Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN RDS

(RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)

1.1. Pengkajian

1. Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat, agama,

tanggal pengkajian.

2. Riwayat kesehatan

a. Riwayat maternal

Menderita penyakit seperti diabetes mellitus, kondisi seperti perdarahan

plasenta, tipe dan lamanya persalinan, stress fetal atau intrapartus.

b. Status infant saat lahir

Prematur, umur kehamilan, apgar score (apakah terjadi asfiksia), bayi lahir

melalui operasi caesar.

3. Data dasar pengkajian

a. Cardiovaskuler

 Bradikardia (< 100 x/i) dengan hipoksemia berat

 Murmur sistolik

 Denyut jantung DBN

b. Integumen

 Pallor yang disebabkan oleh vasokontriksi peripheral

 Pitting edema pada tangan dan kaki

 Mottling
c. Neurologis

 Immobilitas, kelemahan

 Penurunan suhu tubuh

d. Pulmonary

 Takipnea (> 60 x/i, mungkin 30-100 x/i)

 Nafas grunting

 Pernapasan cuping hidung

 Pernapasan dangkal

 Retraksi suprasternal dan substernal

 Sianosis

 Penurunan suara napas, crakles, episode apnea

e. Status behavioral

 Letargi

4. Pemeriksaan Doagnostik

a. Sert rontgen dada : untuk melihat densitas atelektasi dan elevasi

diafragma dengan over distensi duktus alveolar

b. Bronchogram udara : untuk menentukan ventilasi jalan napas

c. Data laboratorium :

 Profil paru, untuk menentukan maturitas paru, dengan bahan cairan

amnion (untuk janin yang mempunyai predisposisi RDS)

 Lesitin/spingomielin (L/S) ratio 2 : 1 atau lebih mengindikasikan

maturitas paru

 Phospatidyglicerol : meningkat saat usia gestasi 35 minggu


 Tingkat phospatydylinositol

 AGD : PaO2< 50 mmHg, PaCO2> 50 mmHg, saturasi oksigen 92%-

94%, pH 7,3-7,45.

 Level potassium : meningkat sebagai hasil dari release potassium dari

sel alveolar yang rusak.

1.2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 DO : Surfaktan ↓ Kerusakan
- Hiperkapnea  pertukaran gas
- Hipoksia Tegangan permukaan alveolus ↑
- Takipnea 
- Sianosis Ketidakseimbangan infasi saat inspirasi
- Letargi 
- Dispnea Kolaps alveoli
- GDA abnormal 
- Pucat Gangguan ventilasi pulmonal

Hipoksia Retensio CO2 Peningkatan


  pulmonary
Kerusakan endotel Asidosis vaskular resistance
dan epitel duktus respiratorik 
arteriousus  Hipoperfusi
 Vasokonstriksi jaringan paru
Transudasi alveoli  
 Penurunan Menurunkan aliran
Pembentukan
sirkulasi paru dan darah pulmonal
fibrin
perfusi alveolar

Membran hialin Kerusakan
melapisi alveoli pertukaran gas

2 DO : Surfaktan menurun Pola napas tidak


- Dispnea; takipnea  efektif
- Periode apnea Janin tidak dapat menjaga rongga paru tetap
- Pernapasan cuping Mengembang
hidung 
- Retraksi dinding Usaha inspirasi lebih kuat
dada 
- Sianosis - Sukar bernapas
- Mendengkur - Dispnea
- Napas grunting - Retraksi dinding dada
- Kelelahan - Kelelahan
- Pernapasan cuping hidung

MK : pola nafas tidak efektif

3 DO : Metabolisme anaerob Termoregulasi


- Hipotermia  tidak efektif
- Letargi Timbunan asam laktat
- Menangis buruk Asidosis metabolik
- Aterosianosis 
- Takipnea; apnea Kurangnya cadangan glikogen dan lemak coklat
- Turgor kulit buruk 
- Hipoglikemia Respons menggigil pada bayi kurang/tidak ada

Bayi kehilangan panas tubuh/tidak dapat meningkatkan
panas tubuh

MK : Termoregulasi tidak efektif

4 DO : Kolaps paru Risiko tinggi


- Bradikardia  penurunan curah
- Sianosis umum Gangguan ventilasi pulmonal jantung
- Pucat 
- Hipotensi Hipoksia Peningkatan PVR
- Dispnea  
- Edema perifer Kontriksi Pembalikan parsial
- Lelah vaskularisasi sirkulasi darah
- Murmur sistolik pulmonal
janin

Penurunan
oksigenasi
jaringan
 MK : Penurunan
Penurunan curah curah jantung
jantung
1.3. Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakadekuatan kadar

surfaktan, ketidakseimbangan perfusi ventilasi.

