Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HOSPITALISASI PADA ANAK


INSTALASI ANAK RSUP Dr. M. DJAMIL

Disusun Oleh :

KELOMPOK II DAN III

DEWI PERMATA SARI ANNISA MARDATILLAH


DINI ISLAMI DONA DELVINA
FEBRIO ESA PUTRA INDRA MAIDI
GITA ANGGALIA MAIRORI
INDRI SAPUTRI NYAK RAHMADANI TIARA
LINDUNG TRIYUNI OETARY PEBRIANISA
MARISA PUTRIANTI RAHMADINI
MONALISA ANGGRAINI REZA MAILANI PUTRI
NOPI IRHAMDI SUCY APRIFA ZEN
PRISKA HERLINA WELLA FAUZIAH
QORRY RAHMADHANIA

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG

2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hospitalisasi Pada Anak


Sasaran : Keluarga pasien di Ruang rawat Inap Anak
Tempat : Ruang Pertemuan Instalasi Kebidanan dan Anak RSUP Dr. M. Djamil
Hari/tanggal : Jumat/ 06 Maret 2020
Waktu : 10.00 WIB

A. Latar Belakang
Anak yang dirawat dirumah sakit akan mengalami hambatan dalam proses
penyembuhan dan perkembangan. Hal itu terjadi karena keadaan penyakit dan
koondisi psikologi yang dialaminya. Hambatan dalam proses tumbuhh kembang
banyak terjadi pada anak yang mengalami penyakit kronis. Survey melaporkan,
hambatan dalam proses tumbuh kembang lebih tinggi terjadi pada penyakit kronik
yaitu terjadi hambatan membaca spesifik serta gangguan psikis misalnya ganguan
penyesuaian dengan lingkungan (Simbolon, 2006). Dampak penyakit yang dialami
pada anak dengan penyakit akut yaitu mengalami ketidaknyamanan jasmani, stress
emosi, kecemasan, kehilngan kontrol fisik, perubahan tingkah laku, dan self esteem
yang menyebabkan kehilangan identitas diri.
Lebih dari 6 juta anak mengalami hospitalisasi setiap tahun. Yang
direncanakan atau tidak direncanakan,merupakan hal yang menimbulkan stress
sekaligus tantangan bagi kelurga, kecuali keluarga yang mempunyai persiapan untuk
mendukung anak mereka mendapatkan kenyamanan selama hospitalisasi ( Mistra,
2003).
Penelitian yang dilakukan oleh psikolog dalam 30 tahun terakhir,
meyebutkan bahwa 10-30%dari anak-anak dengan hospitalisasi menderita gangguan
psikologi dan sebanyak 90% anak mersa kecewa dan putus asa karena dirawat di
rumah sakit. The National for Health Statistic memperkirakan bahwa 3-5 juta anak
dibawah usia 15 tahun menjalani hospitalisasi setiap tahun.
Berdasarkan Hasil Susenas 2017 anak usia 0-17 tahun yang mengalami
keluhan kesehatan sebesar 28,56 persen. Anak-anak yang mengalami keluhan
kesehatan di daerah perkotaan sebesar 30,60 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan
di perdesaan sebesar 26,39 persen. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak
laki-laki dan perempuan yang memiliki keluhan kesehatan baik di perkotaan maupun
di perdesaan.
Saat anak-anak dirawat dirumah sakit, mereka cendrung merasa
ditinggalkan oleh keluarganya dan merasa didalam lingkungan yang sangat asing.
Menurut Profil Anak Indonesia (PAI), Angka kesakitan anak di Indonesia yang
dirawat dirumah sakit cukup tinggi yaitu sekitar 35 per 100 anak, yang ditunjukkan
dengan selalu penuhnya ruangan anak baik rumah sakit pemerintah ataupun rumah
sakit swasta (PAI, 2018).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan/atau
keluarga dapat mengetahui dan memahami tentang hospitalisasi pada anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan
a) Klien atau keluarga mengetahui dan memahami pengertian hospitalisasi.
b) Klien atau keluarga mengetahui dan memahami reaksi anak terhadap
hospitalisasi.
c) Klien atau keluarga mengetahui dan memahami tanda dan gejala hospitalisasi.
d) Klien atau kelurga mengetahui dan memahami cara mengatasi hospitalisasi
pada anak.

