Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“MAKALAH Ca TULANG ”

Oleh Kelompok 13:

IVO AKMARISA
MIEN ELVIA NINGSIH

Dosen pembimbing:

HJ. ADRIANI, S.Kep, M.Kes

Program Studi S1 Keperawatan Khusus III

Sekolah Tinggi Ilmu Keseahatan Fort De Kock

Bukittinggi 2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah_Nya serta memberikan perlindungan dan kesehatan
sehingga penyusun dapat menyusun makalah dengan judul ”Ca Tulang ”. Dimana makalah
ini sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah II.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa selama penyusunan makalah ini penyusun


banyak menemui kesulitan dikarenakan keterbatasan referensi dan keterbatasan penyusun
sendiri. Dengan adanya kendala dan keterbatasan yang dimiliki penyusun, maka penyusun
berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun makalah dengan sebaik-baiknya.

Dalam kesempatan ini tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, yaitu : Dosen pembimbing
Kepearwatan Gawat Darurat dan teman teman kelompok

Sebagai manusia, penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak demi perbaikan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya, Terima Kasih.

Bukittinggi , Novomember 2016

Penyusun,

( Kelompok )
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Benjolan pada seseorang tidak selalu berkonotasi jelek, tetapi jika benjolan itu terdapat
pada bagian tubuh yang tak semestinya, tentu wajib diwaspadai, mungkin itu merupakan
pertanda awal terjadinya kanker tulang.
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari
tempat asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker
dapat keluar dari suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh
lainnya melalui peredaran darah ataupun aliran limfe.Metastasis juga dapat terjadi melalui
penyebaran langsung.Apabila sel kanker melalui aliran limfe, maka sel-sel tersebut dapat
terperangkap di dalam kelenjar limfe, biasanya yang terdekat dengan lokasi primernya.
Apabila sel berjalan melalui peredaran darah, maka sel-sel tersebut dapat menyebar ke
seluruh tubuh, mulai tumbuh, dan membentuk tumor baru. Proses ini disebut metastasis.
Tulang adalah salah satu organ target yang paling sering menjadi tempat metastasis.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu yang sudah didapat secara nyata dalam
memberikan askep dengan kanker tulang secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian menyeluruh pada pasien kanker tulang.
b. Mampu menganalisa dan menentukan masalah keperawatan pada pasien
kankertulang.
c. Mampu melakukan intervensi dan implementasi untuk mengatasi masalah
keperawatan yang timbul pada pasien kanker tulang.
d. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan pada pasien
dengan kanker tulang.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


1. Pengertian

Kanker tulang adalah proliferasi abnormal sel-sel di dalam tulang.

Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi berasal dari bahasa
latin, yang berarti bengkak. Istilah Tumor ini digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan
biologikal jaringan yang tidak normal. Menurut Brooker (2001), pertumbuhan tumor dapat
digolongkan sebagai ganas (malignant) atau jinak (benign).

Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-selnya tidak
pernah menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor tulang dimana sel tumornya
berasal dari sel-sel yang membentuk jaringan tulang, sedangkan tumor tulang sekunder
adalah anak sebar tumor ganas organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.
Dengan istilah lain yang sering digunakan “Tumor Tulang”, yaitu pertumbuhan abnormal
pada tulang yang bisa jinak atau ganas

Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru yang abnormal(neoplasma), progresif


dimana sel-sel nya tidak pernah menjadi dewasa. Neoplasma merupakan masa abnormal dari
jaringan, yang pertumbuhannya pesat dan tidak terkoordinasi dari pada jaringan normal dan
berlangsung lama serta berlebihan setelah perhentian stimulus yang menimbulkan perubahan
tersebut.
2. Etiologi

Penyebab pasti terjadinya tumor tulang tidak diketahui. Akhir-akhir ini, penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan suatu zat dalam tubuh yaitu C-Fos dapat meningkatkan
kejadian tumor tulang. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi, keturunan, beberapa kondisi
tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget (akibat pajanan radiasi ), (Smeltzer.
2001).
Meskipun tidak ada penyebab tumor tulang yang pasti, ada beberapa factor yang
berhubungan dan memungkinkan menjadi faktor penyebab terjadinya tumor tulang yang
meliputi:

 Genetik
Beberapa kelainan genetik dikaitkan dengan terjadinya keganasan tulang, misalnya
sarcoma jaringan lunak atau soft tissue sarcoma (STS). Dari data penelitian diduga
mutasi genetic pada sel induk mesinkin dapat menimbulkan sarcoma. Ada beberapa
gen yang sudah diketahui ,mempunyai peranan dalam kejadian sarcoma, antara lain
gen RB-1 dan p53. Mutasi p53 mempunyai peranan yang jelas dalam terjadinya STS.
Gen lain yang juga diketahui mempunyai peranan adalah gen MDM-2 (Murine
Double Minute 2). Gen ini dapat menghasilkan suatu protein yang dapat mengikat
pada gen p53 yang telah mutasi dan menginaktivitas gen tersebut.
 Radiasi.
Keganasan jaringan lunak dapat terjadi pada daerah tubuh yang terpapar radiasi
seperti pada klien karsinoma mamma dan limfoma maligna yang mendapat
radioterapi. Halperin dkk. Memperkirakan resiko terjadinya sarcoma pada klien
penyakit Hodgkin yang diradiasi adalah 0,9 %. Terjadinya keganasan jaringan lunak
dan bone sarcoma akibat pemaparan radiasi sudah diketahui sejak 1922. Walaupun
jarang ditemukan, prognosisnya buruk dan umumnya high grade.
Tumor yang sering ditemukan akibat radiasi adalah malignant fibrous histiocytoma
(MFH) dan angiosarkoma atau limfangiosarkoma. Jarak waktu antara radiasi dan
terjadinya sarcoma diperkirakan sekitar 11 tahun.
 Bahan Kimia.
Bahan kimia seperti Dioxin dan Phenoxyherbicide diduga dapat menimbulkan
sarkoma, tetapi belum dapat dibuktikan. Pemaparan terhadap torium dioksida
(Thorotrast), suatu bahan kontras, dapat menimbulkan angiosarkoma, pada hepar,
selain itu, abses juga diduga dapat menimbulkan mosotelioma, sedangkan polivilin
klorida dapat menyebabkan angiosarkoma hepatik.
 Trauma
Sekitar 30 % kasus keganasan pada jaringan lunak mempunyai riwayat trauma.
Walaupun sarkoma kadang-kadang timbul pada jaringan sikatriks lama, luka bakar,
dan riwayat trauma, semua ini tidak pernah dapat dibuktikan.
 Limfedema kronis.
Limfedema akibat operasi atau radiasi dapat menimbulkan limfangiosarkoma dan
kasus limfangiosarkoma pada ekstremitas superior ditemukan pada klien karsinoma
mammae yang mendapat radioterapi pasca-mastektomi.
 Infeksi.
Keganasan pada jaringan lunak dan tulang dapat juga disebabkan oleh infeksi parasit,
yaitu filariasis. Pada klien limfedema kronis akibat obstruksi, filariasis dapat
menimbulkan limfangiosrakoma.
3. Tanda Dan Gejala
1) Nyeri dan/ atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi
semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas
penyakit)
2) Fraktur patologik
3) Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas (Gale, 1999)
4) Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
5) Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise.
4. Klasifikasi
Keganasan tulang primer diklasifikasikan secara histologis berdasarkan jenis sel atau
jaringan yang mendasarinya.Tipe tersebut termasuk tulang, kartilago, jaringan fibrosa,
retikuloendotelial dan vaskular.
Secara umum , kanker tulang di bagi menjadi 2 macam yaitu kanker tulang sekunder
dan kanker tulang primer:
a. Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang di sebabkan oleh sel – sel
yang bersal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya.umumnya kanker
tulang sekunder terjadi akibat komplikasi dari kenker sebelumnya sperti
kanker paru yang menyebar ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker
tulang
b. Kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang
berasal dari tulang itu sendiri atau tempat diman tumbuhnya sel kanker pada
tulang
Dalam kasus tumor pada tulang dapat dibedakan berdasarkan sifatnya menjadi tumor
tulang jinak dan tumor tulang ganas :

