diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Case Analyze Metode Keperawat Jiwa
dosen pengampu: Shella Febrita Utomo, S.Kep., Ners., M.Kep
disusun oleh:
Anindiya Maula Salsabila 302017007
Asri Aprilianti 302017015
Dhenira Firdhania 302017022
Eka Pitaloka Nurshaleha 302017028
Hana Laela Sa’diyah 302017036
Muhammad Dzikri Akbar R 302017048
Puput Putri Kusuma Wardani 302017054
Rizki Julia Wahyuni 302017062
Salma Salsabila 302017068 (Pembanding)
Silviya Pebriyani 302016013
Utami Maharani S 302017075 (Pembanding)
Widya Astuti 302017081
Zelfira Latifah Dewi 302017087
Dengan nama Allah SWT yang melimpahkan kasih dan sayangnya kepada
kita semua khususnya kepada penulis, sehingga penulis dapat membuat makalah
ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan
kepada nabi besar kita nabi Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Case Analyze Metode
Keperawatan jiwa II. Dalam penyusunannya pun penulis mendapatkan bantuan,
dari teman-teman dan dari referensi buku serta artikel media massa.
Penyusunan makalah ini belum mencapai kata sempurna, sehingga penulis
dengan lapang dada menerima kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sehingga di kemudian hari penulis dapat membuat makalah jauh
lebih baik dari makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca serta menjadi inspirasi bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
A. Definisi Waham
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol. (Dermawan, D.
Rusdi. 2013).
Menurut Yusuf, dkk (2015) waham merupakan gangguan isi pikiran dengan
mempercayai suatu keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan kenyataan dan
dipertahankan secara terus-menerus. Waham sering ditemui pada orang dengan
gangguan jiwa berat dan beberapa ditemukan pada pasien dengan skizofrenia.
Menurut kelompok, waham adalah suatu kelainan berpikir yang tidak sesuai
dengan kenyataan tanpa bisa dirubah oleh oranglain. Waham biasanya ditemukan
pada orang dengan gangguan jiwa berat.
Menurut Stuart (2013) waham bisa terjadi karena faktor predisposisi dan
presipitasi. Faktor-faktor adalah sebagai berikut.
1. Faktor Predisposisi
a. Genetik
Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan
suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan
kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain).
b. Neurobiologis
Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbik. Gangguan
perkembangan dan fungsi otak. yang menimbulkan:
1) Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan
limbik.
2) Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal,
neonatus dan kanak-kanak.
1
2
c. Neurotransmiter
Abnormalitas pada dopamin, serotonin dan glutamat.
d. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
seperti penolakan dan kekerasan.
e. Sosial budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham
seperti kemiskinan.Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dans tress yang menumpuk.
2. Faktor Presipitasi
Stressor presipitasi terjadinya gangguan waham adalah karakteristik umum
latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik/emosional, perlakuan
kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan,
isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya (Stuart,
2013).
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi
stressor.
Menurut Yusuf, dkk (2015) terdapat beberapa fase atau tahapan dalam proses
terjadinya waham. Tahapan tersebut yaitu sebagai berikut.
3
dan tidak berfungsinya norma (superego) yang ditandai dengan tidak ada lagi
perasaan dosa saat berbohong.
5. Fase nyaman (comforting).
Pasien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat pasien
menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya, pasien lebih sering menyendiri
dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
6. Fase peningkatan (improving).
Apabila tidak adanya konfrontasi dan berbagai upaya koreksi, keyakinan
yang salah pada pasien akan meningkat. Jenis waham sering berkaitan dengan
kejadian traumatik masa lalu atau berbagai kebutuhan yang tidak terpenuhi
(rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi
waham dapat menimbulkan ancaman diri dan orang lain.
D. Patomekanisme Waham
E. Pohon Masalah
Faktor Pendukung:
1. Genetik
2. Neurobiologis
3. Neurotransmiter
4. Virus
5. Psikologis
6
F. Jenis-jenis Waham
G. Rentang Respon
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realstic tuntunan
situasi stresskedalam pikirannya.
a. Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi
hambatan pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun
psikologik untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan atau mengorbankan aspek
kebutuhan personel seseorang.
