Anda di halaman 1dari 3

Penjelasan Kemenkes Soal MEA dan Dokter

Asing di Indonesia
Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth

Foto: thinkstock

Jakarta - Kementerian Kesehatan mengatakan berlakunya Masyarakat Ekonomi


ASEAN (MEA) tahun ini tidak terlalu berpengaruh. Masuknya pengaruh asing di dunia
kesehatan sudah terjadi bahkan sebelum MEA diberlakukan.

"Pertukaran informasi, dari luar negeri ke Indonesia atau Indonesia ke luar negeri kan
tidak bisa dicegah. Tanpa MEA pun itu sudah terjadi," tutur drg Usman Sumantri, MSc,
Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
di Kantor Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Rabu (13/1/2016).

Oleh karena itu drg Usman mengatakan tidak ada yang perlu ditakutkan dengan
berlakunya MEA tahun ini. Belum ada keputusan bersama yang dihasilkan oleh negara-
negara ASEAN terkait tenaga kerja kesehatan.
Dijelaskan drg Usman, belum ada mutual recognition agreement (MRA) antara negara-
negara ASEAN. Jika MRA belum disetujui, maka masing-masing negara berhak
membuat peraturan tentang tenaga kesehatan asing yang ingin bekerja di negaranya.

"Jadi bukan tenaga kerja asing bebas bolak-balik kerja di sini, nggak begitu. Setiap
negara berhak membuat regulasinya masing-masing. Di Indonesia bisa saja berbeda
dengan Malaysia atau Singapura," paparnya lagi.

Baca juga: Ini Dua Tipe Praktik Ilegal Dokter Asing di Indonesia

Jika sudah adapun, dokter asing belum bisa langsung praktik. Mereka diwajibkan untuk
mendaftarkan diri ke Konsil Kedokteran Indonesia, dan diuji kompetensinya, dilihat
izinnya, dan terakhir dianalisis kebutuhan tenaga dokter tersebut, berdasarkan daerah.

"Jadi misalnya dia masuk pun, ortopedi misalnya, nggak bisa langsung praktik di
Jakarta karena penuh. Kalau dia mau ke Papua atau NTT misalnya nah itu baru boleh,"
tambahnya lagi.

drg Usman mengatakan dengan adanya MEA, maka ada dua nilai positif yang bisa
diambil. Pertama adalah terjadinya kompetisi yang membuat peningkatan standar mutu
semakin cepat. Dan kedua adalah terbukanya kesempatan tenaga kesehatan Indonesia
bekerja di luar negeri.

"Kalau dokter asing mau kerja di Indonesia, dibayar setara dokter kita ya bagus dong.
Jadinya ada kompetisi mutu, dan semakin banyak masyarakat yang terlayani,"
paparnya.

Baca juga: Menkes Harap Dinas Kesehatan Bergerak Awasi Praktik Dokter
Asing (mrs/vit)

Pada Era MEA, Bolehkah Dokter Asing Praktik di Indonesia?

JAKARTA, KOMPAS.com — Era masyarakat ekonomi ASEAN ( MEA) memungkinkan banyak


dokter asing berpraktik di Indonesia. Meski demikian, dokter asing tak bisa sembarangan melakukan
praktik atau bekerja di Indonesia. Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya
Manusia (PPSDM) Kementerian Kesehatan Usman Sumantri mengatakan, setiap negara akan
memiliki regulasi domestik untuk pasar bebas ASEAN ini. Menurut Usman, salah satu aturan yang
akan diterapkan di Indonesia adalah dokter asing harus memiliki keahlian tertentu yang belum
maksimal bisa dilakukan oleh dokter di Indonesia. "Kalau tenaga kesehatan yang enggak punya
keahlian apa-apa atau keahliannya juga ada di kita (Indonesia) untuk apa dia masuk?" kata Usman
di sela-sela Diskusi Panel Dies Natalis ke-67 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) di
Gedung Aula FKUI, Jakarta, Rabu (8/2/2017). Untuk itu, dokter asing yang akan berpraktik juga
harus melalui uji kompetensi, lalu mengantongi izin praktik. Dokter asing yang ingin praktik pun
harus paham kondisi penyakit di Indonesia yang mungkin berbeda dari negara asal dokter asing
tersebut. Usman mengatakan, beberapa regulasi yang bakal diterapkan dalam MEA ini sebenarnya
juga sudah diatur dalam UU Praktik Kedokteran tahun 2009, misalnya, direktur rumah sakit harus
warga negara Indonesia. Meski demikian, hingga saat ini belum ada persetujuan bersama untuk
standar aturan di ASEAN. Setiap negara masih menyusun regulasi untuk tenaga kesehatan asing
pada era MEA. Sejauh ini, Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) belum mengeluarkan izin untuk dokter
asing bekerja di Indonesia atau melakukan tindakan langsung terhadap pasien. Mereka masuk ke
Indonesia sebatas untuk menjadi narasumber atau transfer ilmu, mengikuti pelatihan dan
pendidikan, melakukan penelitian, hingga bakti sosial. "Apabila banyak dokter asing bekerja di mal,
di kota besar, itu mereka ilegal," ujar Wakil Ketua 1 KKI, Laksmi D.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pada Era MEA, Bolehkah Dokter Asing Praktik
di
Indonesia?", https://lifestyle.kompas.com/read/2017/02/08/160000723/pada.era.mea.bolehkah.dokte
r.asing.praktik.di.indonesia..
Penulis : Dian Maharani

Anda mungkin juga menyukai