Anda di halaman 1dari 7

BAB I

DASAR PEMIKIRAN PEMBELAJARAN


ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

A. Pengantar
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) sebagai ilmu pengetahuan memiliki tujuan, yaitu
untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang keragaman, kesederajatan,
kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk sosial dalam peri-kehidupan
masyarakat serta mensubsidi kemampuan untuk memahami dan menghormati
estetika, etika, dan nilai-nilai kebudayaan yang menjadi tumpuan bagi keteraturan dan
kesejahteraan hidup masyarakat.

B. Inovasi Pembelajaran ISBD


KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) diberlakukan pada tahun akademik
2002/2003. KBK menekankan kejelasan hasil didik pendidikan tinggi sebagai
seseorang yang menguasai:
a. Ilmu pengetahuan dan keterampilan tertentu.
b. Penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan dalam bentuk kekaryaan.
c. Sikap berkarya.
d. Hakikat dan kemampuan dalam berkehidupan bermasyarakat dengan pilihan
kekaryaan.
e. Nilai-nilai dasar agama, budaya serta kesadaran berbangsa.

Pembelajaran yang bertumpu pada metode-metode kreatif akan membawa dampak


positif di dalam proses pembelajaran. Upaya UNESCO di tahun 1998 yang
mendeklarasikan empat pilar pembelajaran, yaitu:

a. Pembelajaran untuk tahu (learing to know)


b. Pembelajaran untuk berbuat (learing to do)
c. Pembelajaran untuk membangun jati diri (learing to be)
d. Pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis (learing to live together)

Gagasan UNESCO bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas hasil pendidikan.

C. Visi-Misi, Tujuan Umum, dan Khusus ISBD


 Visi ISBD:
Agar berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka,
dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang
dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan
kemasyarakatan.
 Misi ISBD:
Memberikan landasan dan wawasan yang luas, serta menumbuhkan sikap
kritis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman,
kesederajatan dan kemartabatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat
selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab
terhadap sumber daya dan lingkungannya.
 Tujuan Umum ISBD:
1) Pengembangan kepribadian manusia sebagai manusia mahluk sosial dan
mahluk budaya
2) Kemampuan menanggapi secara kritis dan berwawasan luas masalah
sosial-budaya dan masalah lingkungan sosial-budaya
3) Kemampuan menyelesaikan secara halus, arif dan manusiawi masalah-
masalah sosial-budaya.
 Tujuan Khusus ISBD:
1) Mempertajam kepekaan terhadap sosial budaya dan lingkungan sosial-
budaya terutama untuk kepentingan profesi.
2) Memperluas pandangan tentang masalah sosial-budaya dan masalah
kemanusiaan serta mengembangkan kemampuan daya kritis terhadap
kedua masalah tersebut.
3) Menghasilkan calon pemimpin bangsa dan negara yang tidak bersifat
kedaerahan dan tidak terkotak-kotak oleh disiplin ilmu yang ketat dalam
menanggapi dan menangani masalah dan nilai-nilai dalam lingkungan
sosial budaya.
4) Meningkatkan kesadaran terhadap nilai manusia dan kehidupan
manusiawi.
5) Membina kemampuan berpikir dan bertindak objektif untuk menangkal
pengaruh negatif yang dapat merusak lingkungan sosial budaya.
 Beberapa Pendekatan dalam ISBD:
1) Pendekatan Interdisipliner
2) Pendekatan Monodisiplin
3) Pendekatan Multidisiplin

D. Ansos sebagai Basis Pembelajaran ISBD


Proses ansos merupakan usaha pengamatan untuk mendapatkan gambaran lengkap
mengenai hubungan antar materi-materi di dalam struktural, kultural, dan historis itu.
 Tujuan Ansos
Analisis sosial bertujuan untuk mempelajari struktur sosial yang ada,
mendalami institusi ekonomi, politik, agama, budaya, dan keluarga.
 Ruang Lingkup Ansos
Semua realitas sosial dapat dianalisis.
Secara umum, objek sosial yang dapat dianalisis:
1) Masalah-masalah sosial
2) Sistem sosial
3) Lembaga atau organisasi sosial
4) Kebijakan politik
 Prinsip Ansos
1) Kompleksitas
2) Tidak bebas nilai
3) Manusia sebagai pusat perubahan
4) Dilakukan bersama masyarakat atau komunitas.
 Aspek Penting Ansos
1) Telaah Histori
2) Telaah Struktur
3) Telaah Nilai
4) Telaah Reaksi
5) Telaah Masa Depan
 Keterhubungan Materi dan Kontradiksi
1) Saling hubungan organik
2) Saling hubungan menentukan
3) Saling hubungan pokok
4) Saling hubungan keharusan dan kebetulan.

Kontradiksi memiliki 2 sifat, yaitu sifat keumuman dan kekhususan.

 Macam Kontradiksi
1) Kontradiksi Pokok
2) Kontradiksi Dasar
3) Kontradiksi Antagonis
 Strukturasi dan Relasi Kekuasaan
Terdapat dua model yang membahas strutur sosial, yaitu model konsensus dan
model konflik.
 Keadilan Personal dan Keadilan Sosial
Pelaksanaan keadilan personal tergantung pada kehendak setiap individu
bersangkutan. Keadilan personal menuntut agar kita memperlakukan setiap
orang yang kita hadapi dengan adil.
Pelaksanaan keadilan sosial tergantung pada struktur masyarakat. Keadilan
sosial merupakan tanggung jawab semua pihak

BAB II
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

A. Pengantar
Manusia diartikan sebagai human being atau makhluk hidup.
Individu sebagai makhluk sosial memiliki posisi sebagai anggota masyarakat.
Tidak seorangpun berani menggunakan dan melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan tata nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.

B. Pandangan Teologis dan Filosofis tentang Konsepsi Manusia


Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terintegrasi antara satu dengan yang
lainnya, antara lain:
 Jasad -> Badan kasar manusia yang nampak dari luar diri
 Hayat -> Mengandung unsur hidup yang ditandai dengan gerak
 Ruh -> Daya yang bekerja secara spiritual
 Nafs -> Diri atau ke-aku-an yaitu kesadaran tentang diri manusia
Menurut Plato jiwa manusia mempunyai tiga macam daya atau kemampuan, yaitu
kecerdasan, kemauan, dan nafsu perasaan atau disebut trikotomi.

Dr. Kuypers dalam buku Psikologi Sosial mengemukakan bahwa kegiatan-kegiatan


manusia digolongkan kedalam tiga golongan utama: 1) kegiatan-kegiatannya yang
bersifat individual; 2) kegiatan-kegiatannya yang bersifat sosial; dan 3) kegiatannya
yang bersifat ke Tuhanan.

Berhubungan erat dengan tiga segi utama manusia, yaitu:

1. Manusia sebagai makhluk individu.


2. Manusia sebagai makhluk sosial.
3. Manusia sebagai makhluk berke-Tuhan-an.

C. Konsepsi Manusia sebagai Makhluk Individu


Individu merupakan kesatuan antara aspek jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis,
unsur raga dan jiwa.
Menurut Sigmund Freud kepribadian manusia mengandung tiga unsur, yaitu:
 Id -> Struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak.
 Ego -> Kepribadian menghubungkan energi id ke dalam saluran sosial.
 Super ego -> Struktur kepribadian yang paling akhir dan muncul kira-kita usia
5 tahun.
Zaman Yunani Kuni, Hipocrates (460-375 SM) berpendapat bahwa kepribadian
dipengaruhi oleh proses-proses faali dalam tubuh, terutama bekerjanya cairan-cairan
dalam tubuh:
 Jenis Sanguinis
 Jenis Fragmatik
 Jenis Melankolik
 Jenis Kholerik
Menurut Carl G Yung (1875-1961) mendasarkan penggolongan tingkah laku atau
karakteristik yang psikologis, yaitu:

 Jenis Introvert
 Jenis Ekstrovert
 Jenis Ambivert

D. Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial


Norma-norma yang berlaku sebagai patokan untuk bertingkah laku dalam masyarakat:
 Norma agama atau religi
 Norma susila atau moral
 Norma kesopanan atau adat
 Norma hukum
Kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati
norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Menurut Aristoteles, manusia adalah individu yang dipahami sebagai makhluk ciptaan
Tuhan, memiliki 3 aspek:

 Aspek organik -> jasmani


 Aspek psikologis -> rohani
 Aspek sosial -> kebersamaan
Abraham Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia dalam hidup dibagi
menjadi 5 tingkat, yaitu:

 Kebutuhan fisiologis
 Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan
 Kebutuhan sosial
 Kebutuhan akan penghargaan
 Kebutuhan akan aktualisasi diri

Ciri-ciri sebuah interaksi sosial:


 Pelakunya lebih dari satu orang
 Adanya komunikasi antar pelaku melalui kontak sosial
 Mempunyai maksud dan tujuan
 Adanya dimensi waktu
Syarat terjadinya interaksi sosial adalah adanya kontak sosial dan komunikasi. Kontak
sosial tidak hanya secara harafiah bersentuhan badan, tetapi bisa lewat bicara, melalui
telephone, handphone, telegram, faxs, surat, radio, dan alat komunikasi lainnya.

Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk, yaitu:

 Kontak antar individu


 Kontak antar individu dengan suatu kelompok
 Kontak antar kelompok dengan kelompok lain
Ada 4 faktor sebagai dasar berlangsungnya interaksi sosial, yaitu:
 Faktor imitasi
 Faktor sugesti
 Faktor identifikasi
 Faktor simpati

Anda mungkin juga menyukai