Anda di halaman 1dari 4

Penurunan Ion logam… (Wahyu Astri W, dkk.

PENURUNAN ION LOGAM KADMIUM MENGGUNAKAN BIJI SALAK SEBAGAI


ADSORBEN PADA LIMBAH INDUSTRI “X”

Wahyu Astri Widhianingrum*, Inawati, Khoirun Nisa Usakinah,


Vivi Andriyati, Bekti Nugraheni
Program Studi D3 Anafarma, Stifar “Yayasan Pharmasi Semarang"
Jl. Letjend. Sarwo Edie Wibowo Km. 1 Pucang Gading, Semarang 50236
*Email: wahyuastriwidhianingrum@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kemampuan adsorpsi dari biji salak untuk
menyerap ion logam Cd dalam air limbah dan menganalisis kondisi optimum dari biji salak
dalam menyerap ion logam Cd. Penentuan kondisi optimum meliputi massa adsorben,
konsentrasi, dan pH adsorbat. Hasil analisis menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom
(SSA) didapatkan bahwa, penyerapan ion logam kadmium secara maksimum, terjadi pada
massa adsorben biji salak 1,5 g dengan efisiensi penyerapan ion logam Cd sebesar 87,2%,
kondisi optimum konsentrasi dicapai pada 1,8 ppm dengan efisiensi sebesar 67,5 %, pada
variasi pH didapatkan hasil optimum yaitu pada pH 6 dengan nilai efisiensi penyerapan ion
logam kadmium sebesar 81,5%, sedangkan pada hasil analisis penyerapan ion logam Cd pada
limbah industri “X” dapat diperoleh nilai efisiensi penyerapan ion logam Cd sebesar 79,44%.

Kata kunci : adsorben biji salak, logam Cd, SSA

PENDAHULUAN tersebut mengandung gugus antara lain:


Logam berat yang berada di perairan bisa karboksil, polisakarida, lignin, amino, sulfat
menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan dan sulfihidril memiliki kemampuan
jika kandungan logam berat yang terdapat di penyerapan yang baik (Volesky, 2004).
dalamnya melebihi ambang batas serta Biji salak merupakan limbah pertanian
mempunyai sifat racun yang sangat berbahaya. yang belum banyak dimanfaatkan potensinya
Selain itu dapat menyebabkan penyakit serius secara optimal. Secara kimiawi, komponen
bagi manusia apabila terakumulasi di dalam penyusun biji salak berupa serat selulosa.
tubuh (Danarto, 2007). Adanya selulosa pada biji salak dapat menyerap
Beberapa metode untuk menghilangkan ion logam dalam air limbah industri. Pada
logam berat dari air limbah telah dilakukan penelitian ini ion logam yang diteliti adalah
dengan proses fisika dan kimia yang meliputi Kadmium (Cd). .
presipitasi, koagulasi, dan pertukaran ion.
Tetapi metode-metode tersebut di atas masih METODOLOGI
mahal terutama bagi negara-nagara yang sedang Bahan dan Alat
berkembang. Proses adsordsi merupakan teknik Bahan-bahan yang digunakan dalam
yang sering digunakan untuk mengurangi ion penelitian ini adalah biji buah salak, CdSO4,
logam berat dalam air limbah (Setyaningtyas, aqua demineralisata, HNO3 0,1 N, Metanol tk.
2005). Pembuatan adsorben biji salak ini
Adsorpsi merupakan terserapnya suatu memerlukan peralatan seperti wadah maserasi,
zat pada permukaan adsorben (Ashraf, 2010). batang pengaduk, kain kola, labu takar, pipet
Penggunaan adsorben konvensional (alumina, volume, corong kaca, kertas whatman no. 42,
karbon aktif, silika gel, dan zeolit) memerlukan beker gelas, shaker, muffle furnace, ayakan
biaya operasional dan regenerasi yang relatif no.120, krus, pH indikator, vial. Instrumen
lebih mahal (Witono, 2003). Dewasa ini sedang Spektofotometer Serapan Atom.
digalakkan penelitian mengenai penggunaan
adsorben alternatif yang berasal dari alam, Prosedur Penelitian
karena selain memiliki kemampuan adsorpsi Pembuatan Adsorben dari Limbah Biji
yang baik, adsorben tersebut juga bersifat lebih Salak
ekonomis diantaranya tongkol jagung, gabah Limbah biji salak dicuci dengan air
padi, ampas kedelai, dan jerami (Marshall dan sampai bersih dan dijemur di bawah terik
Mitchell, 1996). Biomaterial pada penelitian matahari hingga kering. Kemudian didestruksi

84
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 1, No. 2, Oktober 2016, Hal. 84-87 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

dengan cara dihancurkan menjadi beberapa Aplikasi Penggunaan Adsorben Biji Salak
bagian kecil. Lalu dihaluskan hingga menjadi pada Limbah Cair Industri “X”
serbuk. Serbuk biji salak tersebut dicuci Adsorben dengan ukuran partikel 125 m
menggunakan aqua demineralisata dan metanol ditimbang masing-masing sebanyak 1,5 gram,
99% beberapa kali hingga menghasilkan filtrat kemudian ditambahkan 10 mL larutan ion
tak berwarna. Sampel tersebut dikeringkan logam yang berasal dari limbah industri “X”
setiap pergantian pelarut. Setelah kering, dengan pH yang telah diatur sesuai dengan
dimuffle dengan suhu 250C selama 2,5 jam. kondisi optimum. Kemudian dishaker selama
Kemudian arang yang telah jadi diayak dengan 30 menit dengan kecepatan putaran 180 rpm.
ukuran partikel 125 m dan digunakan dalam Setelah itu disaring dengan kertas whatman no
proses adsorbsi logam berat. 42 dan filtrat yang dihasilkan ditampung dan
ditepatkan volumenya 10 mL dengan aqua
Penentuan Kondisi Optimum Penyerapan demineralisata yang kondisinya sama dengan
Pengaruh Massa Adsorben Biji Salak larutan limbah yang ditambahkan. Lalu
Terhadap Penyerapan Ion Logam Cd ditambahkan 1 tetes HNO3 0,1 N dan diukur
Adsorben ditimbang masing-masing dengan SSA.
sebanyak 0,5; 1,0 dan 1,5 gram dengan
replikasi 3 kali. Lalu ditambahkan larutan ion HASIL DAN PEMBAHASAN
logam sebanyak 10 mL dengan konsentrasi 0,3 Hasil Pembuatan Adsorben Biji Salak
ppm dan dishaker selama 30 menit dengan Adsorben biji salak dibuat melalui proses
kecepatan putaran 180 rpm. Setelah itu disaring karbonisasi biji salak dalam muffle furnace
menggunakan kertas whatman no 42 dan filtrat pada suhu 250C selama 2,5 jam. Besarnya
yang dihasilkan ditampung dan ditepatkan suhu yang digunakan dalam penelitian ini
volumenya 10 mL dengan aqua demineralisata, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
ditambah 1 tetes HNO3 0,1 N dan diukur oleh Nurhasni (2014) bahwa penggunaan suhu
dengan SSA. proses karbonisasi di atas 250C menyebabkan
hasil adsorben yang didapat semakin kecil.
Pengaruh Konsentrasi Terhadap Sebelum dilakukan karbonisasi, terlebih
Penyerapan Ion Logam Cd dahulu serbuk biji salak dicuci secara bertahap
Adsorben ditimbang masing-masing menggunakan pelarut yang dapat mengikat zat
sebanyak 1,5 gram, lalu ditambahkan larutan pengotor bersifat polar dan non polar yaitu
ion logam sebanyak 10 mL dengan variasi menggunakan aqua demineralisata dan metanol.
konsentrasi 1,8; 2,1 dan 2,4 ppm. Kemudian Pada pencucian dengan pelarut aqua
dishaker selama 30 menit dengan kecepatan demineralisata, filtrat yang dihasilkan berwarna
putaran 180 rpm. Setelah itu disaring dengan coklat muda dan terlihat keruh. Namun pada
kertas whatman no 42 dan filtrat yang pencucian selanjutnya terlihat lebih bening. Hal
dihasilkan ditampung dan ditempatkan ini sama saat pencucian menggunakan pelarut
volumenya 10 mL dengan aqua demineralisata, metanol, pencucian dengan pelarut organik ini
ditambah 1 tetes HNO3 0,1 N dan diukur bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa lemak
dengan SSA. yang dapat mengganggu proses adsorpsi.
Serbuk biji salak yang telah dicuci
Pengaruh pH Terhadap Penyerapan Ion kemudian dikeringkan sehingga kandungan air
Logam Cd di dalamnya berkurang. Serbuk biji salak
Adsorben ditimbang masing-masing diarangkan dan kemudian diayak menggunakan
sebanyak 1,5 gram, lalu ditambahkan 10 mL ukuran 125 m karena semakin besar luas
larutan ion logam dengan konsentrasi 1,8 ppm permukaan adsorben semakin besar pula
dengan variasi pH 5, 6, dan 7. Kemudian kapasitas suatu adsorben dalam mengadsorpsi
dishaker selama 30 menit dengan kecepatan suatu adsorbat.
putaran 180 rpm. Setelah itu disaring dengan
kertas whatman no 42 dan filtrat yang Hasil Optimasi Massa Adsorben Biji Salak
dihasilkan ditampung dan ditepatkan dalam Penyerapan Ion Logam Cd
volumenya 10 mL dengan aqua demineralisata Dari hasil analisis optimasi massa
pH yang sama, dan ditambah 1 tetes HNO3 0,1 adsorben biji salak dengan variasi massa
N dan diukur dengan SSA. adsorben sebanyak 0,5; 1,0; dan 1,5 g
menggunakan spektrofotometri serapan atom

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 85


Penurunan Ion logam… (Wahyu Astri W, dkk.)

didapat hasil penyerapan ion logam kadmium


secara maksimum terjadi pada massa adsorben 80
biji salak 1,5 g dengan efisiensi penyerapan ion

Prosentase (%)
logam Cd sebesar 87,2%. Hal ini dikarenakan 60
semakin besar massa adsorben biji salak yang
digunakan, maka efisiensi penyerapannya 40
terhadap ion logam semakin besar.
Bertambahnya berat adsorben biji salak 20
sebanding dengan bertambahnya jumlah
partikel dan luas permukaan adsorben biji salak 0
sehingga menyebabkan jumlah tempat 1,8 2,1 2,4
mengikat ion logam juga bertambah dan Konsentrasi (ppm)
efisiensi penyerapan pun meningkat (Refilda,
2001). Hasil dapat dilihat dari Gambar 1. Gambar 2. Optimasi konsentrasi larutan ion
logam terhadap adsorpsi ion logam Cd.
87.5
Menurut Refilda (2001), penurunan
Prosentase (%)

87 efisiensi penyerapan disebabkan karena pada


konsentrasi yang lebih tinggi, jumlah ion logam
86.5 dalam larutan tidak sebanding dengan jumlah
partikel biji salak yang tersedia sehingga
86 permukaan biji salak akan mencapai titik jenuh
dan efisiensi penyerapan pun menjadi menurun.
85.5
0.5 1 1.5
Hasil Optimasi pH Larutan Ion Logam
Massa (gram)
dalam Penyerapan Ion Logam Cd
Gambar 1. Optimasi massa adsorben biji Dari hasil analisis optimasi pH larutan
salak terhadap adsorpsi ion logam Cd. ion logam dengan variasi pH 5, 6, dan 7
didapatkan hasil pH larutan ion logam optimum
Hasil Optimasi Konsentrasi Larutan Ion yaitu pada pH 6 dengan nilai efisiensi
Logam dalam Penyerapan Ion Logam Cd penyerapan ion logam kadmium sebesar 81,5%
Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa hasil (Gambar 3). Kemampuan penyerapan suatu
analisis optimasi konsentrasi larutan ion logam adsorben dapat dipengaruhi oleh pH larutan,
yang digunakan dengan variasi konsentrasi 1,8; dikarenakan pada pH rendah penyerapan
2,1; dan 2,4 didapatkan hasil kondisi optimum terhadap semua ion logam rendah. Hal ini
penyerapan ion logam kadmium dicapai pada dikarenakan pada pH rendah permukaan
konsentrasi 1,8 ppm dengan efisiensi adsorben dikelilingi oleh ion H+ (karena gugus
penyerapan ion logam Cd sebesar 67,5 %. fungsi yang terdapat pada adsorben
Dengan meningkatnya konsentrasi ion logam, terprotonasi). Dalam kondisi asam permukaan
efisiensi penyerapan pun menjadi berkurang, adsorben juga bermuatan positif, yang akan
dikarenakan kemampuan menyerap biji salak menyebabkan terjadi tolakan antara permukaan
terhadap ion logam berat Cd sudah maksimum. adorben dengan ion logam sehingga
Dengan kata lain kapasitas serap maksimum adsorpsinya pun menjadi rendah.
biji salak telah tercapai pada konsentrasi 1,8
ppm.

86
Inovasi Teknik Kimia, Vol. 1, No. 2, Oktober 2016, Hal. 84-87 ISSN 2527-6140, e-ISSN 2541-5890

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
100 dilakukan diperoleh simpulan sebagai berikut:

Prosentase (%)
80 1. Biji salak dapat digunakan untuk menyerap
ion logam Cd pada air limbah industri “X”.
60 2. Efisiensi penyerapan biji salak sebagai
40 adsorben terhadap ion logam Cd pada
limbah industri “X” yaitu sebesar 79,44%.
20
0 UCAPAN TERIMA KASIH
5 6 7 Kami mengucapkan terima kasih kepada
pH Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Dirjen
Gambar 3. Optimasi pH larutan ion logam DIKTI atas kontribusi dalam membiayai
terhadap adsorpsi ion logam Cd. penelitian ini.

Pada pH netral efisiensi penyerapan juga DAFTAR PUSTAKA


menurun. Hal ini disebabkan karena pada pH Ashraf, MA., Maah, MJ., Yusoff, I., 2010,
netral ion-ion logam dapat mengalami reaksi Study of Banana peel (Musa sapientum)
hidrolisis dalam larutan sehingga ia tidak stabil as a Cationic Biosorben, American-
dalam bentuk ion logam semula dan Eurasian J. Agric & Environ. Sci 8(1): 7-
menyebabkan kemampuan biji salak untuk 17
menyerapnya menurun. Sedangkan pada pH Danarto, Y.C., 2007, Kinetika Adsorpsi Logam
basa, ion-ion logam dapat membentuk endapan Berat Cr (VI) Dengan Adsorben Pasir
hidroksida sehingga efisiensi penyerapannya yang Dilapisi Besi Oksida. Ekuilibrium.
sukar untuk ditentukan (Refilda, 2006). 6(2). 65-70
Marshall, W. E. and Mitchell, M. J., 1996,
Hasil Aplikasi Penggunaan Adsorben Biji Agriculture by-product As Metal
Salak pada Limbah Cair Industri “X” Adsorbent: Sorption Propeties and
Berdasarkan hasil analisis penyerapan Resistence to Mechanical Abrasion,
ion logam kadmium menggunakan adsorben Journal Chemistry Technology
biji salak diperoleh kondisi optimum massa Biotechnol 66: 92-128
adsorben biji salak sebanyak 1,5 gram dengan Setyaningtyas, 2005, Pemanfaatan Abu Sekam
efisiensi penyerapan ion logam Cd sebesar Padi Sebagai Adsorben Kadmium (II)
87,2%, kondisi optimum konsentrasi larutan ion dalam Pelarut Air, Majalah Kimia
logam dicapai pada konsentrasi 1,8 ppm Universitas Jenderal Soedirman., 31(1):
dengan efisiensi sebesar 67,5 %, sedangkan 33-41.
pada pH larutan ion logam didapatkan hasil Witono, J. A., 2003, Produksi Furfural dan
optimum yaitu pada pH 6 dengan nilai efisiensi Turunannya: Alternatif Peningkatan Nilai
penyerapan ion logam kadmium sebesar 81,5%. Tambah Ampas Tebu Indonesia.
Dari hasil kondisi optimum tersebut http://www.chem.-is-
digunakan untuk analisis penyerapan biji salak try.org/?sect=focus&ext=15., Diakses
terhadap ion logam Cd dalam limbah cair pada tanggal 18 September 2015.
industri “X”. Diperoleh hasil analisis rata-rata Volesky B., 2004, Biosorption of Heavy Metal,
kadar Cd pada cairan limbah setelah diberi http://lifebiosorption.co.uk, Diakses pada
adsorben sebesar 0,0572 mg/L sedangkan tanggal 18 September 2015.
kandungan logam Cd pada limbah cair industri
“X” yaitu sebesar 0,072 mg/L sehingga dapat
diperoleh nilai efisiensi penyerapan ion logam
Cd pada limbah cair industri “X” sebesar
79,44%.

Fakultas Teknik-UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG 87

Anda mungkin juga menyukai