Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)

Disusun Oleh :

KELOMPOK III

ANNISA M PEBRIANISA
DONA DELVINA RAHMADINI
INDRA MAIDI REZA MAILANI PUTRI
MAIRORI CATORONA SUCY APRIFA ZEN
NYAK RAMADHANI TIARA WELLA FAUZIAH

CI KLINIK IW CI AKADEMIK

(Ns. Farida Kurniati, S.Kep) (Ns. Roza Marlinda, M.Sn)

PROFESI NERS STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

RUANGAN INTERNE PRIA

RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG


2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)

Disusun Oleh :

KELOMPOK III

ANNISA M PEBRIANISA
DONA DELVINA RAHMADINI
INDRA MAIDI REZA MAILANI PUTRI
MAIRORI CATORONA SUCY APRIFA ZEN
NYAK RAMADHANI TIARA WELLA FAUZIAH

CI KLINIK IW CI AKADEMIK

(Ns. Widia Wati, M.Kep) (Ns. Roza Marlinda, M.Sn)

PROFESI NERS STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG


RUANGAN INTERNE PRIA

RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)

Disusun Oleh :

KELOMPOK III

ANNISA M PEBRIANISA
DONA DELVINA RAHMADINI
INDRA MAIDI REZA MAILANI PUTRI
MAIRORI CATORONA SUCY APRIFA ZEN
NYAK RAMADHANI TIARA WELLA FAUZIAH

CI KLINIK IW CI AKADEMIK

(Ns. Hendra Harwadi, M.Kep) (Ns. Roza Marlinda, M.Sn)


PROFESI NERS STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

RUANGAN INTERNE PRIA

RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG

2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)


Sasaran : Keluarga Pasien
Tempat : Ruangan interne pria RSUP Dr. M. Djamil Padang
Hari/tanggal : Kamis/ 21 November 2019
Waktu : 10.00 WIB

A. Latar Belakang
Penyakit gagal ginjal kronis (GGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat
di seluruh dunia dan sekarang dikenal sebagai kondisi umum yang dikaitkan dengan
peningkatan risiko penyakit jantung dan gagal ginjal kronis (GGK).
Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yang luas yakni kronik dan
akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagl ginjal yang progresif dan
lambat (biasanya berlangsung beberapa tahun), sebaliknya gagal ginjal akut terjadi
dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Pada kedua kasus tersebut, ginjal
kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan
tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Meskipun ketidakmampuan fungsional
terminal sama pada kedua jenis gagal ginjal ini, tetapi gagal ginjal akut mempunyai
gambaran khas dan akan dibahas secara terpisah.
Gagal ginjal kronik terjadi setelah berbagai macam penyakit yang merusak
massa nefron ginjal. Sebagian besar penyakit ini merupakan penyakit parenkim ginjal
difus dan bilateral, meskipun lesi obstruktif pada traktus urinarius juga dapat
menyebabkan gagal ginjal kronik. Pada awalnya, beberapa penyakit ginjal terutama
menyerang glomerulus (glomerulonefritis), sedangkan jenis yang lain terutama
menyerang tubuls ginjal (pielonefritis atau penyakit polikistik ginjal) atau dapat juga
mengganggu perfusi darah pada parenkim ginjal (nefrosklerosis). Namun, bila proses
penyakit tidak dihambat, maka pada semua kasus seluruh nefron akhirnya hancur dan
diganti dengan jaringan parut.
Meskipun penyebabnya banyak, manifestasi klinis gagal ginjal kronik sangat
mirip satu sama lain karena gagal ginjal progresif dapat didefinisikan secara
sederhana sebagai defisiensi jumlah total nefron yang berfungsi dan kombinasi
gangguan yang tidak pasti tidak adapat dielakkan lagi.
Hasil studi systematic review dan meta analisys yang dilakukan oleh Hill dkk
(2016) (dalam Wiliyanarti, 2019) menjelaskan data menunjukkan 13,4% penduduk
dunia menderita GGK. BPJS kesehatan Indonesia menjelaskan penyakit ginjal
merupakan penyakit yang berada pada urutan kedua setelah penyakit jantung dalam
perihal pembiayaan, data pusat pembiayaan dan jaminan Kesehatan menunjukkan
biaya meningkat dari tahun 2014 sampai dengan 2018 mencapai 13,3 Triulyun.
(Wiliyanarti, 2019)
Hasil Riset Kesehatan dasar (2018) menuliskan bahwa angka kejadian
penduduk Indonesia yang menderita gagal ginjal sebanyak 2 per 1000 penduduk, dan
angka kejadian penderita batu ginjal 0,6%. Berdasarkan data dalam Riskesdas (2018),
pasien berusia >=75 tahun menduduki ranking teratas untuk kelompok pasien gagal
ginjal kronis (GGK), yaitu sebesar 0,6% lebih tinggi dari kelompok usia yang lainnya.
Sedangkan pada kelompok menurut jenis kelamin, prevalensi pria penderita GKK di
Indonesia sebesar 0,3 persen dimana angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
penderita GKK pada wanita yaitu 0,2%. (Riskesdas, 2018).
Berdasarkan Survey yang dilakukan Kelompok III pada hari sabtu tanggal 16
November 2019 tentang penyakit GGK di ruang Penyakit Dalam RSUP Dr. M.
Djamil padang di Interne Pria dengan jumlah pasien keseluruhan diruangan Interne
Pria sebanyak 60 orang, didapatkan pasien yang menderita GGK sebanyak 13 orang
dan yang menderita penyakit TB Paru sebanyak 8 orang dari kedua kasus sebelumnya
didapatkan penyakit terbanyak pada interne pria adalah GGK.
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan keluarga pasien pada hari sabtu tanggal
16 November 2019 tentang penyakit GGK di ruang Penyakit Dalam RSUP Dr. M.
Djamil padang di Interne Pria didapatkan pengetahuan keluarga kurang dalam
menangani pasien dengan GGK.
Berdasarkan fenomena diatas maka Kelompok III tertarik melakukan
penyuluhan untuk mencegah dan mengatasi jumlah penderita GGK.
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan/atau
keluarga dapat mengetahui mengenai Gagal Ginjal Kronik (GGK).
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan
a. Klien atau keluarga mengetahui Defenisi tentang GGK
b. Klien atau keluarga mengetahui Klasifikasi GGK
c. Klien atau keluarga mengetahui Penyebab dari GGK
d. Klien atau keluarga mengetahui Tanda Gejala dari GGK
e. Klien atau keluarga mengetahui Penatalaksanaan GGK

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Gangguan Ginjal Kronis (GGK).
2. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
3. Waktu
a. Hari / Tanggal : Kamis, 21 November 2019
b. Pukul : 10.00 WIB
4. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Laptop
c. Infocus
5. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Pasien

D. Setting Tempat
Keterangan :

: Pembimbing

: Moderator

: Penyanji

; Infokus

: Audiens

: Fasilitator

: Observer

: Dokumentasi

E. Materi (Terlampir)

F. Pengorganisasian
1. Moderator : Pebrianisa
Tugas
a. Memimpin pelaksana penyuluhan, memotivasi peserta untuk
mengikuti penyuluhan dengan tertib dan semangat.
b. Sebagai katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan
interaksi dengan menciptakan suasana untuk memotivasi anggota.
c. Mengarahkan proses penyuluhan ke arah pencapaian tujuan.
d. Menciptakan suasana yang mendukung.

2. Presenter : Dona Delvina


Tugas
a. Menjelaskan materi penyuluhan.
b. Menjawab pertanyaan peserta.

3. Fasilitator : Annisa Mardatillah, Mairori Catorona, Nyak


Ramadhani Tiara, Reza Mailani Putri, Sucy Aprifa Zen, dan Wella Fauziah
Tugas
a. Menyediakan sarana dan prasarana.
b. Mencegah terjadinya hambatan dalam penyuluhan.
c. Memotivasi audien untuk mengajukan pertanyaan.

