Anda di halaman 1dari 6

PRAKTEK PROFESI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


DI RUANG NUSA INDAH RSUP SANGLAH DENPASAR

OLEH :
KELOMPOK 1

Ni Luh Putu Santi Detiana Sari (1902621014)

Putu Saras Widar Yuliantari (1902621017)

Ni Made Krisna Dewi Widya Permata Adi (1902621020)

I Gusti Ngurah Bagus Yogi Saputra (1902621023)

Komang Hadpani (1902621029)

Rika Septiani (1902621032)

Ni Kadek Devi Budi Cahyani (1902621039)

Elizabeth Marques Leite (1902621041)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019
1. Kecepatan angin pada ruang isolasi !

Pengaturan tata letak ruangan seperti antara ruangan infeksius dan non infeksius,
pembagian area (zoning) tempat pelayanan juga perlu memperoleh perhatian untuk
PPI TB.

Pemantauan sistem ventilasi harus memperhatikan 3 unsur dasar, yaitu:

 Laju ventilasi (Ventilation Rate): Jumlah udara luar gedung yang masuk ke
dalam ruangan pada waktu tertentu

 Arah aliran udara (airflow direction): Arah aliran udara dalam Gedung dari
area bersih ke area terkontaminasi

 Distribusi udara atau pola aliran udara (airflow pattern): Udara luar perlu
terdistribusi ke setiap bagian dari ruangan dengan cara yang efisien dan udara
yang terkontaminasi dialirkan keluar dengan cara yang efisien.

Kebutuhan ventilasi yang baik, bervariasi tergantung pada jenis ventilasi yang
digunakan, seperti resirkulasi udara atau aliran udara segar. Harus ada dua hasil
pengukuran untuk mengukur laju ventilasi, yaitu (1) dengan menghitung volume
ruangan dan (2) menghitung kecepatan angin Dari hasil perhitungan akan didapat
pertukaran udara per jam (ACH = airchanges per hour). Pertukaran udara yang
memenuhi persyaratan PPI – TB minimal 12x/jam.
Alat bantu untuk menghitung ACH :
1. Alat ukur / meteran untuk mengukur volume ruangan dan luas jendela
2. Vaneometer untuk mengukur kecepatan udara masuk/keluar
3. Smoke tube untuk mengetahui arah aliran udara
4. Kalkulator untuk menghitung
5. Kertas catatan Untuk melakukan pencatatan/perhitungan
Rumus perhitungan ACH (airchanges per hour) :

Menghitung ACH tergantung volume

ACH = Luas jendela x ACH


X 3600 detik
Volume ruangan
Ruangan dan luas jendela

Contoh :

1. Bila suatu ruangan dengan volume 45m3 dan luas jendela 0.25m2, sedangkan
hasil pengukuran kecepatan udara adalah 0.5 m/detik.
ACH = 025m2 x 0.5m/detik x 3600 detik

45 m3
ACH = 10

2. Reessesment nyeri
a. Pemberian obat nyeri secara secara injeksi dapat terlihat efektivitasnya setelah
15 menit sedangkan obat oral akan terlihat efektivitasnya setelah 1 jam.
Pengkajian ulang nyeri dapat dilakukan setiap 8-6 jam bila nyeri yang
dikeluhkan ada pada skala 1-3 ( nyeri ringan), bila skala nyeri 4-6 (nyeri
sedang) dapat dilakukan pengkajian ulang setiap 4-3 jam. Selain itu bila skala
nyeri 7-10 (nyeri berat) dapat dilakukan pengkajian ulang setiap 1 jam dan
dihentikan bila skala nyeri yng dirasakan 0.
b. Parasetamol adalah analgesik non-opioid non-salisilat dan antipiretik yang
potensial dengan aktivitas anti inflamasi yang lemah. Parasetamol diabsorpsi
cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma
dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam.

c. Tramadol merupakan analgesik yang memiliki struktur serupa dengan


kodein, namun memiliki potensi analgesik yang lebih lemah daripada morfin.
Tramadol tidak hanya bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor opioid,
tetapi juga menghambat reuptake dari serotonin dan noradrenalin seperti
halnya antidepresan. Tramadol mengalami metabolisme di hati dan ekskresi di
ginjal, dengan masa paruh eliminasi 6 jam untuk tramadol dan 7,5 jam untuk
metabolit aktifnya. Analgesia timbul dalam 1 jam setelah penggunaan secara
oral, dan mencapai puncak dalam 2-3 jam. Lama analgesia sekitar 6 jam.
Dosis terapi tramadol adalah 50 mg, sedangkan dosis maksimum per hari
yang dianjurkan adalah 400 mg.

d. Fentanil merupakan golongan analgesik narkotik yang berkerja pada reseptor


stereospesifik pada beberapa lokasi di SSP, meningkatkan ambang nyeri,
memperbaiki persepsi nyeri, menghambat penghantaran nyeri. Obat ini hanya
untuk nyeri sedang hingga berat yang tidak respon dengan opioid lainnya dan
harus diberikan oleh tim medis yang dapat melakukan resusitasi

3. Persyaratan Teknis Ruang Rawat Inap TB

1. Persyaratan Bangunan
 Ukuran ruangan minimal 6 m x 7,5 m
 Tirai minimal 10 cm dari lantai serta terdiri dari tirai massif setinggi 250
cm dari lantai dan sisa sampai langit – langit tirai jala
 Meja dan lemari samping diletakkan pada sisi kanan ]
 Lubang angina di bawah jendela setinggi 15 cm dari lantai dapat berupa
lubang kisi
 Jendela mempunya bukaan 100% ke arah luar
 Arah buka pintu keluar dengan lebar minimal 90 cm
 Lebar pintu ruangan perawatan minimal 120 cm dan dilengkapi dengan
lubang kaca
2. Persyaratan Ventilasi
 Fan yang dipakai adalah fan dinding ukuran 35 cm
 Arah angina fan harus mengarah ke pasien
3. Persyaratan Instalasi Listrik
 Kotak kontak minimal 6 buah dengan 2 buah per tempat tidur yang
terhubung dengan sumber listrik darurat (genset)
4. Persyaratan Pencahayaan
 Intensitas cahaya minimal 200 Lux (5 buah lampu PLC 18 Watt)
 Lampu kamar mandi minimal 100 Lux (1 buah lampu PLC 18 Watt)

DAFTAR PUSTAKA

Muhamad, I. Alvarino. Puar, N. Bachtiar, H. (2013). Perbedaan efektifitas


parasetamol oral dengan tramadol oral sebagai tatalaksana nyeri./ Jurnak
Kesehatan Andalas. 2(1)
Kemenkes RI. (2012). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Tuberkulosis
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai