Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini akan membahas pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas


di jorong batu balantai yang akan dilakukan dalam beberapa tahap kegiatan,
dimana masing-masing tahap tersebut akan dibahas berdasarkan analisa SWOT
yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap masing –
masing tahap.

A. TAHAP PERSIAPAN
Pelaksanaan kegiatan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas
bertujuan untuk membantu pelayanan kesehatan di komunitas dan
memberdayakan masyarakat (Community Empowerment) dalam
mengidentifikasi dan menanggulangi masalah kesehatan yang ada
dikomunitas.
Sebagai tahap awal untuk memulai pelaksanaan praktek profesi
keperawatan di komunitas, maka terdapat beberapa hal yang dilakukan yaitu:
1. Serah terima secara resmi mahasiswa di Kantor walinagari dari
pembimbing akademik ke pembimbing klinik, Selanjutnya mahasiswa
diserah terimakan ke pihak kecamatan canduang dan bapak jorong batu
balantai untuk diorientasikan secara umum gambaran daerah tempat
mahasiswa praktek
2. Mahasiswa juga langsung dibawa ke posko yang akan ditempati
oleh mahasiswa dalam 7 minggu kedepan dalam pelaksanaan kegiatan
praktek profesi keperawatan komunitas.

Tahap persiapan yang telah dilakukan tersebut sesuai dengan teori


oleh Stanhope (1989) yang mengatakan bahwa sebelum melakukan kegiatan
kita harus terlebih dahulu mengetahui bagaimana keadaan lingkungan
kemudian melibatkan orang-orang yang cocok serta membuat komitmen
untuk bekerjasama. Setelah lahan praktek ditinjau mahasiswa mulai
melakukan Winshield Survey yaitu melihat secara garis besar situasi dan
keadaan wilayah di Jorong batu balantai dengan format kuesioner yang telah
dibuat. Hal ini dikoordinasikan dengan pembimbing dan Bapak jorong batu
balantai

ANALISA SWOT TAHAP PERSIAPAN


Kekuatan
 Adanya kerjasama yang baik antar mahasiswa untuk
mempersiapkan kegiatan bersama-sama
 Bimbingan yang diberikan oleh pembimbing akademik dan klinik.
 Peserta yang datang antusias dan banyak menyumbangkan ide-ide
kegiatan yang dilakukan sesuai yang dirasakan perlu dan dibutuhkan oleh
masyarakat
 Mendapat dukungan penuh dari aparat kecamatan khususnya dan
Bapak Jorong, dimana menghadiri kegiatan yang dilakukan mahasiswa.
 Mendapat dukungan dari Kader posyandu yang ada di Jorong batu
balantai
 Masyarakat juga menerima Mahasiswa.
Kelemahan
 Dana kegiatan sebagian besar berasal dari mahasiswa
 Ada dari beberapa masyarakat masih trauma dengan kejadian penipuan
yang dialami masyarakat jorong batu Balantai sebulan yang lalu.
 Hanya sebagian masyarakat jorong batu balantau berpartisipasi
menghadiri acara MMJ yang diadakan mahasiswa.
Peluang
 Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program ( kelurahan,
kecamatan, dan puskesmas )
 Mahasiswa diterima dengan baik oleh masyarakat..
Ancaman
 Beberapa masyarakat ada yang tidak bisa mengikuti kegiatan yang
diadakan oleh mahasiswa, karena masyarakat banyak yang bekerja. Selain
itu masyarakat juga tergolong kurang aktif dalam mengikuti kegiatan sosial
di masyarakat.

