Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kabupaten Kotawaringin Barat merupakan daerah – daerah yang terus melaju
dengan pesat di semua sektor kehidupan. Pertumbuhan penduduk dan gerak
perkembangan Peningkatan yang seiring sejalan dengan perkembangan dan
pertumbuhan daerah tersebut. Dengan memanfaatkan sumber daya yang ada baik itu
sumber daya alam maupun sumber daya manusia Pemerintah Daerah terus
melaksanakan Peningkatan secara bertahap dan berkelanjutan dalam jangka pendek,
menengah maupun panjang. Pesatnya Peningkatan seiring pertumbuhan penduduk
merupakan dinamika perkembangan suatu daerah yang dipengaruhi kondisi eksternal
maupun internal.
Peningkatan yang bertahap dan berkelanjutan memerlukan Perencanaan dan
kesiapan yang matang. Proses Perencanaan yang berkelanjutan membutuhkan basis
data, baik data numerik maupun data spasial. Dengan adanya basis data tersebut
diharapkan hasil Perencanaan yang menjadi acuan gerak dapat terarah bermanfaat
dan tepat guna.
Bahwa untuk merespon semakin banyaknya tenaga terampil/tenaga
ahli/intelektual lulusan perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi oleh pihak yang berwenang, maka dalam rangka pelaksanaan
Peningkatan dikelola oleh Pemerintah Kotawaringin Barat pada umumnya dan
khususnya Peningkatan yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat, dipandang perlu melibatkan tenaga
terampil/tenaga ahli/intelektual yang terhimpun dalam wadah perusahaan konsultan
guna mengakomodir dan menciptakan lapangan kerja di bidang perencanaan dan
pengawasan Peningkatan, sehingga 2 (dua) permasalahan dapat diatasi sekaligus
yaitu tentang keperluan adanya Perencanaan teknis pekerjaan yang diperlukan untuk
melaksanakan Peningkatan dan terakomodasinya tenaga terampil/tenaga
ahli/intelektual.
a. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik yang dilakukan oleh penyedia jasa/kontraktor
pelaksana harus mendapat perencanaan secara teknis di lapangan, agar rencana
teknis yang telah disiapkan dan dipergunakan sebagai dasar pelaksanaan
konstruksi dapat berlangsung operasional efektif.
b. Pelaksanaan perencanaan harus dilakukan oleh penyedia jasa perencana yang
kompeten dan dilakukan secara penuh dengan menempatkan tenaga-tenaga ahli
perencanaan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.

1
c. Konsultan Perencana bertujuan secara umum merencanakan pekerjaan
konstruksi, dari segi biaya, mutu, dan waktu serta keselamatan kegiatan
pelaksanaan.

2. Maksud Dan Tujuan


Maksud dari jasa konsultasi ini adalah untuk menghasilkan Rencana Teknik
Akhir (Detail Engineering Desain) pada pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan
Saluran Drainase / Gorong – Gorong yang efisien dan efektif. Lengkap dengan
gambar dan dokumentasi lainnya yang diperlukan sesuai dengan Standar dan
Kerangka Acuan Kerja yang telah ditetapkan.
Jasa konsultasi ini secara umum bertujuan untuk menciptakan sarana
infrastruktur jalan yang memadai antar kota dan antar provinsi di pulau kalimantan,
serta optimalisasi fungsionalitas pada pekerjaan Teknis Pembangunan Saluran
Drainase / Gorong - Gorong sehingga dapat mendukung perkembangan kawasan di
wilayah tersebut.
Sementara tujuan khusus dari jasa konsultasi ini adalah tersedianya dokumen
perencana Teknis Pembangunan Saluran Drainase / Gorong - Gorong, dapat
digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan pembangunan fisik untuk pekerjaan
perencanaan Teknis Pembangunan Saluran Drainase / Gorong - Gorong.

3. Sasaran
Melaksanakan Perencanaan Teknis Pembangunan dan Rehabilitasi Saluran
Drainase / Gorong – Gorong.

4. Lingkup pekerjaan
1. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini dilaksanakan di kecamatan Arut selatan, Kecamatan Kumai,
dan Kecamatan Pangkalan Banteng Kabupaten Kotawaringin Barat.
2. Kegiatan Pembangunan Saluran Drainase / Gorong - Gorong
3. Pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan dan Rehabilitasi Saluran Drainase /
Gorong - Gorong.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1. Gambaran Wilayah Makro Kabupaten Kotawaringin Barat


2.1.1 Kondisi Geografis Dan Wilayah Administrasi

Kabupaten kotawaringin barat beribukota di pangkalan bun , secara


astronomis terletak diantara 1’19’ sampai dengan 3’36’ lintang selatan, 110’25’ sampai
dengan 112’50’ bujur timur. Terletak diantara tiga kabupaten tetangga yaitu kabupaten
lamandau, kabupaten sukamara dan kabupaten seruyan. Luas wilayah kabupaten
kotawaringin barat sebesar 7,01 persen dari total laus provinsi kalimantan tengah.
Secara administratif kabupaten kotawaringin barat terbagi menjadi 6
kecamatan, diantaranya adalah kecamatan kotawaringin Lama, arut selatan, kuami,
arut utara, pangkalan banteng dan kecamatan pangkalan lada, adapun batas
administratif kabupaten kotawaringin barat adalah sebagai berikut :
- Sebelah utara : kabupaten lamandau
- Sebelah barat : kabupaten lamandau dan sukamara
- Sebelah timur : kabupaten seruyan
- Sebeah selatan : laut jawa

2.2. Data kegiatan


Kegiatan : Pembangunan Saluran Drainase / Gorong - Gorong
Pekerjaan : Perencanaan Teknis Pembangunan dan Rehabilitasi Drainase /
Gorong – Gorong.
Lokasi : Kec. Arsel, Kec. Kumai, dan Kec. P.Banteng
Tahun Anggaran : 2019

2.3. Pekerjaan
Perencanaan Pembangunan dan Rehabilitasi Drainase / Gorong - Gorong

2.5. Lokasi Kegiatan


Untuk melaksanakan pekerjaan Perencanaan Pembangunan dan Rehabilitasi Drainase
/ Gorong – Gorong. Lokasi pekerjaan : Kec. Arsel, Kec. Kumai, dan Kec. P. Banteng

2.6. Sumber Pendanaan


Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kabupaten Kotawaringin Barat
tahun anggaran 2019.

2.7. Nama dan Organisasi Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Sebagai Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK)

3
a. K/L/D/I : Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat
b. SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang Kab. Kobar
c. Nama PA : Dr. Juni Gultom, ST., MTP
d. Nama KPA/PPK : Alfan Khusnaini, ST., MT
e. Kegiatan : Pembangunan Saluran Drainase / Gorong - Gorong
f. Tahun Anggaran : 2019
g. Sumber Dana : APBD Kabupaten Kotawaringin Barat
h. Nama KPA/PPK : Alfan Khusnaini, ST., MT

2.8. Data Organisasi Perusahaan CV. WAHANA KARYA DESIGN

CV. WAHANA KARYA DESIGN adalah usaha yang bergerak dalam bidang
jasa konsultansi teknis dan manajemen Perencanaan dan Pengawasan. Perusahaan
ini didirikan di Palangkaraya pada tahun 2003 oleh sejumlah Tenaga Ahli yang
Profesional dan mempunyai dedikasi tinggi serta berpengalaman dalam bidang
masing-masing. Perusahaan konsultan ini CV. WAHANA KARYA DESIGN pusat
Palangka Raya yang telah terdaftar dan menjadi anggota INKINDO (Ikatan
Konsultan Indonesia) Daerah Provinsi Kalimantan Tengah.

CV. WAHANA KARYA DESIGN selain menggunakan Tenaga Ahli Profesional


yang berpengalaman, juga merekrut dan melatih Tenaga-tenaga muda yang
mempunyai idealisme dan dedikasi tinggi, terutama putra daerah yang berbakat dan
minat di bidang Arsitektur, Sipil, Jasa Inspeksi Teknis dan Tata Lingkungan untuk
Pengembangan dan Kemajuan Daerah Kalimantan Tengah khususnya dan Indonesia
pada umumnya.

Tujuan dari perusahaan adalah penyediaan pelayanan jasa konsultansi


konstruksi secara lengkap dan menyeluruh, juga menyediakan team tenaga ahli dari
berbagai disiplin ilmu/bidang pekerjaan untuk penempatan pekerjaan/proyek
perencanaan maupun pengawasan pelaksanaan (supervisi), baik yang bersifat jangka
pendek maupun jangka panjang. Perusahaan dalam menangani setiap
pekerjaan/proyek selalu mengarahkan segenap kemampuan untuk memberikan hasil
yang optimal dan memuaskan semua kalangan, baik dalam perencanaan teknis,
desain teknis, manajemen dan supervisi.

CV. WAHANA KARYA DESIGN juga mengadakan kontak dengan konsultan


lain yang lebih seprofesi, guna menjalin kerjasama, menghargai serta menjunjung
tinggi persaingan sehat, jujur dan terbuka sebagai sesama rekan bisnis yang
bernaung dalam satu atap asosiasi.

2.8.1. Data Umum Perusahaan

4
Nama Perusahaan : CV. WAHANA KARYA DESIGN
Alamat : Jl. Garuda VI No. 34 Palangka Raya
Telepon / Fax : -
E-Mail : wahanadesign@gmail.com

1. Data Administrasi

1. Nama Perusahaan : CV. WAHANA KARYA DESIGN


2.Pusat
Status Cabang :

3. Alamat Kantor Pusat : Garuda VI No.34 Palangka Raya
No. Telpon : 081349529156
No. Fax. : -
E-Mail : wahanakdesign@gmail.com
Nama Kantor : -
4. Cabang : -
No. Telpon : -
No. Fax. : -
E-Mail
1. Nama Perusahaan : CV. WAHANA KARYA DESIGN

2.Pusat
Status Cabang :

3. Alamat Kantor Pusat : Garuda VI No.34 Palangka Raya


No. Telpon : 081349529156
No. Fax. : -
E-Mail : wahanakdesign@gmail.com

Nama Kantor : -
4. Cabang : -
No. Telpon : -
No. Fax. : -
E-Mail

2. Landasan Hukum Pendirian Perusahaan

5
1. Akta Pendiri

a. Nomor Akte : 2

b. tanggal : 6 Oktober 2003

c. Notaris : AGUSTRI PARUNA, SH

2 Akta Perubahan Terakhir

a. Nomor Akte : 92

b. tanggal : 20 Mei 2014

c. Notaris : AGUSTRI PARUNA, SH

2.8.2. Lingkup Layanan Jasa Konsultansi

Tugas utama perusahaan Jasa Konsultansi adalah memberikan dan menjaga


jaminan pembangunan, yaitu sejak mulai penyiapan bahan bangunan,
pengolahan sampai pada produk akhirnya.

Untuk itulah maka kami menawarkan Perusahaan CV. WAHANA KARYA DESIGN
agar dapat diberikan kesempatan berperan aktif dalam era pembangunan di
wilayah Kalimantan Tengah.
Lingkup pelayanan dan kegiatan yang utama ditangani oleh
CV. WAHANA KARYA DESIGN antara lain :
1. Bidang Perencanaan Penataan Ruang, Mencakup sub
Lanskep.
a. Jasa perencanaan dan Perancangan Lingkungan
dan Bangunan Lansekap
b. Jasa Perencanaan Wilayah
2. Bidang Perencanaan Arsitektur, Mencakup sub bidang:
a. Jasa Nasihat dan Pra Desain Arsitekturral
b. Jasa Desain Arsitektural
3. Bidang Perencanaan Rekayasa, Mencakup sub bidang :
a. Jasa Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi
serta Struktur Bangunan

6
b. Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Teknik
Sipil Air.
c. Jasa Desain Rekaysa untuk Pekerjaan Teknik Sipil
Transportasi.
d. Jasa Desain Rekayasa untuk Pekerjaan Mekanikal
dan Elektrikal Dalam Bangunan.

Keberhasilan perusahaan kami dalam menangani pekerjaan tidak terlepas dari


pemberian kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemberi Tugas.

BAB III
PENDEKATAN TEKNIS DAN METODOLOGI

7
3.1. Pendekatan teknis dan metologi

Dalam pekerjaan Perencanaan Pembanguanan Drainase / Gorong – Gorong


konsultan akan berusaha secara sungguh – sungguh dan maksimal agar pelaksanaan
pekerjaan fisik dapat terlaksana sesuai dengan kontrak dan spesifikasi yang telah
ditentukan.
3.1.1. Pendekatan teknis
a. Pendekatan operasional

Dalam pendekatan ini konsultan akan mengatur strategi dalam pelaksanaan


operasional :
 Konsultan akan melengkapi kantor kecil dilokasi terdekat dari lokasi
perencanaan agar memudahkan dalam koordinasi pekerjaan dengan
pihak pelaksana.
 Dikantor akan dilengkapi denga perlengkapan kerja seperti : furniture,
peralatan kantor, perlengkapan kantor, komunikasi, computer dan lain
– lain yang akan menunjang kegiatan personil.
 Melengkapi personil kerja dengan sarana transportasi kendaraan agar
pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat dan lancer.
 Melakukan hubungan kerja dengan instansi terkait yang akan
membantu terhadap kelancaran kerja serta masyarakat disekitar lokasi
proyek.

b. Pendekatan permasalahan
 Didalam pelaksanaan pekerjaan ini, tidak sedikit terjadi kesalahan –
kesalahan yang diakibatkan oleh kelalaian pihak pelaksanaan.
Akibatnya kualitas hasil pekerjaan menjadi tidak sesuai dengan
dokumen pelaksanaan bahkan sampai gagalnya konstruksi.
 Guna mengantisipasi atau mengurangi kesalahan – kesalahan yang
terjadi perlu dilakukan tindakan untuk mengendalikan pelaksanaan
pekerjaan dengan melakukan perencanaan terhadap jalannya
pelaksanaan pekerjaan baik secara teknis maupun administrative.

c. Pendekatan pengendalian mutu


Konsultan perencana menempatkan pengendalian mutu sebagai bagian dari
pekerjaan pengendalian yang penting sehingga perlu membuat metode – metode,
langkah – langkah dan system pelaporan untuk menjamin setiap pekerjaan yang
dilaksanakan konsultan perencana maupun kontaktor sesuai dengan spesifikasi.

Secara garis besar program pengendalian mutu yang diusulkan diuraikan seperti
dibawah ini.
 Pematokan dan pengontrolan patok referensi pengukuran.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, konsultan memeriksa semua patok
control – Bench Mark vertical dan horizontal yang di buat pada perencanaan.

8
Jika diperlukan tambahan Bench Mark dibuat dengan cara yang sama untuk
kemudahan pelaksanaan konstruksi. Konsultan memeriksa ketepatan semua
stake-out dari kontraktor. Setiap penyimpangan atau ketidaktepatan dicatat
dan diselesaikan bersama konsultan dan kontraktor. Data yang berkaitan
dengan pematokan dan pekerjaan survey akan menjadi rekaman dalam buku
lapangan dan diserahkan kepada satuan kerja.
 Pengujian bahan.
Konsultan melakukan pengujian rutin sebagai bentuk pengendalian bahan
melalui peralatan laboratorium yang disediakan kontraktor sesuai dengan
dokumen kontrak. Mutu bahan yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi di
kontrol dengan mengadakan tes pengujian laboratorium dan test lapangan
secara ketat agar sesuai dengan standart – standart seperti yang tercantum
didalam dokumen kontrak. Sebelum pekerjaan konstruksi dimulai, konsultan
menyiapkan langkah – langkah secara terinci yang menyatakan jenis test
yang harus ditempuh berikut jumlah pengetesan, dengan memberikan contoh
langkah – langkah tersebut kepada kontraktor sehingga biasa dipahami.

d. Pendekatan pengendalian waktu


Perencanaan dan pengendalian dengan menggunakan proses grafik cascade
memberikan hasil yang dengan mudah diterapkan dan dimengerti pada semua
tingkat pengelolaan. Semua kegiatan pekerjaan, yang diidentifikasikan
dengan menggunakan bagan-alir kegiatan adalah pekerjaan yang harus
didahulukan dan harus diberikan prioritas, serta dibuat tabel dalam bentuk
grafik cascade yang mencatat kegiatan, prioritas, kuantitas dan waktu. Suatu
pekerjaan pembangunan jalan yang tipikal ditunjukkan dalam bentuk grafik
cascade, nampak bahwa grafik ini serupa sekali dengan grafik batang
konvensional (bac chart) dan oleh karenanya mudah untuk digunakan.
Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dapat dipantau dengan menggunakan
grafik casecade untuk mengadakan penggambaran (plotting) baik kemajuan
menurut rencana maupun kemajuan sebenarnya.

3.1.2. Metodologi
3.2. Metode Pelaksanaan Perencanaan
Pada pelaksanaan supervisi kontruksi pekerjaan sesuai spesifikasi (kontrak),
konsultan akan mengerahkan tenaga supervisi kontruksi yang telah
berpengalaman / profesional dalam bidangnya. Untuk mencapai sasaran batas
waktu pelaksanaan proyek, maka konsultan akan mendesiminisasikan dan
melaksanakan pengendalian proyek (waktu – biaya – pelaksanaan) sesuai
dengan standar yang telah disepakati (kontrak).
Tugas Konsultan Supervisi secara garis besar akan meliputi :
 Pengendalian teknis

9
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas mengendalikan
pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh kontraktor. Lingkup
pengendalian antara lain meliputi :
- Aspek mutu hasil pekerjaan
- Aspek volume pekerjaan
- Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
- Aspek biaya keseluruhan pekerjaan
 Pengendalian atas proses koordinasi terkait
Konsultan supervisi dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian
teknis berkewajiban mengendalikan proses koordinasi yang perlu
dilakukan oleh pihak lain (khususnya pemberi tugas).
 Pengendalian administrasi proyek
Dalam hal ini Konsultan Supervisi berkewajiban merancang,
memperlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem
administrasi proyek yang diawasinya yaitu mencakup antara lain surat,
risalah, laporan, contoh barang, foto, berita acara, gambar, sketsa,
kontrak dan adendum dan lain-lain yang dianggap perlu.
 Evaluasi rencana proyek
Konsultan supervisi berwenang dan pada saatnya berkewajiban
menyatakan bahwa hasil pekerjaan kontraktor telah memenuhi
persyaratan untuk disetujui atau disahkan oleh pemberi tugas.

3.3. Metode Pengendalian Mutu


Tujuan supervisi pekerjaan fisik yaitu untuk mencapai hasil pekerjaan yang
optimal sesuai dengan spesifikasi teknis dan berwawasan lingkungan.
Keberhasilan pengendalian kualitas/ mutu pekerjaan kontruksi di lapangan
akan sangat memberikan manfaat, sedangkan apabila pengendalian mutu
dilapangan tidak baik akan memberikan kerugian besar. Untuk mencapai
keberhasilan pengendalian kualitas (mutu) dilapangan, ada beberapa faktor yang
harus dipenuhi antara lain:
 Adanya spesifikasi Pengendalian Mutu yang Baik
Dengan adanya spesifikasi yang lengkap, isinya jelas dan sesuai dengan
standar yang berlaku, akan memberikan kemudahan bagi kontraktor dalam
melaksanakan pekerjaan dan bagi pengawas dalam pengawasan
dilapangan. Spesifikasi pengendalian mutu yang baik mencakup :
- Jenis/ nama pekerjaan/ pengujian
- Metode pemeriksaan/ pengujian yang harus dilaksanakan
- Frekuensi dan jumlah pemeriksaan
- Standar mutu yang harus dipenuhi
- Toleransi hasil yang masih dapat diterima
 Tahapan Pemantauan/Pengendalian Mutu Yang dilaksanakan oleh pengawas,
yaitu :
- Tahap I
Pengendalian mutu untuk bahan mentah/ baku atau bahan susun
untuk jenis konstruksi yang dapat berupa tanah, semen, agregat, air
dan lain-lain. Pengendalian mutu bahan baku dilaksanakan untuk
memastikan bahwa bahan baku yang digunakan sesuai dan memenuhi
persyaratan yang telah disepakati.

10
- Tahap 2
Pengendalian mutu bahan olahan, yaitu hasil pencampuran dari bahan
baku seperti gradasi agregat, campuran/ adukan beton dan lain-lain.
Pengendalian bahan mutu olahan dilaksanakan untuk memastikan
bahwa hasil bahan baku yang dihasilkan sesuai dan memenuhi
persyaratan yang disepakati. Apabila tahap 2 sudah memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan dilanjutkan dengan tahap 3
- Tahap 3
Pengendalian mutu hasil pekerjaan jadi dilaksanakan untuk memastikan
apakah hasil pekerjaan jadi dari bahan olahan yang dihasilkan sudah
sesuai dan memenuhi persyaratan yang disepakati.
 Cakupan Pengendalian Mutu Yang dilaksanakan
Cakupan pengendalian mutu yang harus dilaksanakan dilapangan akan
mencakup :
- Pengendalian mutu yang berkaitan dengan dimensi atau
geometri dari hasil pekerjaan seperti lebar, tinggi, tebal, kemiringan dan
lain – lain.
- Pengendalian mutu yang mencakup proporsi dari bahan baku yang
dipakai.
- Pengendalian mutu yang mencakup kualitas dari bahan baku, bahan
olahan pekerjaan jadi.

 Metode Pengambilan Benda Uji


Bahan baku, bahan olahan dan pekerjaan jadi yang digunakan untuk
pembuatan suatu konstruksi jalan sebaiknya mempunyai kualitas yang
seragam, mengingat pertimbangan ekonomis dan efisiensi. Metode
sampling sering digunakan dikarenakan sifat homogenitas bahan baku
dan bahan olahan sangat sulit didapatkan.
 Peralatan Yang digunakan Ketepatan dan kondisi jenis peralatan yang
digunakan pada saat pemeriksaan dilaboratorium maupun yang dilakukan
dilapangan.
 Kemampuan dan Kejujuran Personil Pengawas Kemampuan personil
mengenai tahapan dan pelaksanaan pemantauan serta kejujuran personil
dalam pelaksanaan sangat menentukan mengenai kevalidan dari hasil
pemantauan yang dilaksanakan.

3.2. Program Kerja

Perencanaan Pembangunan Drainase / Gorong - Gorong pada Dinas Pekerjaan


Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kotawaringin Barat, Konsultan
Pengawas harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai
dengan setiap bagian pekerjaan pengawasan pelaksanaan yang dihadapi
dilapangan yang secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Jangka Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pengawasan ini akan diselesaikan dalam waktu 90 (Sembilan
Puluh) hari kalender, terhitung mulai ditandatangani perjanjian kontrak antara

11
pengguna jasa dengan pihak pelaksana terhitung sejak penandatanganan Surat
Perjanjian Kontrak Kerja. Konsultan akan menyusun alokasi waktu yang efektif
dan terencana dengan baik agar kegiatan ini bisa mengikuti spesifikasi teknis
yang ada. Sehingga output dari kegiatan ini akan dapat diterima dengan baik oleh
pengguna jasa.
2. Tahap Pekerjaan
1. Pekerjaan persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan
b. Memeriksa Time Schedule / Bar Chart, S-Curve, dan Network Planning
yang diajukan oleh kontraktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada Pengelola Kegiatan.

2. Pekerjaan Teknis Perencanaan


a. Melaksanakan pekerjaan perencanaan secara umum, perencanaan
lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan konstruksi agar
pelaksanaan teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai
dengan Serah Terima Akhir (PHO).
b. Merencanakan kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan
atau komponen konstruksi, peralatan dan perlengkapan selama
pekerjaan pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja lainnya.
c. Merencanakan kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan yang tepat
dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan.
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang penambahan atau
pengurangan pekerjaan yang dapat mempengaruhi biaya dan waktu
pekerjaan serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk mendapatkan
persetujuan dari Pemberi Tugas.
e. Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai pengurangan
dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan serta tidak menyimpang
dari kontrak.
3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi kepada Pemberi Tugas untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa perencanaan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala dengan Pemberi Tugas,
Perencana, dan Kontraktor Pelaksana dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan, kemudian
membuat risalah dan mengirimkan kepada semua pihak yang
bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.
4. Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis
teknologis kepada Pemberi Tugas, mengenai volume, prosentase dan
nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktoe pelaksana.

12
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan material konstruksi yang dipakai, tenaga kerja
dan alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana terutama yang mengakibatkan tambahan atau berkurangnya
pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat
oleh Kontraktor pelaksana (Shop Drawings).
e. Sistem Pelaporan dalam kegiatan ini dibagi atas beberapa bentuk laporan
seperti :

 Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat : kegiatan persiapan mobilisasi personil
dan peralatan. Laporan harus diserahkan selambat- lambatnya : 14
(empat belas) hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 2 (dua) set
buku laporan.

 Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat memuat : hasil kemajuan pekerjaan selesai
seratus persen. Laporan harus diserahkan selambat- lambatnya :
tanggal akhir kontrak, sebanyak 2 (dua) set buku laporan dan
cakram padat (compact disc) (jika diperlukan).

i. Kebutuhan Personil

b. Untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana ditetapkan di dalam KAK ini,


konsultan harus menyediakan tenaga Ahli dan tenaga pendukung yang
memenuhi kebutuhan pekerjaan Perencanaan Pembangunan Drainase / Gorong
- Gorong dengan keahlian seperti berikut di bawah ini :
1. Team Leader
Team Leader akan menjadi pimpinan konsultan perencana teknis dari semua
paket pekerjaan yang menjadi perencanaannya.
Dia bertanggung jawab langsung kepada Kuasa Pengguna Anggaran
Sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.
Team Leader adalah seorang insinyur sipil, yang berpengalaman dalam
bidang perencanaan jalan. Dia harus luwes dan cukup pengetahuan
praktis agar mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang efektif dan
efisien.

Tugas-tugas dari Team Leader :


 Bertempat tinggal di ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, namun
komunikasi dengan semua anggota team perencana teknis di
lapangan harus tetap terjalin secara terus menerus.
 Mempelajari dan menguasai dengan baik mengenai dokumen
kontrak, gambar-gambar teknis, spesifikasi teknis dan kuantitas
setiap item bangunan/pekerjaan.

13
 Team Leader dalam melaksanakan tugas-tugasnya meliputi, tetapi
tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
 Melakukukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam hal
pelaksanaan perencanaan teknis pekerjaan yang menjadi
perencanaannya.
 Memimpin dan mengkoordinasikan dalam mengaplikasikan
lingkup kegiatan.
 Mengujungi semua lokasi pekerjaan dalam rangka memantau
kemajuan pekerjaan dengan ketat atas kemajuan seluruh pekerjaan dan
memberikan laporan tepat pada waktunya, bila pekerjaan telah terlambat
15 % dari yang ditargetkan, memberikan rekomendasi secara tertulis
bagaimana usaha untuk mengejar ketertinggalan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor.
 Melakukan pemantauan dengan baik semua pengukuran pematokan
awal dan pengukuran kuantitas dan kualitas pekerjaan serta
melibatkan secara langsung pada pengukuran akhir dari setiap item
bangunan/pekerjaan.
 Memeriksa seluruh detail desain dan back up data pelaksanaan
pekerjaan yang dibutuhkan termasuk perhitungan volume dan
gambar.
 Merekomendasi sertifikat kualitas/mutu dan kuantitas setiap item
bangunan/pekerjaan.
 Mengikuti petunjuk teknis dan perintah dari Kuasa Pengguna
Anggaran / pejabat pembuat komitmen tentang pengendalian
kuantitas dan kualitas bahan, kualitas setiap item
bangunan/pekerjaan.
 Dalam rangka mengaplikasikan lingkup kegiatan sebagaimana
tersebut di atas, maka Team Leadar melaksanakan tugas
mengkoordinasikan/memimpin pelaksanaan tugas perencana teknis
dalam melaksanakan perencanaan yang terus menerus di lokasi
pekerjaan yang sedang dilaksanakan oleh kontraktor, dalam bidang
pengecekan semua pekerjaan, pengecekan dan menganalisis semua
data yang disampaikan oleh perencana teknis dari setiap item
bangunan/pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak yang
menjadi tanggung jawab perencanaannya.
 Mengkoordinasikan hasil pengecekan semua pekerjaan, pengecekan
dan menganalisis semua data, serta melaporkan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran / PPK, memberikan rekomendasi tertulis untuk
dapat menerima atau menolak hasil pekerjaan dari hasil analisis data
dimaksud.

2. Surveyor

14
Surveyor adalah seorang insyur sipil atau sarjana muda sipil sipil yang
berpengalaman dalam bidang perencanaan .
Tugas dan tanggung jawab surveyor sebagai berikut :
 Membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran
data-data lapangan.
 Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak koreksi
dan pencegahannya,
 Mengawasi survei lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar
dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi
lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain.
 Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan evaluasi sesuai
dengan gambar rencana.
 Melakukan pelaksanaansurvei lapangan dan menyedihkan dan
pengukuran tempat – tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama
untuk pekerjaan.
 Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke kepala proyek.

3. Operator komputer
Tugas dan tanggung jawab operator computer atas terlaksananya
pengetikan dokumen pelaporan pengawasan teknis.

ii. Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Drainase / Gorong - Gorong


pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Kotawaringin Barat ini dilakukan dalam satu struktur organisasi, baik secara
intern maupun dalam lingkup konsultan sendiri yang melibatkan seluruh
tenaga ahli yang dibutuhkan maupun secara ekstern yang memperlihatkan
keterkaitan antara konsultan selaku pelaksana pekerjaan dengan unsur
Pemberi Tugas.

3.3.3. Lampiran Data Teknis


a. Pekerjaan Cor Beton
1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran

a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi


kelecakan (slump), kekuatan (strength), dan keawetan (durability) yang
dibutuhkan sebagaimana disyaratkan.
b) Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari
menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan,
maka Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih

15
lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui
dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi.
c) Apabila kuat tekan beton berumur 28 hari tidak memenuhi
ketentuan yang disyaratkan, maka harus diambil tindakan
mengikuti ketentuan menurut Pasal 7.1.6.3).i) dan Pasal 7.1.6.3).j)
d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat
mencakup pembongkaran dan penggantian seluruh beton.

2) Penyesuaian Campuran

a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)


Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula
dirancang sulit diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
perubahan rancangan agregat, dengan syarat dalam hal apapun kadar
semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen
yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat
tekan yang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton
yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain
tidak diizinkan. Bahan tambahan (aditif) untuk meningkatkan sifat
kelecakan hanya diijinkan bila secara khusus telah disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
b) Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, atas
persetujuan Direksi Pekerjaan kadar semen dapat ditingkatkan asalkan
tidak melebihi batas kadar semen maksimum karena pertimbangan
panas hidrasi. Cara lain dapat juga dengan menurunkan rasio
air/semen dengan pemakaian bahan tambahan jenis plasticizer yang
berfungsi untuk meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa
menambah air atau mengurangi penggunaan air dalam campuran
beton tanpa mengurangi kelecakan adukan beton.
c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru
Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan. Bahan baru tidak
boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan menerima bahan tersebut
secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil
pengujian campuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia
Jasa.

d) Bahan Tambahan

16
Bila untuk penyesuaian campuran perlu menggunakan bahan
tambahan, maka dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan Pasal
7.1.2.5).b) dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

3) Penakaran Bahan

a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan


semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian
sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur
beratnya secara terpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
b) Untuk mutu beton fc’ > 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan
beton harus ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc’ < 20
MPa atau K250 diizinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-
1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran
harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah
setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus ditimbang beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.
c) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat
jenuh kering permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat
yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan caramenyemprot
tumpukan agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit 12
(dua belas) jam sebelum penakaran. Apabila agregat tidak dalam
kondisi jenuh kering permukaan, maka harus diadakan perhitungan
koreksi penakaran berat air dan agregat dengan menggunakan data
resapan dan kadar air agregat lapanga.

4) Pencampuran

a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis


dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi
yang merata dari seluruh bahan.

b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat
ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap penakaran.

c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen


yang telah ditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum
air ditambahkan.

17
d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke
dalam campuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus
dimasukkan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung seperempat
3
bagian. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m atau
kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yang lebih besar waktu harus
3
ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m .

e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Direksi


Pekerjaan dapat menyetujui pencampuran beton dengan cara
manual, sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan
pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasi pada beton non-
struktural.

b. Pekerjaan Timbunan
1) Galian pada Sumber Bahan

a) Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Ruang Milik Jalan atau
di tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi
ini.

b) Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau


mengoperasikan sumber galian lama harus diperoleh secara tertulis
dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap operasi penggalian dimulai.

c) Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan


untuk pelebaran jalan mendatang atau keperluan pemerintah lainnya,
tidak diperkenankan.

d) Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana


penggalian ini dapat mengganggu drainase alam atau yang dirancang.

e) Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan
harus diratakan sedemikian rupa sehingga mengalirkan seluruh air
permukaan ke gorong-gorong berikutnya tanpa genangan.

f) Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat
dari 2 m dari kaki setiap timbunan atau 10 m dari puncak setiap
galian.

18

Anda mungkin juga menyukai