Anda di halaman 1dari 12

MACAM- MACAM SYOK, KLASIFIKASI

DAN PERHITUNGAN CAIRAN

DISUSUN OLEH :

JULFIANI SAMPURNA 1701033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH


MANADO
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEMESTER VI
TAHUN 2020
A. Macam-macam syok

Definisi

Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang
memadai; syok biasanya berhubungan dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun
jaringan.
Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk
kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah
(akibat perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya karena
reaksi alergi atau infeksi).
Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok:

1. Syok Hipovolemik (berhubungan dengan kelainan jantung)


2. Syok kardiogenik  ( akibat penurunan volume darah)
3. Syok distributif atau vasogenik
1. Syok Neorugenik
2. Syok Anafilaktik
3. Syok Septik

Penyebab

Syok bisa disebabkan oleh:


 Perdarahan (syok hipovolemik)
 Dehidrasi (syok hipovolemik)
 Serangan jantung (syok kardiogenik)
 Gagal jantung (syok kardiogenik)
 Trauma atau cedera berat
 Infeksi (syok septik)
 Reaksi alergi (syok anafilaktik)
 Cedera tulang belakang (syok neurogenik)
 Sindroma syok toksik.

1. Syok Hipovolemik
Pengertian
Syok hipovolemik merupakan tipe syok yang paling umum ditandai dengan penurunan
volume intravascular. Cairan tubuh terkandung dalam kompartemen intraseluler dan
ekstraseluler. Cairan intraseluler menempati hamper 2/3 dari air tubuh total sedangkan cairan
tubuh ekstraseluler ditemukan dalam salah satu kompartemen intavaskular dan interstitial.
Volume cairan interstitial adalah kira-kira 3-4x dari cairan intravascular. Syok hipovolemik
terjadi jika penurunan volume intavaskuler 15% sampai 25%. Hal ini akan menggambarkan
kehilangan 750 ml sampai 1300 ml pada pria dgn berat badan 70 kg.

Etiologi
Kondisi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko syok hipovolemik adalah (1)
kehilangan cairan eksternal seperti : trauma, pembedahan, muntah-muntah, diare, diuresis, (2)
perpindahan cairan internal seperti : hemoragi internal, luka baker, asites dan peritonitis

Tahap Syok Hipovolemik

1)    Tahap I :

o   terjadi bika kehilangan darah 0-10% (kira-kira 500ml)

o   terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan tekanan darah masih dapat dipertahankan

2)    Tahap II :

      terjadi apabila kehilanagan darah 15-20%

      tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu, diaforetik, gelisah, pucat.

3)    Tahap III

 bila terjadi kehilengan darah lebih dari 25%

 terjadi penurunan : tekanan darah, Cardiak output,PO2, perfusi jaringan secara cepat

 terjadi iskemik pada organ

 terjadi ekstravasasi cairan

Penatalaksanaan
Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah
1) memulihkan volume intravascular untuk membalik urutan peristiwa sehingga tidak
mengarah pada perfusi jaringan yang tidak adekuat.
2) meredistribusi volume cairan, dan
3) memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat mungkin.
 Pengobatan penyebab yang mendasari.
Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk menghentikan perdarahan.
Mencakup pemasangan tekanan pada tempat perdarahan atau mungkin diperlukan pembedahan
untuk menghentikan perdarahan internal.
 Penggantian Cairan dan Darah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan kjarum besar dipasang untuk membuat akses intra vena
guna pemberian cairan. Maksudnya memungkinkan pemberian secara simultan terapi cairan dan
komponen darah jika diperlukan.
Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).
 Redistribusi cairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai pasien, sekitar
20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk
meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi.
 Terapi Medikasi
Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab yang mendasari adalah
dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan pada pasien dengan dehidrasi sekunder terhadap
hiperglikemia, desmopresin (DDVP) untuk diabetes insipidus, preparat anti diare untuk diare dan
anti emetic untuk muntah-muntah.
 Military anti syoc trousersn(MAST)
Adalah pakain yang dirancang untuk memperbaiki perdarahan internal dan hipovolemia dengan
memberikan tekanan balik disekitar tungkai dan abdomen. Alat ini menciptakan tahanan perifer
artificial dan membantu menahan perfusi coroner.

2. Syok Kardiogenik

Pengertian
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan
curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.
Etiologi
Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner dan non koroner. Koroner,
disebabkan oleh infark miokardium, Sedangkan Non-koroner disebabkan oleh kardiomiopati,
kerusakan katup, tamponade jantung, dan disritmia.
Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan pasien dengan syok kardiogenik adalah :

1. Membatasi kerusakan miocardium lebih lanjut


2. Memulihkan kesehatan miocardium
3. Memperbaiki kemampuan jantung untuk memompa secara efektif.

Penatalaksanaan utama syok kardiogenik mencakup :

a. Mensuplai tambahan oksigen : Pada tahap awal syok, suplemen oksigen diberikan
melalui kanula nasal 3 – 5 Liter / menit.

b. Mengontrol nyeri dada : Jika pasien menglami nyeri dada, morfin sulfat diberikan
melalui intravena untuk menghilangkan nyeri. Pemberian posisi semi fowler, dapat
membantu untuk memberikan posisi nyaman & meningkatkan ekspansi paru.

c. Pemberian obat-obat vasoaktif : Terapi obat vasoaktif terdiri atas strategi farmakologi
multiple untuk memulihkan dan mempertahankan curah jantung yang adekuat. Pada syok
kardiogenik koroner, terapi obat diujukan untuk memperbaiki kontraktilitas jantung,
mengurangi preload dan afterload, atau menstabilkan frekuensi jantung. Contoh,
Dopamin dan nitrogliserin.

d. Dukungan cairan tertentu : Pemberian cairan harus dipantau dengan ketat oleh perawat
untuk mendeteksi tanda kelebihan cairan. Bolus cairan intravena yang terus diingkatkan
harus diberikan dengan sangat hati-hati dimulai dengan jumlah 50 ml untuk menentukan
tekanan pengisian optimal untuk memperbaiki curah jantung.

3. SYOK DISTRIBUTIF

Pengertian
Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume darah secara abnormal berpindah
tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah berkumpul dalam pembuluh darah perifer.

Etiologi

Syok distributif dapat disebabkan baik oleh kehilangan tonus simpatis atau oleh
pelepasan mediator kimia ke dari sel-sel. Kondosi-kondisi yang menempatkan pasien pada resiko
syok distributif yaitu (1) syok neurogenik seperti cedera medulla spinalis, anastesi spinal, (2)
syok anafilaktik seperti sensitivitas terhadap penisilin, reaksi transfusi, alergi sengatan lebah (3)
syok septik seperti imunosupresif, usia yang ekstrim yaitu > 1 thn dan > 65 tahun, malnutrisi

Berbagai mekanisme yang mengarah pada vasodiltasi awal dalam syok distributif lebih jauh
membagi klasifikasi syok ini kedalam 3 tipe :

a. Syok Neorugenik

Pada syok neurogenik, vasodilatasi terjadi sebagai akibat kehilangan tonus simpatis. Kondisi
ini dapat disebabkan oleh cedera medula spinalis, anastesi spinal, dan kerusakan sistem saraf.
Syok ini juga dapat terjadi sebagai akibat kerja obat-obat depresan atau kekurangan glukosa
(misalnya : reaksi insulin atau syok). Syok neurogenik spinal ditandai dengan kulit kering,
hangat dan bukan dingin, lembab seperti terjadi pada syok hipovolemik. Tanda lainnya adalah
bradikardi.

Penatalaksanaan :

- Pengobatan spesifik syok neurogenik tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya


Hipoglikemia (syok insulin) dilakukan pemberian cepat glukosa.

- Syok neurogenik dapat dicegah pada pasien yang mendapakan anastesi spinal atau epidural dengan
meninggikan bagian kepala tempat tidur 15 – 20 derajat untuk mencegah penyebaran anastetik
ke medula spinalis.

- Pada Kecurigaan medula spinal, syok neurogenik dapat dicegah melalui imobilisasi pasien dengan
hati-hati untuk mencegah kerusakan medula spinalis lebih lanjut.

- Stocking elastik dan meninggikan bagian kaki tempat tidur dapat meminimalkan pengumpulan
darah pada tungkai. Pengumpulan darah pada ekstremitas bawah menempatkan pasien pada
peningkatan resiko terhadap pembentukan trombus.
- Pemberian heparin, stocking kompresi, dan kompresi pneumatik pada tungkai dapat mencegah
pembentukan trombus.

b. Syok Anafilaktik

Syok anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika pasien yang sebelumnya sudah
membentuk anti bodi terhadap benda asing (anti gen) mengalami reaksi anti gen- anti bodi
sistemik.

Penatalaksanaan :

- Pemberian obat-obat yang akan memulihkan tonus vaskuler, dan mendukung kedaruratan fungsi
hidup dasar. Contoh : epinefrin ,aminofilin. Epinefrin diberikan secara intravena untuk
menaptkan efek vasokonstriktifnya. Difenhidramin diberikan secara intavena untuk melawan
efek histamin dengan begitu mengurangi efek permeabilitas kapiler. Aminofilin diberikan secara
intravena untuk melawan bronkospasme akibat histamin.

- Jika terdapat ancaman atau terjadi henti jantung dan henti napas, dilakukan resusitasi jantung paru
(RJP)

c. Syok Septik

Syok septik adalah bentuk paling umum syok distributuf dan disebabkan oleh infeksi yang
menyebar luas. Insiden syok septik dapat dikurangi dengan melakukan praktik pengendalian
infeksi, melakukan teknijk aseptik yang cermat, melakukan debriden luka ntuk membuang
jarinan nekrotik, pemeliharaan dan pembersihan peralatan secara tepat dan mencuci tangan
secara menyeluruh

Etiologi

- Mikroorganisme penyebab syok septik adalah bakteri gram negatif. Ketika mikroorganisme menyerang
jaringan tubuh, pasien akan menunjukkan suatu respon imun. Respon imun ini membangkitkan
aktivasi berbagai mediator kimiawi yang mempunyai berbagai efek yang mengarah pada syok.
Peningkatan permeabilitas kapiler, yang engarah pada perembesan cairan dari kapiler dan
vasodilatasi adalah dua efek tersebut.

Penatalaksanaan :

- Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan tekhnik aseptik.
- Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan protein secara agresif dilakukan selama 4 hari
dari awitan syok.

- Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk antibiotik dan obat-obat
vasoaktif untuk memulihkan volume vaskuler

Manifestasi Klinis

Manifestasi spesifik akan bergantung pada penyebab syok, tetapi semua, kecuali syok
neurogenik akan mencakup :

1. Kulit yang dingin dan lembab


2. Pucat
3. Peningkatan kecepatan denyut jantung dan pernapasan
4. Penurunan drastis tekanan darah
5. Individu dengan syok neurogenik akan memper;ihatkan kecepatan denyut jantung yang
normal atau melambat tetapi akan hangat dan kering apabila kulitnya diraba.

B. Klasifikasi syok

Klas 1 Klas 2 Klas 3 Klas 4


Kehilangan Sampai 750 750-1000 1500-2000 >2000
darah (ml)
Kehilangan Sampai 15 % 15-30% 30-40% >40%
darah (%BV)
Nadi < 100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun
Frekuensi nafas 14-2- 20-30 30-40 >35
Prod.urine >30` 20-30 5-15 0
cc/jam
Status mental Gelisah ringan Gelisah sedang Gelisah dan Bingung dan
bingung latergi
Cairan pengganti Kristaloid Kridtsloid Kristaloid + Koloid +darah
darah

C. Perhitungan cairan

Cara menghitung tetesan infus yang salah dapat mengakibatkan kegagalan pada pemberian terapi
cairan per infus. Penyebab kegagalan terjadi adalah :
 Jarum tidak dapat masuk ke dalam vena (pembulu darah balik)
 Jarum infus ataupun vena terjepit sebab posisi tempat jarum masuk pada kondisi
menekuk
 Pipa yang sebagai penghubung udara tidak dapat berfungsi
 Pipa infus terlipat atau terjepit
Maka dari itu, saya akan membuat sedikit ringkasan untuk berbagi kepada  rekan-rekan dalam
merawat pasien. Sebelum menginjak pada rumus-rumus, yang perlu kita ketahui terlebih dahulu
adalah mengenal istilah-istilah yang biasa digunakan dalam rumah sakit.

Istilah yang banyak digunakan untuk pemasangan infus :

 Gtt = Makro tetes


 Mgtt = Mikro tetes
 Jumlah Tetesan= Jumlah tetesan dalam waktu satu menit

Rumus Tetap Tetesan Infus
• 1 gtt = 3 mgtt
• 1 cc = 20 gtt
• 1 cc = 60 mgtt
• 1 kolf = 1 labu = 500 cc
• 1 cc = 1 mL
• mggt/menit = cc/jam
• konversi dari gtt ke mgtt kali (x) 3
• konversi dari mgtt ke gtt bagi (:) 3
• 1 kolf atau 500 cc/ 24 jam = 7 gtt
• 1 kolf atau 500 cc/24 jam = 21 mgtt
• volume tetesan infus yang masuk per jam infus set mikro ialah = jumlah tetesan X 1
• volume tetesan infus yang masuk per jam infus set makro ialah = jumlah tetesan X 3

Rumus :

Untuk bisa lebih memahami, kita harus terlebih dahulu mengetahui rumus untuk menghitung
jumlah tetesan cairan dalam hitungan menit dan jam.

Rumus dasar dalam hitungan menit

Rumus dasar dalam jam


Faktor tetes rumus dewasa

Biasanya Untuk Faktor Tetes Dewasa : 20


                              Faktor Tetes anak       : 60

Contoh

Seorang pasien datang ke rumah sakit dan membutuhkan 500 ml RL cair. Bagaimana infus
diperlukan jika kebutuhan cairan pasien harus dicapai dalam 100 menit?

Mengingat:
Cairan=500 ml (cc)
Waktu=100 menit
Faktor tetes = 20 tetes

Jawaban:

Dengan demikian, pasien ini memerlukan infus untuk menghabiskan 100 hingga 500 ml cairan
dalam 100 menit menggunakan infus set Terumo.

Anak-anak (drip mikro)

Seperti orang dewasa, anak dengan berat badan kurang dari 7 kg membutuhkan infus set dengan
tetes faktor yang berbeda.
Tetes mikro, faktor tetes:
1 ml (cc) = 60 tetes / cc

Penurunan rumus anak


Berikut adalah cepat kehilangan hasil formula dari rumus dasar (dalam jam) untuk pasien anak:
berjaga-jaga

Lalu bagaimana mencari jumlah tetesan/ detik ? kita hanya tinggal merubah rumus dan
menggunakan angka angka yang ada.

Rumus nya Seperti ini :

Contoh:

Jika soal diatas menyatakan bahwa tetesan per/ menit= 21 tetes/menit maka tetesan per detiknya
adalah ?

Jawaban : 1 menit= 60 detik, Jadi jika 21 tetes dalam waktu 60 detik maka hitungan perdetiknya
adalah : 60/21= 2,857 ( kalian bulatkan menjadi 3 ) jadi artinya dalam waktu 3 detik itu ada 1
tetes

Untuk lebih mudah nya saya membuatkan patokan yang sudah di hitung, jadi rekan-rekan hanya
tinggal mengingatnya saja,

Untuk yang makro

 20 tetes/menit=1cc = 60 cc/jam, Lamanya habis= 500 cc/60= 8,3 =8 jam (bulatkan )


 15 tetes/menit= 11 jam
 10 tetes permenit=17 jam artinya dalam waktu 1 jam=30 cc
 5 tetes permenit= 33 jam
 60 tetes/menit= 3 jam
 40 tetes/menit= 4 jam
 30 tetes/ menit= 6 jam
Untuk yang mikro

Sedikit patokan tambahan mengenai pola pemberian tetesan infus  yang harus habis sebagai


berikut :

 1 kolf = 500 cc = 7 tts/mnt, habis dalam 24 jam.


 2 kolf = 1000 cc = 14 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 12 jam, sehingga 24 jam habis 2
kolf.
 3 kolf = 1500 cc = 20 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 8 jam, sehingga 24 jam habis 3 kolf.
 4 kolf = 2000 cc = 28 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 6 jam, sehingga 24 jam habis 4 kolf.
 5 kolf = 2500 cc = 35 tts/mnt, 1 kolfnya habis dalam 4.5 jam, sehingga 24 jam habis 5
kolf.

Anda mungkin juga menyukai