Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikososial dan
Budaya Keperawatan
Dosen pengampu: Hayyinah Rahayu, S.Ag., M. Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 4
Moch Ramlan (302017046)
Salma Salsabila (302017068)
Wulan Nurjannah (302017084)
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan penjabaran dari mengidentifikasi suatu
masalah yang akan penulis capai penyelesaiannya. Berdasarkan dari
pemaparan latar belakang di atas, penulis dengan ini merumuskan masalah
yang penulis akan kaji sebagai berikut.
1. Apa konsep dasar stress dan adaptasi berdasarkan stimulus, respon, dan
transaksional?
2. Apa penyebab stress dan stress psikososial?
3. Bagaimana tahapan stress?
4. Apa saja ayat Al-Qur’an dan hadist yang berhubungan dengan
penciptaan manusia?
3
4
b. Perkawinan
Di era ini sering terjadi krisis perkawinan salah satunya adalah
perceraian. Perceraian tersebut didasarkan oleh terjadinya
perselingkuhan dalam sebuah rumah tangga.
c. Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal yang terjalin dengan orang lain yang
tidak baik dapat menjadi penyebab stres. Hubungan yang tidak setara,
selalu menekan orang lain, maunya menang sendiri, ikut campur urusan
orang lainyang berlebihan, penghianatan adalah merupakan contoh
penyebab stres atau sering disebut dengan stressor.
d. Lingkungan kehidupan
Kondisi lingkungan yang tidak bersih, kurang nyaman, penuh
dengan kriminalitas juga dapat menjadi stresor bagi seseorang.
e. Pekerjaan
Stress yang berhubungan dengan pekerjaan dapat menjadi depresi
yang mengakibatkan bunuh diri. Akibat tekanan pekerjaan yang banyak
dan persaingan yang ketat maka stres tidak dapat dihindarkan diantara
eksekutif muda.
f. Perkembangan
Terjadinya stress pada tahapan perkembangan terjadi akibat
maladaptif (salah sesuai). Keadaan maladaptif perkembangan yang bisa
menjadi stresor bagi yang bersangkutan dapat disebabkan kurangnya
dukungan dari pasangan, keluarga dan orang terdekat lainnya.
g. Keuangan
Pengelolaan keuangan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
dapat menjadi stresor seperti gagalnya usaha karena bangkrut, hutang
dan warisan.
h. Hukum
Keterlibatan seseorang dalam masalaah hukum dapat menjadi
sumber stres terhadap dirinya. Tuntutan hukum, urusan kepolisian,
pengadila, pejara, merupakan stresor yang dapat menimpa seseorang.
5
2. Sumber stress
Terdapat banyak sumber stres, yang secara luas dapat diklasifikasikan
sebagai stressor internal atau eksternal, atau stressor perkembangan atau
situasional.
a. Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang, sebagai contoh,
demam, kondisi seperti kehamilan atau menopause, atau suatu
keadaan emosi seperti rasa bersalah, kanker atau perasaan depresi.
b. Stressor eksternal berasal dari luar individu, sebagai contoh
perpindahan ke kota lain, kematian anggota keluarga, atau tekanan
dari teman sebaya, perubahan bermakna dalam suhu lingkungan,
perubahan dalam peran keluarga atau sosial, atau tekanan dari
pasangan.
6
4) Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh
diantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ
dan lain-lain.
5) Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan
perkembangan seperti pada pubertas, perkawinan dan proses lanjut
usia.
6) Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan stimulus psikologis atau
ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti
hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor keagamaan (Alimul,
2008).
4. Kategori Stressor
Lazaru dan Cohen (1977) mengidentifikasikan kategori stresor sebagai
berikut :
a. Stressors Cataclysmic
Stressors Cataclysmic adalah semua peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada beberapa orang atau keseluruhan komunitas pada saat
bersamaan. Stressors Cataclysmic biasanya tidak dapat diprediksi,
mempunyai pengaruh sangat kuat dan memerlukan usaha-usaha
penanggulangan yang besar, contohnya bencana alam, perang,
pemberhentian kerja besar-besaran dan bencana teknologi.
b. Stressors Personal
Peristiwa-peristiwa seperti gagal dalam ujian, menganggur, atau
bercerai merupakan stressor personal yang mempengaruhi individu.