2. Mekanisme pertahanan ego, merupakan mekanisme yang dapat
membantu mengatasi cemas ringan dan sedang, jika berlangsung pada
tingkat dasar dan melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas,
maka mekanisme ini dapat merupakan repon maladaptive terhadap
stress.
H. Manifestasi Klinis
I. Penatalaksanaan Waham
1. Farmakoterapi
Menurut Townsend, Mary C. 1998. tatalaksana pengobatan
skizoprenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan skizoprenia
secara tatalaksana tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Anti Psikotik
1) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premedikasi dalam anestesi, dan
mengurangi gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal 3 x
25 mg, kemudian dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan
dosis tinggi 1000 mg/hari secara oral.
2) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organic, dan gangguan psikotik
menarik diri, dosis awal 3 x 1 mg, dan bertahap dinaikkan sampai
50 mg/hari. 3) Haloperidol Untuk ansietas, ketegangan,
psikosomatik, psikosis , dan mania, dosis awal 3 x 0,5 mg sampai
3 mg.
b. Anti Parkinson
1) Triheksipenydil (Artane)
Untuk semua bentuk parkinsonisme dan untuk
menghilangkan reaksi ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang
digunakan 1 - 15 mg/hari.
2) Difenhidramin
Dosis yang diberikan 10 - 400 mg/hari.
c. Anti Depresan
1) Amitriptylin
Untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan
keluhan somatic. Dosis 75 - 300 mg/hari.
2) Imipramin
10
3. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien,
sebagai sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh
manfaat dalam membantu ahli terapi dan membantu perawatan klien.
e. Justice
Memperlakukan orang lain secara adil tanpa membedakan status
sosial, ras, agama dan sebagainya.
f. Fidelity
Mempertahankan komitmen atau janji.
BAB II
PEMBAHASAN KASUS
A. Kasus
Tn. K (usia 49 tahun) status menikah, 2 minggu sebelum masuk RS, klien
membakar lilin di kamar sambil bernyanyi keras, menghentakan kaki ke
lantai seperti kesurupan, mata klien melotot dan memukul tembok. Klien
mengamuk karena keinginannya menjadi Caleg tidak terpenuhi setelah kalah
dari calon saingannya. Menurut Keluarga, sejak 3 bulan yang lalu
pengumuman hasil kemenangan para caleg, dan diketahui Tn. K kalah, dia
tampak mudah tersinggung dan kecewa. Padahal Tn. K sudah memimpikan
menjadi anggota DPRD sejak 5 tahun yang lalu dan sudah menghabiskan
ratusan juta untuk dana kampanyenya. Sebelumnya, karena Tn. K berperilaku
aneh, sering melamun, sering berbicara sendiri dan berteriak-teriak, akhirnya
2 bulan yang lalu keluarganya membawanya ke orang pintar karena keluarga
besarnya mengira kalua Tn. K mengalami guna-guna oleh lawan calon nya.
Namun sudah 1 bulan, Tn. K tidak mengalami prubahan malah semakin
berperilaku aneh.
Pada saat dikaji, Tn. K tampak gelisah, mudah tersinggung, gaya
berkomunikasi cenderung mendominasi. Tn. K mengatakan kalau dia mampu
memberantas pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat biar
pada kaya. Tn. K juga mengatakan kalau setiap malam suka di datangi oleh
ajudannya untuk meminta tanda tangan terkait projek yang harus di
tanganinya. Tn. K juga sering meminta untuk diberikan pengawalan jika akan
pergi kemana-mana. Pada saat berdiam diri di kamar, Tn. K lebih sering
melamun.
