DISUSUN OLEH:
1. Sofia Dewi
2. Ita Anitaliya
3. Aidha Nur Hasanah
4. Isna Rahmawati
5. Dwi Larasati
6. Aulia Nur Rachmi
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM SARJANA TERAPAN
JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang paling
banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan yang mempunyai
peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah
rumah sakit. Rumah sakit merupakan lembaga dalam mata rantai Sistem Kesehatan Nasional
dan mengemban tugas untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat,
karena pembangunan dan penyelenggaraan kesehatan di rumah sakit perlu diarahkan pada
tujuan nasional dibidang kesehatan. Tidak mengherankan apabila bidang kesehatan perlu
untuk selalu dibenahi agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik untuk
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud tentunya adalah pelayanan yang cepat,
tepat, murah dan ramah. Mengingat bahwa sebuah negara akan bisa menjalankan
pembangunan dengan baik apabila didukung oleh masyarakat yang sehat secara jasmani dan
rohani.
Untuk mempertahankan pelanggan, pihak rumah sakit dituntut selalu menjaga
kepercayaan konsumen secara cermat dengan memperhatikan kebutuhan konsumen sebagai
upaya untuk memenuhi keinginan dan harapan atas pelayanan yang diberikan. Konsumen
rumah sakit dalam hal ini pasien yang mengharapkan pelayanan di rumah sakit, bukan saja
mengharapkan pelayanan medis dan keperawatan tetapi juga mengharapkan kenyamanan,
akomodasi yang baik dan hubungan harmonis antara staf rumah sakit dan pasien, dengan
demikian perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Profesi keperawatan merupakan hasil proses integral yang di bangun dari berbagai
elemen yang terintegrasi. Sebagai sebuah profesi yang profesional, keperawatan dimulai
dengan pembangunan karakter dan skill mahasiswa selaku sumberdaya yang akan terjun
langsung ke dalam dunia kerja. Mahasiswa keperawatan inilah yang diharapkan mampu
memperbaiki kinerja dan citra perawat selama ini.
Salah satu hal yang harus dilakukan oleh mahasiswa keperawatan saat ini adalah
melakukan sebuah revolusi secara menyeluruh dan detail dalam setiap aspeknya. Sehingga
mahasiswa keperawatn akan mampu membentuk sebuah revolusioner dalam dunia
keperawatan itu sendiri.
Dalam penulisan makalah ini akan dijelaskan kondisi mahasiswa dan profesi
keperawatan saat ini, faktor penyebab, dan solusi yang diharapkan bagi mahasiswa dalam
memberikan sumbangsih bagi kemajuan profesi keperawatan ini.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang akan diangkat
dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana teori dari sistem pelayanan kesehatan?
2. Bagaimana tingkat pelayanan kesehatan dari sistem pelayanan kesehatan?
3. Apa saja lembaga pelayanan kesehatan?
4. Bagaimana lingkup sistem pelayanan kesehatan?
5. Apakah faktor yang mempengaruhi pelayanan kesehatan?
C. Tujuan
A. Definisi
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas, banyak hal yang perlu
dipahami, salah satu diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang amat penting adalah
tentang apa yang dimaksud dengan kualitas pelayanan.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan
hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan
kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai
dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
Menurut Azwar (1996) kualitas pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan
tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap
pasien. Makin sempurna kepuasan tersebut, makin baik pula kualitas pelayanan kesehatan.
Dalam menyelenggarakan upaya menjaga kualitas pelayanan kesehatan dirumah sakit
tidak terlepas dari profesi keperawatan yang berperan penting. Berdasarkan standar tentang
evaluasi dan pengendalian kualitas dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin
adanya asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi dengan terus menerus melibatkan diri
dalam program pengendalian kualitas di rumah sakit.
Menurut Wiedenback (dalam Lumenta, 1989) perawat adalah seseorang yang
mempunyai profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, keterampilan serta sikap kerja yang
dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian.
Sedangkan menurut Karsinah (dalam Wirawan, 1998) perawat adalah salah satu
unsur vital dalam rumah sakit, perawat, dokter, dan pasien merupakan satu kesatuan yang
paling membutuhkan dan tidak dapat dipisahkan. Tanpa perawat tugas dokter akan semakin
berat dalam menangani pasien. Tanpa perawat, kesejahteraan pasien juga terabaikan karena
perawat adalah penjalin kontak pertama dan terlama dengan pasien mengingat pelayanan
keperawatan berlangsung terus menerus selama 24 jam sehari.
Departemen kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan
pelayanan kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan
biologis, psikologis sosial, spiritual yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat.
Pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya pengertian pasien akan kemampuan melaksanakan
kegiatan secara mandiri. Kegiatan itu dilakukan dalam usaha mencapai peningkatan
kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap
individu mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif (Aditama, 2002).
Dari batasan-batasan mengenai pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan
Pengertian kualitas pelayanan keperawatan adalah sikap profesional perawat yang
memberikan perasaan nyaman, terlindungi pada diri setiap pasien yang sedang menjalani
proses penyembuhan dimana sikap ini merupakan kompensasi sebagai pemberi layanan dan
diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri pasien.
b. Ketanggapan (responsiveness)
Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan memberikan
pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan
dan mengatasi kebutuhan-kebutuhan.
c. Jaminan (assurance)
Mencangkup kemampuan, pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang
dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki
kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).
b. Aspek perhatian
Aspek ini meliputi sikap perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan perlu
bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan dan
pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan,
memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti
terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.
c. Aspek komunikasi
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus bisa melakukan komunikasi yang
baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling
berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik
dengan keluarga pasien.
d. Aspek kerjasama
Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang
baik dengan pasien dan keluarga pasien.
Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu diperhatikan dalam
pelayanan yaitu :
a. Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan
konsumen.
b. Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang
akan dinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.
c. Cepat tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam
menanggapi kebutuhan konsumen.
d. Kemudahan bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi dengan
pemberi servis.
e. Kemudahan memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan untuk
menyajikan informasi siap saji.
f. Kemudahan mengakses, seberapa mudah konsumen dapat mengakses penyedia
servis pada saat konsumen memerlukannya.
g. Prosedur, seberapa baik prosedur yang harus dijalankan oleh konsumen saat
berurusan dengan perusahaan.
h. Harga, aspek yang menentukan nilai pengalaman servis yang dirasakan oleh
konsumen saat berinteraksi dengan perusahaan.
Sedangkan Soegiarto (1999) menyebutkan lima aspek yang harus dimiliki Industri
jasa pelayanan, yaitu :
a. Cepat, waktu yang digunakan dalam melayani tamu minimal sama dengan batas
waktu standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan
waktunya.
b. Tepat, kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen.
Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat
memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.
c. Aman, rasa aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama pengkonsumsian suatu
poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan
pasien dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada pasien sehingga
memberikan rasa aman kepada pasien.
d. Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, bahkan pada saat pelanggan
menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi
yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan dari
perawat.
e. Nyaman, rasa nyaman timbul jika seseorang merasa diterima apa adanya. Pasien yang
membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yang
nyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses
penyembuhannya.
Pelayanan kesehatan akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena
dipengaruhi oleh beberapa factor seperti adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi
baru, pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.
4. Ekonomi
Semakin tinggi ekonomi seseorang pelayanan kesehatan lbh mudah diperoleh dan di
jangkau dan begitu sebaliknya dengan orang yang tergolong ekonomi rendah.Keadaan
ekonomi ini akan mempengaruhi dalam system pelayanan kesehatan.
5. Politik
Kebijakan pemerintah melalui system politik yang ada akan sangat berpengaruh sekali
dalam system pemberian pelayan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada dapat
memberikan pola dalam system pelayanan.
Strategi yang ada dalam visi Indonesia sehat diantanya pemahaman tentang
paradigma sehat, srategi professionalisme dalam segala tugas, adanya JPKM,dan
desentralisai.
Dalam menggunakan strategi yang ada, pemerintah telah menyusun misi yang akan di
jalankan sebagaimana dalam system pelayanan kesehatan, diantaranya :
a. Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
b. Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarat dan
lingkungan
c. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
d. Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat
Dalam melaksanakan misi yang ada, keperawatan sebagai profesi dalam bidang
kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang professional dan berorientasi pada
paradigma sehat sesuai dengan paradigma keperawatan yang dimiliki, salah satunya adalah
pembangunan kesehai yang berorientasi penyembuhan pada orang berian pelayanan
kesehatan difokuskan pada promosif dam preuk prod agar dapat lebih meninggkatkan dan
memelihara baghat ag segar lebih produktif dan yang sakit agar lebih sehat. Sehingga
akhirnya akan terjadi pola atau gaya hidup sahat pada semua lapisan masyarakat Indonesia.
Banyak alasannya kenapa pelayanan di negeri kita (tercinta) bisa jadi terburuk salah
satunya :
"Menurut dr. Nugroho Wiyadi, MPH, ada pelaku pelayanan primer yang
secara profesi tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang memadai, sehingga
penanganan penyakit tidak sesuai standar, dan sering terjadi pemakaian berbagai obat secara
tidak tepat yang pada akhirnya mengakibatkan ketidakefektifan biaya, dan juga masalah-
masalah lain seperti resistensi obat akibat pemakaian obat antibiotik.
Pemahaman masyarakat yang lemah tentang sistem pelayanan kesehatan primer
(puskesmas/Dokter Praktek Umum) dan sekunder (Rumah Sakit), mengakibatkan mereka
tidak mengikuti sistem rujukan yang ada. “Masyarakat pada kelas ekonomi lemah cenderung
memilih pelayanan kesehatan yang paling dekat dan murah, tidak peduli apakah petugas yang
dia mintai pertolongan tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi yang memadai.
Sedangkan masyarakat pada kelas ekonomi menengah ke atas cenderung langsung
memeriksa diri ke dokter spesialis dengan berbagai risiko ketidaktepatan pemilihan jenis
dokter spesialis yang dipilihnya,” papar Nugroho."
Zeithmalh, dkk (1990: 23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas jasa/pelayanan,
terdapat sepuluh ukuran kualitas jasa/ pelayanan, yaitu :
1) Tangible (nyata/berwujud)
2) Reliability (keandalan)
3) Responsiveness (Cepat tanggap)
4) Competence (kompetensi)
5) Access (kemudahan)
6) Courtesy (keramahan)
7) Communication (komunikasi)
8) Credibility (kepercayaan)
9) Security (keamanan)
10) Understanding the Customer (Pemahaman pelanggan)
Hal yang banyak menjadi masalah dikalangan perawat saat ini adalah,
kurangnya kesadaran akan tugas, fungsi dan perannya sebagai seoran pelayan
kesehatan. sebagai seorang yang bergerak dibidang kemanusiaan , perawat harus
memiliki jiwa sosial dan kemanusiaanya yang tinngi. hal ini akan tercermin dari
tindakan dan kontribusi yang akan dilakukannya baik sewaktu masih menjadi
mahasiswa maupun sebagai tenaga perawat profesional nantinya.
A. Kesimpulan
Keperawatan merupakan kekuatan awal terbesar yang dimilki oleh dunia keperawatan
saat ini. Mereka memilki kesempatan dan kekuatan untuk melakukan perbaikan, mengingat
masih banyak nya kesempatan yang dimiliki. Hal ini diwujudkan dalam sebuah revolusi
secara signifikan dan menyeluruh dalam berbagai aspek dalam dunia keperawatan. Sehinnga
pada akhirnya akan tercipta profesi keperawatan yang profesional, di hargai, dan memberikan
manfaat banyak bagi negeri tercinta ini.
Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatan
hampir selalu dapat memuaskan pasien, maka dari itu sering disebut sebagai pelayanan
kesehatan yang berkualitas. Salah satu definisi menyatakan bahwa kualitas pelayanan
kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuai
dengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya.
B. Saran
Kemajuan dunia keperawatan tidak akan pernah terlepas dari kontribusi mahasiswa
keperawatannya. Seiring dengan kompleksitas yang ada, Kini bukan saat nya mahasiswa
mementingkan diri nya sendiri, melainkan mampu memberikan sumbangsih pada orang lain.
Bangsa ini sesungguhnya membutuhkan orang orang yang mampu menciptakan sebuah
perubahan terutama dari kalangan mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz H., 2003, Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Edisi 1, Salemba
Medika, Jakarta.
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan Konsep Dan Aplikasi, Salemba Medika,
Jakarta.
Potter dan Perry, 2005, Keperawatan Fundamental, Vol. 1, Edisi terjemahan, EGC, Jakarta.
Wijono D., 2000, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Air Langga University-Press,
Surabaya.