Stressor personal kadang-kadang lebih sulit untuk ditangani daripada
stressor cataclysmic jika kekurangan dukungan. Untuk mengenali
kenyataan ini berbagai kelompok pendukung telah dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan individu yang mengalami stressor personal.
8
c. Background Stressors
Sheridan dan Radmacher (1992) mengemukakan background stressor
adalah berupa pertengkaran dalam kehidupan sehari-hari yang sering
terjadi dalam keluarga atau hubungan interpersonal. Background
stressor merupakan masalah-masalah kecil namun terus menerus
mengganggu dan menyusahkan (Lazarus dan Folkman,1984).
5. Sifat Stres
Sheridan dan Radmacher (1992) mengemukakan bahwa
berdasarkan respon seseorang terhadap stressor yang mengenainya atau
yang menimpanya ada tiga sifat stres yaitu: eustress (stres yang baik),
distress (stres yang menyusahkan), dan neutral effects (efeknya netral).
a) Eustress
Mengalami stress sebenarnya dapat memiliki efek positif yang
lazim disebut sebagai eustress atau stres yang baik. Mengikuti ujian, test
dan menyelesaikan tugas dalam waktu terbatas merupakan stresor yang
serius tetapi memiliki dampak positif bagi yang bersangkutan.
Menyelesaikan tugas dalam waktu yang terbatas merupakan stresor yang
bermakna bagi kebanyakan mahasiswa, karena dapat mengembangkan
kemampuan menulis dan mengumpulkan informasi dari referensi yang
ada.
b) Distress
Istilah distress digunakan untuk menjelaskan respon pengaruh
negatif yang dapat diakibatkan dari stresor yang menimpanya. Kata
distress atau menyusahkan yang digunakan disini mempunyai makna
yang sama dengan sebutan "stres bagi banyak orang". Dalam pergaulan
berinteraksi dengan masyarakat ketika mereka mengalami kesusahan
maka istilah yang lazim digunakan adalah dengan meyebutnya sebagai
stres.
9
c) Neutral effects
Banyak stresor yang dihadapi setiap hari ditangani dengan satu
cara atau cara lain tanpa mempengaruhi dirinya atau efeknya netral.
Dohrenwed (dalam Sheridan dan Radmacher (1992) menyatakan ada
berbagai peristiwa yang menekan dapat ditanggulangi tanpa pengaruh
apapun yang dirasakan oleh individu yang bersangkutan. Hal demikian
bisa terjadi karena tuntutan-tuntutan yang dibuat oleh stresor adalah
demikian kecil atau sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi
tuntutan-tuntutan tersebut adalah sedemikian besar sehingga stresor itu
jarang dapat dirasakan.
6. Model Stres
Model stres digunakan untuk mengidentifikasi stresor bagi individu dan
memprediksi respon individu tersebut terhadap stresor (Potter dan Perry,
1992).
a. Model Stres berdasarkan Respon
Model stres dari Selye (1976) merupakan model stres berdasarkan
respon yang mendefinisikan stres sebagai respon nom spesifik dari
tubuh terhadap setiap tuntunan yang di timpakan padanya. Stres
ditunjukkan oleh reaksi fisiologis spesifik, dan GAS (General
Adaptation Syndrom), sehingga respon sesorang terhadap stres benar-
benar fisiologis dan tidak pernah dimodifikasi untuk memungkinkan
pengaruh dari kognitif (McNett, 1989). Berdasarkan model ini tidak
memungkinkan melihat perbedaan individu dalam berespons, sehingga
hal ini hanya bermanfaat untuk menentukan respons fisiologis
seseorang.
b. Model berdasarkan stimulus
Fokus pada keadaan karakteristik yang mengganggu dalam lingkungan.
Riset klasik yang mengidentifikasi stres sebagai stimulus telah
menghasilkan perkembangan dalam skala penyesuaian sosial, yang
mengukur efek peristiwa besar dalam kehidupan terhadap penyakit
10
(Holmes dan Rahe, 1976). Menurut McNett (1989) bahwa model stres
berdasarkan stimulus ini memfokuskan pada asumsi sebagai berikut:
1) Peristiwa perubahan dalam kehidupan adalah normal, dan
perubahan itu memiliki tipe dan durasi penyesuaian yang sama.
2) Individu adalah resipien pasif dari stres, dan persepsi mereka
terhadap peristiwa adalah tidak relevan.
3) Setiap orang mempunyai ambang stimulus yang sama, dan
penyakit dapat terjadi pada setiap titik setelah ambang tersebut.
Model berdasarkan stimulus juga tidak memungkinkan untuk melihat
adanya perbedaan individu dalam persepsi dan berespon terhadap
stresor seperti halnya model berdasakan respon. Ternyata hal ini
kurang dapat memberikan keleluasaan adaptasi bagi individu.
c. Model Stress Berdasarkan Transaksional
Model ini memandang individu dan lingkungan dalam suatu hubungan
yang dinamis, resiprokal dan interaktif (Lazarus dan Falkman, 1984).
Model yang dikembangkan ini memandang stresor sebagai respons
perseptual individu yang berakar dari proses psikologis dan kognitif.
Stres muncul karena adanya hubungan antara individu dan lingkungan
sehingga muncul berbagai stimulus respons dalam suatu transaksi.
1) Model Adaptasi
Mechanic (1962) menyatakan model ini menunjukkan bahwa ada
empat faktor yang menentukan seseorang mengalami suatu stres atau
ketegangan. Empat faktor tersebut adalah:
a) Kemampuan untuk menghadapi stres yang bergantung pada
pengalaman seseorang dengan stresor serupa, sistem
dukungan, dan persepsi keseluruhan.
b) Praktik dan norma kelompok individu sebaya, jika kelompok
sebaya memandang sebagai suatu yang normal untuk
membicarakan tentang stresor tertentu, seorang individu
mungkin akan mengeluhkannya dan mendiskusikan stresor
tersebut. Respon ini dapat membantu seseorang untuk
11
7. Tahapan Stres
Dalam prosesnya stres memiliki beberapa tahapan sampai stres itu
dirasakan menganggu fungsi kehidupan individu. Biasanya perjalanan
stres sampai menimbulkan reaksi yang dirasakan oleh seseorang timbul
secara perlahan yang sering kali tidak disadari pada awalnya dan
kemudian baru dirasakan mengganggu jika sudah terjadi lebih lanjut.
Amberg (1979) mengemukakan tahapan stres adalah:
a. Tahap Satu
Merupakan tahapan stres yang paling ringan dan kelihatanya
menyenangkan yang umumnya disertai oleh gejala-gejala tertentu.
1) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebig dari biasanya,
tetapi tanpa disadari cadangan energi dalam tubuhnya telah
dihabiskan yang disertai rasa gugup yang berlebihan.
2) Semangat kerjanya berlebihan
3) Pengelihatannya tajam tidak seperti biasanya
12
8. Adaptasi
Adaptasi adalah proses perubahan dimensi fisiologis dan
psikososial dalam berespon terhadap stress. Gerungan (1996)
mengemukan penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan diri (keinginan diri). Adaptasi merupakan pertahan yang didapat
sejak lahir atau diperoleh karena belajar dari pengalaman untuk
mengatasi stres.
Potter dan Perry (1997) mengemukakan stres dapat
mempengaruhi dimensi adaptasi fisik, perkembangan, emosional,
intelektual,sosial, dan spiritual.
a. Fisik
Dimensi adaptif fisik meliputi sindrom adaptasi lokal dan sindrom
adaptasi umum. Contoh sakit tenggorokan, kemudian demam, jika tidak
berhasil diatasi maka akan menyebabkan kematian, dan sebaliknya jika
berhasil maka infeksi teratasi dan pulih kembali.
b. Perkembangan
Dimensi adaptif perkembangan meliputi koping yang berhasil
dalam tugas/tahap perkembangan sebelumnya dan adaptasi yang
berhasil terhadap stresor sebelumnya. Contoh stressornya pensiun, jika
tidak berhasil beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akan
mengakibatkan depresi, sebaliknya jika dapat beradaptasi maka peran
fungsi berubah dengan suatu aktivitas lain yang lebih bermakna.
c. Emosional
Dimensi adaptif emosional merupakan mekanisme pertahan
psikologis dan kekuatan kepribadian individu. Contoh stresor perkosaan,
jika tidak berhasil beradaptasi maka ia akan mengalami ketakutan yang
tidak rasional terhadap seorang pria, manakala berhasil beradaptasi maka
15
9. Manajemen Sres
Stres merupakan sumber dari berbagai penyakit pada manusia.
