antara
target yang ditetapkan dengan hasil kegiatan yang dicapai. Salah satu metode yang
digunakan untuk menentukan penyebab masalah adalah mengunakan diagram fish
bone memakai data yang telah diolah dalam sepuluh bulan terakhir yaitu Januari
sampai dengan bulan Oktober 2019. Cara menganalisis penyebab masalah adalah
74
dengan menggunakan pendekatan sistem yang meliputi: input, proses, output,
outcome, serta faktor lingkungan, sehingga dapat disimpulkan hal-hal yang
menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut.

75
Tabel Analisa Kemungkinan Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem

Tabel 24 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Penemuan TB


Semua Kasus Ditinjau dari Faktor Input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN  Dokter yang berjumlah  Kurang optimalnya pemberdayaan
(Tenaga Kerja) cukup dan bekompeten beberapa kader kesehatan desa yang
untuk menemukan TB terlatih dalam memotivasi orang
semua kasus dengan gejala TB paru dan ekstra
 Perawat yang paru untuk memeriksakan diri
berjumlah cukup dan  Kurangnya peran bidan desa dalam
berkompeten memotivasi penderita dengan
menemukan TB semua gejala TB paru dan ekstra paru
kasus untuk memeriksakan diri ke
 Bidan desa yang puskesmas
mendapat sosialiasi  Kurangnya pengetahuan kader dan
untuk menskrining bidan desa terhadap gejala dan tanda
gejala TB paru dan TB paru dan ekstra paru
esktra paru
 Koordinator program TB,
yang melaksanakan
program terkait TB

MONEY  Tersedianya dana  Tidak ada masalah


(Pembiayaan) operasional dari Bantuan
Operasional Kesehatan
(BOK)

 Pencatatan TB paru dan


METHOD (Metode)  Tidak ada laporan balik dari rumah
esktra paru sakit ke puskesmas terkait pasien TB
 Screening pada pasien paru dan ekstra paru yang berobat ke
rumah sakit
dengan gejala dan tanda
TB paru dan ekstra paru

76
 Pemeriksaan Pasien di
Poli Umum
 SOP Pemeriksaan TB
termasuk sputum BTA
 Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan
Keluarga untuk
menskrining penderita
dengan gejala dan tanda
TB paru dan ekstra paru
 Program TOSS TB
MATERIAL  Balai desa sebagai sarana  Tidak ada masalah
(Perlengkapan) penyuluhan mengenai TB
 Tersedianya poli di
puskesmas

MACHINE  Tersedianya alat untuk  Kurangnya penyuluhan TB paru dan


(Peralatan) melakukan ekstra paru
pemeriksaan fisik dan
laboratorium  Kurangnya media informasi seperti
 Tersedianya blanko poster atau leaflet mengenai TB paru
pengisian pelaporan TB dan ekstra paru
sesuai program
penanggulangan TB
nasional
 Tersedianya blanko
Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan
Keluarga (PIS PK)

Tabel 25 Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Penemuan TB


Semua Kasus Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

P1  Terdapat target penjaringan  Belum terdapat jadwal tetap


pasien TB dan penyuluhan penyuluhan TB paru dan
mengenai TB di puskesmas ekstra paru kepada
masyarakat

77
P2  Petugas kesehatan (dokter dan  Kurangnya peran beberapa
perawat) di Poli Umum kader dalam memotivasi
melakukan pemeriksaan pasien dengan gejala dan
menyeluruh kepada pasien tanda TB paru maupun
dengan gejala dan tanda TB paru ekstra paru untuk
dan ekstra paru, serta melakukan memeriksakan diri ke
rujukan ke laboratorium untuk puskesmas
melakukan pemeriksaan  Kuantitas dan kualitas
bakteriologis kunjungan rumah pasien
 Petugas kesehatan di pustu dengan gejala tanda TB
(perawat) maupun PKD (bidan paru dan esktra paru
desa) merujuk ke puskesmas belum optimal
untuk diperiksa secara
laboratoris apabila pasien
mengalami keluhan atau
memiliki gejala TB paru dan
ekstra paru
 Adanya kunjungan ke rumah bagi
pasien dengan gejala dan tanda
TB paru maupun esktra paru serta
konseling mengenai penyakit dan
pengobatan
 Melakukan koordinasi dengan unit
pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta dalam
pendataan pasien TB semua kasus
yang memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan swasta
(bidan, dokter praktek swasta,
BKPM)
 Melakukan penanggulangan TB
sesuai SOP

78
P3  Laporan mengenai jumlah pasien  Tidak ada masalah
TB semua kasus di puskesmas
 Adanya laporan bulanan dan
tahunan P2M TB
 Laporan program P2M TB paru
dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten tiap 3 bulan sekali,
disertai dengan data pencapaian
program
 Evaluasi program 3 bulan – 1
tahun sekali

 Terjangkaunya sarana pelayanan  Kurangnya pengetahuan


LINGKUNGAN
kesehatan dari wilayah tempat tinggal pasien, keluarga pasien dan
masyarakat masyarakat terkait gejala
tanda TB paru dan terutama
TB ekstra paru
 Kurangnya kesadaran pasien
dengan gejala tanda TB paru
dan esktra paru untuk
memeriksakan dirinya ke
Puskesmas
 Kecenderungan masyarakat
untuk berobat ke rumah sakit,
dokter praktek swasta
maupun dokter spesialis
diluar puskesmas

79
V.4. Konfirmasi Penyebab Masalah
Setelah dilakukan analisa kemungkinan penyebab masalah kemudian
dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas yang terdiri dari kepala puskesmas,
koordinator program, dokter, perawat, bidan desa mengenai penemuan TB semua
kasus, maka dari kemungkinan penyebab masalah diatas didapatkan penyebab
masalah yang akan kita tuangkan ke dalam table analisa sistem penyebab masalah
yang sudah terkonfirmasi.

80
Tabel Analisa Penyebab Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem yang Sudah
Terkonfirmasi

Tabel 26 Analisis Penyebab Masalah Cakupan Penemuan TB Semua Kasus


Ditinjau dari Faktor Input
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
MAN  Dokter yang berjumlah  Tidak ada masalah
cukup dan bekompeten
(Tenaga Kerja)
untuk menemukan TB
semua kasus

 Perawat yang
 Tidak ada masalah
berjumlah cukup dan
berkompeten
menemukan TB semua
kasus

 Koordinator program TB,  Tidak ada masalah


yang melaksanakan program
terkait TB

 Bidan desa dan kader  Kurangnya peran beberapa bidan


yang mendapat desa dalam memotivasi penderita
sosialiasi untuk suspek TB untuk memeriksakan
menskrining gejala TB diri ke puskesmas
paru dan esktra paru

 Kader dan bidan desa  Kurang optimalnya pemberdayaan


menjalankan program “ketuk beberapa kader kesehatan desa
pintu” untuk mendapatkan yang terlatih dalam memotivasi
pasien dengan gejala dan penderita suspek TB untuk
tanda TB paru dan ekstra memeriksakan diri
paru

 Refreshing kader 1 tahun  Kurangnya pengetahuan kader dan


sekali bidan desa terhadap gejala dan
tanda TB ekstra paru
 Kurang optimalnya kegiatan program
“ketuk pintu” oleh beberapa kader
dan bidan desa
 Pertemuan lintas  Tidak ada masalah

81
program per 1 bulan
sekali
 Masalah TB ekstra paru belum
 Pertemuan lintas sektor menjadi prioritas pada pertemuan-
per 3 bulan sekali pertemuan sebelumnya

MONEY  Tersedianya dana  Tidak ada masalah


(Pembiayaan) operasional dari Bantuan
Operasional Kesehatan
(BOK)

 Terdapat fee (reward)  Tidak ada masalah


bagi kader yang aktif
melakukan “ketuk
pintu” dan mendapatkan
pasien dengan gejala
tanda TB paru dan
ekstra paru

METHOD (Metode)  Pencatatan TB paru dan  Tidak ada masalah


esktra paru melalui
blanko khusus

 Terdapat program “ketuk


 Tidak ada masalah
pintu” untuk mendapatkan
pasien dengan gejala dan
tanda TB paru dan ekstra
paru

 Screening pada pasien  Tidak ada masalah


suspect TB paru dan
ekstraparu dengan
pemeriksaan dahak
(bakteriologis)

82
 Pemeriksaan dan  Tidak ada masalah
penjaringan pasien TB
paru dan ekstra paru di
Poli Umum

 Terdapat rujukan ke  Tidak ada masalah


layanan kesehatan yang
lebih tinggi bagi pasien
yang memiliki gejala dan
tanda TB ekstra paru

 Program Indonesia Sehat  Tidak ada masalah


dengan Pendekatan
Keluarga untuk
menskrining orang
dengan gejala TB paru

 Program TOSS TB  Tidak ada masalah

MATERIAL  Aula puskesmas sebagai  Tidak ada masalah


(Perlengkapan) sarana pertemuan kader 1
tahun sekali

 Tersedianya poli di
 Tidak ada masalah
puskesmas

 Tersedianya alat untuk  Tidak ada masalah


MACHINE
melakukan pemeriksaan
(Peralatan)
fisik dan laboratorium
bakteriologis

 Terdapat media  Tidak ada masalah


informasi seperti poster
atau leaflet mengenai TB
paru dan ekstra paru
yang disediakan oleh
dinas kesehatan

 Terdapat penyuluhan  Kurangnya penyuluhan TB paru dan


terhadap lingkungan ekstra paru ke masyarakat luas diluar
pasien BTA positif dari lingkungan pasien dengan BTA
positif
83
 Tersedianya blanko  Tidak ada masalah
pengisian pelaporan
TB sesuai program
penanggulangan TB
nasional

 Tersedianya blanko  Tidak ada masalah


Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan
Keluarga (PIS PK)

Tabel 27 Analisis Penyebab Masalah Penemuan TB Semua Kasus


Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

P1  Terdapat target penjaringan  Tidak ada masalah


pasien dengan gejala tanda TB
paru dan ekstra paru

 Target penjaringan di Poli: 1


gejala tanda TB paru dan ekstra  Tidak ada masalah
paru/hari

 Target penjaringan di Pustu: 3-4


gejala tanda TB paru dan ekstra  Tidak ada masalah
paru/bulan

 Target penjaringan di instalasi


 Tidak ada masalah
rawat inap: 10 gejala tanda TB
paru dan ekstra paru/bulan

 Penyuluhan “door to door”  Belum terdapat jadwal tetap


ditargetkan kepada kader dan penyuluhan mengenai TB paru
bidan desa pada pasien dengan dan ekstra paru kepada
BTA positif terhadap keluarga masyarakat luas
dan lingkungannya

84
P2  Petugas kesehatan (dokter dan  Tidak ada masalah
perawat) di Poli Umum
melakukan pemeriksaan
menyeluruh kepada pasien suspek
TB paru dan ekstra paru, serta
melakukan rujukan ke
laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan bakteriologis dahak

 Petugas kesehatan di pustu  Kurangnya peran beberapa


(perawat), PKD (bidan desa), bidan desa dan kader
maupun kader merujuk ke dalam memotivasi pasien
puskesmas untuk diperiksa suspek TB paru dan TB
secara laboratoris apabila ekstra paru untuk
pasien mengalami gejala tanda memeriksakan diri ke
TB paru dan ekstra paru puskesmas

 Adanya kunjungan ke rumah bagi  Kuantitas dan kualitas


pasien suspek TB serta konseling kunjungan rumah pasien
mengenai penyakit dan dengan suspek TB paru dan
pengobatan esktra paru belum optimal

 Melakukan koordinasi dengan unit  Tidak ada masalah


pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta dalam
pendataan pasien TB semua kasus
yang memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan swasta
(bidan, dokter praktek swasta)

 Melakukan penanggulangan TB
sesuai SOP  Tidak ada masalah

85
P3  Laporan mengenai jumlah pasien  Tidak ada masalah
TB semua kasus di puskesmas
setiap bulan sekali

 Evaluasi program melalui lintas


 Tidak ada masalah
program setiap bulan

 Laporan mengenai jumlah pasien


 Tidak ada masalah
TB semua kasus ke Dinas
Kesehatan secara online setiap 1
bulan sekali

 Laporan program P2M TB paru  Tidak ada masalah


dilaporkan ke dinas kesehatan
kabupaten tiap 3 bulan sekali,
disertai dengan data pencapaian
program serta evaluasi
 Tidak adanya pelaporan /
 Melakukan koordinasi dengan unit feedback dari beberapa
pelayanan kesehatan baik yankes baik pemerintah
pemerintah maupun swasta dalam maupun swasta dalam
pendataan pasien TB semua kasus pendataan pasien TB semua
yang memeriksakan diri ke kasus yang memeriksakan
pelayanan kesehatan tersebut (RS, diri ke pelayanan kesehatan
bidan, dokter praktek swasta) tersebut (RS, bidan, dokter
praktek swasta)

 Terdapat pelaporan / feedback dari


Balkesmas ke Puskesmas setiap  Tidak ada masalah
bulan mengenai TB semua kasus
yang ditemukan oleh Balkesmas

86
LINGKUNGAN  Terjangkaunya sarana pelayanan  Kurangnya kesadaran pasien
kesehatan dari wilayah tempat suspek TB paru dan esktra paru
tinggal masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke
Puskesmas

 Kurangnya pengetahuan pasien,


keluarga pasien dan masyarakat
terkait gejala dan tanda TB paru
dan terutama gejala tanda TB
ekstra paru

87
V.5. Rekapitulasi Penyebab Masalah dari Tabel Analisa Sistem yang Sudah
Terkonfirmasi

1. Kurangnya peran beberapa bidan desa dalam memotivasi penderita


dengan gejala tanda TB untuk memeriksakan diri ke puskesmas

2. Kurang optimalnya pemberdayaan beberapa kader kesehatan desa


yang terlatih dalam memotivasi penderita dengan gejala tanda TB
untuk memeriksakan diri

3. Kurangnya pengetahuan kader dan bidan desa terhadap gejala dan


tanda TB ekstra paru

4. Kurang optimalnya kegiatan program “ketuk pintu” oleh beberapa


kader dan bidan desa

5. Masalah TB ekstra paru belum menjadi prioritas pada pertemuan-


pertemuan sebelumnya

6. Kurangnya penyuluhan TB paru dan ekstra paru ke masyarakat


luas diluar dari lingkungan pasien dengan BTA positif

7. Belum terdapat jadwal tetap penyuluhan mengenai TB paru dan


ekstra paru kepada masyarakat luas

8. Kuantitas dan kualitas kunjungan rumah pasien dengan suspek TB


paru dan esktra paru belum optimal

9. Tidak adanya pelaporan / feedback dari beberapa yankes baik


pemerintah maupun swasta dalam pendataan pasien TB semua
kasus yang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan tersebut
(RS, bidan, dokter praktek swasta)

10. Kurangnya kesadaran pasien suspek TB paru dan esktra paru untuk
memeriksakan dirinya ke Puskesmas

11. Kurangnya pengetahuan pasien, keluarga pasien dan masyarakat


terkait TB paru dan terutama gejala tanda TB ekstra paru

88
INPUT
1. Kurangnya peran beberapa bidan desa dalam
memotivasi penderita dengan gejala tanda TB untuk
memeriksakan diri ke puskesmas METHODS Tidak ada masalah
2. Kurang optimalnya pemberdayaan beberapa kader MAN
kesehatan desa yang terlatih dalam memotivasi
penderita dengan gejala tanda TB untuk Tidak ada masalah
MATERIAL
memeriksakan diri
3. Kurangnya pengetahuan kader dan bidan desa
terhadap gejala dan tanda TB ekstra paru Kurangnya penyuluhan TB paru dan ekstra
4. Kurang optimalnya kegiatan program “ketuk pintu” MACHINE paru ke masyarakat luas diluar dari lingkungan
oleh beberapa kader dan bidan desa pasien dengan BTA positif
5. Masalah TB ekstra paru belum menjadi prioritas pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya Tidak ada masalah MONEY

Kurangnya Penemuan TB Semua


Kasus (31,29%) di Puskesmas
Salaman I Periode Januari-
Oktober 2019 dari target
Belum terdapat jadwal tetap penyuluhan mengenai TB P1
PROSES
paru dan ekstra paru kepada masyarakat luas
1. Kurangnya peran beberapa bidan desa dan kader dalam
memotivasi pasien suspek TB paru dan TB ekstra paru
Tidak adanya pelaporan / feedback dari beberapa yankes baik pemerintah P2 untuk memeriksakan diri ke puskesmas
maupun swasta dalam pendataan pasien TB semua kasus yang P3 2. Kuantitas dan kualitas kunjungan rumah pasien dengan
memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan tersebut (RS, bidan, dokter suspek TB paru dan esktra paru belum optimal
praktek swasta)

1. Kurangnya kesadaran pasien suspek TB paru dan esktra


paru untuk memeriksakan dirinya ke Puskesmas
2. Kurangnya pengetahuan pasien, keluarga pasien dan
LINGKUNGAN 89
masyarakat terkait TB paru dan terutama gejala tanda
TB ekstra paru

Gambar 6 Diagram Fish Bone Berdasarkan Pendekatan Sistem yang Sudah Terkonfirmasi
V.6. Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah
selanjutnya, yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah.
Berikut ini adalah alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada,
yaitu:

Tabel 28. Alternatif Pemecahan Masalah


No. Penyebab Masalah No. Alternatif Pemecahan Masalah

1 Kurang optimalnya 1 Meningkatkan jumlah pertemuan antara


pemberdayaan beberapa kader kesehatan desa dan petugas kesehatan
kader kesehatan desa yang untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
terlatih dalam memotivasi gejala dan tanda dari TB paru dan TB ekstra
orang dengan gejala TB paru
paru dan TB ekstra paru
untuk memeriksakan diri
ke puskesmas

2 Kurangnya peran bidan desa 2 Pemberian reward kepada bidan desa yang aktif
dalam memotivasi orang
dengan gejala TB paru dan
TB ekstra paru untuk
memeriksakan diri ke
Puskesmas

3 Kurangnya pengetahuan 3 Mengadakan pertemuan antara kader, bidan


kader dan bidan desa desa dengan petugas kesehatan untuk
terhadap gejala dan tanda memberikan pengetahuan mengenai gejala
TB ekstra paru dan tanda klinis dari TB ekstra paru

4. Kurang optimalnya 4 Memberikan reward kepada kader yang aktif


kegiatan program “ketuk melakukan kegiatan “ketuk pintu”
pintu” oleh beberapa kader
dan bidan desa

5 Masalah TB ekstra paru 5 Menjadikan TB ekstra paru sebagai topik utama


belum menjadi prioritas yang dibahas dalam refreshing antara kader dan
89
pada pertemuan-pertemuan bidan desa dengan petugas kesehatan
sebelumnya

6 Kurangnya penyuluhan TB 6 Mengadakan penyuluhan secara rutin kepada


paru dan ekstra paru ke masyarakat luas untuk memberikan pengetahuan
masyarakat luas diluar dari tentang gejala dan tanda klinis dari TB paru dan
lingkungan pasien dengan TB ekstra paru
BTA positif

7 Belum terdapat jadwal 7 Membuat jadwal tetap untuk dilakukan


tetap penyuluhan mengenai penyuluhan kepada masyarakat luas mengenai
TB paru dan TB ekstra TB paru dan TB ekstra paru
paru kepada masyarakat
luas

8 Kuantitas dan kualitas 8 Memotivasi kader untuk meningkatkan frekuensi


kunjungan rumah pasien kunjungan ke rumah orang dengan gejala TB
dengan suspek TB paru paru dan TB ekstra paru
dan esktra paru belum
optimal

9 Tidak adanya pelaporan / 9 Meningkatkan koordinasi dalam pencatatan


feedback dari beberapa pasien TB yang berobat di layanan kesehatan
yankes baik pemerintah baik pemerintah maupun swasta
maupun swasta dalam
pendataan pasien TB
semua kasus yang
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
tersebut (RS, bidan, dokter
praktek swasta)

10 Kurangnya kesadaran 10 Memberikan pengetahuan kepada orang dengan


orang dengan gejala TB gejala TB paru dan TB ekstra paru mengenai
paru dan esktra paru untuk komplikasi dan bahaya yang dapat ditimbulkan
memeriksakan dirinya ke dari TB paru dan TB ekstra paru
Puskesmas

90
11 Kurangnya pengetahuan 11 Memberikan informasi kepada pasien dan
pasien, keluarga pasien dan keluarga pasien mengenai gejala TB paru dan
masyarakat terkait TB paru TB ekstra paru, dan mengedukasi mereka untuk
dan terutama gejala tanda datang ke layanan kesehatan bila mengalami
gejala tersebut.
TB ekstra paru

V.7. Penentuan Pemecahan Masalah


Dari hasil analisis pemecahan masalah, didapatkan alternatif pemecahan masalah
sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah pertemuan antara kader kesehatan desa dan petugas


kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai gejala dan tanda dari TB
paru dan TB ekstra paru
2. Pemberian reward kepada bidan desa yang aktif
3. Mengadakan pertemuan antara kader, bidan desa dengan petugas kesehatan
untuk memberikan pengetahuan mengenai gejala dan tanda klinis dari TB ekstra
paru
4. Memberikan reward kepada kader yang aktif melakukan kegiatan “ketuk pintu”
5. Menjadikan TB ekstra paru sebagai topik utama yang dibahas dalam refreshing
antara kader dan bidan desa dengan petugas kesehatan
6. Mengadakan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat luas untuk
memberikan pengetahuan tentang gejala dan tanda klinis dari TB paru dan TB
ekstra paru
7. Membuat jadwal tetap untuk dilakukan penyuluhan kepada masyarakat luas
mengenai TB paru dan TB ekstra paru
8. Memotivasi kader untuk meningkatkan frekuensi kunjungan ke rumah orang
dengan gejala TB paru dan TB ekstra paru
9. Meningkatkan koordinasi dalam pencatatan pasien TB yang berobat di layanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta
10. Memberikan pengetahuan kepada orang dengan gejala TB paru dan TB ekstra
paru mengenai komplikasi dan bahaya yang dapat ditimbulkan dari TB paru dan
TB ekstra paru
11. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai gejala TB
paru dan TB ekstra paru, dan mengedukasi mereka untuk datang ke layanan
kesehatan bila mengalami gejala tersebut

91
PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF
1. Kurang optimalnya pemberdayaan
beberapa kader kesehatan desa yang
1. Meningkatkan jumlah pertemuan antara
kader kesehatan desa dan petugas kesehatan
terlatih dalam memotivasi orang dengan
untuk meningkatkan pengetahuan mengenai
gejala TB paru dan TB ekstra paru untuk
gejala dan tanda dari TB paru dan TB ekstra
memeriksakan diri ke puskesmas
paru
2. Kurangnya peran bidan desa dalam
memotivasi orang dengan gejala TB paru 2. Pemberian reward kepada bidan desa yang
dan TB ekstra paru untuk memeriksakan diri aktif
ke Puskesmas 3. Mengadakan pertemuan antara kader, bidan
3. Kurangnya pengetahuan kader dan bidan
desa dengan petugas kesehatan untuk
desa terhadap gejala dan tanda TB ekstra
paru memberikan pengetahuan mengenai gejala
dan tanda klinis dari TB ekstra paru
4. Kurang optimalnya kegiatan program
“ketuk pintu” oleh beberapa kader dan 4. Memberikan reward kepada kader yang aktif
bidan desa melakukan kegiatan “ketuk pintu”

5. Masalah TB ekstra paru belum menjadi


prioritas pada pertemuan-pertemuan
6. Menjadikan TB ekstra paru sebagai topik
sebelumnya utama yang dibahas dalam refreshing antara
kader dan bidan desa dengan petugas
6. Kurangnya penyuluhan TB paru dan ekstra kesehatan
paru ke masyarakat luas diluar dari
lingkungan pasien dengan BTA positif 7. Mengadakan penyuluhan secara rutin kepada
7. Belum terdapat jadwal tetap penyuluhan masyarakat luas untuk memberikan
mengenai TB paru dan TB ekstra paru pengetahuan tentang gejala dan tanda klinis
kepada masyarakat luas dari TB paru dan TB ekstra paru

8. Kuantitas dan kualitas kunjungan rumah 8. Membuat jadwal tetap untuk dilakukan
pasien dengan suspek TB paru dan esktra penyuluhan kepada masyarakat luas
paru belum optimal mengenai TB paru dan TB ekstra paru

9. Tidak adanya pelaporan / feedback dari


9. Memotivasi kader untuk meningkatkan
frekuensi kunjungan ke rumah orang dengan
beberapa yankes baik pemerintah maupun
gejala TB paru dan TB ekstra paru
swasta dalam pendataan pasien TB semua
kasus yang memeriksakan diri ke 10. Meningkatkan koordinasi dalam pencatatan
pelayanan kesehatan tersebut (RS, bidan, pasien TB yang berobat di layanan kesehatan
dokter praktek swasta) baik pemerintah maupun swasta
10. Kurangnya kesadaran orang dengan
gejala TB paru dan esktra paru untuk
11. Memberikan pengetahuan kepada orang
dengan gejala TB paru dan TB ekstra paru
memeriksakan dirinya ke Puskesmas mengenai komplikasi dan bahaya yang dapat
ditimbulkan dari TB paru dan TB ekstra paru
11. Kurangnya pengetahuan pasien, keluarga
pasien dan masyarakat terkait TB paru dan 12. Memberikan informasi kepada pasien dan
terutama gejala tanda TB ekstra paru keluarga pasien mengenai gejala TB paru dan
TB ekstra paru, dan mengedukasi mereka
untuk datang ke layanan kesehatan bila
mengalami gejala tersebut.

Gambar 7. Diagram Alternatif Pemecahan Masalah

92
V.8. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks
Menggunakan Rumus
MxIxV/C
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya
dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan
prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan
menggunakan kriteria matriks menggunakan rumus M x I x V / C.
Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut :
1. Efektivitas program
Pedoman untuk mengukur efektivitas program:
 Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.
 Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah
 Vulnerability ( v ) Sensitivitas cara
penyelesaian masalah Kriteria m, I, dan v kita
beri nilai 1-5
Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Begitu juga
dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v.
2. Efisiensi pogram
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost)
Kriteria cost (c) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya
mendekati
1. Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan
menggunakan kriteria matriks.

Tabel 29. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah

Alternative Pemecahan Nilai


Hasil akhir Urutan
Masalah Kriteria

(M x I x V) /
M I V C
C
1. Meningkatkan jumlah pertemuan 3 2 1 2 3 VIII
antara kader kesehatan desa dan
petugas kesehatan untuk meningkatkan

93
pengetahuan mengenai gejala dan
tanda dari TB paru dan TB ekstra paru

2. Pemberian reward kepada bidan desa 2 2 1 1 2 2 X


yang aktif

3. Mengadakan pertemuan antara kader,


bidan desa dengan petugas kesehatan 4 2 2 2 8 VI
untuk memberikan pengetahuan
mengenai gejala dan tanda klinis dari
TB ekstra paru

4. Memberikan reward kepada kader yang


2 2 1 3 1.33 XI
aktif melakukan kegiatan “ketuk pintu”

5. Menjadikan TB ekstra paru sebagai


topik utama yang dibahas dalam 2 2 2 3 2.67 IX
refreshing antara kader dan bidan desa
dengan petugas kesehatan
6. Mengadakan penyuluhan secara rutin
kepada masyarakat luas untuk
memberikan pengetahuan tentang gejala 3 4 4 3 16 II
dan tanda klinis dari TB paru dan TB
ekstra paru

7. Membuat jadwal tetap untuk dilakukan


penyuluhan kepada masyarakat luas
3 2 2 1 12 III
mengenai TB paru dan TB ekstra paru

8. Memotivasi kader untuk


meningkatkan frekuensi kunjungan ke
3 2 2 2 6 VII
rumah orang dengan gejala TB paru
dan TB ekstra paru
9. Meningkatkan koordinasi dalam 3 3 3 3 9 V
pencatatan pasien TB yang berobat di
layanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta
10. Memberikan pengetahuan kepada 3 3 2 1 18 I
orang dengan gejala TB paru dan TB
ekstra paru mengenai komplikasi dan
bahaya yang dapat ditimbulkan dari
TB paru dan TB ekstra paru

94
11. Memberikan informasi kepada pasien 2 4 4 3 10.7 IV
dan keluarga pasien mengenai gejala
TB paru dan TB ekstra paru, dan
mengedukasi mereka untuk datang ke
layanan kesehatan bila mengalami
gejala tersebut.

Setelah penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan


menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif
pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan Penderita TB s e m u a k a s u s
wilayah kerja Puskesmas Salaman I, adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengetahuan kepada orang dengan gejala TB paru dan TB ekstra


paru mengenai komplikasi dan bahaya yang dapat ditimbulkan dari TB paru dan
TB ekstra paru
2. Mengadakan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat luas untuk memberikan
pengetahuan tentang gejala dan tanda klinis dari TB paru dan TB ekstra paru
3. Membuat jadwal tetap untuk dilakukan penyuluhan kepada masyarakat luas
mengenai TB paru dan TB ekstra paru
4. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga pasien mengenai gejala TB
paru dan TB ekstra paru, dan mengedukasi mereka untuk datang ke layanan
kesehatan bila mengalami gejala tersebut
5. Meningkatkan koordinasi dalam pencatatan pasien TB yang berobat di layanan
kesehatan baik pemerintah maupun swasta
6. Mengadakan pertemuan antara kader, bidan desa dengan petugas kesehatan untuk
memberikan pengetahuan mengenai gejala dan tanda klinis dari TB ekstra paru
7. Memotivasi kader untuk meningkatkan frekuensi kunjungan ke rumah orang
dengan gejala TB paru dan TB ekstra paru
8. Meningkatkan jumlah pertemuan antara kader kesehatan desa dan petugas
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai gejala dan tanda dari TB
paru dan TB ekstra paru
9. Menjadikan TB ekstra paru sebagai topik utama yang dibahas dalam refreshing
antara kader dan bidan desa dengan petugas kesehatan
10. Pemberian reward kepada bidan desa yang aktif
11. Memberikan reward kepada kader yang aktif melakukan kegiatan “ketuk pintu”

95
V.9. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

Tabel 30. Plan of Action Peningkatan Cakupan TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I

No Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria keberhasilan

1 Penyuluhan Meningkatkan Kader dan Aula Dokter Umum 2 kali dalam BOK  Pemberian Proses :
tentang TB pengetahuan bidan desa puskesmas dan 1 tahun materi dan Terlaksananya penyuluhan
paru dan kader dan bidan Salaman I Koordinator (bulan tatap muka mengenai TB paru dan TB
terutama desa tentang TB Juni&Des  Diskusi dan ektra paru, pembekalan
TB ekstra bahaya TB paru ember) tanya jawab kemampuan untuk merubah
paru maupun TB ekstra  Pretest dan stigma masyarakat
paru, membekali posttest mengenai penyakit TB dan
kemampuan untuk  Pemberian memotivasi orang dengan
merubah stigma reward gejala TB untuk
masyarakat memeriksakan diri ke
mengenai penyakit puskesmas
TB dan memotivasi
orang dengan Hasil :
gejala TB untuk  Meningkatnya
memeriksakan diri pengetahuan kader dan
ke puskesmas bidan desa tentang bahaya
TB paru maupun TB ekstra
paru
 Meningkatnya kemampuan
untuk merubah stigma
masyarakat mengenai
penyakit TB
96
 Meningkatnya kemampuan
untuk memotivasi orang
dengan gejala TB untuk
memeriksakan diri ke
puskesmas

97
Tabel 31. Plan of Action Peningkatan Cakupan Penderita TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Metode Kriteria keberhasilan

2 Penyuluhan - Meningkatkan Masyar Balai Desa Dokter 3  Pemberian Proses :


tentang TB paru pengetahuan akat Perawat bulan materi dan Terlaksananya penyuluhan
tatap muka mengenai gejala dan tanda ,
dan terutama TB masyarakat tentang Koordinator sekali
 Diskusi dan bahaya dan komplikasi TB
ekstra paru gejala dan tanda TB program TB tanya jawab paru dan TB ektra paru serta
paru maupun TB Bidan memotivasi orang dengan
ekstra paru Kader gejala TB untuk
memeriksakan diri ke
- Memberikan
puskesmas
informasi tentang
bahaya dan Hasil :
komplikasi dari TB  Meningkatnya
pengetahuan masyarakat
paru dan ekstra paru
tentang gejala dan tanda ,
- Memotivasi orang bahaya dan komplikasi TB
dengan gejala TB TB paru maupun TB
untuk memeriksakan ekstra paru
 Meningkatnya kesadaran
diri ke puskesmas
dan motivasi orang dengan
gejala TB untuk
memeriksakan diri ke
puskesmas

98
Tabel 32. Plan of Action Peningkatan Cakupan Penderita TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas Salaman I

No. Kegiatan Tujuan Sasaran Tempat Pelaksana Waktu Biaya Metode Kriteria keberhasilan

3 Rapat  Meningkatkan  Tenaga Aula Kepala 3 bulan BOK Pertemuan Proses :


lintas peran lintas kesehatan puskesmas Puskesmas sekali  Terlaksananya rapat
sektor sektor dalam (pemegang Salaman I Salaman I lintas sektor
penemuan dan program,

. pendataan TB UKM) Hasil :


semua kasus  Rumah  Meningkatknya
di setiap sakit, poli peran lintas sektor
sektor mandiri dalam penemuan
 Terciptanya sekitar dan pendataan TB
koordinasi puskesmas semua kasus di
yang baik  Bidan desa wilayah kerja
antar lintas  Tokoh Puskesmas Salaman
sektor masyarakat I
terutama  Kader
tentang Kesehatan
pendataan
pasien TB
semua kasus

99
Tabel 33 Gantt Chart , Plan of Action Peningkatan Cakupan Penderita TB Semua Kasus Yang Ditemukan di Puskesmas
Salaman I

Bulan Jun Jul Ags Sept Okt Nov Des

Minggu I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

Kegiatan

Penyuluhan
tentang TB
paru dan TB
ekstra paru
kepada
kader dan
bidan desa

Penyuluhan
tentang TB
paru dan TB
ekstra paru
kepada
masyarakat
Rapat lintas
Sektor

100

Anda mungkin juga menyukai