Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ARTERI DAN VENA

TUGAS STRUKTUR FUNGSI DINAMIKA KARDIOVASKULER

Cahya Setiya

Sinta Tiara Anggraeni

Irene Tri

Agung P

Sari Utami

PRODI TEKNIK KARDIOVASKULER

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA


1. ARTERI

A. PENGERTIAN ARTERI

Arteri adalah pembuluh darah berotot yang berfungsi membawa darah dari
jantung dengan tujuan sebagai sistemik tubuh, kecuali apulmonalis yang
membawa darah menuju paru untuk dibersihkan dan mengikat oksigen. Arteri
terbesar yang ada dalam tubuh adalah aorta, yang keluar langsung dari ventrikel
kiri jantung.

Sistem pembuluh nadi memiliki bagian tekanan yang tinggi pada sistem
sirkulasi. Tekanan darah biasanya menunjukkan tekanan pada pembuluh nadi
utama. Tekanan pada saat jantung mengembang dan darah masuk ke jantung
disebut diastol. Tekanan sistol berarti tekanan darah saat jantung berkontraksi dan
daeah keluar jantung. Tekanan darah ini dapat dikur dengan tensimeter atau
sfigmomanometer

B. STRUKTUR DAN FUNGSI DARI PEMBULUH DARAH ARTERI

Tunika intima (tunika interna) sebagai lapisan dalam yang terdiri dari
selapis sel-sel endothelialis. Dibawah lamina endothelialis terdapat jaringan ikat
yang sangat tipis, tidak jelas dan disebut lamina subendothelialis. Pada lamina
subendothelialis dijumpai serabut–serabut elastik dan tidak jelas, kelihatan
adanya sel-sel. Pada batas tunika intima dengan tunika media serabut-serabut
elastik kelihatan lebih jelas,bergelombang dengan arah sirkuler disebut sebagai
membrana elastika internal oleh karena serabut-serabut elastik ini tebal dan
merupakan membrana.
Tunika media adalah lapisan serabut otot polos yang mempunyai arah
sirkuler dengan susunaan serabut-serabut yang rapat dan diantaranya terdapat
serabut serabut elastik. Lapisan ini jauh lebih tebal dibanding dengan tunika
intima (dua kali tebal tunika intima).
Tunika adventitia menyelubungi tunika media dari sebelah luar adalah
jaringan ikat fibroeelastik yang lebih tipis dari tunika media. Laoisan ini
bergabung dengan jaringan ikat epicardium. Sebagai batas tunika media dan
tunika adventitia cukup jelas kelihatan lamina elastika eksterna, tetapi tidak
setebal dan sejelas lamina elastika interna.
Lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat yang fibrus, disebut tunika
adventisia.
Lapisan tengah yang berotot dan elastik. disebut tunika media, dan lapisan
dalam yang endotelial, tunika intima.
Lapisan terluar merupakan pelindung. Lapisan tengah adalah lapisan yang
kuat; membuat pembuluh darah tetap terbuka dan dengan kontraksi serabut
ototnya, memberikan tekanan yang tetap terhadap darah.
Lapisan dalam yang terbentuk oleh endotelium adalah sangat licin, dibatasi
oleh selapis tunggal sel epitel gepeng.
Lapisan tengah aorta dan arteri yang lebih besar berisi sejumlah besar
serabut elastik dan sedikit otot, karena perlu bagi arteri ini untuk dapat
mengembung. Arteri yang lebih kecil dan arteriol relatif berisi lebih banyak
jaringan otot, karena dindingnya harus menyesuaikan diri pada pengendalian
saraf vasomotorik untuk keperluan tubuh.
Arteri dan arteriol memperoleh pendarahan dari sebuah sistem pembuluh
yang khusus, yang dikenal sebagai vasa-vasorum, keduanya juga disarafi oleh
serabut-serabut saraf yang ramping yang melingkari dinding pembuluh darah.

C. VASAVA SORUM

Vasa vasorum adalah pembuluh darah yang membawa oksign dan nutrient
lain untuk dinding pembuluh darah besar, karena tidak cukup mendapat oksigen
dan nutrient dari darah yang mengalir di dalamnya.
Vasa vasorum ditemukan dalam arteri besar dan vena, seperti aorta dan
cabang-cabangnya. Vasa vasorum ini berfungsi untuk memberikan suplai darah
dan nutrisi untuk tunika adventitia dan bagian luar tunika media pembuluh darah
arteri.
3 jenis vasa vasorum:
 Vasa vasorum internae, yang berasal langsung dari lumen arteri utama dan
kemudian cabang ke dinding pembuluh darah.
 Vasa vasorum externae, yang berasal dari cabang-cabang arteri utama dan
kemudian menyelam kembali ke dalam dinding pembuluh dari arteri utama,
 Vena vasa vasorae, yang berasal dalam dinding pembuluh arteri tetapi
kemudian mengalir ke lumen utama atau cabang vena bersamaan.

Tergantung pada jenis vasa vasorum, menembus dinding pembuluh mulai dari
lapisan intimal (vasa vasorum interna) atau lapisan adventitial (vasa vasorum externa).
Karena tekanan radial dan melingkar tinggi dalam lapisan dinding pembuluh dekat
dengan lumen utama arteri, vasa vasorum eksterna tidak dapat menyembur daerah dari
dinding pembuluh (tekanan oklusi).
D. MACAM-MACAM PEMBULUH DARAH ARTERI
a. Arteri Pulmonaris
Pembuluh ini membawa darah yang telah dideoksigenasi yang baru
saja dialirkan dari paru-paru.
b. Arteri Sistemik
Arteri sistemik membawa darah menuju arteriol dan kemudian ke
pembuluh kapiler, di mana zat nutrisi dan gas ditukarkan.
c. Aorta
Aorta adalah pembuluh nadi terbesar dalam tubuh yang keluar dari
ventrikel jantung dan membawa banyak oksigen.
- Cabang cabang aorta :
1. Aorta Ascendens
Panjangnya sekitar 5 cm, menyusun bagian atas dari
basis ventrikel kiri, setinggi batas bawah kartilago kosta ke
III dibelakang kiri pertengahan sternum; ia melintas keatas
secara oblik, kedepan, dan kekanan, searah aksis jantung,
setinggi batas atas dari kartilago kosta ke II. Pada pangkal
asalnya, berlawanan dengan segmen valvula aortikus,
terdapat tiga dilatasi kecil disebut sinus aortikus. Saat
pertemuan aorta ascenden dengan arcus aorta caliber
pembuluh darah meingkat, karena bulging dinding
kanannya. Segmen dilatasi ini disebut bulbus aortikus, dan
pada potongan transversal menunjukkan bentuk yang oval.
Aorta ascenden terdapat dalam pericardium.
Batas-batas—aorta ascenden dilindungi oleh trunkus
arteria pulmonalis dan aurikula dekstra, dan, lebih tinggi
lagi, terpisah dari sternum oleh pericardium, pleura kanan,
margo anterior dari pulmo dekstra, jaringan ikat longgar,
dan sisa dari jaringan timus; di posterior ia bersandar pada
atrium sinistra dan arteri pulmonary dekstra. Pada sisi
kanan, ia berdekatan dengan vena cava superior dan atrium
dekstra; pada sisi kiri dengan arteri pulmonary.

Gambar 1: Arcus aorta dan cabang-cabangnya


satu-satunya cabang dari aorta ascenden adalah
arteria coronaria yang mensuplai jantung; muncul dekat
commencement aorta tepat diatas pangkal valvula
semilunaris.
2. Arcus Aorta

dimulai setinggi batas atas artikulasi sternokostalis


ke II pada sisi kanannya, dan berjalan keatas,
kebelakang, dan ke kiri di depan trachea, kemudian
mengarah ke belakang pada sisi kiri trachea dan
akhirnya turun lewat sisi kiri tubuh pada setinggi
vertebra thoracic ke IV, pada batas bawahnya dan
kemudian berlanjut menjadi aorta descenden. Sehingga
terbentuk dua kurvatura, satu dimana ia melengkung
keatas, yang kedua dimana ia melengkung kedepan dan
kekiri. Batas atasnya kira-kira 2,5 cm dibawah batas
superior manubrium sterni.
Batas-batas—arcus aorta dilindungi oleh pleura di
anterior dan margo anterior dari pulmo; dan dengan sisa
dari timus. Saat pembuluh melinta ke belakang sisi
kirinya bersentuhan dengan pulmo sinistra dan pleura.
Melintas ke bawah pada sisi kiri bagian tersebut pada
arcus terdapat 4 nervus: nervus phrenicus sinistra,
cardiacus superior cabang nervus vagus sinistra, cabang
nervus cardiacus superior dari trunkus simpatikus
sinistra, dan trunkus vagus sinistra. Saat nervus terakhir
tadi melintasi arcus ia memberikan cabang recurrent,
yang melingkar dibawah pembuluh dan melintas keatas
pada sisi kanan. Vena intercostalis melintas oblik keatas
dan kedepan pada sisi kiri arcus, diantara nervus
phrenicus dan vagus. Pada sisi kanan terdapat plexus
cardiacus profunda, nervus recurrent sinistra,
esophagus, dan ductus thoracicus; trachea berada
dibelakang kanan dari pembuluh. Diatas adalah arteri
innominata, carotis comunis sinistra, dan arteri
subclavia sinistra, yang mncul dari lengkungan arcus
dan bersilangan berdekatan di pangkalnya dengan vena
innominata sinistra. Dibawah adalah bifurkasio arteri
pulmonalis, bronchus sinistra, ligamentum arteriosum,
bagian superfisial dari pleksus cardiacus, dan nervus
recurrent sinistra. Ligamentum arteriosum
menghubungkan arteri pulmonary sinistra dengan arcus
aorta.
Diantara awal arteri subclavia dan perlekatan ductus
arteriosus, lumen aorta bayi sedikit menyempit,
membentuk bangunan yang disebut sebagai isthmus
aorticus, yang pada saat diatas ductus arteriosus
pembuluh membentuk dilatasi yang disebut aortic
spindle.

(gb. 2)— arcus aorta mempercabangkan 3 buah


pembuluh darah: arteri innominata, carotis comunis
sinistra, dan subclavia sinistra.
3. Aorta desendenDibagi menjadi dua bagian, thoracica dan
abdominalis, saat melewati dua rongga besar tubuh.
a. Aorta thoracalis
(gb. 3)—terdapat dalam cavum mediatinum posterior.
Dimulai pada batas bawah dari vertebra thoracic ke IV
dimana ia merupakan lanjutan dari arcus aorta, dan
berakhir di depan batas bawah dari vertebra thoracic ke
XII pada hiatus aorticus diafragma. Dalam
perjalanannya ia terdapat di sisi kiri kolumna
vertebralis; ia mendekati garis tengah saat turun; dan,
saat terminasinya berada tepat didepan kolumna
vertebralis.
Batas-batas—anterior, dari atas kebawah,
berbatasan dengan pangkal pulmo sinistra, pericardium,
esophagus, dan diafragma; posterior, dengan kolumna
vertebralis dan vena hemiazigos; sisi kanan, dengan
vena azigos dan ductus thoracicus; sisi kiri, dengan
pleurae dan pulmo sinistra.
Cabang-cabang—aorta thoracalis
mempercabangkan antara lain:
Visceral Pericardial. Parietal Intercostal.
Bronchial. Subcostal.
Esophageal. SuperiorPhrenic.
Mediastinal.

b. Aorta abdominalis

(gb. 4)—
dimulai pada hiatus aortikus diafragma, didepan
batas bawah dari korpus vertebrae thoracic terakhir,
dan, turun didepan kolumna vertebralis, berakhir pada
korpus vertebra lumbalis ke IV, sedikit kekiri dari garis
tengah tubuh, kemudian terbagi menjadi dua arteri
iliaca comunis. Aorta semakin berkurang ukurannya
dengan semakin banyak ia mempercabangkan
pembuluh darah.
Batas-batas—aorta abdominalis dibatasi,
anterior, oleh omentum minus dan gaster, dibelakang
cabang dari arteri celiaca dan plexus celiaca; dibawah
vena lienalis, pankreas, vena ranalis sinistra, bagian
inferior dari duodenum, pleksus mesenterium dan
pleksus aortikus. Posterior, dipisahkan dari vertebrae
lumbalis dan fibrokartilago intervertebrae oleh
ligamentum longitudinalis anterior dan vena lumbalis
sinistra. Pada sisi kanan terdapat vena azygos, cisterna
chyli, ductus thoraksikus, crus dekstra diafragma yang
memisahkan aorta dari bagian atas vena cava inferior
dan dari ganglion celiaca dekstra; vena cava inferior
bersentuhan dengan aorta dibawahnya. Pada sisi kiri
adalah crus sinistra diafragma, ganglion celiaca
sinistra,bagian ascending dari duodenumdan sedikit
bagian intestinum.
Cabang-cabang—dapat dibagi menjadi tiga
kelompok: viseral, parietal, dan terminal.
Visceral Branches. Parietal Branches.
Celiac. Inferior Phrenics.
Superior Mesenteric. Lumbars.
Inferior Mesenteric. Middle Sacral.
Middle Suprarenals.
Renals.
Internal Spermatics. Terminal Branches.
Ovarian (in the female). Common Iliacs.

d. Arteriol
Arteriol adalah pembuluh nadi terkecil yang berhubungan dengan
pembuluh kapiler.

E. KELAINAN KELAINAN PADA ARTERI


1. Kelainan Pada Arteri Hepatika
DEFINISI
Hati menerima seperempat pasokan darahnya dari arteri hepatika,
yang berasal dari jantung. Tiga perempat bagian lainnya adalah dari vena
porta, yang berasal dari usus.
Darah dari usus mengandung bahan-bahan makanan yang telah dicerna
untuk diolah di hati.
Darah meninggalkan hati melalui vena hepatika. Darah ini merupakan
campuran darah dari arteri hepatika dan darah dari vena porta.Vena hepatika
mengalirkan darahnya ke vena kava (vena terbesar dalam tubuh), yang
kemudian mengalirkannya ke dalam jantung.
Arteri hepatika memasok darah ke bagian tertentu dari hati, terutama
jaringan penyokongnya dan dinding dari saluran empedu.
Penyempitan atau penyumbatan pada arteri atau percabangannya bisa
menyebabkan kerusakan pada daerah tersebut.
PENYEBAB
Aliran darah melalui arteri hepatika bisa terhambat oleh karena trauma
(misalnya luka tembak atau trauma pembedahan) atau oleh bekuan darah.
Bekuan darah biasanya disebabkan oleh peradangan dinding arteri (arteritis),
atau karena obat anti kanker yang diberikan lewat infus, atau bahan racun
maupun bahan iritan lainnya di dalam arteri.
Aneurisma juga dapat terjadi pada arteri hepatika. Aneurisma
merupakan penonjolan pada titik yang lemah dalam suatu arteri; aneurisma
pada arteri hepatika biasanya disebabkan oleh infeksi, arteriosklerosis,
cedera atau poliarteritis nodosa.
GEJALA
Aneurisma yang menekan saluran empedu di dekatnya, bisa
mempersempit atau bahkan menyumbat saluran empedu dan menyebabkan
jaundice karena aliran balik dari hati. Tiga perempat dari aneurisma
mengalami robekan dan sering menyebabkan perdarahan hebat.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
PENGOBATAN
Aneurisma diobati dengan memasukkan sebuah kateter ke dalam arteri
hepatika dan menyuntikkan bahan iritatif yang menyebabkan penyumbatan.
Jika prosedur tersebut (embolisasi) gagal, dilakukan pembedahan untuk
memperbaiki arteri