Berdasarkan analisa pada tahap persiapan terdapat beberapa kelemahan


yaitu dana kegiatan sebagian besar berasal dari mahasiswa. Selain itu kurangnya
swadaya dari masyarakat sehingga menyebabkan kurangnya dukungan
masyarakat untuk terjadinya peningkatan perilaku kesehatan masyarakat. Ini
sesuai dengan teori WHO yang mengatakan sumber daya (resources) yang
tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku kesehatan seorang atau
masyarakat. Kelemahan yang lainnya sebagian besar masyarakat jorong batu
balantai tidak menghadiri MMJ I. Hal ini terjadi karena kurangnya keaktifan
masyarakat dalam mengikuti kegiatan di Jorong batu balantai yang diadakan oleh
mahasiswa Praktek Profesi Keperawatan Komunitas serta beberapa masyarakat
juga kurangnya keinginan untuk mengetahui masalah yang ada di jorong batu
balantai sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menerima informasi
kesehatan yang diberikan. Ini juga sesuai dengan teori WHO yang mengatakan
bahwa perilaku diawali dengan adanya keinginan sehingga menimbulkan motivasi
untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku.

B. TAHAP PENGKAJIAN /
PENGUMPULAN DATA
Kelompok ini melakukan pengkajian atau pengumpulan data ke masyarakat
seperti penyebaran angket, dan melakukan kegiatan winshield survey untuk
melihat gambaran umum keadaan komunitas di Jorong Batu Balantai. Kelompok
mengambil data dengan tehnik wawancara dengan pedoman kuisioner dan
hasilnya disampaikan dalam MMJ I.
Dalam tahap pengkajian, masyarakat dapat memberikan informasi
mengetahui tujuan pengkajian yang dilakukan dari rumah ke rumah, dalam hal ini
sesuai dengan pendapat Notoadmodjo (2000) yang menyatakan bahwa total
sampling hasilnya lebih representatif.
ANALISA SWOT TAHAP PENGKAJIAN
Kekuatan
 Adanya partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan informasi
untuk pengumpulan data
 Dukungan dari Puskesmas Lasi, Bapak Camat, Bapak Jorong,
kader dan Tokoh masyarakat Jorong Batu Balantai
 Tersedianya alat pengumpulan data yang berupa kuesioner.
 Anggota kelompok bersemangat untuk menyebarkan kuesioner
selama 3 hari berturut- turut hari yaitu 9, 10 dan 15 November 2019

Kelemahan
 Kesibukan warga/ jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah
buruh/petani yang bekerja pada pagi samapi siang hari sehingga sebagian
warga dikunjungi beberapa kali
 Batas wilayah kurang tersosialisasi dengan baik

Peluang
 Dukungan dan kerjasama yang baik dari pihak kader, Bidan Desa
dan Bapak Jorong
Ancaman
 Adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa
pelaksanaan kegiatan tidak memberikan manfaat sehingga sulit bekerja
sama dan berpendapat bahwa kegiatan sepenuhnya tanggung jawab
mahasiswa.
 Ditemukan beberapa masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh
masyarakat.

Berdasarkan data yang di dapatkan dari hasil wawancara dengan masyarakat


untuk menilai keakuratan data maka kelompok mengklarifikasi kembali data yang
telah ada bersama dengan pihak tokoh masyarakat, Wali Jorong yang ada di Batu
balantai. Berdasarkan analisa SWOT pada tahap pengkajian terdapat ancaman
yaitu adanya beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa pelaksanaan kegiatan
tidak memberikan manfaat sehingga sulit bekerja sama dan berpendapat bahwa
kegiatan sepenuhnya tanggung jawab mahasiswa, dan ditemukan beberapa
masalah kesehatan tapi kurang dirasakan oleh masyarakat. Untuk menghadapai
ancaman tersebut kelompok merumuskan strategi yaitu promosi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat dan kerja kelompok (Mc Farley, Anderson 2002).

C. TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN


PERENCANAAN
Data dan informasi tentang keadaan kesehatan di wilayah Jorong batu
Balantai akan dirumuskan perencanaan untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut. Bersama masyarakat mahasiswa merencanakan beberapa kegiatan yang
berorientasi untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut.
Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi
mahasiswa dan masyarakat, perlu adanya penyusunan rencana yang matang
seperti merancang kegiatan yang akan dilakukan kemudian sasaran untuk
dilakukan intervensi serta jenis alat-alat yang dibutuhkan. Untuk mengembangkan
rencana yang strategis perlu adanya penjelasan tentang bagaimana bentuk-bentuk
kegiatan yang akan dilakukan, adanya alat-alat serta masyarakat. Menurut Mc.
Farley dan Anderson (2002), strategi intervensi terdiri dari promosi kesehatan,
pelayanan kesehatan, kegiatan kelompok dan pemberdayaan masyarakat.
Penggunaan rencana kegiatan difokuskan pada kegiatan promosi kesehatan,
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan
rencana ini sesuai dengan model keperawatan komunitas yang digunakan yaitu
dengan pendekatan intervensi primer, sekunder dan rehabilitatif ( Betty Neuman).
Perumusan masalah kesehatan dan diagnosa keperawatan dilakukan serta
disepakati bersama dengan masyarakat melalui kegiatan Musyawarah Masyarakat
Jorong (MMJ I) pada tanggal 23 November 2019. Adapun rencana intervensi dari
kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1. Promosi kesehatan
a. Penyuluhan Pengelolaan Sampah
b. Penyuluhan Hipertensi
c. Penyuluhan Dampak dan bahaya Rokok
d. Penyuluhan Tentang pengaruh Gadget, Game online
2. Pelayanan kesehatan
a. Pemeriksaan kesehatan
3. Kegiatan kelompok
a. Senam sehat

b. Pemberdayaan kesehatan
a. MMJ I
Untuk pelaksanaan kegiatan yang telah disepakati tersebut di atas, maka
diperlukan kerjasama dengan Pokjakes dan kader kesehatan Jorong Batu balantai.

ANALISA SWOT TAHAP PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


DAN PERENCANAAN
Kekuatan
 Pengetahuan mahasiswa dalam menyusun rencana keperawatan
dan Planning Of Action (POA)
 Telah terbina kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan
masyarakat
 Dukungan dari lintas program yaitu pihak Puskesmas Lasi.

Kelemahan
 Masih kurangnya pengetahuan masyarakat dalam penyusunan
rencana tindakan.
 Kesibukan warga/jenis pekerjaan yang sebagian besar adalah
petani yang bekerja pada pagi hari.
Peluang
 Adanya kegiatan mahasiswa praktik profesi keperawatan
komunitas
 Dukungan lintas sektoral dalam pelaksanaan kegiatan dari pihak
kelurahan dan puskesmas.
 Dukungan dari Bapak wali Jorong Batu balantai
 Partisipasi masyarakat dan kader kesehatan.

Ancaman
 Dalam menyusun diagnosa keperawatan dan perencanaan kegiatan
yang akan dilakukan, mahasiswa mengalami kendala karena ada beberapa
permintaan yang diajukan oleh masyarakat saat pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Jorong I, yaitu warga meminta sebaiknya kegiatan dilakukan
pada hari Kamis karena Ibu ibu berkumpul pada saat itu agar warga bisa
menghadiri kegiatan. Selain itu, ada permintaan kegiatan dari beberapa
pihak yang diluar perencanaan mahasiswa. Semua ini terjadi karena
penduduk di Jorong batu balantai tersebut memiliki kepribadian yang
bersifat heterogen dimana tiap-tiap keluarga memiliki jenis kebiasaan yang
berbeda sehingga kebutuhan tiap-tiap penduduk juga berbeda-beda
sehingga sulit menentukan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan
dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sigmud Freud yang
menjelaskan tentang tipe kepribadian seseorang itu ada dilihat dari aspek
“Das uber ich” yang artinya kepribadian seseorang tersebut merupakan
wakil dari nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat menurut warisan
orangtua kepada anak-anaknya (Notoadmodjo, 2003). Oleh sebab itu dari
berbagai macam permintaan warga, akhirnya bisa diputuskan beberapa
kegiatan yang akan dilaksanakan atas bantuan kader, bidan desa, setempat
dan kerjasama dari berbagai lintas sektor.
Pada perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan dari intervensi,
mahasiswa dan masyarakat berharap kegiatan tersebut dapat terlaksana
seluruhnya dengan baik.

D. TAHAP IMPLEMENTASI
Setelah disusun perencanaan yang telah disepakati oleh masyarakat,
maka dilakukan implementasi dari rencana tersebut. Dari perencanaan
kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahap implementasi selama ± 7 minggu,
sebagian telah dapat dilakukan kegiatan dengan baik, hal ini disebabkan
karena adanya perencanaan yang matang serta kesempatan yang mendukung.
Menurut teori dijelaskan bahwa dalam melakukan suatu tindakan perlu
adanya merumuskan strategi untuk kegiatan serta bagaimana agar tindakan
yang kita lakukan mencapai suatu tujuan. Strategi yang digunakan yaitu
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan kerja
kelompok (Mc Farley, Anderson, 2002).

ANALISA SWOT TAHAP IMPLEMENTASI


Kekuatan
 Kerjasama yang baik antar masyarakat untuk melaksanakan kegiatan yang
sudah direncanakan
 Keterampilan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan
 Adanya partisipasi dari lintas sektoral dan tenaga ahli dalam pelaksanaan
kegiatan
Kelemahan
 Tidak lengkapnya kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
 Kegiatan tidak tepat waktu dikarenakan menunggu masyarakat utuk hadir
dalam kegiatan
Peluang
 Dukungan dari lintas sektoral dan lintas program (Kecamatan, Jorong,
serta Puskesmas)
 Adanya kesempatan-kesempatan yang mendukung pelaksanaan kegiatan
seperti kegiatan senam ibu ibu di hari minggu.
Ancaman
 Aktifitas yang beragam dari masyarakat sehingga partisipasi masyarakat
dalam kegiatan masih rendah
 Aktifitas masyarakat yang memakan waktu sampai sore hari sehingga
kurang berpartisipasi dalam kegiatan.
 Kurangnya motivasi masyarakat dalam mengikuti kegiatan.
 Adanya ketakutan dan kekhawatiran sebagin masyarakat karena merasa
pernah mengalami penipuan sebulan yang lalu.
Pada tahap implementasi ini juga terdapat kekurangan-kekurangan
seperti kehadiran masyarakat yang tidak lengkap. Kehadiran masyarakat yang
tidak lengkap ini bisa disebabkan karena berbagai faktor kebutuhan
masyarakat terhadap kegiatan tersebut. Hal ini sesuai dengan teori Maslow
yang mengatakan bahwa individu akan termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan yang paling menonjol atau paling kuat bagi mereka pada waktu
tertentu (Kreitner & Kinicki, 2005). Dalam kegiatan tertentu, masyarakat
merasa tidak butuh untuk mengikutinya karena menganggap masih ada
kebutuhan lain yang harus dipenuhi seperti mencari nafkah.

E. TAHAP EVALUASI
Tahap evaluasi merupakan kegiatan menilai pelaksanaan intervensi dan
implementasi yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini masih banyak kegiatan
yang harus dievaluasi karena membutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu
rencana tindak lanjut bersama masyarakat sesuai dengan rencana keperawatan
yang ada. Sedangkan untuk evaluasi singkat berupa respon verbal dan non
verbal yang dilakukan seperti pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
penyebaran leaflet dan diskusi .

ANALISA SWOT TAHAP EVALUASI


Kekuatan
 Kemampuan mahasiswa dalam melakukan evaluasi dan
memotivasi masyarakat dalam menyusun rencana tindak lanjut
Kelemahan
 Evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi yang diperoleh pada
setiap kegiatan sehingga membutuhkan evaluasi lebih lanjut
 Adanya sebagian masyarakat yang belum menyadari dan
termotivasi sesuai dengan yang diharapkan
 Kurangnya motivasi dari masyarakat dalam menyusun rencana
tindak lanjut
Peluang
 Adanya kader kesehatan di Jorong Batu Balantai yang dapat
melakukan evaluasi lebih lanjut terhadap masalah yang ditemukan .
Ancaman
 Adanya keterbatasan waktu yang dimiliki masyarakat

Dalam tahap evaluasi ini terdapat kelemahan berupa kurangnya


motivasi masyarakat dalam menyusun kegiatan tindak lanjut. Hal ini terlihat
dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan. Motivasi merupakan daya
pendorong yang mengakibatkan seseorang mau dan rela untuk menyerahkan
kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga, dan waktunya
untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dan menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai
sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya (Notoadmodjo, 2005)
Selain dilakukan analisa pada tahap evaluasi juga dilakukan analisa
terhadap masing-masing masalah yang ditemukan di jorong batu balantai dan
untuk tindak lanjut akan dilakukan oleh kader kesehatan yang yang akan
dikontrol oleh pihak Puskesmas lasi/ pembina wilayah jorong batu balantai

F. TAHAP ANALISA MASALAH


Adapun analisa terhadap kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman
pada masing-masing masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perilaku Kesehatan Cenderung beresiko ( sampah ) di Jorong batu
balantai
2. Ketidakefektifan Pemeliharaan kesehatan lansia ( Penyakit
Hipertensi )
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( Merokok )
4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada remaja ( pengaru
Gadget dan Game Online )

IMPLEMENTASI
1. Penyuluhan tentang pengelolaan sampah
Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat Bapak Jorong
batu Balantai, bapak camat dan tokoh masyarakat
 Partisipasi ibu-ibu dan semangat sangat tinggi mengikuti
penyuluhan

Kelemahan :
 Peserta banyak tidak hadir
 Kurangnya partisipasi aktif dari ibu-ibu dalam bertanya saat
penyuluhan
 Kurangnya motivasi masyarakat dalam pelaksanaan pengolahan
sampah an organikdan organik

Kesempatan :
 Adanya ketersediaan tempat untuk melakukan kegiatan, yaitu di
Aula MIN
 Menawarkan kepada masyarakat untuk pengolahan sampah
organik dan anorganik

Ancaman:
 Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini

b. Penyuluhan tentang bahaya Hipertensi


Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat Bapak Jorong
batu Balantai, bapak camat dan tokoh masyarakat
 Partisipasi peserta baik ibu ibu dan bapak bapak sangat
bersemangat mengikuti penyuluhan

Kelemahan :
Peserta banyak yang tidak hadir

Kesempatan :
 Adanya ketersediaan tempat untuk melakukan kegiatan, yaitu di
Aula MIN
 Melakukan penyuluhan terapi komplementer kepada masyarakat
dengan kasus hipertensi, selain itu juga kami dari mahasiswa
memiliki kk binaan selama 7 minggu berada berada di Jorong Batu
Balantai terapi komplementer yang kami berikan terutama kami
sebagian besar dengan KK binaan dengan kasus hipertensi tindakan
yang diberikan adalah terapi komplementer berupa : anjuran kepada
KK binaan berupa pola hidup sehat, pemberian jus mentimun,
pemberian rebusan daun salam, daun alpokat ditambahkan dengan
madu, pemberian labu siam, pemberian rebusan daun salam,
pemberian belimbing wulu, rebusan daun sirsak ini semua berupa
tanaman yang ada disekitar rumah KK binaan. Selain itu ada juga
terapi lainnya yang diberikan berupa senam hiperensi, gerakan shalat,
terapi jalan kaki di pagi hari dan terapi relaksi otot progresif.

Ancaman:
 Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini

c. Penyuluhan tentang bahaya rokok


Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat Bapak Jorong
batu Balantai, bapak camat dan tokoh masyarakat
 Partisipasi peserta baik ibu ibu dan bapak bapak sangat
bersemangat mengikuti penyuluhan

Kelemahan :
Peserta banyak yang tidak hadir
Kesempatan :
 Adanya ketersediaan tempat untuk melakukan kegiatan, yaitu di
Aula MIN
 Melakukan penyuluhan terapi komplementer kepada masyarakat
dengan kasus hipertensi, selain itu juga kami dari mahasiswa
memiliki kk binaan selama 7 minggu berada berada di Jorong Batu
Balantai terapi komplementer yang kami berikan ada 1 kasus dengan
pneumonia dengan bahaya rokok dan fisioterapi dada.

Ancaman:
 Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini

d. Penyuluhan tentang bahaya Gadget dan game online


Kekuatan:
 Adanya dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat Bapak Jorong
batu Balantai, bapak camat dan tokoh masyarakat
 Partisipasi peserta baik ibu ibu dan bapak bapak sangat
bersemangat mengikuti penyuluhan
 Diskusi berlangsung sangat aktif

Kelemahan :
Peserta banyak yang tidak hadir
Kesempatan :
 Adanya ketersediaan tempat untuk melakukan kegiatan, yaitu di
Aula MIN

Ancaman:
 Tidak terdapat ancaman yang berarti pada kegiatan ini
e. Melakukan senam Kebugaran

Kekuatan :
 Adanya motivasi para lansia dalam mengikuti senam
 Lansia semangat dan sepakat dan kegiatan senam sidah rutin
diadakan di jorong batu balantai setiap minggu pagi
 Selain lansia, ibu-ibu dewasa lainnya juga semangat mengikuti
senam

Kelemahan :
 Adanya lansia yang belum termotivasi untuk mengikuti senam
terutama lansia laki-laki.

Kesempatan :
 Adanya dukungan dari lintas sektoral dan lintas program

Ancaman :
 Beberapa lansia tidak mengikuti kegiatan senam karena kegiatan
ibu rumah tangga
f. pemeriksaan kesehatan
Kekuatan :
 Adanya motivasi masyarakat dalam mengikuti pemeriksaan
kesehatan
 Tersedianya sarana prasarana untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan

Kelemahan :
 Adanya masyarakat yang tidak mengikuti karena kesibukan
bekerja dan aktivitas lainnya

Kesempatan :
 Adanya dukungan dari lintas sektoral dan lintas program, seperti
pihak Puskesmas lasi.

Ancaman :
 Menurunnya minatmasyarakat untuk mengikuti kegiatan

Kesimpulan :

Dari beberapa kegiatan yang dilaksanakan dari setiap unit terdapat masalah
umum yang merupakan kelemahan dari kegiatan tersebut yaitu masalah motivasi
masyarakat yang kurang terhadap pelaksanaan kegiatan mungkin disebabkan
karena mahasiswa belum memberikan reward terhadap keaktifan warga. Menurut
teori Herzberg suatu pekerjaan yang menawarkan penghargaan yang sesuai
dengan hasil yang dicapai akan lebih menggairahkan di bandingkan pekerjaan
yang tidak menjanjikan penghargaan (Winardi, 2001)

G. RENCANA TINDAK LANJUT


1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada lansia ( Penyakit
Hipertensi )

Rencana tindak lanjut:


 Mengadakan penyuluhan tentang penyakit degeneratif secara berkala
(1x 6 bulan) yang akan dilaksanakan oleh pihak Puskesmas Lasi/ pembina
wilayah/ bidan Desa Jorong batu balantai
 Mengadakan senam sehat yang akan dilaksanakan oleh masyarakat
jorong batu balantai 2 kali seminggu
 Melakukan pemantauan kepada warga yang hipertensi agar berobat
secara teratur untuk mencegah komplikasi

2. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( Kebersihan


lingkungan , sampah )
Rencana tindak lanjut :
 Melakukan kegiatan gotong royong di lingkungan rumah
 Melakukan penyuluhan tentang pengelolaan sampah di Jorong batu
balantai
 Adanya peraturan jorong, nagari tentang kebijakan pembuangan dan
pengelolaan sampah

3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( Gadget, Game on line


)
Rencana tindak lanjut :
 Kepada orang tua untuk melakukan pengawasan terhadap anak dalam
pemakaian gadged, dan Game Online
 Orang tua menjadi role model dalam pemakaian hp ( tidak
menggunkan hp didepan anak, saat belajar)
 Dilarang anak membawa hp kesekolah dan peraturan yang ditetapkan
dari pihak sekolah atau kecamatan.

4. Perilaku kesehatan cenderung beresiko ( Rokok )


Rencana tindak lanjut :
 Melakukan kampanye tidak merokok didalam rumah dekat ibu hamil
dan Balita
 Tidak memfasilitasi merokok pada saat acara di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai