oleh:
Natasya Saraswati
1820221102
Pembimbing:
dr. Pulung Maringan Silalahi, Sp. A
* Nama : An. D
* Umur : 17 Tahun 6 Bulan
* Tanggal Lahir : 27 Januari 2003
* Tempat lahir : Jakarta
* Jenis kelamin : Perempuan
* Alamat : Kp.Pisangan Rt 008/011 Cakung
* Agama : Islam
* Pendidikan : SMA
* Tanggal masuk RS: 04 Juli 2020
*IDENTITAS PASIEN
* Keluhan Utama
Nyeri Pada Pinggang kanan
* Keluhan Tambahan
Mual muntah , bak anyang-anyangan
* Anamnesis
* 2 minggu SMRS pasien mengeluhkan demam dan
nyeri pada saat menelan, lalu pasien dibawa
oleh ibunya ke puskesmas untuk berobat dan
pasien mendapatkan obat, pasien mengatakan
bahwa demamnya turun dan nyeri masih terasa
* 1 minggu setelahnya pasien merasakany nyeri
hebat pada pinggang nya, awalnnya nyeri
tersebut dirasakan hilang timbul, namun lama
kelamaan nyeri menetap dan bertambah hebat
Bulan Tahun
0 1 2 3 4 6 9 15 18 5 6 12
BCG I
DPT I II III
*Riwayat Imunisasi
Polio (OPV) I II II IV
Hepatitis B I II III
Campak I
*Pertumbuhan Gigi I : Umur 6 bulan ( normal :5 – 9 bulan)
*Gangguan perkembangan mental : tidak ada
*Psikomotor
8 Terngkurap : Umur 3 bulan ( normal : 3 – 4 bulan )
Duduk : Umur 6 bulan ( normal : 6 – 9 bulan )
Berdiri : Umur 9 bulan ( normal : 9 – 12 bulan )
Berjalan : Umur 12 bulan ( normal : 13 bulan )
Berbicara : Umur 10 bulan ( normal : 9 – 13 bulan )
TD : 100/70 mmHg
FN : 86x/menit
BB 38 kg TB 150 cm
*Antropometri
Kesan pertumbuhan dan
perkemabangan sesuai usia.
PEMERIKSAAN
FISIK
KEPALA
* WAJAH NORMOCEPHAL
PERKUSI : TIMPANI
GENITAL
PALPATION : NYERI TEKAN TIDAK ADA
S&
Nyeri Ketuk CVA +/+ normal ANAL
* EXTREMITI
ES
Warm, CRT < 2 seconds, normal
skin turgor.
04/07/2020
*Pemeriksaan
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 1 1-3 %
Batang 0 2-6 %
Segmen
Limfosit
Monosit
73
18
6
Laboratorium
50-70
20-40
2-6
%
%
%
Laju Endap Darah - < 15 mm/jam
Eritrosit 4,23 4-5 Juta/ul
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
URINE
URINE LENGKAP
Warna Kuning muda
Kejernihan Keruh
Reaksi/Ph 7.0 5 – 8.5
Berat Jenis 1025 1000-1030
Protein - Negatif
Bilirubun - Negatif
Glukosa - Negatif
Keton +* Negatif
Darah / Hb +* Negatif
Nitrit - Negatif
* 04/07/2020
Urobilinogen 0.1 0.1-1.0 IU
Leukosit - Negatif
Sedimen
Leukosit 1-2 0-5 /LPB
Eritrosit *Penuh 1-3 /LPB
Sel Epitel +*
Silinder - /LPK
Kristal -
Lain-Lain Bakteri*
Tes Kehamilan Negatif
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
SGPT 10,5 10-50 mg/dl
SGOT 0.5 0.5-1.5 mg/dl
Ureum 20 10-50 mg/dl
Creatinien 0.6 0.5-1,3 mg/dl
Estimasi GFR 134 >=50 ml/min/1.73 m2
ANALISA GAS DARAH
pH 7.52 7.35-7.45
pCO2 34 35-45 mmHg
pO2 74 85-95 mmHg
O2 Saturasi 96 85-95 %
HCO3 29 21-25 mmol/L
Base excess 4 -2.5 - +2.5 mmol/L
Total CO2 28 21-27 mmol/L
ELEKTROLIT
Natrium 142 135-145 mmol/L
Kalium 3,4 3,5- 5,0 mmol/L
Chlorida 105 98-108
SEROLOGI/ IMMUNOLOGI
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif
ASTO Reaktif Non Reaktif
DiagnosaKerja: Glomerulonefritis akut pasca streptococus
*Diagnosa kerja
* Sarana pemeriksaan USG Abdomen
*prognosis
Follow Up Tanggal 05/07/2020
*definisi
* Insidensi GNA pada keadaan epidemi adalah
10% sebelumnya menderita faringitis, 25%
sebelumnya menderita impetigo.
* Pada suatu studi di Amerika Serikat
didapatkan penyebab GNAPS yang lebih
dominan adalah faringitis.
*EPIDEMIOLOGI
* Penyebab utama GNA PS adalah Streptokokus yang bersifat
nefritogenik yaitu Streptokokus grup A. Pada pyodermatitis :
Streptokokus M tipe 47,49,55,2,60, dan 57.
* Pada infeksi tenggorokan : Streptokokus M tipe 1,2,4,3, 25, 49
dan 12. Bagian luar streptokokus grup A dibungkus oleh kapsul
asam hyaluronat untuk bertahan terhadap fagositosis dan
sebagai alat untuk melekatkan diri pada asel epitel. Selain itu
pada permukaan kuman juga terdapat polimer karbohirat grup
A, mukopeptide, dan protein M. Protein M adalah suatu alpha-
helical coiled-coil dimer yang terlihat sebagai rambut-rambut
pada permukaan kuman. Protein M menentukan apakah strain
kuman tersebut bersifat rematogenik atau nefritogenik
* suatu penyakit imunologik akibat reaksi antigen-antibodi yang
terjadi dalam sirkulasi atau in situ dalam glomerulus
* Mekanisme jejas pada renal
* 1. Terbentuknya plasmin sebagai akibat pemecahan
plasminogen oleh streptokinase yang akanmenaktivasi reaksi
kaskade komplemen.
* 2. Terperangkapnya kompleks Ag-Ab yang sudah terbentuk
sebelumnya kedalam glomerulus.
* 3. Antibodi antistreptokokus yang telah terbentuk sebelumnya
berikatan dengan molekul tiruan(molecul mimicry) dari protein
renal yang menyerupai Ag Streptokokus (jaringan glomerulus
yang normal yang bersifat autoantigen).
*Patofisiologi
*Manifestasi klinis
1. periode laten infeksi streptokokus dan
timbulnya gejala, berkisar 1-3 minggu, 1-2 untuk
ISPA dan 3 minggu infeksi kulit
2. Edema umumnya muncul dan menghilang di
minggu pertama, paling sering di periorbital
3. Hematuria maksroskopik pada 30-70% kasus,
mikroskpik pada hampir seluruh kasus , urine
tampak coklat kemerahmerahan seperti teh
pekat
4. Hipertensi gejala yg terdapat pada 60-70% ,
banyak di jumpai hipertensi ringan, hilang pada
minggu pertama
5. Oliguria jarang terjadi tapi dapat dijumpai
pad a5-10% kasus GNAPS, karena fungsi ginjal
menurun , produksi urine 350ml/m2LPB/hari
6. Gejala kardiovaskular pada 20-70%
- Edema paru
7. Gejala nonspesifik 15% pasien akan
mengeluhkan mual dan muntah , demam, nyeri
perut dan sakit kepala
* Urinalisis
Ditemukannya hematuria mikroskopik ataupun
makroskopis (gros). Proteinuria biasanya sesuai
dengan drajat hematuria dan berkisar anatar +
sampai 2+
* Darah
Dapat ditemukannya kadar ureum dan
kreatinin serum yang meningkat
*Pemeriksaan
penunjang
* Pemeriksaan serologi
terdapat Beberapa uji serologis terhadap antigen
streptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya
infeksi streptokokus, antara lain antistreptozim, ASTO,
antihialuronidase, dan anti Dnase B. Skrining
antistreptozim cukup bermanfaat oleh karena mampu
mengukur antibodi terhadap beberapa antigen
streptokokus. Titer anti streptolosin O meningkat pada
75-80% pasien dengan glomerulonefritis akut pasca
streptokokus dengan faringitis
* . secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakan
bila dijumpai dengan gejal-gejala
hematuria,hipertensi, edema,oliguria yang
merupakan gejala khas dari GNAPS
* pemeriksaan laboratorium berupa
ASTO( meningkat) dan pemeriksaan lain berupa
urine lengakap dimana didapatkan adannya
hematuria, eritrosit dan proteinuria
*Diagnosa
* Pada GNAPS asimtomatik, diagnosis
berdasarkan atas kelainan sedimen urin
( hematuria mikroskopik), proteinuria dan
adannya kontak dengan penderita GNAPS
* Glomerulonefritis konik eksaserbasi akut
periode laten lebih singkat, kadar ureum
tinggi, ada anemia.
* SLE terdapat adannya kelainan kulit dan sel
LE positif pada pemeriksaan darah, yang tidak
ditemukan pada GNAPS
*Diagnosa Banding
* Istirahat 10-14 hari pada pasien GNAPS dengan
komplikasi perlu bed rest total
* Dier memperhatikan jumlah garam yg di konsumsi, ada
edema garam di batasi 0,5-1 g/ hari, kadar ureum tinggi
batasi protein 0,5-1 g/kgbb/hari, perhatikan jumlah cairan
* Antibiotik Terapi medikamentosa golongan penisilin
diberikan untuk eradikasi kuman,
yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama
10 hari. Jika
terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi
eritromisin
dosis 30 mg/kgbb/hari
*Penatalaksanaan
* Diuretikpada keadanedema dengan
memperhatikan tekanan darah pasien
* Antihipertensi diberikan katopril (0,3-
2mg/kgbb/hari). Dapat juga diberikan nifedipin
sublingual dengan dosis 0,25 mg-0,5
mg/kgbb/hari yang dapat diulang 30-60 menit
bila diperlukan
* Ensefalopati hipertensihipertensi berat yang
terjadi pada anak > 6 tahun dengan tekanan
darah lebih dari 180/120 mmHg. Dapat diatasi
dengan nifedipin (0,25-0,5 mg/kgbb/dosis)
secaraoral atau sublingual
* Acute Kidney Injury
* Edema paru
*Komplikasi
* Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-2
minggu bila tidak
ada komplikasi, sehingga sering digolongkan ke dalam
self limiting disease.
* Pada anak 85-95% kasus GNAPS sembuh sempurna,
sedangkan pada orang dewasa 50-75% GNAPS
* Walaupun prognosis GNAPS baik, kematian bisa terjadi
terutama dalam fase akut
akibat gangguan ginjal akut (Acute kidney injury),
edema paru akut atau
ensefalopati hipertensi.
*prognosis
Anamnesis
Teori Pada gnaps harus ada periode laten yaitu periode antara
infesi sterptokokus dan timbulnya gejala klinik. Berkisar 1- 3 minggu,
periode yang berlangsung 1-2 minggu umumnnya terjadi pada
GNAPS yang didahului oleh ISPA, sedangkan untuk periode 3
minggu didahului leh infeksi kulit
*ANALISA KASUS
Teori memiliki manifestasi klinis sebagai berikut:
- edema Paling sering terjadi di daerh periorbita;, lalu disusul
didaerah tungkai. Jika ada resistensi hebat makan dapat timbul
asites, edema pada genitalia eksterna, Dapat terjadi juga edema
laten yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru terlihat
setelah terjadi diuresis dan penurunan berat badan
- Oliguria (5-10%) kasus
- Warna urine seperti warna air cucian daging atau seperti teh pekat
- Gejala non spesifik malaise, lemah anoreksia muncul pada 50% kasus
- Mual muntah pada 15% pasien
*ANALISA KASUS
CASE
Keluhan nyeri pada pinggang tersebut disertai dengan keluhan
buang air kecil nya anyang-anyangan, bak sedikit-sedikit, dan
pasien mengatakan bahwa warna air kencing pasien berwarna
kuning seperti teh.
pasien merasakan nyeri pada pinggangnya yang semakin hebat di
sertai mual dan muntah sebanyak 6 kali
*ANALISA KASUS
Pemeriksaan Fisik
Teori:
Hipertensi Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-
70%. Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan menghilang
bersamaan dengan gejala klinik lainnya. Pada kebanyakan kasus
banyak dijumpai hipertensi ringan yang tidak perlu diobati dan
akan normal kembali.
Case:
dilakukan pemeriksaan dan ternyata tekanan darah pasien saat
diperiksa 90/70 dan pasien juga mengeluhkan pusing berputar.
*ANALISA KASUS
Pemeriksaan Laboratorium
Teori:
Ditemukannya hematuria mikroskopik ataupun makroskopis
(gros). Proteinuria biasanya sesuai dengan drajat hematuria
dan berkisar anatar + sampai 2
Case:
*ANALISA KASUS
Teori
Dapat ditemukannya kadar ureum dan kreatinin serum yang
meningkat
terdapatBeberapa uji serologis terhadap antigen streptokokus
dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi streptokokus,
antara lain antistreptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti
Dnase B.
Titer anti streptolosin O meningkat pada 75-80% pasien dengan
glomerulonefritis akut pasca streptokokus dengan faringitis,
meskipun beberapa strain streptokokus tidak memproduksi
streptolisin O
*ANALISA KASUS
Case
*ANALISA KASUS
Thank you