2. ARTERIOSKLEROSIS
Definisi
Arteriosklerosis merupakan istilah umum untuk beberapa penyakit, dimana
dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur.
Penyakit yang paling penting dan paling sering ditemukan adalah
aterosklerosis, dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah
dalam dari dinding arteri (5).
Arteriosklerosis atau “pengerasan arteri” merupakan fenomena penyakit
yang sangat penting di sebagian besar Negara maju. Istilah arteriosclerosis
sebetulnya meliputi setiap keadaan pada pembuluh arteri yang
mengakibatkan penebalan atau pengerasan dindingnya. Ada tiga keadaan
yang umumnya tercakup di dalam topic pembahasan ini : sclerosis
monckerberg, arteriosclerosis, dan aterosklerosis
Sklerosis Monckeberg melibatkan pengendapan garam-garam kalsium
dalam dinding muscular arteri yang berukuran sedang. Walaupun keadaan
ini dapat dideteksi secara kasar dah bahkan dapat dilihat pada filem
rontgen, bentuk arteriosclerosis ini secara klinis tidak penting karena
endotel pembuluh yang terlibat tidak menjadi kasar dan lumennya tidak
menyempit.
Arteriolosklerosis menyatakan penebalan arteriol; keadaan ini sering
terdapat pada penderita tekanan darah tinggi dan dalam taraf tertentu
berhubungan dengan usia tua. Jenis arteriosclerosis yang paling penting
adalah aterosklerosis, dan jika digunakan istilah arteriosclerosis, maka
umumnya istilah ini sinonim dengan aterosklerosis (4).

Aterosklerosis merupakan penyakit yang melibatkan aorta, cabang-


cabangnya yang besar dan arteri berukuran sedang, seperti arteri yang
menyuplai darah ke bagian-bagian ekstremitas, otak, jantung dan organ
dalam utama. Aterosklerosis tidak menyerang arteriol, dan juga tidak
melibatkan sirkulasi vena. Penyakit ini multifokal, dan lesi unit, atau
ateroma (juga dinamakan bercak aterosklerosis), terdiri dari massa bahan
lemak dengan jaringan ikat fibrosa. Sering disertai endapan sekunder dan
produk-produk darah. Bercak aterosklerotik mulai pada lapisan intima atau
lapisan dalam dinding pembuluh tetapi dalam pertumbuhannya dapat
meluas sampai melewati tunika media atau bagian muskuloelastika dinding
pembuluh(4).
Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital
lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri
yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di
dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan
jantung(7)(3).

Morfologi
Gambaran kasar yang khas dari aterosklerosis yang cukup berat, Lapisan
endotel yang licin pada pembuluh darah merupakan perlindungan penting
melawan pembentukan trombus, sehingga mudah dimengerti mengapa
aterosklerosis mempunyai kecendrungan besar menjadi trombosit arteri.
Dominasi bahan fibrosa dan lemak pada lesi ini tampak jelas (istilah artero
menyatakan seperti bubur dan sklerosis menyatakan sifat keras dari lesi
tersebut). Pada pembuluh besar seperti aorta, ateroma yang banyak dan
berat umumnya tidak mengakibatkna penyumbatan lumen tetapi hanya
menyebabkan permukaan endotel menjadi kasar. Dalam pembuluh yang
lebih kecil, arteroma dapat benar-benar berupa lingkaran yang
mengakibatkan penyumbatan lumen yang nyata(4).

Etiologi
Perkembangan arterosklerosis disebabkan oleh banyak factor, dan karena
itu tidak mungkin menyebut faktor etiologi tunggal atau dominant.
Berbagai faktor yang menyokong perkembangan aterosklerosis tersebar
luas pada penduduk di Negara-negara maju, sehingga hanya anak-anak
yang dapat terhindar dari penyakit ini. Ternyata, pada autopsy yang
dilakukan pada orang dewasa muda yang meninggal akibat trauma sering
menunjukan adanya lesi aterosklerosis, yang kadang-kadang susah sudah
sangat berat. Endapan lemak paling dini dapat terlihat pada anak-anak kecil
dan cenderung bertambah dengan meningkatnya usia. Laju peningkatan
ukuran dan jumlah ateroma dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor
genetic penting, dan aterosklerosis serta komplikasinya cenderung terjadi
dalam keluarga. Seseorang dengan kadar kolesterol serum yang tinggi dan
pada penderita diabetes mellitus akan lebih mudah mendapatkan
aterosklerosis. Tekanan darah merupakan faktor penting bagi insiden dan
beratnya aterosklerosis. Pada umumnya penderita hipertensi akan menderita
aterosklerosis lebih awal dan lebih berat; dan beratnya penyakit
berhubungan dengan tekanan darah, walaupun dalam batas normal(4)(5).
Aterosklerosis tidak terlihat pada arteria pulmonalis (biasanya bertekanan
rendah) kecuali jika tekanannya meningkat secara abnormal, keadaan ini
dinamakan hipertensi pulmonal. Faktor resiko lain di dalam perkembangan
aterosklerosis adalah merokok. Merokok merupakan faktor lingkungan
utama yang menyebabkan aterosklerosis menjadi semakin buruk. Cara yang
tepat untuk mengetahui berbagai faktor penyokong patogenesis lesi
aterosklerosis belum diketahui sepenuhnya(3).

