Anda di halaman 1dari 23

MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KOMUNITAS MENURUT

DOROTHY JOHNSON

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas

Ns. Bayu dwisetyo, S.kep M.kep

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

1. Wahyuni Padu ( 1701032 )


2. Nurdewi basarewan ( 1701032 )
3. Desilinasari w ( 1701029 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2019-2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah tentang “model konseptual keperawatan
komunitas menurut Dorothy Johnson ” tepat pada waktunya. Makalah ini kelompok
kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kepeerawatan komunitas
Kelompok kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini tak luput dari
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk penyempurnaan penyusunan makalah kami ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amin.

MANADO 2 NOVEMBER 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….....ii

DAFTAR ISI ……………………………...…………………………………………iii

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………….1

A. Latar belakang………………………………………………………………. 1
B. Rumusan masalah…………………………………………………………... 2
C. Tujuan……………………………………………………………………….. 2
D. Manfaat……………………………………………………………………… 2

BAB II : LANDASAN TEORI ………………………………………………………3

A. Biografi Dorothy Johnson………………………………….……………… 3


B. Konsep utama teori Dorothy Johnson…………………………………….. 4
C. System perilaku…………………………………………………………….. 5
D. Gambaran model konsptual Dorothy Johnson…………………………… 6
E. Asumsi-asumsi ………………………………………………………………8
F. Hubungan antara model konseptual keperawatan dan proses
keperawatan ……………………………………………………………….10

BAB III : TINJAUAN KASUS …………………………………………………….12

A. Kasus ………………………………………………………………………..12
B. Penyelesaian masalah menggunakan teori Johnson……………………... 17

BAB IV : PENUTUP………………………………………………………………. 18

A. Kesimpulan………………………………………………………………… 18
B. Saran……………………………………………………………………….. 18

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu
bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada
perkembangan ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain,
mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah
mengikuti perkembangan zaman.
Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep
keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau
model keperawatan. Teori merupakan sekelompok konsep yang membentuk
sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses,
peristiwa, atau kejadian yang didasari oleh fakta-fakta yang telah diobservasi tetapi
kurang absolute atau kurang bukti secara langsung. Sehingga dalam melaksanakan
praktek, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang
sudah dimunculkan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi kerja melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan
memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi
untuk menjadikan perawat peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan
apa yang harus dikerjakan pada saat itu.
Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari
struktur keperawatan itu sendiri yang memungkinkan perawat mengingat dalam
model praktek keperawatan mengandung komponen dasar seperti adanya
keyakinan dan nilai yang mendasari sebuah model, adanya tujuan praktek yang

1
ingin dicapai dalam memberikan pelayanan kepada kebutuhan semua pasien serta
ada pengetahuan dan keterampilan dalam hal ini dibutuhkan oleh perawat dalam
mengembangkan tujuan.
Berikut ini adalah ringkasan teori keperawatan dari “Marie Dorothy
Johnson” yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu
mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai
dasar keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori dalam teori keperawatan Johnson?
2. Bagaimana kerangka konsep teori keperawatan Johnson?
3. Bagaimana aplikasi teori keperawatan Johnson ke dalam Asuhan Keperawatan
keluarga?
C. Tujuan
1. Mendeskripsikan konsep teori dalam teori keperawatan Johnson
2. Mendeskripskan kerangka konsep teori keperawatan Johnson
3. Mendeskripsikan aplikasi teori keperawatan Johnson ke dalam Asuhan
Keperawatan keluarga
D. Manfaat
1. Untuk mengetahui konsep teori dalam teori keperawatan Johnson
2. Untuk mengetahui kerangka konsep teori keperawatan Johnson
3. Untuk mengetahui aplikasi teori keperawatan Johnson ke dalam
AsuhanKeperawatan keluarga.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Biografi Dorothy E. Johnson


Dorothy E. Johnson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di
Savannah, Georgia. Pada tahun1933 Johnson memperoleh gelar A.A. dari
Armstrong junior College di Savannah, Georgia. Pada tahun 1949-1978
Johnson menjadi instruktur dan asistenprofesor dalam perawat kesehatan anak-
anak (pediatric nursing) di Vanderbilt University School of Nursing. Pada
tahun 1955-1956 Johnson menjadi penasehat pediatric nursing yang ditugaskan
di Sekolah kesehatan Kristen bidang Keperawatan di Vellore, India
Selatan. Dan Johnson mendapatkan Penghargaan yang paling
dibanggakan yaitu Faculty Award. Pada tahun 1975 mendapatkan penghargaan
kembali sebagai Lulu Hassenplug Distinguished Achievement Award dari
Asisi. Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni
tujuan perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau
mengobati dari penyakit atau cidera. Ilmu dan seni merawat harus berfokus
pada pasien sebagai individu dan bukan pada entitas yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi,
sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya. ia menyandarkan
sepenuhnya pada toeri sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari
A. Rapoport,R. Chin dan W.Buckley. struktur teori sistem perilaku dipolakan
sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan
untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan. Dalam
tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku
dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang
menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian
biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.

3
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis
bahwa perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif
pada pasien sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari
disiplin ilmu lain seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan
modifikasi perilaku, untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan
lain yaitu bahwa manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide
tersebut adalah asli dari dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku
didukung dalam ilmu-ilmu perilaku, tetapi literatur empiris mendukung dugaan
bahwa sistem perilaku merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan.
Dalam sistem biologis , pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari
pengetahuan keseluruhan sistem.
B. Konsep Utama Teori Dorthy E. Johnson
Dorthy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan
untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku yang efektif dan efisien
untuk mencegah timbulnya penyakit. Manusia adalah makhluk yang utuh dan
terdiri dari 2 sistem yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan
termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap
perilaku seseorang. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berespon adaptif
baik fisik, mental, emosi dan sosial terjadap lingkunagan internal dan eksternal
dengan harapan dapat memelihara kesehatannya. Menurut Johnson ada 4 tujuan
asuhan keperawatan kepada individu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan
tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap perubahan
fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau produktif serta
mampu mengatasi masalah kesehatan yang lainnya.
Teori keperawatan Dorothy E Johnson diukur dengan ‘’behavioral
sistem theory’’. Johnson menerima definisi perilaku seperti diyatakan oleh para
ahli perilaku dan biologi: output dari strukturdan proses-proses intra-
organismik yang keduanya dikoordinasi dan di artikulasi dan bersifat responsif

4
terhadap perubahan-perubahan dalam sensori stimulation. Johnson
memfokuskan pada perilaku yang dipengaruhi oleh kehadiran aktual dan tak
langsung makhluk sosial lain yang telah ditunjukkan mempunyai signifikansi
adaptif utama.
Dengan memakai definisi sistem oleh rapoport tahun 1968, Johnson
menyatakan , ” A system is a whole that functions as a whole by virtue of
the interpedence of it’s part.” (system merupakan keseluruhan yang berfungsi
berdasarkan atas ketergantungan antar bagian-bagiannya). Johnson menerima
pernyataan chin yakni tedapat “organisasi, interaksi, interpedensi dan integrasi
bagian dan elemen-elemen”. Disamping itu , manusia berusaha menjaga
keseimbangan dalam bagian-bagian ini melalui pengaturan dan adapatasi
terhadap kekuatan yang mengenai mereka.
C. System Perilaku (Behavioral System)
Sistem perilaku mencakup pola, perulangan dan cara-cara bersikap dengan
maksud tertentu. Cara-cara bersikap ini membentuk unit fungsi terorganisasi
dan terintegrasi yang menentukan dan membatasi interaksi antara seseorang
dengan lingkunganya dan menciptakan hubungan seseorang dengan obyek,
peristiwa dan situasi dengan lingkunganya. Biasanya sikap dapat digambarkan
dan dijelaskan. Manusia sebagai system perilaku berusaha untuk mencapai
stabilitas dan keseimbangan dengan pengaturan dan adaptasi yang berhasil pada
beberapa tingkatan untuk efisiensi dan efektifitas suatu fungsi. Sistem biasanya
cukup fleksibel untuk mengakomodasi pengaruh yang diakibatkan.

5
D. gambaran model konseptual menurut Dorothy E Johnson
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan
pendekatan sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku
yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan
internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan
menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya. Lingkungan termasuk
masyarakat adalah sistem eksternal yang berpengaruh terhadap perilaku
seseorang. Sebagai suatu sistem , didalamnya terdapat komponen sub sistem
yang membentuk sistem tersebut, diantaranya komponen sub sistem yang
membentuk sistem perilaku menurut Johnson adalah :
1. Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan
banyaknya makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.
2. Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui
kterampilan yang kreatif.
3. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau
perlindungan dan berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
4. Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan
banyaknya zat yang tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara
bilogis sebagai suatu subsistem tingkah laku.
5. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan
dicintai.
6. Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam
kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
7. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku
dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.
Berdasarkan sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah
system perilaku individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa

6
keperawatan dalam mengatasi permasalahan tersebut harus dapat
berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system
perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha manusia yang mendapat
bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh
kesakitan atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan.
Status kesehatan yang ingin dicapai adalah mereka yang mampu
berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau stabilitas dengan
lingkungan.
Dibawah ini dijelaskan kerangka kerja model konseptual menurut
Dorothy Johnson “ Model

Perilaku, yaitu :

1. Tujuan perawatan yaitu tercapainya keseimbangan perilaku dan


stabil dinamis

2. Klien merupakan mahhluk yang mempunyai perilaku yang terdiri


8 subsistem

3. Peran perawat mengatur dan mengawasi stabilitas perilaku dan


keseimbangan

4. Penyebab kesulitan klien adalah stress psikis dan fisik

5. Fokus intervesi yaitu : mekanisme pengaturan dan kewajiban


hidup

6. Pola intervensi memberikan kemudahan, mencegah,


mempertahankan, klien dalam menghadapi stress fungsi dan fisik

7. Konsekuensi tindakan keperawatan

7
E. Asumsi-Asumsi
1. Perawatan (nursing)

Perawatan, seperti yang dipandang Johnson, adalah tindakan eksternal


untuk memberikan organisasi perilaku pasien ketika pasien dalam
kondisi stres dengan memakai mekanisasi pengaturan yang berkesan
atau dengan penyediaan sumberdaya. Seni dan ilmu, memberikan
eksternal baik sebelum dan selama gangguan keseimbangan system dan
karenanya membutuhkan pengetahuan tentang order, disorder dan
control. Aktivitas perawatan tidak bergantung pada wewenang medis
tetapi bersifat pelengkap (komplementer) bagi medis/ pengobatan.

2. Orang (person)

Johnson memandang manusia sebagai system perilaku dengan pola,


pengulangan dan cara bersikap dengan maksud tertentu yang
menghubungkan dirinya dengan lingkungannya. Pola pola respon
spesifik manusia membentuk keseluruhan yang terorganisasi dan
terintegrasi.
Person adalah system dari bagian-bagian interpedent yang
membutuhkan beberapa aturan dan pengaturan untuk menjaga
keseimbangan. pengeluaran energi yang luar biasa, yang menyisakan
sedikit energi untuk membantu proses-proses biologis dan
penyembuhan.

3. Kesehatan(health)

Johnson memandang kesehatan sebagai suatu kondisi yang sulit


dipahami(elusive) dan dinamis, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
biologis, psikologis dan social. Kesehatan menjadi suatu nilai yang

8
diinginkan oleh para pekerja kesehatan dan memfokuskan pada person
bukanya penyakit. Kesehatan direfleksikan oleh organisasi, interaksi,
saling ketergantungan subsistem -subsistem dari system perilaku.
Manusia berusaha mencapai keseimbangan dalam system ini yang akan
mengarah ke perilaku fungsional. Keseimbangan yang kurang baik
dalam persyaratan structural atau fungsional cenderung mengarah ke
memburuknya kesehatan. Ketika system membutuhkan sejumlah energi
minimum untuk pemeliharaan , suplai energi yang lebih besar yang
tersedia mempengaruhi proses biologi dan penyembuhan.

4. Lingkungan

Dalam teori Johnson , lingkungan terdiri dari seluruh faktor yang bukan
bagian system perilaku individu tetapi hal itu mempengaruhi system,
dan dapat dimanipulasi oleh perawat untuk mencapai kesehatan yang
menjadi tujuan pasien. Individu menghubungkan dirinya untuk
berinteraksi dengan lingkungan-nya. System perilaku berusaha menjaga
equilibrium dalam respon terhadap factor lilngkungan dengan mengatur
dan adaptasi terhadap kekuatan yang menyertainya. Gaya lingkungan
yang kuat secara berlebihan mengganggu keseimbangan system
perilaku dan mengancam stabilitas seseorang
jumlah energi yang tidak tentu dibutuhkan supaya system membangun
kembali eqilibrium dalam menghadapi tekanan tekanan berikutnya.
Ketika lingkungan stabil, individu dapat melanjutkan dengan perilaku-
perilaku yang baik.

9
F. Hubungan Antara Model Konseptual Keperawatan dan Proses
keperawatan
Model Konseptual Keperawatan adalah suatu abstraksi yang
dioperasikan dengan menggunakan proses keperawatan yang mencakup
:
1. Pengkajian

Pengkajian data spesifik mengenai kebutuhan kesehatan klien yang


langsung berhubungan dengan unit kedua model keperawatan yaitu
klien. Misalnya teori Henderson, klien dipandang memiliki 14
kebutuhan dasar, maka data yang dikumpulkan juga tentang 14
kebutuhan dasar tersebut.

2. Diagnosa

Dalam tahap ini, masalah klien baik yang aktual maupun potensial ditulis
sebagai suatu diagnosa keperawatan yang disesuaikan dengan model
keperawatan yang digunakan.
3. Perencanaan

Perencanaan intervensi keperawatan juga dikaitkan langsung dengan


model konseptual keperawatan. Intervensi dengan menyesuaikan pada
pola intervensi dari model konseptualyang digunakan.

4. Implementasi

Melaksanakan rencana intervensi berdasarkan pengetahuan ilmiah yang


bukan merupakan bagian dari model keperawatan. Model keperawatan
menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh perawat yang langsung

10
mempengaruhi intervensi keperawatan yang direncanakan, tetapi tidak
menunjukkan pada perawat bagaimana menerapkan rencana itu.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan fungsi perawatan yang berlanjut.

a. Bagaimana klien beradaptasi dan bereaksi

b. Apa yang dipandang klien sebagai kebutuhan

c. Bagaimana klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan Jawaban dari


pertanyaan pertanyaan tadi akan membantu perawat menilai keefektifan
dari proses perawat secara keseluruhan dan model keperawatan.

11
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. KASUS

Tn. “N”berusia 50 tahun da bekerja di sebuah kebun jagung . Suatu hari Tn. “N”
tertusuk dengan ujung batang pohon sehingga mendapat luka di bagian kaki kanannya dan
di rujuk ke puskesmas terdekat untuk penanganan lukanya. Dalam penanganan luka,
diketahui ternyata luas luka yang di alami Tn. “N” sangat luas dan dalam, hal ini
membuatnya harus berhenti sementara dari pekerjaan. Karena bila sering bertemu dengan
teman-teman sekerjanya, itu agak membuatnya dia tertekan. Akibat luka yang dideritanya
dan dari cara jalan yang tidak normal lagi (pincang). Istri Tn. “N” setiap hari meluangkan
waktu membuatkannya makanan kecil karena memang istrinya suka memasak dan
ternyata dengan kegiatan memasak itu istri Tn. “N” dapat menekan kecemasannya
sehubungan dengan keadaan suaminya itu. Istri Tn. “N” jika memasak makanan untuk Tn.
“N” selalu mencampurkan gula hampir di setiap masakannya.
Setelah 3 minggu berlalu penyembuhan luka tidak mengalami kemajuan
walaupun tidak terjadi infeksi luka. Pada kunjungan pemeriksaan, istrinya dengan yakin
mengatakan bahwa selama perawatan di rumah, suaminya sering minum air banyak
sehingga berakibat sering kencing walaupun tengah malam dan itu membuat dia agak
cemas hal tersebut akan berakibat fatal terhadap Tn.A.
Kemudian istri Tn A membawa Tn A ke UGD Rs terdekat dan setelah dilakukan
pemeriksaan di dapatkan hasil TD 120/80 mmhg, RR 32 x/m S 37˚c dan GDS 425 gd/dl.
Istri TN A mengatakan bahwa Tn A tidak mengetahui penyakit yang di derita pasien Tn
A dan belum pernah melakukan pemeriksaan sebelumnya.

12
B. Pengkajian Menggunakan Format Pengkajian Menurut Model
Keperawatan Dorthy E. Johnson
1. Identitas
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. N Pendidikan : SMA
Umur : 50 tahun Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Islam Alamat : Jl. Bronggalan sawah 2 no 35
surabaya
Suku : Jawa Nomor Telepon : 087896534871

b. Komposisi keluarga
No Nama L/P Umur Hub. Klg Pekerjaan Pendidikan
1 Ny. M P 50 th Istri IRT SMP
2 An. A P 17 th Anak Pelajar SMA

c. Genogram

50

Ket :

Laki – laki Satu rumah

Perempuan Garis Perkawinan

13
Meninggal Garis Keturunan

50
Klien

2. Data Afiliasi
a. Kehidupan Sosial Keluarga
a) Pola atau cara komunikasi keluarga :
Anggota keluarga berkomunikasi langsung dengan
menggunakan bahasa Jawa, mendapatkan informasi dari televisi
dan radio.
b) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
:
Tn. N sebagai klien.
c) Kegiatan keluarga waktu senggang :
Menonton TV bersama, bercocok tanam, berkumpul dengan
badan taamir
d) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
Klien ikut aktif dalam pengurusan masjid dekat rumahnya seagai
sekertaris
b. Kemananan Keluarga
a) Struktur kekuatan keluarga :
Menurut Tn. N seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat.
b) Struktur peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
 Tn N sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah
 Ny N sebagai ibu rumah tangga
 An A sebagai anak yang patuh terhadap orang tuanya
c. Kelangsungan Hidup Keluarga

14
a) Upaya keluarga dalam kelangsungan hidup :
Tn N bekerja sebagai petani di ladang jagung
b) Kemampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah
yang sehat :
Tn N mengatakan setiap weekend selalu membersihkan
lingkungan rumahnya.
3. Ketergantungan
a. Nilai dan norma keluarga :
Keluarga percaya bahwa hidup itu diatur oleh Allah SWT. Begitu
juga sehat/sakit, keluarga percaya kalau sakit dibawa ke rumah sakit
atau pelayanan kesehatan dan pasti ada obatnya.
b. Sistem pendukung keluarga :
Mengikuti pengajian di hari kamis malam, jumlah anggota keluarga
yaitu 2 orang 1 istri dan 1 anak perempuan.
c. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan :
Klien mengatakan selalu membersihkan lingkungan rumahnya
setiap weekend.

4. Pengkajian Ingestif
Upaya pemenuhan sandang dan pangan :
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan makan 3x sehari,
Keluarga menhgatakan selalu makan makanan yang manis- manis
5. Data Eliminasi
Klien mengatakan sering BAK setiap malam dan sering berkeringat
pada malam hari
6. Fungsi Sexuality
a. Perencanaan jumlah anak :
Mempunyai 1 anak perempuan.

15
b. Kemampuan keluarga merawat keluarga yang sakit :
Istri klien membawa anggota keluarga yang sakit ke rumah sakit
atau pelayanan kesehatan terdekat.
c. Kemampuan keluarga dalam kasih sayang :
Klien sangat menyayangi isri dan anak perempuannya, begitupula
sebaliknya.
7. Data Agresif
a. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
masyarakat :
Klien biasanya menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat yang
terdekat.
b. Stressor jangka pendek :
Membeli makanan dan tagihan listrik.
c. Stressor jangka panjang :
Membiayai sekolah anak perempuannya.
d. Startegi koping keluarga :
Tn N semangat untuk mencari nafkah demi istri dan anaknya
8. Data Prestasi
Prestasi-prestasi yang diraih anggota keluarga :
Tn N mengatakan bahwa klien pernah menang adzan setingkat
kecamatan dan anak perempuannya selalu mendapatkan rangking 5
besar di sekolahnya

16
C. Penyelesaian masalah di atas menggunakan teori Johnson

TINGKAH LAKU

Menggunakan teori system tingkah laku, kita membantu menyelesaikan


masalah. Menilai pola tingkah laku yang berlangsung saat itu pada keluarga Tn.
“N” melalui 7 subsistem tingkah laku, berdasarkan data di atas kita mendapatkan
bahwa ada perubahan pada 3 subsistem :
1. Achievement subsistem, perubahan perubahan pola interaksi social dan
depresi.
2. Eliminasi Subsistem, perubahan pola eliminasi dikarenakan banyak minum
(Polidipsi) berakibat seringnya kencing ( Poliuri ).
3. Ingestive Subsistem, perubahan pola makan dikarenakan banyak makan
makanan yang manis dan minum air yang juga banyak.
Dengan menggunakan teori Tingkah laku, apa yang harus dilakukan untuk
membantu Tn. “N”. Berdasarkan asumsi yang kita bisa tarik dari cerita di atas, kita
dapat menyimpulkan bahwa Tn. “N” tersebut mungkin menderita penyakit
Diabetes Mellitus. Dengan ditentukannya diagnosis, perawat membantu Tn. “N”
tersebut memperbaiki system keseimbangan dengan memodifikasi pola tingkah
laku serta pola hidup keluarga Tn. “N” terutama dalam hal pengaturan makanan
yang di konsumsi Tn. “N” dalam mencapai homeostasis serta menuju keluarga
yang sehat.
Pada akhirnya luka Tn. “N” mulai mengalami kemajuan setelah penyakit
diabetesnya diidentifikasi dan dikendalikan. Dia sudah bisa kembali bekerja dan
bertemu dengan teman- temannya lagi. Istrinya senang karena mendapat resep
makanan sesuai dengan penyakit diabetes suaminya dan pengalaman memasak
bagi dirinya. Masalah teratasi dengan menggunakan model dan teori keperawatan
tingkah laku menurut Dorothy E. Johnson.

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan

Marie Dorothy Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan dilakukan sesuai


kebutuhan kesehatan klien berdasarkan unit kedua model keperawatan yaitu klien
dengan memperhatikan 7 subsistem meski tidak saling berhubungan. Masalah klien
ditemukan dengan model keperawatan klien. Klien mendapatkan intervensi
keperawatan sesuai dengan pola intervensi dari model konseptual keperawatan yaitu
pendekatan sistem perilaku. Klien mendapat tindakan keperawatan berdasarkan
pengetahuan ilmiah agar intervensi keperawatan tercapai. Meski sistem perilaku klien
sulit untuk diketahui, klien mampu beradaptasi dan bereaksi untuk mengungkapkan
kebutuhan dan kemampuan dalam memenuhinya.

B. Saran
Secara umum diharapkan mahasiswa keperawatan maupun perawat
mengaplikasikan teori Dorothy Jhonson dalam asuhan keperawatan. Sebab, asuhan
keperawatan Jhonson memberikan kerangka acuan bagi perawat dengan perilaku
klien tertentu sehingga dapat di terapkan di seluruh jangka hidup dan berbagai lintas
budaya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2.


Jakarta: Salemba Medika.
George, Julia. 2011. Nursing Theoris 6th Edition The Base For Professional
Nursing Practice. Pearson Education, Inc., Publishing as Pearson Education, 1
Lake Streetm Upper Saddle River, New jersey 07458. United States of America.
Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai