ATRESIA ANI
2. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
1. Inkontinensia alvi berhubungan dengan tidak lengkapnya pembentukan anus.
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan trauma saraf jaringan,
distensi abdomen.
3. Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, muntah.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan, aliran feses
ke traktus urinarius.
5. Pola pernapasan tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
(distensi abdomen).
6. Ketidakseimbangan asam-basa berhubungan dengan perubahan aliran urine ke
rektum.
7. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kolostomi.
8. Kecemasan keluarga berhungan dengan prosedur pembedahan dan kondisi bayi.
9. Kurangnya pengetahuan keluarga berhungan dengan kebutuhan perawatan di
rumah.
Post Operasi
1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terdapat stoma sekunder dari
kolostomi.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.
3. Rencana Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
Dx. Inkontinensia alvi b.d tidak lengkapnya pembentukan anus.
Tujuan:
- Terjadi peningkatan fungsi usus
Kriteria hasil:
- Pasien menunjukkan konsistensi tinja lembek, terbentuknya tinja, tidak ada
nyeri saat defekasi, tidak terjadi perdarahan.
Intervensi – Mandiri:
- Dilatasikan anal sesuai program.
Rasional: Mencapai ukuran anus yang sesuai dengan usia anak.
- Pertahankan puasa dan berikan terapi hidrasi IV sampai fungsi usus normal.
Rasional: Menurunkan resiko iritasi mukosa.
- Lakukan enema atau irigasi rektal sesuai order
Rasional: Evaluasi bowel meningkatkan kenyamanan pada anak.
- Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam.
Rasional: Meyakinkan berfungsinya usus.
- Ukur lingkar abdomen
Rasional: Pengukuran lingkar abdomen membantu mendeteksi terjadinya
distensi
Dx. Gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d trauma saraf jaringan, distensi abdomen.
Tujuan:
- Pasien akan melaporkan nyeri hilang atau terkontrol, akan tampak rileks.
Kriteria hasil:
- Ekspresi wajah pasien relaks, TTV normal.
Intervensi – Mandiri:
- Kaji tingkat nyeri yang dirasakan pasien.
Rasional: Membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan.
- Tanyakan pada pasien tentang nyeri.
Rasional: Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan kenyamanan.
- Jelaskan penyebab nyeri dan awasi perubahan kejadian.
Rasional: Menurunkan ansietas / takut dapat meningkatkan kenyamanan.
- Ajarkan dan anjurkan teknik relaksasi, distraksi.
Rasional: Membantu pasien untuk istirahat lebih efektif sehingga menurunkan
nyeri dan ketidaknyamanan.
- Berikan posisi yang nyaman pada pasien.
Rasional: Menurunkan tegangan otot, meningkatkan relaksasi, dan
meningkatkan kemampuan koping.
Intervensi – Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi.
Rasional: Menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan, meningkatkan
penyembuhan.
Dx. Perubahan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, muntah.
Tujuan:
- Kebutuhan nutrisi tubuh tercukupi.
Kriteria hasil:
- Menunjukkan peningkatan BB, nilai laboratorium normal, bebas tanda
malnutrisi.
Intervensi – Mandiri:
- Pantau masukan dan pengeluaran makanan / cairan.
Rasional: Mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan untuk membantu memilih
intervensi.
- Kaji makanan kesukaan anak.
Rasional: Meningkatkan nafsu makan dan jumlah intake makanan.
- Beri makan sedikit tapi sering.
Rasional: Mencegah muntah sehingga meningkatkan intake nutrisi.
- Pantau berat badan secara periodik.
Rasional: Mengidentifikasi status nutrisi dan memastikan kebutuhan metabolik.
- Libatkan orang tua, misal membawa makanan dari rumah, membujuk anak
untuk makan.
Rasional: Mendorong keinginan pasien untuk makan, menurunkan anoreksia.
- Beri perawatan mulut sebelum makan.
Rasional: Memperbaiki kemampuan lidah untuk merasakan makanan,
meningkatkan nafsu makan.
- Berikan isirahat yang adekuat.
Rasional: Menurunkan resiko muntah setelah makan, menurunkan kebutuhan
energi.
Intervensi – Kolaborasi:
- Pemberian nutrisi secara parenteral.
Rasional: Mempertahankan kebutuhan kalori sesuai program diet.
Dx. Resiko tinggi infeksi b.d prosedur pembedahan, aliran feses ke traktus
urinarius.
Tujuan:
- Tidak terjadi infeksi.
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
- TTV normal.
- Lekosit normal.
Intervensi – Mandiri:
- Awasi pemasukan dan pengeluaran serta karakteristik urine.
Rasional: Adanya feses pada urine menunjukkan adanya fistel urine yang dapat
menyebabkan infeksi berulang.
- Selidiki keluhan kandung kemih penuh.
Rasional: Adanya retensi urine dapat meningkatkan resiko infeksi pada traktus
urinarius.
- Pertahankan teknik septik dan aseptik secara ketat pada prosedur medis atau
perawatan.
Rasional: Menurunkan resiko infeksi silang, mempercepat proses
penyembuhan.
- Amati lokasi invasif terhadap tanda-tanda infeksi.
Rasional: Adanya tanda kemerahan, bengkak, nyeri, eksudat / pus menunjukkan
adanya infeksi.
- Pantau suhu tubuh.
Rasional: Peningkatan suhu tubuh menunjukkan adanya infeksi.
- Pantau dan batasi pengunjung, beri isolasi jika memungkinkan.
Rasional: Menurunkan resiko infeksi silang, meningkatkan istirahat pasien
sehingga daya tahan tubuh adekuat.
Intervensi – Kolaborasi:
- Awasi / observasi hasil laboratorium (sel darah putih).
Rasional: Adanya peningkatan sel darah putih menunjukkan adanya infeksi.
- Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi (misal: antibiotik).
Rasional: Mempercepat proses penyembuhan, meminimalkan resiko
komplikasi. Pemberian antibiotik dapat menghilangkan agen
penyebab infeksi.
Dx. Pola pernapasan tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru (distensi
abdomen).
Tujuan:
- Pola pernapasan efektif sesuai pola pernapasan normal.
Kriteria hasil:
- Pasien mempertahankan ventilasi adekuat.
- Tidak mengalami sianosis atau tanda hipoksia lain, dengan GDA dalam rentang
normal.
Intervensi – Mandiri:
- Awasi kecepatan / kedalaman pernapasan.
Rasional: Adanya suara stridor menandakan adanya penurunan ventilasi dan
dapat mengakibatkan hipoksia.
- Auskultasi bunyi napas.
Rasional: Adanya suara tambahan menunjukkan penurunan ventilasi paru.
- Tinggikan kepala tempat tidur 30o.
Rasional: Mendorong pengembangan diafragma atau ekspansi paru optimal,
meminimalkan tekanan isi abdomen pd rongga toraks.
- Ubah posisi secara periodik.
Rasional: Meningkatkan pengisian udara seluruh segmen paru.
- Hindari penggunaan pengikat abdomen (misal: gurita, baju ketat).
Rasional: Dapat membatasi ekspansi paru.
Intervensi – Kolaborasi:
- Berikan oksigen tambahan.
Rasional: Memaksimalkan sediaan oksigen untuk pertukaran dan penurunan
kerja napas.
4. Evaluasi
1. Inkontinensia alvi tidak terjadi.
2. Nyeri berkurang atau hilang.
3. Nutrisi adekuat.
4. Infeksi tidak terjadi.
5. Pola pernapasan efektif.
6. Keseimbangan asam-basa adekuat.
7. Integritas kulit baik.
8. Kecemasan keluarga berkurang atau tidak ada.
9. Pengetahuan keluarga adekuat.
Buku Sumber:
Suriadi dan Yuliani, Rita. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi I.Jakarta: Fajar
Interpratama