Penyebab
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah
dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang
mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi
lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam
arteri.
Setiap daerah penebalan (yang disebut plak aterosklerotik atau ateroma)
yang terisi dengan bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah bahan
lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.
Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan arteri besar, tetapi
biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena
turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga
disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan
karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama
ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa
pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma
menjadi lebih besar dan
lebih mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan
kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus).
Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau
bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan
sumbatan di tempat lain (emboli).
Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang
meluas, terutama pada usia muda. Penyakit ini mengenai banyak arteri
tetapi tidak selalu mengenai arteri koroner (arteri yang menuju ke jantung).
Sebaliknya, pada penyakit keturunan hiperkolesterolemia familial, kadar
kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang
lebih banyak di dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya (3).

Gejala
Sebelum terjadinya penyempitan arteri atau penyumbatan mendadak,
aterosklerosis biasanya tidak menimbulkan gejala.Gejalanya tergantung dari
lokasi terbentuknya, sehingga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau
tempat lainnya.
Jika aterosklerosis menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat,
maka bagian tubuh yang diperdarahinya tidak akan mendapatkan darah
dalam jumlah yang memadai, yang mengangkut oksigen ke jaringan.
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang
terjadi pada saat aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan akan
oksigen. Contohnya, selama berolah raga, seseorang dapat merasakan nyeri
dada (angina) karena aliran oksigen ke jantung berkurang; atau ketika
berjalan, seseorang merasakan kram di tungkainya (klaudikasio
interminten) karena aliran oksigen ke tungkai berkurang.
Yang khas adalah bahwa gejala-gejala tersebut timbul secara perlahan,
sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang juga
berlangsung secara perlahan. Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-
tiba (misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri), maka gejalanya akan
timbul secara mendadak(3)(7).

Efek
Akibat aterosklerosis sebagian bergantung pada ukuran arteri yang
terserang. Jika arteri berukuran sedang, seperti cabang utama arteria
koronaria, dengan garis tengah lumen beberapa millimeter, aterosklerosis
lambat laun dapat mengakibatkan penyempitan atau obstruksi total lumen.
Berbeda dengan perkembangan penyumbatan yang lambat ini, komplikasi
aterosklerosis dapat mengakibatkan penyumbatan mendadak. Salah satu
keadaan seperti ini adalah pembentukan trombus yang bertumpuk pada
lapisan intinya yang kasar, yang ditimbulkan oleh plak aterosklerosis.
Trombosis cenderung menimbulkan penyumbatan dalam arteri ukuran kecil
atau ukuran sedang, tetapi mungkin juga terdapat dalam bentuk endapan
tipis pada dinding pembuluh besar seperti aorta. Komplikasi lain
aterosklerosis adalah pendarahan di pusat plak yang lunak. Pada sebuah
pembuluh dengan ukuran sebesar arteria koronaria pendarahan tersebut
dapat mengakibatkan pembengkakan plak disertai penyumbatan lumen
yang mendadak. Komplikasi lain yang dapat mengakibatkan penyumbatan
arteri akut adalah rupture bercak disertai pembengkakan kandungan lipid
yang lunak ke dalam lumen dan penyumbatan pada bagian bawah
pembuluh yang lebih sempit. Akhirnya, jika cukup luas dan berat, lesi
aterosklerosis itu dapat menembus dinding muskularis dan dinding elastis
(tunika media) dinding arteri, sehingga melemahkan dinding tersebut. Pada
aorta abdominalis, tempat yang paling sering terjadi aterosklerosis yang
berat, kerusakan tunika media seperti ini dapat mengakibatkan terbentuknya
aneurisma aterosklerosis yang merupakan penggelembungan dinding arteri
yang lemah. Walaupun thrombus dapat terbentuk dalam aneurisma seperti
ini akibat pusaran abnormal dari darah dan akibat intima yang kasar, tetapi
komplikasi aneurisma yang paling berbahaya adalah terjadinya rupture
disertai pendarahan.
2. Vena
1. Definisi
Pembuluh darah vena merupakan kebalikan dari pembuluh darah arteri
yang membawa darah dari alat – alat tubuh masuk kedalam jantung. Bentuk dan
susunannya hampir sama dengan arteri. Katup pada vena yang terdapat
disepanjang pembuluh darah berfungsi untuk mencegah dari tidak kembali lagi ke
sel atau jaringan. Vena yang terbesar adalah vena pulmonalis, vena mempunyai
cabang, yaitu venolus yang selanjutnya menjadi kapiler.

VENA YANG MASUK KE JANTUNG


a. V. Kava superior merupakn vena besar yang menerima darah dari bagian atas
leher dan kepala yang dibentuk dibentuk oleh persatuan dua vena brakhiosefalika
yang masuk ke dalam atrium dektra. Vena azigos bersatu pada permukaan
posterior vena kava superior sebelum masuk ke perikardium.
b. V.kava inferior menerima darah dari alat-alat tubuh bagian bawah, menembus
sentrum pendineum setinggi veterbrai torakalis, dan masuk kebagian terbawah
atrium dekstra.
c. V.purmonalis. dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa
darah teroksigenasi (banyak mengandung oksigen) dan masuk keatrium sinistra.

Pembuluh balik vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung.
Darahnya banyak mengandung karbondioksida. Umumnya terletak dekat
permukaan tubuh,tampak kebiruan .Dinding pembuluhnya tipis dan tidak elastis
,jik a diraba denyut jantungnya tidak terasa .Pembuluh vena mempunyai katup
sepanjang pembuluhnya .Katup sepanjang pembuluhnya .Katup ini berfungsi agar
darah tetap mengalir satu darah.Dengan adanya katuo tersebut,aliran darah tetap
mengalir menuju jantung .Jika vena terluka darah tidak memancar tetapi mermbes
dari seluruh tubuh pembuluh darah balik bermuara menjadi satu.
Pembuluh darah balik besar ,yang disebut vena cava .Pembuluh darah ini masuk
kejantung melalui serambi kanan .setelah menjadi pertukaran gas diparu-paru
,darah mengalir kejantung lagi melalui vena paru-paru.vena ini membawa darah
yang kaya oksigen ,jadi darah dalam semua pembuluh vena pulmonalis.salah
satub penyakit menyerang pembuluh balik adalah varises.
Pembuluh darah vena/baik.
Pembuluh darah yang datang menuju serambi jantung yang bersifat tipis dan
elastis.
Pembuluh vena kava arteror pembuluh balik yang berasal dari bagian atas tubuh.
Pembuluh vena kava pulmonalis adalah pembuluh balik yang berasal dari bagian
bawah tubuh.

2. Struktur dan fungsi vena

3. Cabang-cabang pembuluh darah vena


a. Vena yang bermuara pada vena kava superior
Vena yang berawal tepat dibelakang angulus mandibulare dan menyatu
dengan vaurikularis posterior lalu turun melintasi msternokleido mastoidues
tepat di atasklavikula dan menebus fasia servikalis profunda mencurahkan
isinya ke v .sublavia. Cabang-cabangnya yaitu : v. Aurikularis posterior ; v.
retromadibularis menerima darah datang dari madibularis ;v. jagularis
eksterna posterior yang mengurus bagian kulit kepala dan leher bergabung
dengan vena jagularis eksterna; v. supraskapularis menerima darah dari otot
bahu bagin atas ; dan v. jagularis anterior , berawat tepat dibawah dagu ,
menyatu turun ke leherdi atas insisuara jagularis ,berjalan di bawah membran
sternaklaidmastoideus, dan mencurahkan isinya ke vena jugularis ekterna.
- Vena kulit kepala
 V. trokelaris dan v. supraorbitalis, menyatu pada tepi
medial orbita membentuk v. Rasialis
 V. tempolaris superfisalis, bercabang dengan v.maksilaris
dalam substansi glandula parotis membentuk
v.retromandibularis
 V. aurikularis posterior, bergabung dengan v.
retromandibularis dibawah glandula parotis membentuk
vena jugularis ekterna.
 V. oksipitalis, bermuara kedalam pleksus venosus
suboksipitalis dan v. jugularis interna. Vena kulit kepala
bebas beranastomosis dengan sinus vena-vena
intrakranial.
- Vena wajah:
 V. fasialis, terbentuk pada sudut medial mata, menyatu
dengan supraorbitalis dan v. supratroklearis dan
berhubungan dengan v.oftalmika superior melalui
v.supraorbitalis dengan perantara v. oftalmika superior,
v.fasialis di hubungkan dengan sinus kavernosus. Vena ini
menyilang di antara glandula submandibular dan
bermuara ke dalam v. Jugularis
 V. profunda fasialis bergabung dengan sinus kavernosus
melalui vena oftalmika superior.
 V. tranversa fasialis, bergabung dengan v. tempolaris
superfisialis di dalam glandula parotis.
- Vena pterigoideus merupakan jalinan vena mengelilingi m.
Peterigoideus menampung vena-vena sesuai dengan cabang-
cabang. a maksilaris yang bermuara kedalam v. maksilaris, v.
fasialis, v. lingualis, dan v. oftalmika superior
 V. maksilaaris bergabung dengan vena fasialis melalui
vena fasialis profunda, bergabung dengan v.tempolaris
superfisialis membentuk v. retromandibularis.
 V. fasialis, meninggalkan wajah, menyilang margo
inferior korpus mandibularis, bergabung dengan
v.retromandibularis dan bermuara kedalam v. jugularis
interna
 V. lingualis, bergabung dengan v. provunda linguae
membentuk v. komitans dan bermuara pada v. jugularis
interna
 V. oftalmika superior berhubungan dengan v. fasialis,
v.oftalmika inferior bergabung melalui visura orbitalis
inferior, dan bermuara kedalam sinus kavernosus.
- Vena tonsil dan palantum.vena palatum eksterna turun dari
palatum mole bergabung dengan pleksus venosus faringues
menembus m. Konstriktor faringues superior, bergabung
dengan v. palatina, v. faring dan v. fasialis. Vena ini bermuara
ke pleksus venosus faringues dan bermuara ke jugularis
interna.
- Vena pada punggung. Vena pada punggung mengembalikan
darah dari struktur punggung membentuk pleksus majemuk
yang tersebar sepanjang kolumna vertebalis dari kranium
sampe ke koksigis.
 Pleksus venosus vertebralis eksternus terletak di luar
kolumna vertebalis dan mengelilinginya.
 Pleksus venosus vertebalis internus terdapat didalam
kanalis vertebalis. Kedua pleksus ini saling berhubungan
dengan vena-vena leher, toraks, abdomen, dan pelvis.
Pada bagian atas berhubungan dengan sinus oksipitalis
dan basilaris dalam kavum kranii. Pleksus vertebralis
eksternus dan bermuara pada vena vertebralis
interkostalis, lumbalis dan sakralis.

b. Vena yang bermuara ke vena kava interna


1. Vena torasika interna, bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan
mengalirkan darah ke v. brakhiosefalika.
2. Vena dinding anterior dan lateral abdomen. Darah vena di kumpulkan
ke jalinan vena-vena dari umbilikus dan di alirkan ke vena aksilaris
melalui vena toraklis lateralis dan ke bawah vena femoralis melalui vena
epigastrika superfisialis.
 V. safena magna menghubungkan jalinan vena melalui umbilikus
sepanjang liga mentum terres hepatis ke vena porta dan
membentuk anastomosis v. porta dengan v.sistemik yang penting.
 V. epigastrika superior, v. epigastrika inferior dan v. sirkumfleksa
ileum profundus mengalirkan darah ke vena iliaka eksterna.
 V. interkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigos dan
lumbalis mengalirkan darah ke vena kava interior.
3. Vena lambung, vena yang ,mengaliekan darah ke sirkulasi portal v.gastrika
sinistra dan v. gastrika dekstra langsung ke vena porta. Vena gastroepiploika
sinistra lalu bermuara ke v.lienalis dan v.gastroepiploika dekstra bermuara kev.
Menesterika superior.
4. Vena dinding posterior abdomen. V kava inferior mengalirkan sebagian besar
darah dari tubuh di bawah diafragama ke atrium kanan jantung. Dibentuk oleh
persatuan v. iliaka kommunis dan berjalan ke atas sisi kanan aorta menembus
sentrum tendinium diafragama setinggi vertabrae torasika memaukan darahnya ke
atrium kanan jantung dan menerima cabang dari v. menesterika inferior, v.
lienalis, v. menesterika superior dan v. porta.
 V. menesterika inferior merupakan cabang dari sirkulasi portal mulai
pertengahan anus v. rektalis superior berjalan ke atas bersatu dengan
lienalis di belakang pankreas, menerima cabang sesui dengan cabang
arterinya.
 V.lienalis cabang dari sirkulasi portal mulai dari hilus limpa oleh
persatuan v.gastrika dan v.gatroepipoloika berjalan ke kanan dalam
ligamentum lienorenalis berjalan kebelakang pankreas bersatu dengan
menesterika superior untuk membentuk v. porta, v.menesterika
inferior dan vena dari pankreas bermuara pada vena lienalis.
 V. menesterika superior merupakan cabang dari sirkulasi porta mulai
dari pembatasan ileosekalis berjalan ke atas dinding posterior
abdomen dan dalam pangkal menesterium usus halus bersatu dengan
v. lienalis untuk membentuk v. porta.
 V. porta merupakan vena yang penting, panjangnya 5cm, di bentuk di
belakang pankreas oleh persatuan v.menesterika superior dan v.
lienalis. Vena porta berjalan ke atas dan kanan duodenum dan masuk
ke omentum minus. Sirkulasi portal mulai sebagai pleksus kapiler
dalam organ yang merupakan tempat drah di alirkan keluar berakhir
dengan pengosongan darahnya ke dalam sinusoid dalam hati. V.porta
mengalirkan darah dari pencernaan bagian bawah esofagus sampai
pertengahan atas anus, dari pankreas, kandung empedu, duktus,
kolekudus, dan limpa.
5. Anastomosis portal sistemik. Dalam keadaan normal, vena porta
melewati hati dan masuk ke vena kava inferior. Sirkulasi portal
merupakan sirkulasi sistemik melewati vena hepatika, hubungan lain
apabila jalan langsung terhambat.

