Anda di halaman 1dari 2

IDI: Dokter Indonesia Harus Setara

Dokter Asing Untuk Hadapi Tantangan


MEA
Share

Abdul Hadi.25 April 2019

Seminar Nasional Masyarakat Ekonomi ASEAN

Indonesia sebagai salah satu dari 10 negara yang ikut menandatangani kesepakatan
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dituntut harus siap dalam menjadi subyek yang
berperan penting dalam kerja sama regional.
antvklik.com - Salah satu bidang yang menjadi bagian dari skema kerja sama MEA adalah
kesehatan dengan memiliki cakupan luas, mulai dari investasi pembangunan dan penyediaan
fasilitas kesehatan, alat kesehatan, obat serta sumber daya manusia.
Prof. Dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, selaku Ketua Bidang Hubungan Internasional dan
Kerja Sama MEA Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengatakan, Indonesia harus setara dalam
kompetensi serta pemberian lisensi praktik dan mobilitas tenaga ahli di wilayah ASEAN.
"Bukan berarti dokter Indonesia akan berpraktik di luar negeri di ASEAN, tetapi kita harus
siap ketika nantinya terjadi mobilisasi tenaga kesehatan di negara -negara ASEAN, bahwa
dokter-dokter kita itu memiliki kemampuan, kompetensi, profesionalisme yang sama dengan
dokter-dokter di negara tetangga seperti dari Singapura, Malaysia, Brunei, Vietnam,
Thailand, atau negara lainnya," terang Budi saat ditemui dalam kegiatan Seminar Nasional
MEA, di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (24/4/2019).
Bicara mengenai tantangan dan peluang akan adanya MEA, Budi mengatakan peluang yang
bisa dimanfaatkan adalah membangun semangat peningkatan kualitas dari mulai pendidikan
sampai pelayanan dengan menetapkan standard kualitas dan pelayanan.
"Untuk tantangan, saat ini investasi asing di bidang kesehatan sudah terbuka. Dengan
adanya MEA ini saat ini regulasi memungkinkan asing untuk melakukan investasi
pembangunan rumah sakit dan klinik, tapi memang tidak diizinkan manajemen atau dokter
asing masuk," tutur pria yang saat ini menjadi kandidat Rektor Universitas Indonesia (UI).
Menurut Budi, rumah sakit yang dimiliki asing tentunya ingin memiliki tenaga dokter yang
berkualitas, oleh karena itu dokter Indonesia harus memiliki kualitas yang sama dengan
dokter asing.
Sementara itu, terkait dirinya dijadikan sebagai salah satu kandidat Rektor UI, Budi
mengatakan akan menekankan pembangunan bangsa dengan menjadikan UI sebagai
universitas 80 besar dunia.
"Tugas mulia Universitas Indonesia adalah membangun ideologi dan teknologi melalui
pendidikan. Untuk itu Universitas Indonesia harus dibangun menjadi sense response and
lean organize untuk menjawab tantangan pembangunan sains dan teknologi di era revolusi
industri 4.0," pungkas Budi yang juga sebagai Guru Besar Fakultas Kedokteran Indonesia
(FKUI) dan sebagai profesor termuda.

Anda mungkin juga menyukai