1) Tumor Jinak
o Osteoma
Osteoma merupakan lesi tulang yang bersifat jinak dan ditandai oleh
pertumbuhan tulang yang abnormal. Osteoma klasik berwujud sebagai suatu
benjolan yang tumbuh dengan lambat, tidak nyeri.
o Kondroblastoma
Tumor jinak yang jarang di temukan, dan biasanya paling sering mengenai anak-
anak pada remaja. Tempat paling sering terserang adalah tulang humerus. Gejala
seringkali berupa nyeri sendi yang timbul dari jaringan tulang rawan.
o Endrokoma
Endrokoma atau kondroma sentral adalah tumor jinak sel-sel rawan displatik yang
timbul pada metafisis tulang fibula, terutama pada tangan dan kaki..
o Tumor sel raksasa
Sifat khas sel raksasa adalah adanya stroma vascular yang terdiri dari sel-sel dan
bentuk oval yang mengandung sejumlah nucleus lonjong, kecil dan berwarna
gelap. Sel raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma yang berwarna
merah muda. Sel ini mengandung sejumlah nucleus yang vesicular dan
menyerupai sel-sel stroma. Walaupun tumor ini dianggap jinak tetapi tetap
memiliki derajat keganasaaan bergantung pada sifat sarkopatosa dari stromanya.
Padajenis yang ganas, tumor ini menjadi anaplastik dengan daerah-daerah
nekrosis dan perdarahan .
2) Tumor ganas
o Sarkoma Osteogenik
Sarcoma osteogenik atau osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang. Tempat yang paling
sering terkena tumor Sini adalah bagian tulang-tulang panjang, terutama lutut.
Sarcoma osteogenik paling banyak menyerang anak remaja dan mereka yang baru
menginjak masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang pasien penyakit Paget yang
berusia lebih dari 58 tahun. Nyeri yang disertai destruksi tulang dan erosi adalah
gejala umum dari penyakit ini.
o Kondrosarkoma
Kondrosarkoma merupakan tumor tulang ganas yang terdiri dari kondrosit
anaplastik yang dapat tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral. Tumor ini
paling sering menyerang laki-laki berusia diatas 35 tahun. Gejala yang paling
sering adalah massa tanpa nyeri yang berlangsung lama. Contoh lesi perifer sering
kali tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu untuk jangka waktu yang lama dan
hanya merupakan pembesaran yang dapat diraba dan hampir tidak menimbulkan
gangguan. tetapi mungkin akan disusul dengan suatu pertumbuhan yang cepat dan
agresif. tempat-tempat yang paling sering ditumbuhi tumor ini adalah : pelvis,
femur, tulang iga, gelang bahu dan tulang-tulang kraniofasial.
o Sarkoma Ewing
Sarkoma Ewing paling sering terlihat pada anak-anak dalam usia belasan dan
tempat yang palings sering adalah korpus tulang-tulang panjang. Penampilan
kasar adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke reticulum sumsum
tulang dan merusak korteks tulang dari sebelah dalam. Dibawah periosteum
terbentuk lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan paralel dengan batang
tulang sehingga membentuk gambaran seperti tulang bawang.

Sifat-sifat neoplasma ganas.

1. Neoplasma ganas umumnnya tumbuh lebih cepat dan hampir selalu tumbuh secara
progresif
2. Sel neoplasma ganas tidak sekohesif sel jinak
3. Pola penyebaran neoplasma ganas sering kali sangat tidak teratur.
4. Neoplasma ganas cendrung tidak berkapsul dan biasanya mereka tidak mudah
dipisahkan dari sekitar seperti neoplasma jinak
5. Kenyataannya neoplasma ganas menyerbu masuk kesekitar mereka bukan mendesak
mereka kesamping. Sel-sel ganas apakah dalam kelompok, benang atau tunggal
kelihatannya mencari jalan kejaringan sekitarnya dengan cara destruktif.

Sel-sel neoplasma ganas berploriferasi mampu untuk melepaskan diri dari tumor induk
(tumor primer) dan memasuki sirkulasi untuk menyebar ke tempat lain.

5. Patofisiologi
Proses metastasis ke tulang terjadi dalam 3 mekanisme dasar, antara lain :
o Perluasan secara langsung
o Mengikuti aliran darah balik vena
o Mengikuti emboli tumor melalui aliran darah dan limfe.

Sel-sel dari tumor primer mengikuti aliran pembuluh darah sampai ke kapiler-kapiler
pada tulang. Agregasi antara sel-sel tumor dan sel-sel darah lainnya akan membentuk emboli
di kapiler tulang bagian distal. Setelah memasuki tulang, maka sel-sel kanker akan mulai
berkembang.
Sel-sel kanker yang telah menyebar ke tulang dapat menyebabkan kerusakan tulang yang
hebat. Sel-sel tumor mensekresikan substansi kimia yang dapat menstimulasi osteoclast
seperti prostaglandin-E ( PGE ), beberapa jenis sitokin, dan factor-faktor pertumbuhan seperti
( TGF ) α dan β, Epidermal growth factor ( EGF ), ( TNF ), dan IL-1. Osteoclast yang
berlebihan akan menyebabkan resorpsi tulang yang berlebihan pula. Hal ini menyebabkan
tulang tidak padat. Proses ini disebut osteolitik. Proses ini terjadi pada proses metastase ke
tulang oleh kanker payudara.
Sel-sel tumor juga dapat mensekresikan substansi-substansi kimia yang dapat
menyebabkan pembentukan tulang yang tak terkendali. Proses ini disebut osteoblastik atau
osteosklerotik. Contoh proses ini yaitu metastase ke tulang oleh kanker prostate. Kedua jenis
kelainan ini dapat menimbulkan rasa sakit dan lebih lemah dibandingkan tulang yang normal
sehingga menjadi lebih mudah patah.

6. Pathway tumortulang

Zat karsinogen

Timbulnya sel kanker

Bermetastase melalui PD

Sumsum tulang

Mengalami kerusakan yang luas
Aktivitas hematopoetik Pembentukan substrat ↓ perkembangan sel kanker
ditulang

↓ ↓ ↓
Plasma tdk matang Anemia proses penyakit
gangguan ortopedik
↓ ↓ ↓

Pembelahan sel Oksigenasi sel ↓ minus pengetahuan
tindakan operasi
yang abnormal ↓ ↓ ↓
↓ Gangguan metabolic persepsi tentang penyakit
hilangnya anggota tubuh
jumlah sel berkembang/berubah naik ↓ ansietas
gangguan harga diri
↓ Transport nutrisi ke sel tubuh ↓ ↓
Menekan saraf nyeri ↓ koping tidak efektif
↓ Gangguan Nutrisi
Nyeri Akut

7. Manifestasi Klinik
c. Nyeri tulang
Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis
ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien.
Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi saraf pada
endosteum oleh tumor.Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam
hari atau waktu beristirahat.
d. Fraktur
Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih
rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur.Kadang-kadang fraktur timbul
sebelum gejala-gejala lainnya.Daerah yang sering mengalami fraktur yaitu
tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra.
e. Penekanan medula spinalis
Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi
terdesak. Pendesakan medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi
juga parese atau mati rasa pada ekstremitas, gangguan miksi, atau mati rasa
disekitar abdomen.
f. Peninggian kadar kalsium dalam darah
Hal ini dikarenakan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari
tulang.Peninggian kalsium dapat menyebabkan minus nafsu makan, mual,
haus, konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran.
g. Gejala lainnya
Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai
dengan tipe sel darah yang terkena.Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel
darah merah.Apabila sel darah putih yang terkena, maka pasien dapt dengan
mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet, dapat
menyebabkan perdarahan.
8. Pemeriksaan Penunjang
o Foto tulang konvensional
Foto tulang konvensional diberdayakan untuk menentukan karakter metastasis
ke tulang.
o Gambaran CT-Scan
CT scan diberdayakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah
atau tidak dapat ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor
atau keterlibatan jaringan 7.
o MRI
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi
suatu metastasis lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning.
Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih
(kebanyakan/lebih sering soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari
pada rangkaian
o Scintigraphy ( nuclear medicine )
Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh tubuh untuk
menilai metastasis ke tulang.
o Pemeriksaan bone survey (foto seluruh tubuh)
Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional
adalah pemeriksaan semua tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi
metastatik yaitu skelet, foto bone survey dapat memberikan gambaran klinik
yaitu:
 Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau
pada organ-organ tertentu.
 Apakah tumor bersifat soliter atau multiple.
 Jenis tulang yang terkena.
 Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor
9. Penatalaksanaan
a). Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan
metode seefektip mungkin :
 Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
 Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin wajib baik
(2500-3000ml/hari) untuk mengukur tingkat serum kalsium dan mencegah
hiperkalsium dan hiperurisemia.
 Bifosfonat
Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi dan pembentukan tulang yang
berlebihan akibat metastasis.
 Kemoterapi dan terapi hormonal
Obat-obat kemoterapi diberdayakan untuk membunuh sel-sel kanker didalam
tubuh.Kemoterapi dapat diberikan per-oral maupun intravena.Terapi hormon
diberdayakan untuk menghambat aktivitas hormon dalam mendukung
pertumbuhan kanker.
 Radioterapi
Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan
tumor di area metastasis.
 Pembedaha
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.Biasanya
pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan
mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk mendukung struktur tulang yang
telah rusak oleh metastasis.
b). Penatalaksanaan keperawatan
 Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam,
visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).
 Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan
dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli
psikologi atau rohaniawan.
 Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat.Antiemetika
dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal.Pemberian nutrisi
parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
 Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah.
(Smeltzer. 2001)

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a) Identitas
Identits klien( nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, status marietal,
pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal MRS, diagnose medis ).
Identitas penanggung jawab (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,status,
agama, hubungan dengan klien ).
b) Riwayat keperawatan
 Keluhan utama
Adalah alasan utama yang menyebabkan dibawanya klien ke rumah sakit (adanya
benjolan dan nyeri)
 Riwayat penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari fraktur, yang
nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien.Ini bisa
berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang terkena.Selain itu, dengan
mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang
lain (Ignatavicius, Donna D, 1995).
 Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit dahulu perlu dikaji untuk mengetahui riwayat penyakit yang
pernah dialami sebelumnya yang dapat diberdayakan sebagai acuan dalam
menentukan proses keperawatan. (Riwayat pernah mengalami penyakit kanker).
 Riwayat penyakit keluarga
 Perlu dikaji untuk mengetahui apakah penyakit yang dialami oleh klien saat ini
ada hubungannya dengan penyakit herediter.
c) Pola aktivitas sehari – hari
 Aktivitas /Istirahat
o Kelemahan dan atau keletihan.
o Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan
berkeringat malam.
o Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan.
o Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi.
 Sirkulasi
o Palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih.
o Perubahan pada TD.
 Integritas Ego
o Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stres (misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan,
keyakinan religious/spiritual).
o Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat,
pembedahan.
o Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu,
tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan.
d) Eliminasi
Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan
eliminasi urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih,
hematuria, sering berkemih.
e) Makanan/Cairan
o Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan
pengawet).
o Anoreksia, mual/muntah.
o Intoleransi makanan.
o Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya
massa otot.
f) Neurosensori
Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat
(dihubungkan dengan proses penyakit).
g) Pernafasan
Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok),
pemajanan asbes.
h) Keamanan
o Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen
o Pemajanan matahari lama/berlebihan.
i) Seksualitas
o Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasaan.
o Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun.
o Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes genital.
j) Interaksi Social
o Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung.
o Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau
bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.
k) Observasi dan Pemeriksaan fisik
o Keadaan umum : baik, minus, atau lemah.
o Tanda – tanda vital ( TD,Suhu,Nadi,Pernafasan )
o Pemeriksaan fisik
 Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
 Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
 Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit :Mungkin hebat atau dangkal,
sering hilang dengan posisi flexi, anak berjalan pincang, keterbatasan dalam
melakukan aktifitas, tidak mampu menahan objek berat.
 Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus limfe
regional.

2. ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS :  ketidakmampuan Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri fisik-psikososial
DO : knonis (kanker
o Teraba massa metastasis)
tulang
o Adanya nyeri
tekan pada sisi
yang sakit
o Pembengkakan di
atas tulang dan
persendian.
o Adanya peleberan
vena.
2. DS : Rasa takut tentang Koping tidak
DO : ketidaktahuan, persepsi efektif
o Cemas tentang proses penyakit, dan
o Minus sistem pendukung tidak
pengetahuan adekuat.
3. DS : Efek komoterapi, radiasi Gangguan
DO : pembedahan citra tubuh
– lemah
– kehilangan alat gerak
– moblisasi terbatas

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan ketidakmampuan fisik-psikososial knonis
(kanker metastasis)
 Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan ,persepsi
tentang penyakit, dan sisitem yang tidak adekuat
 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek kemoterapi, radiasi, pembedahan,

4. INTERVENSI

N Diagnosa Noc Nic


o
1 Nyeri Tujuan: Tingkat nyeri Intervensi (NIC):
(akut/kronis) berkurang / terkontrol Mandiri:
berhubungan Kriteria Hasil (NOC): o Minta pasien untuk menilai
dengan o Menunjukan teknik nyeri ( 0 -10)
ketidakmampuan relaksasi secara o Kajidan dokumentasikan
fisik-psikososial individual yang efek-efek penggunaan
knonis (kanker efektif untuk pengobatan jangka panjang
metastasis mencapai o Pantau kepuasan paseian
kenyamanan dengan penatalaksanaan nyeri
o Menyatakan secara pada interval yang spesifik
verbal pengetahuan o Tentukan dampak
tentang cara pengalaman nyeri pada
alternative untuk kualitas hidup
mengurangi nyeri Edukasi:
o Melaporkan o Berikan informasi tentang
kesejahteraan fisik nyeri (penyebab, berapa
dan psikologis lama,dan antisipasi nya)
o Mengenali factor- o Ajarkan teknik
faktor yang nonfarmakologi
meningkatkan dan (relaksasi,imajinasi,terapi
melakukan tindakan music,distraksi,masase,acupr
pencegahan nyeri essure)
o Menggunakan alat Kolaboratif:
pengurang nyeri o Pertimbangkan rujukan untuk
analgesic dan pasien, keluarga, dan orang
nonanalgesik secara yang penting bagi pasien
tepat pada kelompok pendukung
atau sumber-sumber lain, bila
memmungkinkan

2  Koping Tujuan: Ansietas berkurang Intervensi (NIC) :


tidak Kriteria Hasil (NOC): Mandiri.
efektif o Melaporkan tidak o Pantau tanda dan gejala
berhubun ada manifestasi ansietas (misalnya, tanda
gan kecemasan secara vital, nafsu makan, pola tidur,
dengan fisik. dan tingkat konsentrasi)
rasa takut o Pasien akan o Kaji dukungan yang
tentang meneruskan disediakan oleh orang yang
ketidak aktifitas yang penting bagi pasien.
tahuan dibutuhkan o Pantau ekspresi tidak ada
,persepsi meskipun ada harapan atau tidak berdaya
tentang kecemasan (misalnya, “Aku tidak dapat”)
penyakit, o Pasien akan o Tentukan sumber ansietas
dan mengidentifikasi (misalnya, nyeri, malfungsi
sisitem gejala yang tubuh, penghinaan,
yang merupakan pengabaian, kegagalan, akibat
tidak indicator ansietas negatif dari survivor).
adekuat pasien sendiri Edukasi:
o Berikan informasi tentang
penyakit dan prognosis
pasien
o Berikan kejujuran dan
jawaban langsung terrhadap
pertanyaan pasien tentang
proses menjelang kematian.
Kolaboratif
o Rujuk ke perawatan rumah
atau perawatan hospice,
sesuai dengan kebutuhan.
o Atur askes ke pendeta atau
penasihat spiritual sesuai
dengan yang diinginkan
pasien.
o Hubungkan pasien dengan
keluarga dengan kelompok
pendukung yang sesuai.
o Berikan pengobatan untuk
mengurangi ansietas sesuai
dengan kebutuhan

3 Gangguan citra Tujuan : Gangguan citra Intervensi (NIC):


tubuh tubuh berkurang, yang Mandiri:
berhubungan ditunjukkkan dengan citra o Kaji dan dokumentasikan
dengan efek tubuh yang positif respons verbal dan non verbal
kemoterapi, Kriteria Hasil (NOC): pasien tentang tubuh pasien
radiasi, o Mengindentifikasi o Dengarkan pasien/keluarga
pembedahan, kekuatan personal secara aktif dan akui realitas
o Pengakuan terhadap adanya perhatian terhadap
dampak dari situasi perawatan,kemajuan dan
pada hubungan prognosis
antara keberadaan o Beri dorongan pada
personal dan gaya pasien/keluarga untuk
hidup mengungkapkan perasaan dan
o Pengakuan terhadap untuk berduka
perubahan actual o Bantu pasien/keluarga untuk
pada penampilan mengidentifikasi mekanisme
tubuh koping dan kekuatan personal
o Menggambarkan dan pengakuan keterbatasan
perubahan actual o Berikan perawatan dengan
pada fungsi tubuh cara yang tidak
o Mengungkapkan menghakimi,pelihara privasi
keinginan untuk dan martabat pasien
menggunakan Edukasi:
sumber yang o Ajarkan orang tua tentang
disarankan setelah penting nya respons mereka
keluar dari rumah terhadap perubahan tubuh
sakit anak dan penyesuaian di
o Memelihara kemudian hari,sesuai dengan
hubungan social kebutuhan
yang dekat dan Kolaboratif:
hubungan personal o Rujuk kepada layanan social
untuk merencanakan
perawatan dengan
pasien/keluaraga
o Tawarkan untuk melakukan
panggilan pada sumber-
sumber komunitas yang
tersedia untuk
pasien/keluarga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metastase bisa terjadi pada setiap tulang dan dimana saja.Biasanya (tidak selalu)
menimbulkan nyeri local.Tumor metastasik biasanya dekstruktif (lytic) dan bisa terjadi
fraktur bila tulang menjadi lemah.Kadang-kadang terlihat densitas (terutama bila tumor
primernya prostat atau payudara).
Metastasis suatu kanker atau karsinoma adalah penyebaran sel-sel kanker keluar dari
tempat asalnya ( primary site ) ke tempat lain atau bagian tubuh yang lain. Sel-sel kanker
dapat keluar dari suatu tumor primer yang ganas, dan kemudian menyebar ke bagian tubuh
lainnya melalui peredaran darah ataupun aliran limfe.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperaatan Kanker tulang(Metastasis) ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian sangat saya perlukan guna kesempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tucker,Susan Martin (1993). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol 3. Jakarta.
EGCDonges Marilynn, E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta. EGC
Smeltzer Suzanne, C (1997). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner & Suddart.Edisi
8.Vol 3. Jakarta. EGC
Price Sylvia,A (1994),Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2
.Edisi 4. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai