TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Milano, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu tinggi dari setiap Unit Pelayanan yang ada.
b. bahwa untuk mendukung pelayanan yang bermutu tinggi di Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Milano, maka diperlukan penyelenggaraan Pedoman
Pelayanan program pengendalian resistensi antimikroba.
c. bahwa agar Pedoman Pelayanan program pengendalian resistensi
antimikroba dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Kebijakan panduan
penundaan pelayanan.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam poin a, b
dan c di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Ibu
dan Anak (RSIA) Milano.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI
ANTIMIKROBA RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO.
KEDUA : : Pedoman program pengendalian resistensi antimikroba Rumah Sakit Ibu dan
Anak (RSIA) Milano sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan ini.
KELIMA : Apabila dikemudian hari terdapat kekurangan dan atau kekeliruan dalam
Peraturan Direktur ini, maka akan diadakan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.
RSIA MILANO
Direktur,
dr.
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
NOMOR : /DIR/PER/RSIA-M/ /2018
TANGGAL : 2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Resistensi terhadap antimikroba (disingkat: resistensi antimikroba, dalam bahasa Inggris
antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia, dengan berbagai
dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu dan meningkatkan risiko pelayanan kesehatan
khususnya biaya dan keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak mampuan antimikroba
membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga penggunaannya sebagai terapi
penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan antimikroba yang
tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba resisten dari pasien ke lingkungannya
karena tidak dilaksanakannya praktik pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik. Dalam
rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu dikembangkan program pengendalian
resistensi antimikroba di rumah sakit Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang
ditujukan untuk mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di fasilitas pelayanan
kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional telah dibentuk Komite Pengendalian
Antimikroba yang selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu telah
ditetapkan program aksi nasional / national action plans on antimicrobial resistance (NAPAMR)
yang didukung oleh WHO. Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan upaya
pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila mendapat dukungan
penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa penetapan regulasi pengendalian resistensi
antimikroba, pembentukan Pelayanan pengelola,
penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial untuk mendukung pelaksanaan
PPRA Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba yang sesuai dengan
penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen dosis optimal, durasi pemberian optimal, efek
samping dan dampak munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien.
Oleh sebab itu diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan upaya menemukan
penyebab infeksi dan kepekaan mikroba patogen terhadap antimikroba. Penggunaan antimikroba
secara bijak memerlukan regulasi dalam penerapan dan pengendaliannya. Pimpinan rumah sakit
harus membentuk komite atau tim PPRA sesuai peraturan perundang-undangan sehingga PPRA
dapat dilakukan dengan baik
2. Tujuan Pedoman
a. Untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien dan keluarga
tentang masalah resistensi antimikroba
b. Untuk pengendalian penggunaan antibiotik di RS
c. Sebagai surveilans pola penggunaan antibiotik di RS
d. Sebagai surveilans pola resistensi antimikroba
e. Untuk forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
4. Batasan Operasional
5. Landasan Hukum
Struktur Pelayanan RSIA Milano Teluk Kuantan dipimpin oleh Direktur RSIA Milano Teluk
Kuantan , Manajer Pelayanan Medis dan keperawatan ,manejer Keuangan, dan Umum. Struktur
Pelayanan RSIA Milano Teluk Kuantan tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya perubahan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan Pelayanan RSIA Milano Teluk Kuantan .
Direksi wajib membuat rencana jangka panjang berupa Rencana Strategis 5 tahun yang
memuat sasaran dan tujuan yang hendak dicapai dalam waktu 5 tahun. Renstra sekurang-
kurangnya memuat :
VISI, MISI, MOTO DAN NILAI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) MILANO
1. Visi
Visi Rumah Sakit adalah:
“MENJADI RUMAH SAKIT PILIHAN UTAMA KELUARGA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
DAN SEKITARNYA”.
2. Misi
Misi Rumah Sakit adalah:
1. Memberikan pelayanan prima dengan menerapkan nilai-nilai Islami.
2. MemberikanPelayanan yang mengutamakan keselamatan dan kepuasan pasien
3. Meningkatkan mutu pelayanan kehamilan,persalinan dan optimalisasi tumbuh Kembang
anak
4. Membangun tenaga pelayanan yang professional
5. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan standar
3. Moto
“Melayani Kebutuhan ibu dan buah hati”
4. Nilai-Nilai
Nilai-Nilai Kerja Rumah Sakit adalah:
1. Ikhlas
Berbuat sesuatu bukan untuk mendapatkan pujian tetapi dalam melaksanakan perintah
ALLAH untuk amal saleh sehinga mendapat ridho Allah Ta ala.
2. Jujur
Kesesuaian antara lisan, hati dan perbuatan
3. Professional
Bekerja terampil sesuai standar profesi serta cerdas secara intelektual, emosional dan
spiritual
4. Kekeluargaan
Ramah, sopan, saling menghargai dan selalu memperhatikan nilai nilai agama
5. Amanah
Disiplin dalam bekerja dan dapat dipercaya
BAB IV
STRUKTUR ORAGANISASI RSIA MILANO TELUK KUANTAN
DEWAN PENGAWAS
DIREKTUR
KOMITE-KOMITE
MANAGER UMUM
MANAGER PELAYANAN
&
MEDIS & KEPERAWATAN
KEUANGAN
SPV
PELAYANAN MEDIS SPV SPV UMUM SPV KEUANGAN
& KEPERAWATAN
PENUNJANG MEDIS
UNIT RM IPSRS
UNIT
LABORATORIUM SOPIR
UNIT GIZI
BAB V
STRUKTUR PELAYANAN PPRA RSIA MILANO TELUK KUANTAN
SEKRETARIS
ANGGOTA
1. Uraian Tugas
A. Ketua
a. membantu direktur rumah rakit ibu dan anak milano dalam menetapkan kebijakan
tentang pengendalian resistensi antimikroba
b. membantu /direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan umum dan panduan
penggunaan antibiotik di rumah sakit;
c. membantu /direktur rumah sakit dalam pelaksanaan program pengendalian resistensi
antimikroba
d. membantu direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan
program pengendalian resistensi antimikoba
e. menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi
f. melakukan surveilans pola penggunaan antibiotic
g. melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
antibiotic
h. menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip
pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara bijak, dan ketaatan
terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan
i. melaporkan kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba kepada Direktur
rumah sakit ibu dan anak milano.
j. melaporkan kegiatan
B. Sekretasis
a. Melaksanakan kegiatan administrasi dan menginventarisir program kerja PPRA
b. Bertanggungjawab terhadap pencatatan dan pelaporan semua kegiatan PPRA
c. Membuat dan mensosialisasikan Uraian Tugas PPRA di rumah sakit
d. Bertanggungjawab terhadap penyediaan dan penyimpanan berkas rekam medis
e. Bertanggungjawab terhadap pelaporan internal dan eksternal.
C. Anggota
a. Melaksanakan program kerja yang telah di buat
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
Hubungan kerja unit PPRA dengan unit-unit lainnya dibentuk sebagai suatu jejaring internal
dalam menangani penggunaan antimikroba di rumah sakit. Koordinasi kegiatan dilaksanakan oleh
tim PPRA rumah sakit.
KUALIFIKASI JUMLAH
Fitri
Anggraini
, S.Kep.Ns
dr.
Roedi
Irawan,
dr. Edward D3 / S1
3 SpA.K
dr. Anggota jurusa 1 Th ? ?
Edwin, n
SpoG medik
Farmasi
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI RS
Lama
No. Materi Kegiatan Orientasi Pembimbing
Orientasi umum Mengikuti materi Sesuai dengan Manajer SDI
1. meliputi: kelas orientasi
umum
a. Struktur Pelayanan SDI
dan tata kerja RSIA
MILANO
b. Manajemen
K3RS RSIA
MILANO
2. c. KPRS khusus
Orientasi 1. 2 minggu Ketua Tim
Pengenalan
d. Pedoman
a. Manajemen struktur
sanitasi
Pelayanan dan
unit Pelayanan PPRA
lingkungan
PPRA
2. Peran dan tugas
e. Pedoman
b. Hak dan
pelayanan tim PPRA
kewajiban
PPRA (uraian tugas)
karyawan
c. SPO dan akur 3. Pengenalan
kegiatan pelayanan pelayanan
PPRA PPRA
6. Pengenalan
RSIA MILANO
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT
1. PENGERTIAN
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki
kepentingan dan tujuan yangsama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah
tertentu.
Kegiatan rapatpun antara lain:
a. Pertemua rutin bulanan yang diselenggarakan satu bulan sekali, guna membahas
evaluasi kerja bulan berjalan, pembahasan masalah atau kendala- kendala, serta sosialisasi
kebijakan terbaru di RSIA Milano
b. Rapat Koordinasi yang diselenggarakan dengan mengundang unit terkait yang berhubungan
dengan kegiatan pelayanan klinik.
c. Pertemuan insidentil dilaksanakan sewaktu waktu jika diperlukan sifatnya mendesak dan
tidak terjadwal.
d. Rapat tahunan dilaksanakan akhir tahun guna membahas seluruh masalah yang terjadi
dalam satu tahun, kendala dalam pelayanan PPRA, dan untuk menjadi laporan ke direktur
RSIA Milano
BAB XI
PELAPORAN
Salah satu komponen penting dalam surveilans yaitu pencatatan dan pelaporan dengan
maksud mendapatkan data untuk diolah, dianalisis, diinterpretasi, disajikan dan disebarluaskan
untuk dimanfaatkan. Data yang dikumpulkan pada kegiatan surveilans harus valid (akurat, lengkap,
dan tepat waktu) sehingga memudahkan dalam pengolahan dan analisis.
BAB XII
PENUTUP
Dengan tersusunnya Pedoman PengPelayananan PPRA RSIA Milano ini, maka diharapkan
dapat menjadi acuan dalam penyelengaraan pengPelayananan Tim PPRA, sehingga terbentuk tim
yang solid dan terorganisir dan dapat bekerja secara optimal.
Hal-hal yang bersifat lebih teknis dan rinci akan disusun dalam bentuk panduan dan SPO
yang diperlukan sesuai dengan pokok kegiatan yang mendukung pelaksanaan pelayanan
pengobatan. Setiap petugas kesehatan di RSdiwajibkan mengikuti pedoman ini secara utuh.
Bila di dalam pelaksanaannya terdapat perkembangan yang baru, maka tidak menutup kemungkinan
pedoman ini akan dilakukan perubahan dan penyesuaian sesuai kebutuhan dan tuntutan.