Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Konsep Dasar TB Paru

2.1.1.1 Pengertian TB Paru

Penyakit Tuberculosis atau disingkat dengan TBC adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh kuman atau bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

pada umumnya menyerang organ paru-paru, tetapi sebagian lagi dapat menyerang

organ di luar paru-paru, seperti misalnya kelenjar getah bening, kulit, saluran

pencernaan (usus), selaput otak, dan lain sebagainya (Anggraeni, 2011).

Nama Tuberculosis berasal dari tubercel. Tubercel adalah tonjolan kecil dan

keras yang terbentuk waktu sistem kekebalan membangun tembok mengelilingi

bakteri TBC dalam paru. Infeksi ini disebut TB Paru. Infeksi dapat menyebar dari

paru ke ginjal, tulang belakang dan otak. Infeksi ini disebut TB luar paru. TB luar

paru ditemukan pada orang yang sudak terinfeksi TB tetapi belum diobati

(Anggraeni, 2011).

2.1.1.2 Etiologi

Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman

berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/µm dan tebal 0.3-0.6/ µm.  Jenis

bakteri ini pertama kali ditemukan oleh seseorang yang bernama Robert Koch

pada tanggal 24 Maret 1882. Untuk mengenang jasa beliau maka bakteri tersebut

13
diberi nama baksil Koch. Bahkan penyakit TBC pada paru-paru pun dikenal juga

sebagai Koch Pulmonum (KP).

Sebagian besar dinding kuman terdiri dari asam lemak (lipid), yang

membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alcohol) sehingga disebut

dengan bakteri tahan asam (BTA).Kuman dapat hidup di udara kering maupun

dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es).Hal ini terjadi

karena kuman berada dalam sifat dormant yang memungkinkan kuman bangkit

kembali dan menjadikan penyakit tuberculosis menjadi aktif lagi. (Sudoyo et al

2010).

2.1.1.3 Tanda dan Gejala TB Paru

1. Gejala Umum

a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan

malam hari disertai keringat. Kadang-kadang serangan demam seperti

influensi dan sifat hilang timbul.

b. Penurunan nafsu makan dan berat badan.

c. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

d. Perasaan tidak enak (malaise) dan lemah.

2. Gejala Khusus

a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan

pada sebagian bronkus (saluran yang menuju paru-paru) akibat penekanan

kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,

suara nafas melemah yang disertai sesak.

14
b. Jika ada cairan di rongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai

dengan keluhan sakit dada.

c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang

pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di

atasnya, pada muara ini akan kluar cairan nanah.

2.1.1.4 Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis terbaik dari penyakit tuberculosis diperoleh dengan pemeriksaan

mikrobiologi melalui isolasi bakteri. Bahan pemeriksaan untuk isolasi

Mycobacterium tuberculosis berupa:

Jenis Pemeriksaan Interprestasi Hasil

A. Sputum
 Mycobacterium
 Kultur
tuberculosis positif pada
tahap aktif, peting untuk
menetapkan diagnosa
pasti dan melakukan uji
kepekaan terhadap obat
 BTA positif
 Ziehl-Neelsen
Sputum dikumpulkan dalam dua
hari kunjungan yang berurutan
berupa dahak
 S (sewaktu): Dahak dikumpulkan
pada saat suspek TB datang
berkunjung pertamakali. Pada
saat pulang, suspek membawa
sebuah pot dahak

15
untukmengumpulkan dahak pagi
pada hari kedua.
 P (Pagi): Dahak dikumpulkan di
rumah pada pagi hari kedua,
segera setelahbangun tidur. Pot
dibawa dan diserahkan sendiri
kepada petugas di UPK.
 S (sewaktu): Dahak dikumpulkan
di UPK pada hari kedua, saat
menyerahkan dahak pagi.
B. Tes Kulit (PPD, Mantoux, Vollmer) Reaksi positif (area indurasi
10mm atau lebih
menunjukkan infeksi masa
lalu dan adanya antibodi
tetapi tidak berarti untuk
menunjukkan keaktivan
penyakit)
C. Foto thorax Dapat menunjukan infiltrasi
lesi awal pada area paru,
simpanan kalsium lesi
sembuh primer, efusi cairan,
akumulasi udara, area cavitas,
area fibrosa dan penyimpanan
teratur mediastinal
D. Histologi atau kultur jaringan Hasil positif dapat
(termasuk bilasan lambung, urine, menunjukkan serangan
cairan serebrospinal, biopsy kulit) ekstrapulmonal
E. Biopsi jarum pada jaringan paru Positif untuk granuloma TB,
adanya giant cell
menunjukkan nekrosis
F. Darah
 LED  Indikator stabilitas

16
biologic penderita, respon
terhadap pengobatan dan
predeksi tingkat
penyembuhan. Sering
meningkat pada proses
aktif.
 Limfosit  Menggambarkan status
imunitas penderita
(normal atau supresi).
 Elektrolit  Hiponatremia dapat
terjadi akibat retensi
cairan pada TB paru
kronis luas.
 Analisa Gas Darah  Hasil bervariasi
tergantung laktat dan
beratnya kerusakan paru.

G. Tes Faal Paru Penurunan kapasitas vital,


peningkatan ruang mati,
peningkatan rasio udara
residu dan kapasitas paru
total, penurunan saturasi O2
sebagai akibat dari infiltrasi
parenkim/fibrosis, kehilangan
jaringan paru dan penyakit
pleural.

2.1.1.5 Pengobatan TB Paru

17
Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu intensif (2-3 bulan) dan

fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan sesuai terdiri atas obat

utama dan obat tambahan jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan

rekomendasi WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin dan

Etambutol.

1. Tahap Intensif

a. Tahap intensif (awal) adalah pasien mendapat obat setiap hari dan perlu

diawasi secara langsung untuk mencegah terjadinya resisten obat.

b. Bila pengobatan intensif tersebut diberikan secara tepat, biasanya pasien

menjadi tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar

pasien TBC BTA positif menjadi BTA negatif dalam 2 bulan.

2. Tahap Lanjutan

Tahap lanjutan ini pasien mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam

jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjutan penting untuk membunuh

kuman sehingga mencegah terjadinya kekambuhan (Sejati & Sofiana, 2015).

18

Anda mungkin juga menyukai