Apabila stres tidak cepat ditanggulangi atau dikelola dengan baik, maka
16
Q.S Al Hajj: 5
18
Pada ayat ini Allah s.w.t menerangkan proses kejadian manusia di dalam
rahim ibunya dan kehidupan manusia setelah ia lahir sampai mati sebagai
berikut:
1. Allah telah menciptakan manusia pertama, yaitu Adam a.s, adalah dari
tanah. Kemudian dari Adam diciptakan istrinya Hawa, dari kedua jenis
ini berkembang biak manusia dalam proses yang banyak. Dan dapat
pula berarti bahwa manusia diciptakan Allah berasal dari sel mani, yaitu
perkawinan sperma laki-laki dengan ovum di dalam rahim wanita.
Kedua sel itu berasal dari darah, darah berasal dari makanan yang
dimakan manusia. Makanan manusia ada yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan ada yang berasal dari binatang ternak atau hewan-hewan
yang lain. Semuanya itu berasal dari tanah sekalipun telah melalui
beberapa proses. Karena itu tidaklah salah jika dikatakan bahwa
manusia itu berasal dari tanah.
2. Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia itu berasal dari “nuthfah”.
Yang dimaksud dengan “nuthfah” ialah setetes mani. Setetes mani laki-
laki itu mengandung beribu-ribu sperma yang tidak dapat dilihat dengan
mata, tanpa menggunakan alat pembesar. Salah satu dari sperma ini
bertemu dengan ovum dalam rahim wanita dengan perantaraan
persetubuhan yang dilakukan oleh kedua jenis manusia itu. Pertemuan
19
Kemudian jika telah sampai waktunya, maka lahirlah bayi yang masih kecil
itu dari dalam rahim ibunya. Masa kandungan yang sempurna ialah
sembilan bulan, tetapi jika Allah menghendaki masa kandungan itu dapat
berkurang menjadi enam bulan atau lebih dan ada pula yang lebih dari
20
sembilan bulan. Pada permulaan masa lahir itu manusia dalam keadaan
lemah, baik jasmani maupun rohaninya, lalu Allah menganugerahkan
kekuatan kepadanya sedikit demi sedikit, bertambah lama bertambah besar,
hingga sampai masa kanak-kanak, kemudian sampai masa dewasa. Pada
masa manusia sempurna jasmani dan rohaninya, badannya sedang kuat,
pikirannya sedang berkembang, kemampuannya untuk mencapai sesuatu
yang diingininya sedang ada pula. Kemudian manusia menjadi tua,
bertambah lama bertambah lemah, seakan-akan kembali lagi kepada masa
kanak-kanak dan menjadi pikun, akhirnya iapun meninggalkan dunia yang
fana ini; ada di antara manusia yang meninggal sebelum mencapai umur
dewasa, ada pula yang meninggal di waktu dewasa dan ada yang diberi
Allah umur yang lanjut, sampai tua bangka. Proses perkembangan manusia
sejak lahir, menjadi dewasa dan menjadi tua ini dilukiskan dalam firman
Allah s.w.t.:
Q.S Ar Rum: 54
“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu, menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa. (Q.S. Ar Rum: 54)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stres itu adalah ketegangan, setiap ketegangan yang dirasakan oleh
seseorang akan mengganggu dan dapat menimbulkan reaksi fisiologis,
emosi, kognitif maupun perilaku. Stimuli yang mengawali atau
mencetuskan perubahan disebut dengan stresor. Secara umum stresor dapat
diklasifkasikan menjadi stresor internal dan stresor eksternal.
Sheridan dan Radmacher (1992) mengemukakan bahwa berdasarkan
respon seseorang terhadap, stressor yang mengenainya atau yang
menimpanya ada tiga sifat stres yaitu: eustress (stress yang baik), distress
(stress yang menyusahkan), dan neutral effects (efeknya netral).
Adaptasi adalah proses perubahan dimensi fisiologis dan psikososial
dalam berespon terhadap stress.
Adaptasi yang dilakukan oleh individu dalam menghadapi suatu
masalah situasi tertentu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
baik somato, psiko maupun sosial.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini dapat membantu mahasiswa
keperawatan dalam memahami stress dan cara adaptasi terhadap stres,
sehingga kami mengharapkan mampu memahami dan menangani pasien
dengan kondisi seperti ini dengan baik.
21
DAFTAR PUSTAKA