Anda di halaman 1dari 5

Pabrik Rokok Ilegal di Jatim

Berhasil Diamankan Bea


Cukai
RED: GITA AMANDA

Bea Cukai Jawa Timur II memusnahkan rokok ilegal.


Foto: Bea Cukai
Berdasarkan survei pada 2018 tingkat peredaran rokok ilegal secara signifikan
turun.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Berdasarkan hasil survei cukai rokok


ilegal 2018 yang dilakukan oleh Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan
Bisnis (P2EB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gajah Mada
(FEB UGM) diketahui bahwa tingkat peredaran rokok ilegal secara
signifikan turun. Dari 12,14 persen di tahun 2016 menjadi 7,04 persen di
tahun 2018.
Menurut Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Heru Pambudi, turunnya
peredaran rokok ilegal merupakan hasil dari upaya terpadu Bea Cukai
bersama instansi terkait seperti Kepolisian Republik Indonesia, Tentara
Nasional Indonesia, Kejaksaan, dan Pemerintah Daerah. “Penting juga
dicatat bahwa peran para pengusaha rokok yang telah patuh dan yang
berusaha untuk patuh sangat membantu upaya ini,” ungkap Heru pada
konferensi pers yang digelar di halaman Kanwil Bea Cukai Jawa Timur
II.

Pemusnahan barang-barang hasil penindakan.

Heru Pambudi mengungkapkan bahwa Kanwil Bea Cukai Jawa Timur II


telah melakukan kegiatan pengawasan di wilayah Gondanglegi
Kabupaten Malang yang selama ini diduga kuat sebagai daerah yang
cukup rawan dalam hal produksi rokok ilegal. Dalam pengawasan
tersebut, petugas mendapati sebuah pabrik rokok yang
menyalahgunakan izin kegiatan produksi rokok.
“Penindakan dilaksanakan terhadap PR Megah Arta Jaya Desa
Brongkal, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, pada tanggal 24
Mei 2018. Pabrik tersebut memiliki Nomor Pokok Pengusaha Barang
Kena Cukai (NPPBKC) Sigaret Kretek Tangan (SKT), namun tertangkap
tangan oleh petugas Beacukai sedang memproduksi sigaret kretek
mesin (SKM) dengan menggunakan mesin ilegal,” ujar Heru.

Heru menjelaskan bahwa mesin tersebut sebelumnya telah disegel


dalam rangka pengamanan oleh petugas BC karena pabrik tersebut
tidak memiliki izin produksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Modus yang
digunakan ialah tidak memberitahukan barang kena cukai yang selesai
dibuat, mengeluarkan barang kena cukai dari pabrik tanpa diberitahukan
kepada Kepala Kantor Bea Cukai dan dilindungi dengan dokumen cukai
dengan maksud mengelakkan pembayaran cukai, dan tanpa izin
membuka, melepas segel, atau tanda pengaman. Hal ini melanggar
ketentuan di bidang cukai sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 jo. 52
jo. 57 Undang- Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Cukai.

Berdasar temuan di atas, petugas melakukan pemeriksaan menyeluruh


atas pabrik dan melakukan pengamanan terhadap mesin, bahan baku,
dan hasil produksinya. Saat penindakan dilaksanakan, petugas
melakukan penyegelan pabrik untuk pengamanan.

Berselang dua hari kemudian, tepatnya tanggal 26 Mei 2018, petugas


memindahkan bahan baku dan hasil produksi ke gudang barang hasil
penindakan Kanwil Bea Cukai Jawa Timur II yang berlokasi di Pakis,
Kabupaten Malang. Diperkirakan nilai barang bukti sebesar Rp
946.850.000,00, dan berpotensi menyebabkan kerugian negara sebesar
Rp 210.720.000,00.
Sebagai tindak lanjut, setelah proses penyidikan selesai, saat ini
petugas sedang melakukan pengamanan barang bukti dan pemeriksaan
terhadap saksi-saksi. Termasuk ZA (40) yang diduga sebagai pelaku,
untuk membuat terang perkara.

Menurut Heru, produksi rokok berpita cukai palsu atau rokok ilegal dapat
berpengaruh pada menurunnya penerimaan negara di bidang cukai dan
besaran alokasi dana bagi hasil (DBH) cukai yang dibagikan kepada
provinsi penghasil cukai hasil tembakau.

“DBH tersebut digunakan untuk mendanai program peningkatan kualitas


bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial,
sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan digunakan untuk mendanai
pemberantasan barang kena cukai ilegal,” ujarnya.

Hal yang paling mengkhawatirkan juga adalah peredaran rokok ilegal


dapat berpotensi meningkatkan jumlah perokok pemula karena
murahnya harga rokok di pasaran. Sedangkan potensi dampak sosial
ekonomi dari beredarnya rokok ilegal adalah adanya persaingan usaha
yang tidak sehat yang merugikan pengusaha yang taat pada ketentuan
perundang-undangan di bidang cukai.

Heru juga mengungkapkan bahwa keberhasilan penindakan ini tidak


lepas dari kerja sama dan sinergi antar Kementerian dan Lembaga.
Keberhasilan pemusnahan dan penindakan rokok ilegal ini tidak lepas
dari koordinasi dan kerja sama antara Bea Cukai dengan Kepolisian
Republik Indonesia khususnya Kepolisian Daerah Jawa Timur, Tentara
Nasional Indonesia, Kejaksaan, Pemerintah Daerah, serta instansi
terkait yang berwenang melakukan pengawasan di bidang hukum.
"Pengawasan dan penindakan ini merupakan aksi nyata untuk
mendukung dan menciptakan persaingan industri rokok yang sehat,
serta memastikan para pengusaha mematuhi ketentuan yang ada,”
pungkas Heru.

Sumber Berita:

https://republika.co.id/berita/beacukai/berita-
beacukai/18/08/03/pcvi90423-pabrik-rokok-ilegal-di-jatim-berhasil-
diamankan-bea-cukai

Anda mungkin juga menyukai