C. Materi : (Terlampir)

D. Metode : Ceramah dan tanya jawab

E. Media : Leaflet dan infocus

F. Waktu : Jam 10.00 WIB

G. Setting Tempat
Keterangan :

: Pembimbing

: Moderator

: Penyaji

; Infokus

: Audiens

: Fasilitator

: Observer

: Dokumentasi

H. PENGORGANISASIAN
1) Penanggung jawab : Kelompok II dan III
Fungsi : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2) Moderator : Gita Anggalia
Fungsi :

a) Mengucapkan salam
b) Memperkenalkan diri dan kelompok
c) Menjelaskan maksud dan tujuan
d) Kontrak waktu dan bahasa
e) Mengevaluasi perasaan setelah penyuluhan

3) Penyaji : Rahmadini
Fungsi :
a) Menyampaikan materi penyuluhan, menjawab pertanyaan.
b) Menggali pengetahuan audiens
c) Memberikan reinforcemen positif
4) Observer : Nyak Rahmadani dan Dewi Permata Sari
Fungsi :
a) Mencatat dan mengamati jalannya penyuluhan.
b) Menilai anggota kelompok
c) Memberikan umpan balik terhadap kelompok
5) Fasilitator : Mairori Catorona, Dini Islami, Febrio Esa Putra, Gita Anggalia,
Indri Saputri, Lindung Triyuni, Marisa Putrianti, Monalisa Anggraini, Nopi
Irhamdi, Priska Herlina, Qorry Rahmadhania, Dona Delvina, Pebrianisa, Reza
Mailani Putri, Sucy Aprifa Zen dan Wella Fauziah.
Fungsi :
a) Mempersiapkan acara penyuluhan
b) Memotivasi audien untuk ikut dalam penyuluhan.
c) Menjawab pertanyaan audien

6) Dokumentator : Annisa Mardatillah dan Indra Maidi


Fungsi : Mendokumentasikan acara penyuluhan

I. Kegiatan penyuluhan

Tahap/ tugas Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan/ Moderator memberi Mendengarkan Ceramah 5 menit
moderator salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
dan kelompok

Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan


umum dan tujuan khusus menyetujui
Kontrak waktu dan Mendengarkan dan
bahasa menjawab
Penyampaian Menggali pengetahuan Peserta,menjawab Tanya 20
materi/ audien tentang jawab menit
penyaji pengertian Hospitalisasi
Mendengarkan
Memberi reinforcement
positif
Memperhatikan dan
Menjelaskan pengertian mendengarkan
Ceramah
Hospitalisasi
Menggali pengetahuan Peserta menjawab Tanya
audien tentang reaksi jawab
anak terhadap
hospitalisasi
Mendengarkan
Memberi reinforcement
positif Memperhatikan dan
Ceramah
mendengarkan
Menjelaskan tentang
reaksi anak terhadap
hospitalisasi.
Menggali pengetahuan Peserta menjawab Tanya
audiens tentang tanda jawab
gejala hospitalisasi pada
anak.
Mendengarkan
Memberi reinforcement
positif Memperhatikan dan
Ceramah
mendengarkan
Menjelaskan tentang
tanda gejala hospitalisasi
pada anak.
Menggali pengetahuan Peserta menjawab Tanya
audien tentang tindakan jawab
untuk mengurangi
hospitalisasi pada anak
Mendengarkan
Memberi reinforcement
positif Memperhatikan dan
Ceramah
mendengarkan
Menjelaskan tentang cara
mengatasi hospitalisasi
pada anak

Penutup/ Memberikan kesempatan Bertanya Ceramah 5 menit


moderator peserta penyuluhan
untuk mengajukan
pertanyaan

Mengevaluasi hasil
Menjawab dan mengisi Tanya
penyuluhan dengan
jawaban di kuisioner jawab dan
bertanya pointa point
lembar
yang sudah dijelaskan
pertanyaa
dan menyebarkan
n
kuisioner

Menyampaikan yang
diharapkan penyuluh
Peserta memperhatikan
setelah dilakukan
penjelasan yang
penyuluhan tentang
disampaikan
hospitalisasi pada anak

Mengucapkan salam
penutup
Menjawab salam
penutup

J. Evaluasi :
1. Evaluasi Struktur
a) 80% peserta menghadiri acara.
b) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.

c) Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

3. Evaluasi Proses
a) Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan.
b) Moderator mengucapkan salam.
c) Moderator memperkenalkan diri dan anggota kelompok.
d) Moderator menjelaskan maksud dan tujuan acara
e) Moderator menyampaikan kontrak waktu.
f) Moderator menyampaikan kontrak Bahasa.
g) Penyaji menggali pengetahuan audiens.
h) Penyaji memberikan reinforcement positif.
i) Penyaji menjelaskan materi.
j) Memberi reward pada audiens turut aktif dalam kegiatan.
k) Fasilitator membantu audiens dalam kegiatan.
l) Fasilitator memotivasi audiens untuk aktif dalam kegiatan.
m) Moderator memberikan kesempatan bertanya kepada audiens.
n) Moderator menutup acara dan menyimpulkan kegiatan.
o) Moderator mengucapkan salam dan terima kasih.

3. Evaluasi Hasil
a) 70% audiens dapat menyebutkan pengertian hospitalisasi.

b) 70% audiensdapat menyebutkan kembali reaksi anak terhadap hospitalisasi.

c) 70% audiens dapat menyebutkan tanda dan gejala hospitalisasi.

d) 80% audiens audiens dapat menyebutkan cara mengatasi hospitalisasi.


LAMPIRAN 1
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian
Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan
rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan dalam perawatan atau pengobatan
sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya. Tetapi pada umumnya
hospitalisasi dapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat menimbulkan
gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhi kesembuhan dan perjalanan
penyakit anak selama dirawat di rumah sakit (Supartini, 2004).
Perasaan yang sering muncul pada anak adalah cemas, marah,sedih, takut &
rasa bersalah (Wong, 2000).
Bila anak stress makaorang tua juga menjadi stress dan hal ini akan membuat
stress anak semakin meningkat (Supartini, 2000)

2. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi


a) Anak menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman
hospitalisasi.
b) Reaksi bersifat individu, berbeda tiap anak dan dipengaruhi oleh usia
perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung
yang tersedia dan kemampuan koping yang dimiliki
c) Reaksi yang umumnya terjadi pada saat hospitalisasi pada anak adalah
kecemasan, kehilangan, perlukaan tubuh dan rasa nyeri
Macam-macam reaksi hospitalisasi yang terjadi:
1) Masa bayi (0-1 tahun)
a) Masalah utama adalah perpisahan dengan orang tua sehingga yang timbul
adalah gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang.
b) Usia 6 bulan keatas anak mulai cemas dengan orang yang tidak dikenal
dan karena berpisah dari ibunya
c) Reaksi yang sering muncul adalah:
1. Menangis, marah dan banyak melakukan gerakan
2. Cemas bila ditinggalkan ibunya sehingga menangis keras

2) Anak 2-3 tahun


a) Reaksi anak akan sesuai dengan sumber stress yang dihadapinya, terutama
adalah perpisahan
b) Terdapat 3 tahapan respon perilaku:
1) Protes: menangis kuat, menjerit memanggil orang tua, menolak
perhatian yang diberikan orang lain
2) Putus asa: menangis berkurang, anak menjadi tidak aktif, kurang minat
untuk bermain dan makan, sedih dan acuh tak acuh
3) Pengingkaran: mulai menerima perpisahan, membina hubungan
dangkal dengan orang lain, mulai beradaptasi dengan lingkungan
3) Anak 3-5 tahun
a) Reaksi yang muncul:
1) Menolak makan
2) Menangis pelan
3) Sering bertanya
4) Sering mimpi buruk
5) Tidak mau bekerja sama
b) Anak mempersepsikan sakit sebagai suatu hukuman untuk perilaku buruk,
hal ini terjadi karena anak masih mempunyai keterbatasan tentang dunia
di sekitar mereka.
c) Takut terjadi perlukaan, sehingga menganggap semua tindakan yang
dilakukan akan menyebankan sakit, reaksi yang muncul adalah:
1) Agresif
2) Tidak ingin terlepas dari orang tua
3) Berbicara yang tidak terkontrol (marah)
4) Usia 6-12 tahun
a) Pengertian:
1) Anak mulai mulai memahami penyebab
2) Mereka percaya bahwa penyakit itu bisa dicegah
b) Perpisahan
1) Perpisahan dengan orang tua bukan merupakan suatu masalah
2) Perpisahan dengan teman sebaya dapat mengakibatkan stress
3) Anak takut kehilangan status hubungan dengan teman

c) Kehilangan fungsi control


1) Anak takut pada penyakit dan rasa nyeri yang dialaminya.

3. Tanda Gejala Hospitalisasi pada Anak


Tanda dan gejala yang muncul pada anak yang mengalami stress hospitalisasi
antara lain:
1. Gemetar
2. Keringat dingin
3. Sering buang air kecil
4. Menangis
5. Gelisah
6. Susah tidur
7. Menolak makan
8. Tidak mau ditinggalkan orang tua
9. Ngompol
10. Mengamuk
11. Diam
12. Tidak mau bermain

4. Tindakan untuk menurunkan Stress Hospitalisasi


a) Terapi bermain
1) Mewarnai ( untuk melatih motorik anak, dan untuk mengalihkan rasa sakit dan
mengalihkan fokus anak ke gambar yang diwarnai.
b) Membuat suasanya menjadi nyaman:
1) Membawa mainan yang disukai anak (seperti barang kesayangan boneka atau
mobil-mobilan).
2) Menemani anak saat tindakan yang menyakitkan (keluarga memiliki peran
penting terutama orang terdekat seperi ibu dan ayah untuk menguatkan
mental anak).
c) Mempertahankan kontak dengan sekolah dan teman sebaya anak ( bisa dilakukan
dengan vidio call).
d) Mengajak anak bermain sebelum dilakukan tindakan yang menyakitkan
(mengalihkan perhatian anak dengan cara mengajak anak main)
e) Mengenalkan anak dan mendorong anak untuk bermain dengan teman
sekamarnya.
f) Menjelaskan kepada anak sebelum dilakukan tindakan tertentu.
g) Putarkan musik kesukaan anak dan memutarkan terapi murrotal pada anak
h) Ajak anak bercanda.
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. (2001). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Edisi 11. Jakarta:Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran UI.

Herliana. (2010). Hubungan pendidikan kesehatan dengan tingkat kecemasan pasien pre

operasi seksio caesarea di ruang bersalin RS. Zahirah Jakarta Selatan. Diakses

darihttp://library.upnvj.ac.id/index.php?p=show_detail&id=5606 pada 12

Desember2012.

Kaplan, HI, Sadoch BJ. (1998). Ilmu Keperawatan Jiwa Darurat. Jakarta: WidyaMedika.

Potter, Patricia A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Semiun, Yustinus. (2006). Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud. Yogyakarta:

Kanisius.

Supartini Yupi. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Susana, Y. Yembise., dkk. (2018). Angka Kesakitan Anak Di Rawat Di Rumah Sakit..

Jakarta : Profil Anak Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai