Gambar 1. Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian, bagian cair yang
disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel-sel darah. (Pearce Evelyn,
2008 : 133).Sel-sel darah, ada tiga macam yaitu :
a. Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan cakram bikonkaf yang tidak berhenti, ukurannya
kira-kira 8 m, tidak dapat bergerak, banyaknya kira-kira 5 juta dalam
mm3.Fungsi dari eritrosit adalah mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk
dikeluarkan melalui paru-paru. Eristrosit di buat dalam sumsum tulang,
limpa dan hati, yang kemudian akan beredar keseluruh tubuh selama 14-15
hari, setelah itu akan mati. Eritrosit berwarna kuning kemerahan karena
didalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin. Warna ini akan
2. Fisiologi Darah
Menurut Syaifuddin (2007) fungsi darah terdiri atas :
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
a. Mengambil O2/zat pembakar dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
b. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
ke seluruh jaringan/alat tubuh.
d. Mengangkat/mengeluarka zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit, antibodi/zat-zat anti
racun.
3. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
1. Definisi
Demam berdarah atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit
demam akut terutama menyerang pada anak-anak, dan saat ini cenderung polanya
berubah ke orang dewasa. Gejala yang ditimbulkan denganmanifestasi perdarahan
2. Epidemiologi
Wabah Dengue pertama kali ditemukan di dunia tahun 1635 di Kepulauan
Karibia dan selama abad 18, 19 dan awal abad 20, wabah penyakit yang menyerupai
Dengue telah digambarkan secara global di daerah tropis dan beriklim sedang. Vektor
penyakit ini berpindah dan memindahkan penyakit dan virus Dengue melalui
transportasi laut.
Selama awal tahun 5erotype di setiap 5eroty, penyakit DBD ini kebanyakan
menyerang anak-anak dan 95% kasus yang dilaporkan berumur kurang dari 15 tahun.
Walaupun demikian, berbagai 5 eroty melaporkan bahwa kasus-kasus dewasa
meningkat selama terjadi kejadian luar biasa (Soegijanto S., 2006). Jumlah kasus dan
kematian Demam Berdarah Dengue di Jawa Timur selama 5 tahun terakhir
menunjukkan angka yang fluktuatif, namun secara umum cenderung mengalami
peningkatan. Pada tahun 2015 dan 2016 terjadi lonjakan kasus yang cukup 5erotyp
3. Etiologi
1) Virus dengue
Deman dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus
dengue, yang termasuk dalam genus flavivirus, keluarga flaviviridae. Flavivirus
merupakan virus dengan diameter 30 mm terdiri dari asam aribonukleat rantai
tunggal dengan berat molekul 4 x 106.Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam dengue
dan demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan
DEN-3 merupakan serotip terbanyak (Suhendro, 2007 : 1709).
Virus Dengue merupakan keluarga flaviviridae dengan empat serotip
(DEN 1, 2, 3, 4). Terdiri dari genom RNA stranded yang dikelilingi oleh
nukleokapsid. Virus Dengue memerlukan asam nukleat untuk bereplikasi,
4. Patofisiologi
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan
kemudian bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah kompleks virus-antibody, dalam
asirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen (Suriadi & Yuliani, 2006).
Penyakit DBD ini ditularkan orang yang dalam darahnya terdapat virus
dengue.Orang ini bisa menunjukkan gejala sakit, tetapi bisa juga tidak sakit, yaitu
jika mempunyai kekebalan yang cukup terhadap virus dengue.Jika orang digigit
nyamuk Aedes Aegypti maka virus dengue masuk bersama darah yang dihisapnya. Di
dalam tubuh nyamuk itu, virus dengue akan berkembang biak dengan cara membelah
diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk. Sebagian besar virus itu berada
dalam kelenjar liur nyamuk.Sebagian besar virus itu berada dalam kelenjar liur
nyamuk. Dalam tempo 1 minggu jumlahnya dapat mencapai puluhan atau bahkan
ratusan ribu sehingga siap untuk dituarkan/dipindahkan kepada orang lain.
Selanjutnya pada waktu nyamuk itu menggigit orang lain, maka setelah alat tusuk
nyamuk (probosis) menemukan kapiler darah, sebelum darah itu dihisap, terlebih
dahulu dikeluarkan air liur dari kelenjar liurnya agar darah yang dihisap tidak
membeku. Bersama dengan liur nyamuk inilah, virus dengue dipindahkan kepada
orang lain (Irawan, 2007).
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi
pertama kali menyebabkan demam dengue.Reaksi tubuh merupakan reaksi yang
biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat berbeda akan tampak, bila
seseorang mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan. Dan
DHF dapat terjadi bila seseorang setelah terinfeksi pertama kali, mendapat infeksi
berulang virus dengue lainnya. Re-infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi
5. Klasifikasi
Berdasarkan standar WHO, DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai
berikut:
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan uji torniquet (+),
trombositopenia dan hemokonsentrasi.
7. Pemeriksaan Fisik
Muka tampak merah; Pembengkakan sekitar mata, konjungtiva hiperemis,
lakrimasi dan fotopobia; Epitaksis; Bibir kering, kemungkinan sianosis;
Perdarahan pada gusi.
Pembesaran kelenjer limfe
Nafas cepat, dispnea, takipnea
Dapat ditemukan perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis, hematoma) serta
perdarahan lain seperti epitaksis, hematemesis, hematuria dan malena.
Frekuensi BAK berkurang, BAB konstipasi atau diare, hematuria
Dapat ditemukan nyeri tekan epigastrium, pembesaran hati, perdarahan dan
ulserasi gusi, hematemesis, dan malena
Sadar sampai penurunan kesadaran, nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot,
tulang dan sendi, nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada seluruh
tubuh.
Dapat ditemukan perdarahan pada kulit (petekie, ekimosis, hematoma). (Pearce
Evelyn, 2008 : 121-167)
2) Pemeriksaan Serologi
Uji serologi dengan mendeteksi kenaikan antibodi jauh lebih
sederhana dan lebih cepat, tetapi kros reaksi antibodi antara virus dengue dan
virus dari kelompok flavirus dapat memberikan hasil positif palsu.
Ditemukannya anti bodi IgG ataupun AgM yang meningkatkan tinggi
titernya mencapai empat kali lipat terhadap satu atau lebih antigen dengue
dalam spesimen serta berpandangan. Dibuktikan adanya virus dengue dari
jaringan otopsi dengan cara immunokimiawi atau dengan cara immuno-
flouresens, ataupun di dalam spesimen serum dengan uji ELISA.
9. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a DHF tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak
<1th>1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal
dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th>1th diberikan 5 mg/ kg BB.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
b DHF dengan Renjatan
- Pasang infus RL
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 -
30 ml/ kg BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a Pengawasan tanda - tanda vital secara kontinue tiap jam
- Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
- Observasi intik output
- Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda
vital tiap 3 jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½
liter - 2 liter per hari, beri kompres
- Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht,
Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat,
tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, dan lain sebagainya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah
sakit adalah panas tinggi
b. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan
ke-7 dan semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri
telan, mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot,
dan persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta
adanya manifestasi perdarahan pada kulit , gusi (grade III. IV), melena atau
hematemesis.
c. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita.
3. Riwayat Imunisasi
Apabila pasien mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan
timbulnya koplikasi dapat dihindarkan.
4. Riwayat Gizi
Status gizi pasien DHF dapat bervariasi. Semua pasien dengan status gizi baik
maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Pasien yang
menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan.
Apabila kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang
mencukupi, maka pasien dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status
gizinya berkurang.
5. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air
minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
6. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan.
DHF disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti. DHF sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan
lingkungan yang kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng
bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak
mandi jarang dibersihkan. Biasanya pada pasien DHF mengalami perubahan
penatalaksanaan kesehatan yang dapat menimbulkan masalah dalam
kesehatannya.
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Pada pasien DHF biasanya didapatkan terjadinya peningkatan suhu tubuh.
Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah sebagai berikut :
Monitor TTV
1. Monitor TD, nadi, suhu,
dan RR
2. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
3. Monitor VS saat pasien
berbaring, duduk, atau
berdiri
4. Auskultasi TD pada kedua
lengan dan bandingkan
5. Monitor TD, Nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktifitas
6. Monitor kualitas dari nadi
7. Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
Monitor TTV
1. Monitor TD, N, S, RR
dengan tepat.
2. Monitor warna kulit,
suhu dan kelembapan.
3. Monitor sianosis sentral
dan perifer.
4. Identifikasi perubahan
TTV.
3. Ketidakseimbangan Setelah diberikan Manajemen Nutrisi
nutrisi: kurang dari asuhan keperawatan 7. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh selama ...x... makanan
berhubungan dengan diharapkan asupan 8. Kolaborasi dengan ahli
ketidakmampuan menelan nutrisi adekuat gizi untuk menentukan
makanan. dengan kriteria hasil : jumlah kalori dan nutrisi
7) Adanya yang dibutuhkan pasien
peningkatan berat
Monitor Nutrisi
1. BB pasien dalam batas
normal
Depkes. RI. 2006. Buku Saku Dokter. Demam Berdarah Dengue. Diunduh : 24 Agustus 2013.
http://bukusaku dokter.org/2013/04/12.
Hidayat, A. Azis Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Medika
Mansjoer, Arif & Suprohaita, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. FKUI. Jakarta: Media
Aescullapius
Manson Johnson. Dkk. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Mosby Year-book. St.
Louis
NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan Defenisi Dan Klasifikasi 2015-2017 edisi 10 editor
t heather herdman. Shigemi kamitsuru. Jakarta : EGC
Pearce, C. Evelyn. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Soedarto. 2006. Demam Berdarah Dengue Dengue Haemoohagic fever. Jakarta: Sugeng
Seto.
Suhendro, dkk. 2007. Demam Berdarah Dengue.dalam Buku Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Badan Penerbit FKUI
Suriadi & Yuliani, Rita. 2006. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.
Syaifuddin, 2007. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3, Editor Monica
Ester. Jakarta : EGC