Anda di halaman 1dari 6

G.

Asas- asas Otonomi Daerah


Asas- asas otonomi meliputi :

a) Asas desentralisasi
b) Asas dekonsentrasi
c) Asas tugas pembantuan
Asas Umum Penyelenggaraan Negara meliputi :
1) Asas kepastian hukum
Yaitu asas yang mengutamakan landasan peraturan perundang- undangan,
kepatuhan dan keadilan.
2) Asas tertib penyelenggaraan Negara
Yaitu asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam
pengendalian penyelenggaraan negara.
3) Asas kepentingna umum
Yaitu asas yang mendahulukan kepentingan umum.
4) Asas keterbukaan
Yaitu asas yang mengutamakaan keseimbangan hak dan kewajiban.
5) Asas profesionalitas
Yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban.
6) Asas profesionalitas
Yaitu asas yang mengutamakan keadilan yang berdasarkan kode etik dan ketentuan-
ketentuan peraturan perundang- undangan.
7) Asas akuntabilitas
Yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan ada hasil akhir dari kegiatan
penyelenggaraan negara.
8) Asas efisiensi dan efektifitas
Yaitu asas yang menjamin terselenggaraanya pelayanan kepada masyarakat dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia.

H. Kewenangan yang Dimiliki Oleh Daerah


Pada pasal 10 ayat 3 UU No. 32 tahun 2004 dijelaskannya bahwa yang menjadi urusan
pemerintah pusat meliputi :

 Urusan di bidang politik


 Urusan di bidang pertahanan
 Urusan di bidang keamanan
 Urusan di bidang Yustisi (hukum)
 Urusan di bidang moneter dan fisikal
 Urusan di bidang agama
Menurut UU No. 32 tahun 2004, urusan pemerintah daerah dibagi menjadi dua yaitu
urusan wajib dan urusan pilihan.

Yang dimaksud urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan
dengan hak pelayanan dasar warga Negara antara lain :
a) Perlindungan hak kosntitusional
b) Perlindungan kepentingan nasional dan kesejahteraan masyarakat
c) Pemenuhan perjanjian dan konvensi internasional
Sedangkan urusan pilihan adalah dalam berhubungan dengan potensi
masyarakat.

I) Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap Pelaksaan Otonomi Daerah

Faktor yang mempengaruhi antara lain :


1) Kemampuan Manusia
2) Kemampuan Keuangan
3) Kemampuan Peralatan dan Organisasi
4) Kemampuan Kepemimpinan

2. MENJELASKAN PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERUMUSAN


KEBIJAKAN PUBLIK DI DAERAH

A. Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 pasal 19 ayat 2, penyelenggaraan pemerintahan


daerah adalah pemerintahan daerah dan DPRD.

Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur
penyelenggaraan pemerintahan daerah, memiliki fungsi legislasi, anggaran, pengawasan
serta memiliki hak interpelasi, angket dan menyatakan pendapat.

Tugas dan wewenang DPRD meliputi :

1) Membentuk perda
2) Membahas dan menyetujui rancangan perda tentang APBN bersama kepala daerah
3) Melaksanakan pengawasan terhadap perda dan peraturan perundangan lainnya
4) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah/ Wakil kepala
Daerah kepada Presiden melalui Mendagri bagi DPRD Proponsi dan Kepala Mendagri
melalui Gubernur bagi DPRD Kabupaten atau Kota

Alat kelengkapan DPRD terdiri atas :

1) Pimpinan
2) Komisi
3) Panitia musyawarah
4) Panitia anggaran
5) Badan kehormatan, dan
6) Alat kelengkapan lain yang diperlukan

KEUANGAN DAERAH

Sumber keuangan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan,
Pinjaman Daerah dan lain- lain penerimaan yang sah.

a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu :


1. Hasil pajak daerah
2. Hasil retribusi daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah
4. Lain- lain PAD yang sah
b. Dana perimbangan yang terdiri atas :
1. Dana bagi hasil
2. Dana alokasi umum (DAU)
3. Danaalokasi Khusus (DAK)

DESA

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas- batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
NKRI.

Kepala desa dipilih lansung oleh penduduk desa. Masa jabatan kepala desa adalah 6
tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 kali masa jabatan berikutnya.

B. Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah

Pembuatan dan penetapan peraturan daerah tersebut dibuat oleh DPRD bersama
Pemerintah Daerah.

Artinya prakarsa berasal dari DPRD ataupun pemerintah Daerah.

Berdasarkan UU No. 10 tahun 2004 pasal 49 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan disebutkan bahwa peraturan perundang- undangan dalam lembaran daerah
adalah peraturan daerah.

C. Pentingnya Partisipasi dalam Perumusan Kebijakan Publik Daerah

Pengertian partisipasi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disamakan dengan


keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan.
1) Pengertian Kebijakan Publik
Menurut Dye, “Kebijakan publik adalah apapun yang pemerintah pilih untuk
melakukan atau tidak melakukan”.
Menurut Kastasasmita, “kebijakan publik merupakan upaya untuk memahami dan
mengartikan :
a. Apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah mengenai suatu
masalah
b. Apa yang menyebabkan
c. Apa pengaruhnya

Menurut Anderson, “kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang mempunyai


tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh perilaku atau sekelompok pelaku
guna memecahkan masalah tertentu.

Contoh kebijakan publik yang dibuat oleh lembaga- lembaga yang berwenang :

a. MPR membuat peraturan yang berupaya keputusan atau ketetapan


b. DPR bersama Presiden membuat undang- undang
c. Para Menteri membuat berupa keputusan Menteri/ peraturan Menteri.
d. Pemerintah daerah membuat peraturan berupa peraturan daerah (perda)

Kebijakan publik di daerah antara lain :

1. Peraturan daerah ( perda) Provinsi


2. SK Gubernur
3. Peraturan Daerah (perda) Kabupaten/ Kota
4. SK Bupati / Walikota

Tujuan pembuatan kebijakan publik :

1. Mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat


2. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat
3. Melindungi hak- hak masyarakat
4. Menciptakan ketertiban dalam masyarakat

2. Hakekat Kebijakan Publik

Kebijakan publik/ umum dibedakan menjadi 3 macam yaitu :

1. Kebijakan Umum Ekstratif, yaitu penyerapan sumber- sumber materil dan


sumber daya manusia yang ada di masyarakat.
Misalnya, pajak, beacukai, dan tarif
2. Kebijakan Umum Distributif, yaitupelaksanaan pembagian secara relatif, merata
kepada semua anggota masyarakat sesuai dengan situasi yang dihadapi pada
waktu itu. Misalnya JPS, pembangunan jalan raya.
3. Kebijakan Umum Regulatif, yaitu peraturn perilaku anggota masyarakat yang
merupakan peraturan dan kewajiban yang harus dipatuhi oleh warga masyarakat
dan para penyelenggara pemerintahan Negara.
Fungsi Kebijakan adalah :
1. Penetapan ketertiban dalam masyarakat demi kelancaran pelaksanaan kebijakan
2. Menjamin hak asasi masyarakat dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan
oleh penyelenggara pemerintah ataupun kelompok dominan di masyarakat

D. Dampak tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan kebijakan publik

a. Menimbulkan protes dari masyarakat

b. Menimbulkan keresahan masyarakat

c. Tidak dapat dilaksanakan dengan baik

d. Turunnya kepercayaan masyarakat tehadap pemerintah

5. FAKTOR PENYEBAB ANGGOTA MASYARAKAT TIDAK IKUT AKTIF DALAM PERUMUSAN


DAN PELAKSANAAN KEBIJKAN PUBLIK DI DAERAH

1. Faktor Internal dalam perumusan kebijakan publik, terdiri dari :

a. Masyarakat telah terbiasa pada pola lama, yaitu pembuatan peraturan tanpa
partisipasi warga

b. Masyarakat tidak tahu adanya kesempatan untuk berpartisipasi

c. Masyarakat tidak tahu prosedur berpartisipasi

d. Masyarakat tidak mau tahu

2. Faktor Internal dalam pelaksanaan kebijakan publik, terdiri atas :

a. Rendahnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat untuk melaksankan kebijkan


publik tersebut

b. Masyarakat sengaja melanggar karena sanksinya tidak tegas

3. Faktor Eksternal dalam perumusan kebijkan publik, terdiri dari :

a. Tidak dibukanya kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi

b. Adanya lkesempatan berpartisipasi belum banyak dietahui masyarakat

c. Masih adanya pola sentralistik yang tidak sesuai dengan otonomi daerah

d. Adanya anggapan bahwa keterlibatan masyarakat justru akan memperlambat


proses pembuatan kebijakan publik
4. Faktor Eksternal dalam pelaksanaan kebijakan publik, terdiri dari :

a. Kebijakan publik yang dibuat belum menyentuh kepentingan masyarakaat secara


langsung

b. Kebijakan publik tersebut tidak memihak kepentingan masyarakat

c. Hukum belum di tegakkan secara adil

Anda mungkin juga menyukai