BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan
disegala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan
berbagai inovasi yang dilakukan dibidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup
warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya
peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang
kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat dalam
bidang kesehatan itu sendiri. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-
Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain : perubahan upaya kuratif
menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan
kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut berperan serta
secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek keperawatan komunitas mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas melalui tahap proses
keperawatan: pengkajian, perumusan diagnosis, perencanaan,
implementasi dan evaluasi keperawatan, dengan fokus klien individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek asuhan keperawatan komunitas di
lingkungan Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La Kec. Pattallasang Kab.
Gowa , mahasiswa mampu:
a. Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas.
b. Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi.
c. Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan
kesehatan komunitas.
d. Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan.
e. Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Praktek Keperawatan Komunitas yang dilakukan
kelompok 3 mahasiswa Profesi Ners Angkatan VIII Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Muslim Indonesia selama 6 minggu (18 November
2019 s/d 28 Januari 2019) berlokasi di Dusun Bontoa Desa Borongpa’la’la
Kec. Pattallasang, Kab. Gowa.
E. METODE PENULISAN
Penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan komunitas ini
menggunakan metode sebagai berikut :
1. Studi literatur, dengan membaca dan mempelajari buku serta makalah
yang berhubungan dengan keperawatan komunitas.
2. Wawancara, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada warga
dan pihak terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui
kuesioner/format pengkajian komunitas.
3. Observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap pola perilaku atau
kebiasaan yang terkait dengan kesehatan warga di lingkungan Dusun
Bontoa Desa Borongpa’la’la Kec. Pattallasang, Kab. Gowa.
4. Winshield survey, dengan mengamati secara sekilas keadaan Masyarakat
Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La Kec. Pattallasang Kab. Gowa.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan laporan hasil praktek profesi keperawatan
komunitas ini adalah sebagai berikut :
- Bab I. Pendahuluan
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang, tujuan, ruang lingkup,
metode serta sistematika penulisan laporan hasil praktek komunitas.
- Bab II. Tinjauan Teoritis
Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep teori pelayanan kesehatan
utama, konsep keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan
komunitas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
SWT. Bahkan bisa dikatakan Kesehatan adalah nikmat Allah SWT yang
terbesar yang harus diterima manusia dengan rasa syukur. Bentuk syukur
terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat kesehatan adalah senantiasa
menjaga kesehatan. Firman Allah dalam Al Quran,
َ َذ
َّنتأَ ِْذَإ
ْ و تمْ شَكَر
ُْ ِنْ َلئُم ُّر
َبك
َاب
ِي َذَّ ع
ِن ْ إ
تمُْ
َرَف
ْ كِن َْ و
َلئ ُۖ
منكَّد
َِي ََلَز
ِيد َلشَد
Artinya : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Q.S Ibrahim [14]:7)
Dalam pandangan agama, kesehatan merupakan kemaslahatan
duniawi yang harus dijaga selagi tidak bertentangan dengan kemaslahatan
ukhrawi atau kemaslahatan yang lebih besar. Kesehatan, kedokteran dan
semacamnya sudah menyangkut kepentingan umum yang dalam pandangan
Islam merupakan kewajiban kolektif (fardu kifayah) bagi kaum Muslimin.
Pada dasarnya, agama sangat menganjurkan kesehatan, sebab apa
yang bisa dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sehat lebih banyak
daripada yang apa yang bisa dilakukannya dalam keadaan sakit. Manusia bisa
beribadah, berjihad, berdakwah dan membangun peradaban dengan baik, jika
faktor fisik berada dalam kondisi yang kondusif. Jadi, kesehatan fisik, secara
tidak langsung, merupakan faktor yang cukup menentukan bagi tegaknya
kebenaran dan terwujudnya kebaikan.
Fungsi dari Pelayanan Kesehatan Utama adalah pemeliharaan
kesehatan, pemecahan diagnosa penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak
lanjut dan pemberian sertifikat. Adapun tanggung jawab perawat dalam PKU
(Mubarak, 2015) adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari
individu, keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget
pelayanan kesehatan.Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi
yang dinamis antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk
melakukan tiga tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan
tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit
atau diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan
primer ini mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya
penyakit, mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan
dalam komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada
umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya
masalah kesehatan.Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini,
intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan
kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi
sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya (Stanhope, 2010). Model teori
Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem terbuka yang
mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi satu dengan yang
lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis, sosio kultural,
perkembangan dan spiritual (Stanhope, 2010).
3. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan
untuk kelompok berisiko atau masyarakt wilayah binaan. Pada tingkat
komunitas asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan memandang
komunitas sebagai klien.
BAB III
B. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
Langkah awal penerapan asuhan keperawatan komunitas adalah
melakukan pengkajian dengan jalan pengumpulan data yang dilakukan
oleh mahasiswa dengan menggunakan instrumen/format pengkajian yang
ada dan dilaksanakan pada tanggal 19-21 november 2019. Pengumpulan
data dilaksanakan terhadap masyarakat di Lingkungan Dusun Bontoa Desa
Borong Pa’La’La, Kecamatan Pattallassang, Kab. Gowa dengan jumlah
122 KK.
2. Tabulasi dan Analisa data
Setelah data terkumpul, maka dilakukan tabulasi dan analisa data
sebagai landasan untuk menetapkan masalah kesehatan yang ada di Dusun
Bontoa Desa Borong Pa’La’La, Kecamatan Pattallassang, Kab. Gowa.
Tabel 3.1
Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur Di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang Kabupaten Gowa
Umur (n) (%)
0-5 tahun 51 10,8
6-9 tahun 51 10,8
10-19 tahun 93 19,7
20-40 tahun 150 31,8
41-60 tahun 96 20,3
61-75 tahun 23 4,9
> 75 tahun 8 1,7
Total 472 100
Sumber : Data Primer November 2019
Dari 123 KK RT 04 Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La Kecamatan
Patalasang Gowa kelompok usia tertinggi adalah 20-40 tahun dengan jumlah
150 (31,8%), dan terendah >75 tahun 1 (1,7%).
Tabel 3.2
Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis kelamin di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang Kabupaten Gowa
Tabel 3.3
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Bontoa
Desa Borong PA’La’La Kecamatan Patalasang Gowa
Pekerjaan (n) (%)
PNS 31 6,6
Wiraswasta 64 13,6
Petani 84 17,8
IRT 98 20,8
Lainnya 59 12,5
Tdk/Blm Kerja 136 28,8
Total 472 100
Tabel 3.4
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang Kabupaten Gowa
Pendidikan (n) (%)
TK 23 4
SD 181 38
SMP 69 15
SMA 94 20
DIII 1 0,2
S1 24 5
S2 2 0,3
Tdk/Blm Sekolah 78 17
Total 472 100
Tabel 3.5
Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku Kepala Keluarga
Di Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La
Kecamatan Patalasang Kabupaten Gowa
Suku (n) %
Makassar 443 93,9
Bugis 29 6,1
N 472 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
dengan jumlah 443 orang (93,9%) dan yang terendah adalah suku bugis 29
orang (6,1%).
Tabel 3.6
Distribusi Penduduk Berdasarkan Status kepemilikan rumah di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La
Kepemilikan Rumah (n) (%)
Pribadi 115 94,3
Kontrak 6 4,9
Menumpang 1 0,8
Total 122 100
Tabel 3.7
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Kepala Keluarga
Di Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang
Penghasilan (n) (%)
< 1.000.000 58 47,5
1.100.000 – 3.000.000 52 42,6
3.100.000 – 5.000.000 12 9.8
Total 122 100
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 3.8
Distribusi Penduduk Berdasarkan jenis bangunan rumah Kepala Keluarga
di Rt 4, Dusun Manjalling, Desa Bonto Bunga, Kecamatan Moncongloe,
Kabupaten maros, 2019
Jenis Bangunan Rumah (n) (%)
Permanen 86 70,5
Semi Permanen 33 27
Panggung/Kayu 3 2,5
Total 122 100
Tabel 3.9
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Membuka Jendela
Di Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La
Kebiasaan Membuka
(n) (%)
Jendela
Ya 92 75,4
Kadang-Kadang 26 21,3
Tidak 4 3,3
Total 122 100
Tabel 3.10
Tabel 3.11
Distribusi Penduduk Berdasarkan Vektor Penyakit Di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang
Vektor Penyakit (n) (%)
Lalat 60 49,2
Nyamuk 62 50,8
Total 122 100
Tabel 3.12
Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Minum Di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang
Sumber Air Minum (n) (%)
Sumur Pompa 112 91,8
Sumur Gali 4 3,3
Galon 6 4,9
Total 122 100
Tabel 3.13
Distribusi Penduduk Berdasarkan Sumber Air Mandi Di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang Kabupaten Gowa
Sumber Air Mandi (n) (%)
Sumur Pompa 118 96,7
Sumur Gali 4 3,3
Total 122 100
Tabel 3.14
Distribusi Penduduk Berdasarkan Pengelolaan Sampah Di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasanga Gowa
N 122 100,0
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 3.15
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kebiasaan Lansia Melakukan Pemeriksaan
Di Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang
Kebiasaan Melakukan
(n) (%)
Pemeriksaan
1x tiap bulan 22 40
Saat Sakit 33 60
Total 55 100
Sumber : Data Primer, 2019
Tabel 3.16
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit Yang Sering Diderita Lansia
Di Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasa Gowa
Penyakit Yang Diderita
(n) (%)
Lansia
Hipertensi 30 54,5
Diabetes Melitus 1 1,8
Asam Urat 10 18,2
Lainnya 14 25,5
Total 55 100
Sumber : Data Primer 2019
Penyakit lansia yang sring diderita lansia di dusun Bontoa desa Borong
Pa’La’La kecamatan Patalasang Kabupaten gowa, penyakit lansia yang tertinggi
hipertensi 30 (54,5%) dan yang terendah Diabetes melitus 1 (1,8%).
Tabel 3.17
Distribusi Penduduk Berdasarkan Penyakit Yang Sering
Diderita Bayi atau Balita Di Dusun Bontoa
Penyakit (n) (%)
Batuk 5 9,8
Demam 20 39,2
Kejang-Kejang 1 2
Diare 25 49
Total 51 100
Sumber : Data Primer, 2019
Penyakit yang sering diderita oleh bayi dan balita di Dusun Bontoa
Desa Borong Pa’La’La Kecamatan Patalasang Gowa yang tertinggi adalah
diare 25 (49%) dan yang terendah adalah kejang-kejang 1 (2%).
Tabel 3.18
Distribusi Penduduk Berdasarkan Kesulitan Makan Pada Anak
Di Dusun Bontoa Desa Borong Pa’La’La
Kesulitan Makan (n) (%)
Ya 36 70,6
Tidak 15 29,4
Total 51 100
Sumber : Data Primer, 2019
terasa.
Dari hasil pengkajian didapatkan beberapa masalah kesehatan yang
dirasakan masyarakat, meliputi:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), banyaknya vektor penyebab pertumbuhan
penyakit, serta pembuangan sampah yang belum terorganisir dengan
baik di lingkungan Dusun Bontoa, Desa Borong Pa’la’la, Kecamatan
Pattalasang, Kabupaten Gowa
b. Meningkatnya angka penyakit Hipertensi pada masyarakat terutama
lansia di Dusun Bontoa, Desa Borong Pa’la’la, Kecamatan Pattalasang,
Kabupaten Gowa
Dari kedua masalah yang ditemukan dari hasil pengkajian. Kami
mengadakan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) II untuk dianalisa lebih
lanjut bersama masyarakat sehingga dapat menghasilkan solusi, yaitu
program-program apa yang mesti akan dilakukan dalam membantu warga
Dusun Bontoa, Desa Borong Pa’La’La, Kecamatan Pattallassang, Kab.
Gowa.
2. Penentuan Prioritas Masalah
Melalui analisa masalah, maka setelah dirumuskan permasalahan
kesehatan warga dilakukanlah penentuan prioritas masalah atas dasar
urgensitas dari masalah.
Berdasarkan MMD 2 yang dilaksanakan pada hari Sabtu 23
November 2019, maka ditentukan prioritas masalah kesehatan sebagai
berikut:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS), banyaknya vektor penyebab pertumbuhan
penyakit, serta pembuangan sampah yang belum terorganisir dengan baik
di lingkungan Dusun Bontoa, Desa Borong Pa’la’la, Kecamatan
Pattalasang, Kabupaten Gowa
3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa, maka intervensi dan aktivitas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi atau menghilangkan dan
mencegah masalah keperawatan. Jadi rencana keperawatan merupakan
serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus. Perencanaan
memberi alasan ilmiah berdasarkan literatur, hasil penelitian dan
pengalaman praktik.
Adapun kegiatan-kegiatan yang disepakati oleh mahasiswa dengan
masyarakat antara lain:
a. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu Penyuluhan
Pengolahan Sampah, Pengolahan Air Limbah dan Hipertensi
b. Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar yaitu
Penyuluhan Cuci Tangan
c. Senam Lansia
d. Kerja Bakti (Sabtu Bersih)
e. Lomba Adzan dan Hafidz Al-Qur’an
f. Pelatihan P3K
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian data yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas
menurut teori Anderson adalah data inti yang terdiri atas data demografi: Umur,
jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, dan nilai-nilai keyakinan serta
riwayat timbulnya komunitas. Dan mengkaji sub sistem yang mempengaruhi
komunitas seperti lingkungan fisik perumahan, pendidikan, kesehatan, keamanan,
keselamatan politik, dan kebijakan pemerintah tentang kesehatan, sarana
pelayanan kesehatan yang tersedia, sistem komunikasi dan ekonomi.
1. Strength / kekuatan
Kekuatan dari pengkajian adalah adanya motivasi dari mahasiswa
untuk melakukan pengkajian karena adanya dukungan positif dari
masyarakat, dan tawaran kerjasama dari pihak puskesmas, kader
kesehatan, serta aparat pemerintahan
2. Weakness / kelemahan
Kelemahannya adalah kurang akuratnya data yang di peroleh hal
ini diakibatkan kurang efektifnya bahasa yang digunakan oleh mahasiswa,
karena sebagian besar masyarakat kurang memahami bahasa Indonesia dan
data yang diperoleh tidak didapatkan secara menyeluruh namun dibagi
berdasarkan populasi masyarakat Dusun Bontoa
3. Opportunity / kesempatan
Kesempatan dari tahap pengkajian adalah penerimaan yang baik
dari masyarakat karena kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat
untuk menunjang tingkat kesehatan secara menyeluruh di masyarakat.
4. Threat / ancaman
Keakuratan data yang diragukan disebabkan karena tingkat
pendidikan rendah yang menghambat pemahaman masyarakat terhadap
pertanyaan yang diberikan serta tidak adanya keluarga yang ditemui ketika
dilakukan pendataan.
A. Perencanaan
Analisis SWOT:
a. Strength : Pada perencanaan ini adalah motivasi dari mahasiswa untuk
melakukan kegiatan yang telah di rencanakan sebab adanya dukungan
dari pihak pemerintah setempat, puskesmas, kader dan beberapa tokoh
masyarakat serta tokoh agama untuk mewujudkan kegiatan yang telah
direncanakan,
b. Weakness : Pada perencanaan ini adalah kurangnya sponsor dana yang
dapat bertanggung jawab untuk beberapa kegiatan yang membutuhkan
B. Implementasi
Dalam pembahasaan ini akan dijelaskan secara analisis SWOT
berdasarkan pada jenis masalah keperawatan yang ada.
1. Masalah Kesehatan I : Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan
Dusun Bontoa, Desa Borong Pa’la’la, Kecematan Pattalasang,
Kabupaten Gowa.
Analisis SWOT :
Strength : Adanya keinginan mahasiswa untuk memberikan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
penyuluhan Diare serta mahasisswa melakukan kerjasama untuk
pelaksanaan kerja bakti bersama masyarakat.
Weakness : Kurang efektifnya penyuluhan yang diberikan kepada
masyarakat karena keterbatasan masyarakat dalam memahami bahasa
indonesia serta ketersedian sentral sampah yang masih minum oleh
dinas pemerintah terkait.
Opportunity : Dukungan kepala dusun, tokoh masyarakat, tokoh
agama dan kader kesehatan yang sudah aktif dan sejalannya beberapa
C. Kegiatan Ekstra
1. Lomba Adzan dan Hafalan Al-Qur’an
Salahsatu kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa melihat
antusiasme anak-anak di Dusun Bontoa untuk terus belajar tentang
agama terutama belajar Al-Qur’an, sehingga mahasiswa melakukan
Posko 3_Kep. Komunitas Ners Angk. VIII Universitas muslim
indonesia
| 34
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat
komprehensif melalui kerja sama dan peran serta masyarakat. Sasaran
keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga, dan masyarakat, yang
menekankan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan tidak mengabaikan aspek kuratif , rehabilitative, dan Spiritual.
1. Asuhan keperawatan yang diberikan, terdiri dari pengkajian, perencanan,
implementasi dan evaluasi
2. Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas di lingkungan Dusun
Bontoa, Desa Borong Pa’La’La, Kec.Patalassang, Kab.Gowa mahasiswa
melibatkan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.
3. Selama melakukan praktek keperawatan komunitas, mahasiswa bekerja
sama dengan masyarakat melakukan pengkajian, menetapkan masalah,
menentukan prioritas, membuat perencanaan, melaksanakan kegiatan dan
evaluasi.
4. Adapun masalah kesehatan yang ditemukan di lingkungan Dusun Bontoa,
Desa Borong Pa’La’La adalah:
- Kurangnya Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan Dusun Bontoa, Desa
Borong Pa’La’La, Kec.Patalassang, Kab.Gowa
- Meningkatnya angka penyakit hipertensi pada masyarakat terumata
pada lansia di lingkungan Dusun Bontoa, Desa Borong Pa’La’La,
Kec.Patalassang, Kab.Gowa
5. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah tersebut antara lain:
B. SARAN
Setelah seluruh kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas telah
dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Kerjasama yang baik dari pihak pemerintah Desa, pihak Sekolah,
Puskesmas yang perlu dipertahankan / ditingkatkan dimasa-masa
mendatang, demi terlaksananya praktek komunitas yang berkualitas.
2. Puskesmas dan pemerintah setempat sebaiknya memberikan pembinaan
yang berkesinambungan kepada masyarakat, terutama keluarga yang
beresiko.
3. Kerjasama antara pihak pendidikan, Puskesmas dan pemerintah setempat
agar senantiasa menindak lanjuti kegiatan praktik keperawatan komunitas
yang telah dilakukan oleh mahasiswa, sehingga masalah kesehatan yang
timbul di masyarakat dapat ditangani.