2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi/kelelahan,

keterbatasan pengembangan otot.

3. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan penurunan lemak subkutan,

peningkatan upaya pernapasan sekunder akibat RDS.

4. Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan

ventilasi pulmonal
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
1 Ketidakefektifan Pola nafas NOC : NIC
Batasan Karakteristik : Respiratory status : Ventilation Oxygen Therapy
 Bradipnea Setelah dilakukan tindakan  Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
 Dispnea keperawatan ..x.. jam diharapkan  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Fase ekspirasi memanjang pola nafas pasien teratur dengan  Siapkan peralatan oksigenasi
 Ortopnea kriteria :  Monitor aliran oksigen
 Penggunaan otot bantu  Irama pernafasan teratur/  Monitor respirasi dan status O2
tidak sesak
pernafasan  Pertahankan posisi pasien
 Penggunaan posisi tiga titik  Pernafasan dalam batas normal
 Monitor volume aliran oksigen dan jenis canul
(dewasa: 16-20x/menit)
 Peningkatan diameter yang digunakan.
 Kedalaman pernafasan normal
anterior-posterior  Monitor keefektifan terapi oksigen yang telah
 Penurunan kapasitas vital  Suara perkusi jaringan paru diberikan
normal (sonor)
 Penurunan tekanan ekspirasi  Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Cemas berkurang
 Penurunan tekanan inspirasi  Monitor tingkat kecemasan pasien yang
 Penurunan ventilasi semenit kemungkinan diberikan terapi O2
 Pernafasan bibir
 Pernafasan cuping hidung
 Pernafasan ekskursi dada
 Pola nafas abnormal (mis.,
irama, frekuensi, kedalaman)
 Takipnea

Faktor yang berhubungan


 Ansietas
 Cedera medulaspinalis
 Deformitas dinding dada
 Deformitas tulang
 Disfungsi neuromuskular
 Gangguan muskuluskeletal
 Gangguan Neurologis
(misalnya :
elektroenselopalogram(EEG)
positif, trauma kepala,
gangguan kejang)
 Hiperventilasi
 Imaturitas neurologis
 Keletihan
 Keletihan otot pernafasa
 Nyeri
 Obesitas
 Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
 Sindrom hipoventilasi

2 Gangguan pertukaran gas NOC NIC


Batasan Karakteristik : Respiratory status: Gas Exchange Acid Base Management
 Diaforesis Setelah dilakukan tindakan  Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Dispnea keperawatan ..x.. jam diharapkan  Posisikan pasien untuk mendapatkan ventilasi
 Gangguan pengelihatan hasil AGD pasien dalam batas yang adekuat(mis., buka jalan nafas dan
 Gas darah arteri abnormal normal dengan kriteria hasil : tinggikan kepala dari tempat tidur)

 Gelisah PaO2 dalam batas normal (80-  Monitor hemodinamika status (CVP & MAP)

 Hiperkapnia
100 mmHg)  Monitor kadar pH, PaO2, PaCO2 darah
PaCO2 dalam batas normal (35-
 Hipoksemia melalui hasil AGD

 Hipoksia
45 mmHg) Monitor tanda-tanda gagal napas
pH normal (7,35-7,45) Monitor
 Iritabilitas
SaO2 normal (95-100%) Monitor status neurologis
 Konfusi
Tidak ada sianosis Monitor status pernapasan dan status
 Nafas cuping hidung
Tidak ada penurunan kesadaran oksigenasi klien
 Penurunan karbon dioksida
 pH arteri abnormal Atur intake cairan
 Pola pernafasan abnormal (mis., Auskultasi bunyi napas dan adanya suara napas
kecepatan, irama, kedalaman) tambahan (ronchi, wheezing, krekels, dll)
 Sakit kepala saat bangun Kolaborasi pemberian nebulizer, jika
 Sianosis diperlukan
 Somnolen Kolaborasi pemberian oksigen, jika diperlukan.
 Takikardia
 Warna kulit abnormal (mis.,
pucat, kehitaman )
Faktor yang berhubungan :
 Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi
 Perubahan membran alveolar-
kapiler
3 Penurunan curah jantung Setelah diberikan asuhan NIC Label :
berhubungan dengan : keperawatan selama ...... x ...... jam, Cardiac Care
 Perubahan frekuensi jantung (Heart diharapkan  Evaluasi adanya nyeri dada (Intesitas, lokasi,
rate, HR) ........................................................... rambatan, durasi, serta faktor yang menimbulkan
 Perubahan ritme jantung ........................................................... dan meringankan gejala).
 Perubahan afterload ................................  Monitor EKG untuk perubahan ST, jika
 Perubahan kontraktilitas NOC Label : diperlukan.
 Perubahan preload Cardiac Pump Effectiveness  Lakukan penilaian komprehenif untuk sirkulasi
 Perubahan volume sekuncup  Tekanan darah sistolik (TDS) perifer (Cek nadi perifer, edema,CRT, serta warna
dalam batas normal (< 120 dan temperatur ekstremitas) secara rutin.
DS : mmHg)  Monitor tanda-tanda vital secara teratur.
..............................................................  Tekanan darah diastolik (TDD)  Monitor status kardiovaskuler.
.............................................................. dalam batas normal (< 80  Monitor disritmia jantung.
.............................................................. mmHg)  Dokumentasikan disritmia jantung.
..............................................................  Frekuensi jantung (Heart rate,  Catat tanda dan gejala dari penurunan curah
.............................................................. HR) dalam batas normal (60-100 jantung.
.............................................................. x/menit)  Monitor status repirasi sebagai gejala dari gagal
..............................................................  Peningkatan fraksi ejeksi jantung.
.............................................................  Peningkatan nadi perifer  Monitor abdomen sebagai indikasi penurunan
DO :  Oliguria (-) perfusi.
Perubahan Frekuensi/Irama Jantung  Peningkatan tekanan vena sentral  Monitor nilai laboratorium terkait (enzim
 Bradikardia (Central venous pressure, CVP) jantung).
 Perubahan EKG (Contoh : aritmia,  Distensi vena jugularis (-)  Monitor fungsi peacemaker, jika diperlukan.
abnormalitas konduksi, iskemia)  Disritmia (-)  Evaluasi perubahan tekanan darah.
 Palpitasi  Bunyi jantung abnormal (-)  Sediakan terapi antiaritmia berdasarkan pada
 Takikardia  Angina (-) kebijaksanaan unit (Contoh medikasi antiaritmia,
 Edema perifer (-) cardioverion, defibrilator), jika diperlukan.
Perubahan Preload  Edema paru (-)  Monitor penerimaan atau respon pasien terhadap
 Penurunan tekanan vena sentral  Diaforesis (-) medikasi antiaritmia.
(Central venous pressure, CVP)  Nausea (-)  Monitor dispnea, keletihan, takipnea, ortopnea.
 Peningkatan tekanan vena sentral  Keletihan (-)
(Central venous pressure, CVP)  Dispnea saat istirahat (-) Cardiac Care : Acute
 Penurunan tekanan arteri paru  Dispnea dengan aktivitas sedang  Evaluasi adanya nyeri dada (Intesitas, lokasi,
(Pulmonary artery wedge pressure, (-) rambatan, durasi, serta faktor yang menimbulkan
PAWP)  Penurunan berat badan dan meringankan gejala).
 Peningkatan tekanan arteri paru  Ascites (-)  Monitor EKG untuk perubahan ST, jika
(Pulmonary artery wedge pressure,  Hepatomegali (-) diperlukan.
PAWP)  Kelemahan kognitif (-)  Lakukan penilaian komprehenif untuk sirkulasi
 Edema  Pallor (-) perifer.
 Keletihan  Sianosis (-)  Monitor kecepatan pompa dan ritme jantung.
 Murmur  Auskultasi bunyi jantung.
 Distensi vena jugularis Circulation Status  Auskultasi paru-paru untuk crackles atau suara
 Peningkatan berat badan  Tekanan darah sistolik (TDS) nafas tambahan lainnya.
dalam batas normal (< 120  Monitor efektifitas terapi oksigen, jika diperlukan.
Perubahan Afterload mmHg)  Monitor faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
 Warna kulit yang abnormal  Tekanan darah diastolik (TDD) oksigen (PaO2, nilai Hb, dan curah jantung), jika
(Contoh : pucat, kehitam- dalam batas normal (< 80 diperlukan.
hitaman/agak hitam, sianosis) mmHg)  Monitor status neurologis.
 Perubahan tekanan darah  Tekanan nadi yang melebar (-)  Monitor EKG (12-leads), jika diperlukan.
 Kulit lembab  MAP dalam batas normal (60-70  Monitor fungsi ginjal (Nilai BUN dan kreatinin),
 Penurunan nadi perifer mmHg) jika diperlukan.
 Penurunan resistensi vaskular paru  PaO2 dalam btas normal (80-95  Monitor hasil tes untuk fungsi hati, jika
(Pulmonary Vascular Resistance, mmHg atau 10,6-12,6 kPa) diperlukan.
PVR)  PaCO2 dalam batas normal (35-  Monitor nilai laboratorium elektrolit yang bisa
 Peningkatan resistensi vaskular 45 mmHg atau 4,66-5,98 kPa) meningkatkan risiko disritmia (serum K dan Mg),
paru (Pulmonary Vascular  SpO2 dalam batas normal (> jika diperlukan.
Resistance, PVR) 95%)  Administrasikan medikasi untuk mengurangi atau
 Penurunan resistensi vaskular  Capillary Refill Time (CRT) mencegah nyeri dan iskemia, sesuai kebutuhan.
sistemik Systemic Vascular dalam batas normal (< 3 detik)
Resistance, PVR)  Hipertensi ortostatik (-) Vital Signs Monitoring
 Peningkatan resistensi vaskular  Edema perifer (-)  Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan RR.
sistemik (Systemic Vascular  Ascites (-)  Catat adanya fluktuasi tekanan darah.
Resistance, PVR)  Keletihan (-)  Monitor tekanan darah saat pasien berbaring,
 Dispnea  Kelemahan kognitif (-) duduk, atau berdiri, sebelum dan sesudah
 Oliguria  Pallor (-) perubahan posisi.
 Pengisian kapiler memanjang  Parathesia (-)  Auskultasi tekanan darah pada kedua lengan dan
 Pitting edema (-) bandingkan.
Perubahan Kontraktilitas  Monitor tekanan darah, nadi, RR, sebelum,
 Batuk Tissue Perfussion : Cardiac selama, dan setelah aktivitas.
 Crackle  Frekuensi jantung apikal dan  Monitor kualitas dari nadi.
 Penurunan indeks jantung radial dalam batas normal (60-  Monitor adanya pulsus paradoksus.
 Penurunan fraksi ejeksi 100 x/menit)  Monitor adanya pulsus alterans.
 Penurunan indeks kerja pengisian  Tekanan darah sistolik (TDS)  Monitor jumlah dan irama jantung.
ventrikel kiri (Left ventricular dalam batas normal (< 120  Monitor bunyi jantung.
stroke work index,LVSWI) mmHg)  Monitor frekuensi dan irama pernapasan.
 Penurunan indeks volume  Tekanan darah diastolik (TDD)  Monitor suara paru-paru.
sekuncup (Stroke volume index, dalam batas normal (< 80  Monitor pola pernapasan abnormal.
SVI) mmHg)  Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.
 Ortopnea  MAP dalam batas normal (60-70  Monitor sianosis perifer.
 Dispnea parokismal nokturnal mmHg)  Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
 Bunyi S3  Angina, aritmia (-) melebar, bradikardi, peningkatan sistolik).
 Bunyi S4  Takikardia, bradikardia (-)  Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.
 Nausea, vomiting (-)
Perilaku/Emosi
 Kecemasan atau ansietas Vital Signs
 Gelisah  Temperatur tubuh dalam batas
normal (36,5-37,5oC)
 Frekuensi jantung apikal dalam
batas normal (60-100 x/menit)
 RR dalam batas normal (12-20
x/menit)
 Tekanan darah sistolik (TDS)
dalam batas normal (< 120
mmHg)
 Tekanan darah diastolik (TDD)
dalam batas normal (< 80
mmHg)

Anda mungkin juga menyukai