4. Observer : Rahmadini
Tugas
a. Mengamati kegiatan penyuluhan apakah telah sesuai dengan
rencana serta segala faktor pendukung dan faktor penghambat jalannya
penyuluhan.
b. Mencatat dan membuat laporan penyuluhan.

5. Dokumentasi : Indra Maidi


Tugas
a. Untuk mendokumentasikan penyuluhan dari awal sampai akhir
penyuluhan.

G. Kegiatan penyuluhan

Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan a. Moderator memberi Mendengarkan Ceramah 5 Menit
salam
b. Memperkenalkan Mendengarkan
diri, Tim, CI Klinik
dan Dosen
a. Menjelaskan Topik, Mendengarkan dan
tujuan umum dan menyetujui
tujuan khusus
b. Kontrak waktu dan Mendengarkan dan
bahasa serta tata menjawab
tertib
Penyajian a. Menggali 1. Peserta, menjawab Tanya jawab 20 Menit
pengetahuan audien
tentang GGK
b. Memberi 2. Mendengarkan
3. Memperhatikan dan
reinforcement positif
Ceramah
c. Menjelaskan mendengarkan
pengertian GGK
d. Menggali 4. Peserta menjawab Tanya jawab
pengetahuan audien
tentang klasifikasi
5. Mendengarkan
GGK
e. Memberi
6. Memperhatikan dan
reinforcement positif
mendengarkan
f. Menjelaskan
Ceramah
klasifikasi GGK

g. Menggali 7. Peserta menjawab Tanya jawab


pengetahuan audien
tentang penyebab
8. Mendengarkan
GGK
h. Memberi
9. Memperhatikan dan
reinforcement positif
mendengarkan
i. Menjelaskan
Ceramah
penyebab GGK

j. Menggali 10. Peserta menjawab Tanya jawab


pengetahuan audien
tentang tanda dan
11. Mendengarkan
gejala GGK
k. Memberi
12. Memperhatikan
reinforcement positif
dan mendengarkan Ceramah
l. Menjelaskan tanda
dan gejala GGK
m. Menggali 13. Peserta menjawab Tanya jawab
pengetahuan audien
tentang
Penatalaksanaan
14.Mendengarkan
GGK
n. Memberi 15.Memperhatikan
reinforcement positif dan mendengarkan
o. Menjelaskan tentang
Ceramah
penatalaksanaan
GGK

p. Menggali 16. Peserta menjawab Tanya Jawab


pengetahuan audien
tentang Perawatan di
rumah GGK
17. Mendengarkan
q. Memberikan
reinforcement positif 18. Memperhatikan
r. Menjelaskan tentang
dan mendengarkan
perawatan di rumah
Ceramah
GGK

Penutup a. Menyimpulkan hasil 1. Peserta Ceramah 5 menit


penyuluhan memperhatikan
b. Menyampaikan yang
penjelasan yang
diharapkan penyuluh
disampaikan
setelah dilakukan
penyuluhan tentang
diet GGK
c. Mengevaluasi hasil 2. Menjawab Tanya jawab
penyuluhan dengan pertanyan
memberikan
kesempatan peserta
penyuluhan untuk
mengajukan
pertanyaan
3. Mengucapkan 3. Menjawab Ceramah
salam penutup salam penutup

H. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
a. Tempat, waktu dan alat tersedia sesuai perencanaan.
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

2. Evaluasi proses
a. Audiens berperan aktif dalam penyuluhan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan selama kegiatan berlangsung.
b. Audiens yang hadir mengikuti acara penyuluhan sampai selesai.
c. Fasilitator menfasilitasi pasien untuk bertanya atau memberi pendapat.

3. Evaluasi Hasil
a. Audiens 60% dapat menyebutkan pengertian GGK
b. Audiens 60% Menyebutkan salah satu dari beberapa klasifikasi GGK
c. Audiens 60% dapat menyebutkan penyebab GGK
d. Audiens 60% dapat menyebutkan tanda dan gejala GGK
e. Audiens 60% dapat menyebutkan penatalaksanaan GGK
Materi Penyuluhan

Gagal Ginjal Kronik (GGK)

A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik (GGK)

 Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun secara cepat
dan fungsi tersebut tidak dapat kemali seperti semula, yaitu dimana ginjal mengalami
kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

B. Klasifikasi Gagal Ginjal Kronik (GGK)

 Salah satu fungsi ginjal adalah memfiltrasi protein, sehingga normalnya tidak
ditemukan protein dalam urin. Pemeriksaan urin rutin merupakan suatu pemeriksaan
yang amat sederhana untuk mengetahui apakah terdapat gangguan fungsi ginjal.
Berdasarkan kemampuan filtrasinya, gagal ginjal dibagi menjadi :

1. Stadium 1 (GFR > 90)

o Pada gagal ginjal stadium 1, fungsi ginjal dalam batas normal, namun
terdapat kelainan pada pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan struktur ginjal,
atau terdapat faktor genetik. Tidak ada pengobatan khusus pada stadium
ini, target tekanan darah harus dicapai sesegera mungkin.

2. Stadium 2 (GFR 60 - 89)

o Pada gagal ginjal stadium 2, terdapat penurunan minimal fungsi ginjal


selain ditemukannya kelainan pada pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan
struktur ginjal, atau adanya faktor genetik. Sama seperti pada stadium 1,
tidak ada pengobatan khusus, faktor risiko terjadinya progresifitas
penyakit ginjal perlu ditelaah dan diintervensi segera.

3. Stadium 3 (GFR 30 - 59)

o Pada gagal ginjal stadium 3, terdapat penurunan fungsi ginjal yang


bermakna. Penyakit gagal ginjal merupakan penyakit yang perjalanannya
progresif, dalam artian terus berlangsung sehingga perlu dilakukan
tindakan yang dapat menghambat lajunya kerusakan ginjal. Faktr risiko
harus dapat ditekan dan penyebab terjadinya gagal ginjal perlu dievaluasi
dengan seksama.

4. Stadium 4 (GFR 15 - 29)

o Pada gagal ginjal stadium 4, penurunan fungsi ginjal sudah berat dan
perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan hemodialisis atau
tindakan cuci darah. Hemodialisis rutin perlu ditelaah lebih baik dari segi
medis maupun dari segi ekonomi.

5. Stadium 5 (GFR < 15 atau menjalani tindakan hemodialisis rutin)


o Pada gagal ginjal stadium ini, dapat dikatakan ginjal tidak berfungsi
lagi, sehingga tindakan hemodialisis dianjurkan sesegera mungkin sebelum
muncul gangguan yang mengancam jiwa.

o Sesuai definisinya, gangguan ginjal dikatakan kronis bila terjadi


gangguan fungsi maupun struktur ginjal lebih dari 3 bulan. Artinya,
meskipun pada pemeriksaan menunjukkan bahwa fungsi ginjal dalam
batas normal, namun terdapat gangguan struktur ginjal lebih dari 3 bulan,
sudah dapat dikatakan menderita penyakit ginjal kronis. Pada keadaan ini
penderita digolongkan ke dalam gagal ginjal stadium 1.

o Pada hemodialisis, darah dari penderita akan masuk ke dalam suatu


alat ginjal buatan dimana pada alat tersebut akan terjadi proses
penyaringan zat-zat beracun maupun elektrolit yang berbahaya bagi tubuh.
Setelah proses tersebut selesai, darah yang "bersih" akan dimasukkan lagi
ke dalam tubuh penderita.

C. Penyebab Gagal Ginjal Kronik (GGK)

1. Kurang minum.

2. Minuman beralkohol.

3. Minuman bersoda.

4. Tekanan darah tinggi.

5. Infeksi penyakit.

6. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.

7. Penyakit bawaan.

8. Batu saluran kencing.

D. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronik (GGK)

1. Sakit kepala.
2. Sesak nafas, oedema paru, hipertensi, oliguria, anuria, oedema ekstremitas.

3. Mual, muntah, pucat, kulit kering, anemia.

4. Gejala dini seperti lemah, sakit kepala, berat badan menurun, lelah, dan nyeri
pinggang.

5. Gejala lanjut seperti nafsu makan menurun, mual disertai muntah, sesak nafas
baik di waktu ada kegiatan atau tidak, bengkak yang disertai lekukan, gatal-gatal pada
kulit, dan kesadaran menurun.

E. Penatalaksanaan Gagal Ginjal Kronik (GGK)

1. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan yang keluar (input -
output).

2. Batasi cairan yang masuk.

3. Cuci darah (hemodialisis).

4. Operasi.

5. Pengambilan batu.

6. Transplantasi ginjal (cangkok ginjal).

7. Nutrisi.

8. Obat-obatan.

F. Perawatan Gagal Ginjal Kronik (GGK) di Rumah

 Pengaturan diet tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, rendah kalium.
1. Jenis makanan yang diperbolehkan

o Bahan makanan sumber karbohidrat

 Nasi, bihun, jagung, madu, permen

o Bahan makanan sumber protein

 Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah protein

o Bahan makanan sumber lemak

 Minyak jagung, minyak kacang tanah

o Bahan makanan sumber vitamin, adalah semua sayuran dan buah-


buahan dengan pengolahan khusus, yaitu:

 Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan air


mengalir

 Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur


dan buah terendam, rendam selama kurang lebih 2 jam (banyaknya
air kurang lebih 10 kali bahan makanan)

 Buang air rendaman

 Bilas dengan air mengalir


 Masak sayur dan buah. Buah dapat dimasak sebagai
setup/cocktail (buang air rebusan buah)

2. Jenis makanan yang Tidak diperbolehkan

o Bahan makanan sumber karbohidrat

 Umbi-umbian (kentang, singkong, ubi, talas, dll)

o Bahan makanan sumber protein

 Kacang-kacangan dan hasil olahannya (tempe, tahu, dll)

o Bahan makanan sumber lemak

 Minyak kelapa, santan, lemak hewan

o Bahan makanan sumber vitamin dan mineral

 Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium pada pasien yang


memiliki kadar kalium tinggi dalam darah

 Tujuan Diet pada pasien dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah:

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan


sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.

2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).

3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

4. Mencegah dan mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan memperlambat


turunnya laju filtrasi glomerulus.

 Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan
lain yang menyebabkan asupan gizi tidak adekuat / tidak mencukupi. Syarat
pemberian Diet pada Gagal Ginjal Kronik adalah :

1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BProtein rendah, yaitu 0,6 - 0,75 gr/kg BB
2. Lemak cukup, yaitu 20 - 30 % dari kebutuhan total energi, diutamakan lemak
tidak jenuh ganda.

3. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari
protein dan lemak.

4. Natrium dibatasi, apabila ada hipertensi, oedema, asites, oliguria, atau


anuria. Banyak natrium yang diberikan antara 1 - 3 gr.

5. Kalium dibatasi (60 - 70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5
mEq), oliguria, atau anuria.

6. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan


pengeluaran cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500 ml).

7. Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen pridoksin, asam folat, vitamin C,
dan vitamin D.

8. Ada tiga jenis Diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:

 Diet Rendah Protein I

 30 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg

 Diet Rendah Protein II

 35 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg

 Diet Rendah Protein III

 40 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit gagal ginjal kronik sangat bergantung
pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat
lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Untuk protein dapat ditingkatkan
dengan memberikan asam amino esensial murni.
Daftar Pustaka

Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Edisi Ke-6. Jakarta: Gramedia.

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Rendi, Clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedal dan Penyakit Dalam.

Yogyakarta: Noha Medika.

Riskesdas. 2018. Laporan Nasional Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan.

Departemen Kesehatan. RI.


Wiliyanarti, P. F., 2019, Life Experience Of Chronic Kidney Diseases Undergoing
Hemodialysis Therapy, Jurnal, FIK UM, Surabaya, h. 5.

Anda mungkin juga menyukai