Anda di halaman 1dari 50

* Laporan Kasus

“Glomerulonefritis Akut Pasca Infeksi Streptokokus


pada Anak”

oleh:
Natasya Saraswati
1820221102

Pembimbing:
dr. Pulung Maringan Silalahi, Sp. A
* Nama : An. D
* Umur : 17 Tahun 6 Bulan
* Tanggal Lahir : 27 Januari 2003
* Tempat lahir : Jakarta
* Jenis kelamin : Perempuan
* Alamat : Kp.Pisangan Rt 008/011 Cakung
* Agama : Islam
* Pendidikan : SMA
* Tanggal masuk RS: 04 Juli 2020

*IDENTITAS PASIEN
* Keluhan Utama
Nyeri Pada Pinggang kanan

* Keluhan Tambahan
Mual muntah , bak anyang-anyangan

* Anamnesis
* 2 minggu SMRS pasien mengeluhkan demam dan
nyeri pada saat menelan, lalu pasien dibawa
oleh ibunya ke puskesmas untuk berobat dan
pasien mendapatkan obat, pasien mengatakan
bahwa demamnya turun dan nyeri masih terasa
* 1 minggu setelahnya pasien merasakany nyeri
hebat pada pinggang nya, awalnnya nyeri
tersebut dirasakan hilang timbul, namun lama
kelamaan nyeri menetap dan bertambah hebat

* Riwayat Penyakit Sekarang


* Keluhan nyeri pinggang tersebut disertai
dengan dengan keluhan BAK yang sedkit-
sedikit, dan berwarna kuning seperti teh
* Apsien dibawa ke klinik mendapatkan
obat,setelah obat habis kembali nyeri hebat
yang disertai dengan mual dan muntah
sebanyak 6 kali ,sehingga pasien dibawa ke
IGD, saat di igd tekanan darah pasien 90/70
dan pasien mengatakan merasakan pusing
Nyari hebat pada
pinggang kanan
awalnnya hilang
timbul, lama
kelamaan menetap
dan nyeri semakin Setelah obat
hebat, disertai habis nyeri
Demam dan nyeri
dengan BAK yang pinggang
tenggorokan 
sedikit-sedikit semakin hebat
minum obat dari
berwarna kuning dan disertai
puskesmas
seperti teh dengan muntah-
demam reda nyeri
muntah
tenggorokan
berkurang

2minggu SMRS 1 Minggu SMRS 2 hari SMRS


Imunisasi Waktu Pemberian

Bulan Tahun

0 1 2 3 4 6 9 15 18 5 6 12

BCG I                      

DPT     I   II III            

*Riwayat Imunisasi
Polio (OPV) I   II   II IV            

Hepatitis B I II       III            

Campak             I          
*Pertumbuhan Gigi I : Umur 6 bulan ( normal :5 – 9 bulan)
*Gangguan perkembangan mental : tidak ada
*Psikomotor
8 Terngkurap : Umur 3 bulan ( normal : 3 – 4 bulan )
Duduk : Umur 6 bulan ( normal : 6 – 9 bulan )
 Berdiri : Umur 9 bulan ( normal : 9 – 12 bulan )
Berjalan : Umur 12 bulan ( normal : 13 bulan )
Berbicara : Umur 10 bulan ( normal : 9 – 13 bulan )

*Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: Tampak sakit sedang


Kesadaran : CM
RR : 21x/menit
Suhu : 37.2 C

TD : 100/70 mmHg
FN : 86x/menit
BB 38 kg TB 150 cm

BB/U 108% (normal)

TB/U 91% (normal)

*Antropometri
Kesan pertumbuhan dan
perkemabangan sesuai usia.
PEMERIKSAAN
FISIK
KEPALA
* WAJAH NORMOCEPHAL

MATA : KONJUNGTIVA PUCAT-/-. SKLERA TIDAK IKTERIK. MATA


CEKUNG -/-. // TELINGA DAN HIDUNG TIDAK ADA DISCHARGE DAN
DEFORMITAS // MULUT : MUKOSA ORAL BASAH, COATED TONGUE
(-) FARING HIPEREMIS - , TONSI T1/T1, STOMATITIS (-) // LEHER : TORAKS
TIDAK ADA PEMBESARAN KGB
SIMETRIS, RETRAKSI (-)
* ABDOMEN
PARU : VESIKULER +/+, WHEEZING -/-,
RONKHI -/-
INSPEKSI : DATAR
JANTUNG: BJ I-II NORMAL, MUR-MUR
AUSKULTASI : BISING USUS NORMAL 8x/menit (-), GALLOP (-)

PERKUSI : TIMPANI
GENITAL
PALPATION : NYERI TEKAN TIDAK ADA
S&
Nyeri Ketuk CVA +/+ normal ANAL
* EXTREMITI
ES
Warm, CRT < 2 seconds, normal
skin turgor.
04/07/2020

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
HEMATOLOGI LENGKAP
Hemoglobin 12,3 12-14 g/dl
Leukosit 9.140 5.000- 10.000 /ul
Hematokrit 37 37-43 %
Trombosit 276.000 150000-400000 /ul
Hitung Jenis Leukosit      

*Pemeriksaan
Basofil 0 0-1 %
Eosinofil 1 1-3 %
Batang 0 2-6 %
Segmen
Limfosit
Monosit
73
18
6
Laboratorium
50-70
20-40
2-6
%
%
%
Laju Endap Darah - < 15 mm/jam
Eritrosit 4,23 4-5 Juta/ul
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
URINE
URINE LENGKAP
Warna Kuning muda    
Kejernihan Keruh    
Reaksi/Ph 7.0 5 – 8.5  
Berat Jenis 1025 1000-1030  
Protein - Negatif  
Bilirubun - Negatif  
Glukosa - Negatif  
Keton +* Negatif  
Darah / Hb +* Negatif  
Nitrit - Negatif  

* 04/07/2020
Urobilinogen 0.1 0.1-1.0 IU  
Leukosit - Negatif  
Sedimen      
Leukosit 1-2 0-5 /LPB
Eritrosit *Penuh 1-3 /LPB
Sel Epitel +*    
Silinder -   /LPK
Kristal -    
Lain-Lain Bakteri*    
Tes Kehamilan Negatif    
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
SGPT 10,5 10-50 mg/dl
SGOT 0.5 0.5-1.5 mg/dl
Ureum  20  10-50  mg/dl
Creatinien  0.6  0.5-1,3  mg/dl
Estimasi GFR  134  >=50  ml/min/1.73 m2
ANALISA GAS DARAH
pH 7.52 7.35-7.45  
pCO2 34 35-45 mmHg
pO2 74 85-95 mmHg
O2 Saturasi 96 85-95 %
HCO3 29 21-25 mmol/L
Base excess 4 -2.5 - +2.5 mmol/L
Total CO2 28 21-27 mmol/L
ELEKTROLIT      
Natrium 142 135-145 mmol/L
Kalium 3,4 3,5- 5,0 mmol/L
Chlorida 105 98-108  
SEROLOGI/ IMMUNOLOGI      
HbsAg Non Reaktif Non Reaktif  
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif  
ASTO Reaktif Non Reaktif  
DiagnosaKerja: Glomerulonefritis akut pasca streptococus

* Dasar diagnosis kerja:


 pasien di diagnosa dengan GNAPS karena pada pasien
ditemukan adannya nyeri pinggang hebat, oliguria, mual dan
muntah, lalu juga ditemukan adannya riwayat demam dan nyeri
menelan 2 minggu sebelum timbulnnya keluhan nyeri pinggang
pasien tersebut. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan adannya
ketuk CVA +. Dan pada pemeriksaan urine lengkap timeukannya
adannya sel eritrosit dna proteinuria pada urin pasien, pada
urine pasien juga di dapatkan warna nya keruh seperti air teh
yang dapat menjadia salah satu tand andari GNAPS  

*Diagnosa kerja
* Sarana pemeriksaan USG Abdomen

* Terapi IGD Terapi Dokter muda


* Injeksi ceftriaxone 1x 2 gr
* Injeksi ketorolac 3x1 ampl
* Injeksi rantin 2x50 mg
* Menyarankan untuk beristirahat yang cukup
*Ad Vitam :dubia ad bonam

*Ad Fungsionam :dubia ad bonam

*Ad Sanationam :dubia ad bonam

*prognosis
Follow Up Tanggal 05/07/2020

S : nyeri pada inggang kanan berkurang, mual-, A : GNAPS


muntah -, BAK mulai lebih banyak +,

O : TD: 100/70 FN : 100x/mnt S: 36,7 RR: 23x/mnt P : IVFD RL 14 tpm


Kepala : normocephal Inj ceftriaxone 1x 2gr
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva Pucat -/- Inj ketorolac 2x30 mg
Mulut : mukosa oral basah, faring hiperemis (-) Inj rantin 2x50 mg
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi -/- , wheezing Istirahat tirah baring
-/- Diet garam
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop – Pro USG Abdomen
Abd : Supel, BU + , NT – , Nyeri Ketuk CVA +/
+
Eks : akral hangat, CRT < 2 S
Follow Up Tanggal 06/07/2020

S : nyeri pada inggang kanan berkurang, mual-, A : GNAPS


muntah -, BAK +, pusing+ Nefrolithiasis dextra

O : TD: 110/70 FN : 89x/mnt S: 36,8 RR: 22x/mnt P : IVFD RL 14 tpm


Kepala : normocephal Inj ceftriaxone 1x 2gr
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva Pucat -/- Inj ketorolac 2x30 mg
Mulut : mukosa oral basah, faring hiperemis (-) inj rantin 2x50 mg
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi -/- , wheezing Istirahat tirah baring
-/- Diet garam
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop – Kesan Nefrolitiasis dextra
Abd : Supel, BU + , NT – , Nyeri Ketuk CVA -/-Konsul uro pro URS
Eks : akral hangat, CRT < 2 S
Follow Up Tanggal 07/07/2020

S :post URS H+1 nyeri pinggang-, BAK+, mual A : GNAPS


muntah -
Nefrolithiasis dextra

O : TD: 110/70 FN : 100x/mnt S: 36,6 RR: 20x/mnt P : IVFD RL 14 tpm


Kepala : normocephal Inj ceftriaxone 1x 2gr
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva Pucat -/- Inj ketorolac 2x30 mg
Mulut : mukosa oral basah, faring hiperemis (-) Inj rantin 2x50 mg
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi -/- , wheezing Istirahat tirah baring
-/- Diet garam
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop –
Abd : Supel, BU + , NT – ,
Eks : akral hangat, CRT < 2 S
Follow Up Tanggal 07/07/2020

S :post URS H+2nyeri pinggang-, BAK+, mual A : GNAPS


muntah-, keputihan tidak berbau berwarna
jernih kental dan tidak berbau Nefrolithiasis dextra

O : TD: 110/70 FN : 90x/mnt S: 36,4 RR: 20x/mnt P : IVFD RL 14 tpm


Kepala : normocephal Inj ceftriaxone 1x 2gr
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva Pucat -/- Inj ketorolac 2x30 mg
Mulut : mukosa oral basah, faring hiperemis (-) Inj rantin 2x50 mg
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi -/- , wheezing Istirahat tirah baring
-/- Diet garam
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop – Konsul obsgyn
Abd : Supel, BU + , NT – ,
Eks : akral hangat, CRT < 2 S
Follow Up Tanggal 07/07/2020

S :post URS h+3nyeri pinggang-, BAK+, mual A : GNAPS


muntah -, keputihan makin banyak berwarna
putih bening, tidak berbau, tidak gatal Nefrolithiasis dextra

O : TD: 120/70 FN : 91x//mnt S: 36,7 RR: 20x/mnt P : IVFD RL 14 tpm


Kepala : normocephal Inj ceftriaxone 1x 2gr
Mata : Sklera ikterik -/- , Konjuntiva Pucat -/- Inj ketorolac 2x30 mg
Mulut : mukosa oral basah, faring hiperemis (-) Inj rantin 2x50 mg
Paru : vesikuler +/+ , ronkhi -/- , wheezing Istirahat tirah baring
-/- Diet garam
Cor : S1S2 reguler , murmur - , gallop – Boleh pulang
Abd : Supel, BU + , NT – ,
Eks : akral hangat, CRT < 2 S
Tinjauan Pustaka
* ANATOMI GINJAL dan
fisiologi ginjal
* Glomerulonefritis akut  suatu keadaan
timbulnya hematuria, proteinuria secara
mendadak dan dapat juga disertai adanya sel
darah merah pada urin, edema dan hipertensi
dengan atau tanpa oliguria. Glomerulo nefritis
timbul setelah adannya infeksi dari group beta
hemolyticus Streptococcus.

*definisi
* Insidensi GNA pada keadaan epidemi adalah
10% sebelumnya menderita faringitis, 25%
sebelumnya menderita impetigo.
* Pada suatu studi di Amerika Serikat
didapatkan penyebab GNAPS yang lebih
dominan adalah faringitis.

*EPIDEMIOLOGI
* Penyebab utama GNA PS adalah Streptokokus yang bersifat
nefritogenik yaitu Streptokokus grup A. Pada pyodermatitis :
Streptokokus M tipe 47,49,55,2,60, dan 57.
* Pada infeksi tenggorokan : Streptokokus M tipe 1,2,4,3, 25, 49
dan 12. Bagian luar streptokokus grup A dibungkus oleh kapsul
asam hyaluronat untuk bertahan terhadap fagositosis dan
sebagai alat untuk melekatkan diri pada asel epitel. Selain itu
pada permukaan kuman juga terdapat polimer karbohirat grup
A, mukopeptide, dan protein M. Protein M adalah suatu alpha-
helical coiled-coil dimer yang terlihat sebagai rambut-rambut
pada permukaan kuman. Protein M menentukan apakah strain
kuman tersebut bersifat rematogenik atau nefritogenik
* suatu penyakit imunologik akibat reaksi antigen-antibodi yang
terjadi dalam sirkulasi atau in situ dalam glomerulus
* Mekanisme jejas pada renal
* 1. Terbentuknya plasmin sebagai akibat pemecahan
plasminogen oleh streptokinase yang akanmenaktivasi reaksi
kaskade komplemen.
* 2. Terperangkapnya kompleks Ag-Ab yang sudah terbentuk
sebelumnya kedalam glomerulus.
* 3. Antibodi antistreptokokus yang telah terbentuk sebelumnya
berikatan dengan molekul tiruan(molecul mimicry) dari protein
renal yang menyerupai Ag Streptokokus (jaringan glomerulus
yang normal yang bersifat autoantigen).

*Patofisiologi
*Manifestasi klinis
1. periode laten infeksi streptokokus dan
timbulnya gejala, berkisar 1-3 minggu, 1-2 untuk
ISPA dan 3 minggu infeksi kulit
2. Edema umumnya muncul dan menghilang di
minggu pertama, paling sering di periorbital
3. Hematuria maksroskopik pada 30-70% kasus,
mikroskpik pada hampir seluruh kasus , urine
tampak coklat kemerahmerahan seperti teh
pekat
4. Hipertensi gejala yg terdapat pada 60-70% ,
banyak di jumpai hipertensi ringan, hilang pada
minggu pertama
5. Oliguria jarang terjadi tapi dapat dijumpai
pad a5-10% kasus GNAPS, karena fungsi ginjal
menurun , produksi urine 350ml/m2LPB/hari
6. Gejala kardiovaskular pada 20-70%
- Edema paru
7. Gejala nonspesifik 15% pasien akan
mengeluhkan mual dan muntah , demam, nyeri
perut dan sakit kepala
* Urinalisis
Ditemukannya hematuria mikroskopik ataupun
makroskopis (gros). Proteinuria biasanya sesuai
dengan drajat hematuria dan berkisar anatar +
sampai 2+
* Darah
Dapat ditemukannya kadar ureum dan
kreatinin serum yang meningkat

*Pemeriksaan
penunjang
* Pemeriksaan serologi
 terdapat Beberapa uji serologis terhadap antigen
streptokokus dapat dipakai untuk membuktikan adanya
infeksi streptokokus, antara lain antistreptozim, ASTO,
antihialuronidase, dan anti Dnase B. Skrining
antistreptozim cukup bermanfaat oleh karena mampu
mengukur antibodi terhadap beberapa antigen
streptokokus. Titer anti streptolosin O meningkat pada
75-80% pasien dengan glomerulonefritis akut pasca
streptokokus dengan faringitis
* . secara klinik diagnosis GNAPS dapat ditegakan
bila dijumpai dengan gejal-gejala
hematuria,hipertensi, edema,oliguria yang
merupakan gejala khas dari GNAPS
* pemeriksaan laboratorium berupa
ASTO( meningkat) dan pemeriksaan lain berupa
urine lengakap dimana didapatkan adannya
hematuria, eritrosit dan proteinuria

*Diagnosa
* Pada GNAPS asimtomatik, diagnosis
berdasarkan atas kelainan sedimen urin
( hematuria mikroskopik), proteinuria dan
adannya kontak dengan penderita GNAPS
* Glomerulonefritis konik eksaserbasi akut
periode laten lebih singkat, kadar ureum
tinggi, ada anemia.
* SLE terdapat adannya kelainan kulit dan sel
LE positif pada pemeriksaan darah, yang tidak
ditemukan pada GNAPS

*Diagnosa Banding
* Istirahat 10-14 hari pada pasien GNAPS dengan
komplikasi perlu bed rest total
* Dier memperhatikan jumlah garam yg di konsumsi, ada
edema garam di batasi 0,5-1 g/ hari, kadar ureum tinggi
batasi protein 0,5-1 g/kgbb/hari, perhatikan jumlah cairan
* Antibiotik Terapi medikamentosa golongan penisilin
diberikan untuk eradikasi kuman,
yaitu Amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama
10 hari. Jika
terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi
eritromisin
dosis 30 mg/kgbb/hari

*Penatalaksanaan
* Diuretikpada keadanedema dengan
memperhatikan tekanan darah pasien
* Antihipertensi diberikan katopril (0,3-
2mg/kgbb/hari). Dapat juga diberikan nifedipin
sublingual dengan dosis 0,25 mg-0,5
mg/kgbb/hari yang dapat diulang 30-60 menit
bila diperlukan
* Ensefalopati hipertensihipertensi berat yang
terjadi pada anak > 6 tahun dengan tekanan
darah lebih dari 180/120 mmHg. Dapat diatasi
dengan nifedipin (0,25-0,5 mg/kgbb/dosis)
secaraoral atau sublingual
* Acute Kidney Injury
* Edema paru

*Komplikasi
* Penyakit ini dapat sembuh sempurna dalam waktu 1-2
minggu bila tidak
ada komplikasi, sehingga sering digolongkan ke dalam
self limiting disease.
* Pada anak 85-95% kasus GNAPS sembuh sempurna,
sedangkan pada orang dewasa 50-75% GNAPS
* Walaupun prognosis GNAPS baik, kematian bisa terjadi
terutama dalam fase akut
akibat gangguan ginjal akut (Acute kidney injury),
edema paru akut atau
ensefalopati hipertensi.

*prognosis
 Anamnesis
Teori Pada gnaps harus ada periode laten yaitu periode antara
infesi sterptokokus dan timbulnya gejala klinik. Berkisar 1- 3 minggu,
periode yang berlangsung 1-2 minggu umumnnya terjadi pada
GNAPS yang didahului oleh ISPA, sedangkan untuk periode 3
minggu didahului leh infeksi kulit

Case 2 minggu SMRS pasien mengeluhkan demam dan nyeri pada


saat menelan, lalu pasien dibawa oleh ibunya ke puskesmas untuk
berobat dan pasien mendapatkan obat, pasien mengatakan bahwa
demamnya turun dan nyeri masih terasa

*ANALISA KASUS
Teori memiliki manifestasi klinis sebagai berikut:
- edema Paling sering terjadi di daerh periorbita;, lalu disusul
didaerah tungkai. Jika ada resistensi hebat makan dapat timbul
asites, edema pada genitalia eksterna, Dapat terjadi juga edema
laten yaitu edema yang tidak tampak dari luar dan baru terlihat
setelah terjadi diuresis dan penurunan berat badan
- Oliguria (5-10%) kasus
- Warna urine seperti warna air cucian daging atau seperti teh pekat
- Gejala non spesifik malaise, lemah anoreksia muncul pada 50% kasus
- Mual muntah pada 15% pasien

*ANALISA KASUS
CASE
Keluhan nyeri pada pinggang tersebut disertai dengan keluhan
buang air kecil nya anyang-anyangan, bak sedikit-sedikit, dan
pasien mengatakan bahwa warna air kencing pasien berwarna
kuning seperti teh.
pasien merasakan nyeri pada pinggangnya yang semakin hebat di
sertai mual dan muntah sebanyak 6 kali

*ANALISA KASUS
Pemeriksaan Fisik
Teori:
Hipertensi Hipertensi merupakan gejala yang terdapat pada 60-
70%. Umumnya terjadi dalam minggu pertama dan menghilang
bersamaan dengan gejala klinik lainnya. Pada kebanyakan kasus
banyak dijumpai hipertensi ringan yang tidak perlu diobati dan
akan normal kembali.
Case:
dilakukan pemeriksaan dan ternyata tekanan darah pasien saat
diperiksa 90/70 dan pasien juga mengeluhkan pusing berputar.

*ANALISA KASUS
Pemeriksaan Laboratorium
Teori:
Ditemukannya hematuria mikroskopik ataupun makroskopis
(gros). Proteinuria biasanya sesuai dengan drajat hematuria
dan berkisar anatar + sampai 2
Case:

*ANALISA KASUS
Teori
Dapat ditemukannya kadar ureum dan kreatinin serum yang
meningkat
terdapatBeberapa uji serologis terhadap antigen streptokokus
dapat dipakai untuk membuktikan adanya infeksi streptokokus,
antara lain antistreptozim, ASTO, antihialuronidase, dan anti
Dnase B.
Titer anti streptolosin O meningkat pada 75-80% pasien dengan
glomerulonefritis akut pasca streptokokus dengan faringitis,
meskipun beberapa strain streptokokus tidak memproduksi
streptolisin O

*ANALISA KASUS
Case

*ANALISA KASUS
Thank you

Anda mungkin juga menyukai