c. Anastomosis portal sistemik


1. Sepertiga bawah esofagus. Ramus esofagea dari v. gastrika sinistra (cabang v.
portal) beranastomosis dengan v. esofagea mengalir ke vena azigos.
2. Pertengahan atas anus v.rektalis superior.(cabang v. porta), mengalirkan
darah dari setengah atas anus beranastomosis dengan v.rektalis media dan
inferior merupakan cabang dari v.iliaka interna dan v. pudenda.
3. V. paraumbilikus,menghubungkan cabang kiri v.porta dengan v. supervisial di
dinding arterior abdomen, berjalan ligamentum falsiformi dan liga mentum
terres hepatis.
4. Vena-vena kolon asenden, desenden, duodenum, pankreas, dan hati (cabang
v. porta), beranastomosis dengan v.renalis, v. lumbalis dan v. frenika.
5. V. ovarika, berasal dari ovarium setinggi vertebra lumbalis ke-1 dan
mengalirkan darah ke v. kava inferior.
d. Vena dinding pelvis
1. V.iliaka eksterna, mulai dari belakang ligamentum inguinal sebagai
lanjutan v. femoralis, berjalan sepanjang sisi media a.femoralis bersatu
dengan v. iliaka interna untuk membentuk v. iliaka kommunis
menerima darah dari epigastrika inferior dan v.sirkumfleksa ilium
profundus.
2. V. iliaka interna, terbentuk dari penggabungan cabang-cabang a.iliaka
interna, v.vaginalis, dan v. pudenda interna yang berjalan ke atas
bersatu dengan v.iliaka eksterna membentuk v. iliaka kommunis.
3. V. sakralis media bermuara pada v.iliaka kommunis sinistra.
e. Vena anggota gerak atas
1. Jalinan v.superfisialis ditemukan pada dorsum manus, jalinan vena ini
mengalir ke atas, di lateral masuk ke v. sefalika dan bagian medial
masuk ke v.basilika,dan memutar menuju permukaan arterior lengan
bawah.Vena ini berjalan keatas menuju lengan atas.
2. V.basilika,berakhir dengan menembus fasia profunda pada trigonum
deltoidpektorale dan bermuara pada v.aksilaris
3. V.basilika,dari dorsum manus sisi medikal lengan bawah menembus
fasia profunda,sekitar pertengahan lengan atas bercabang v.kubitis
medialis yang menghubungkan v.basilika dengan v.sefalika pada fosa
kubiti yang bermuara ke v.aksilaris.

f. Vena anggota gerak bawah


1. V. superfisialis tungakai bawah adalah v.savena magna dan v.parva
yang berjalan keatas dengan cabangnya .
2. V.safena magna mengangkut darah dari ujung medial arkus venusus
dorsalis pedis berjalan naik didepan maleolus medialis berjalan
kebelakang lutut melalui sisi medial paha pada fasia
profundabergabung dengan v.femoralis ,berhubungan dengan v.safena
parva berjalan kebelakang lutut .V.perforansmenghubungkan v.safena
magna dengan v.profunda sepanjang sisi medial betis.Pada hiatus
safenus difasia profunda ,v.safena magna mempunyai cabang tiga
,yaitu:
 V.sirkumfleksa ilium super fisialis
 V.epigastrika superfisialis,dan
 V.pudenda interna superfisialis
3. V.aksesoria bergabung dengan vena utama dan pada pertengahan paha
bermuara pada v.savena .
4. v.savena parfa .vena ini banyak memilki katup,timbul dari bagian
lateral arkus venosus dorsalis pedis,naik kebelakang maleolus
lateralis,menembus vasi profunda ,berjalan diantara kaput
m.gastroknemius bagian bawah fossa poplitea dan berakhir dalam
v.poplitea .vena ini ,memiliki cabang-cabang,yaitu :
 v.komunikantes dengan profunda pedis
 dan cabang-cabang anastomotik yang bergabung dengan v.savena
magna
g. V.poplitea dibentuk oleh penyatuan vena komunikantes dari a.tibialis anterior
dan posterior pda batas bawah m. Popliteus yang terletak pada sisilateral dan
berjalan melalui lubang m. Adduktor magnus menjadi v. femoralis
h. V. femoralis merupakan lanjutan dari vena popitea menaiki paha pada
sisilateral, berakhir pada sisi medial , dan meninggalkan paha berjalan ke
belakang ligamentum inguinal mejadi v.iliaka ekterna . vena ini memiliki
cabang-cabang yaitu :
 v. safena magna
 v . sirkumfleksa, dan
 v . pudenda eksterna.
i. V. obturatoria menampung cabang-cabang dari a. Abtoratoria dan
mencurahkan isinya kedalam v. iliaka interna .
4. PENYAKIT PENYAKIT PADA VENA
a. Varises
varises terjadi pada pembuluh vena akibat tidak lancarnya darah menuju
jantung. varises biasanya terjadi pada kaki, dan penyebabnya adalah
kebanyakan berdiri,duduk, dan jongkok.
b. Wasir
Wasir adalah membesarnya vena yang terdapat di sekitar lubag anus.
penyebabnya adalah aliran darah tidak lancar, seperti Varises.
c. Embolisme
adalah penyumbatan sistem kardiovaskular yang dapat terjadi di beberapa
bagian tubuh karena benda asing. penyumbatan biasanya disebabkan oleh
butiran lemak, gelembung udara, pecahan tumor, dll.
d. Trombosis
Adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah
didalam tubuh. bekuan terjadi dipembuluh vena. dan sangat berbahaya bila
terjadi di vena dalam

Anda mungkin juga menyukai