Terapi yang sedang di dapatkan oleh Tn. R: - Haloperidol 3x1 5 mg
- Chlor[romazin 1 x ½
100mg
- Trihexilfenidil 3x1
14
15
B. Asuhan Keperawatan
1. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.K ( L/P )
Tanggal Pengkajian : 15 November
Umur : 49 Tahun
RM No. : 32456
Pendidikan terakhir : S1
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB (Informan)
Nama : Ny. R
Umur : 46 Tahun
Hubungan dengan klien : Istri
2. ALASAN MASUK
KU:
Tn. K tampak gelisah, mudah tersinggung, gaya berkomunikasi cenderung
mendominasi. Tn. K mengatakan kalau dia mampu memberantas
pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat biar pada kaya. Tn.
K juga mengatakan kalau setiap malam suka di datangi oleh ajudannya untuk
meminta tanda tangan terkait projek yang harus di tanganinya. Tn. K juga
sering meminta untuk diberikan pengawalan jika akan pergi kemana-mana.
Pada saat berdiam diri di kamar, Tn. K lebih sering melamun.
SMRS:
2 minggu sebelum masuk RS, klien membakar lilin di kamar sambil bernyanyi
keras, menghentakan kaki ke lantai seperti kesurupan, mata klien melotot dan
16
b. Presipitasi
Biologis (traumatic) Psikologis Social Budaya, Agama
Menurut Keluarga, sejak 3
bulan yang lalu
pengumuman hasil
kemenangan para caleg, dan
diketahui Tn. K kalah, dia
tampak mudah tersinggung
dan kecewa.
Masalah Keperawatan
Gangguan Proses Pikir: Waham Kebesaran
6. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda Tanda Vital: TD: 120/60 mmHg
b. N: 60 x/mnt,
c. S: 37oC,
d. R: 20 x/mnt
e. Atopometrik : BB 56 Kg, TB:165. cm
f. Keluhan Fisik ada / tidak, jelaskan
MasalahKeperawatan:
Tidak terkaji
7. Psikososial
a. Konsep diri
1) Gambaran diri
18
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
b. Pembicaraan
Cepat Gelisah Apatis
Keras Inkoheren tidak mampu memulai pembicaraan
Lambat Membisu Sesuai
Jelaskan :
Masalah Keperawatan:
c. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Gelisah
Agitasi Apatis Grimasen
Tremor Kompulsif Sesuai
Jelaskan:
Masalah Keperawatan:
d. Suasana hati:
Sedih Ketakutan √ Putus asa
Khawatir Gembira berlebihan Sesuai
e. Afek
Datar Tumpul Labil Sesuai Tidak Sesuai
Jelaskan:.
Masalah Keperawatan:
f. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif √ mudah tersinggung
Kontak mata kurang √ Defensive Curiga
Seduktif Berhati-hati Kooperatif
20
i. Isi Pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Defersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham: Sesuai
Agama Somatik √ Kebesaran Curiga
Nihilistik Siar pikir Sisip pikir Kontrol pikir
Jelaskan: Tn. K mengatakan mampu memberantas pengangguran
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat biar pada kaya.
21
Masalah keperawatan:
Gangguan Proses Pikir Waham
j. Tingkat kesadaran
Mudah beralih √ tidak mampu berkonsentrasi
tidak mampu berhitung sederhana mampu berkonsentrasi
m. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Tidak ada gangguan
Jelaskan: Tidak terkaji
Masalah Keperawatan:
n. Daya tilik diri
22
b. BAB/BAK
Bantuan minimal √ Bantuan Total
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir waham
c. Mandi
Bantuan minimal √ Bantuan Total
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir waham
d. Berpakaian/Berhias
Bantuan minimal √ Bantuan Total
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir waham
e. Istirahat tidur
Tidur siang lama: ..................... s/d ........................
Tidur malam lama: .................... s/d ........................
Kegiatan sebelum dan sesudah tidur
Jelaskan :
Masalah Keperawatan :
f. Penggunaan obat
Bantuan minimal √ Bantuan Total
Jelaskan :
23
Masalah Keperawatan :
Gangguan proses pikir waham
g. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjut Ya Tidak
Perawatan pendukung Ya Tidak
Jelaskan :
………………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :
………………………………………………..…
h. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan Makan Ya Tidak
Menjaga kerapihan Ya Tidak
rumah
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan Ya Tidak
Jelaskan :
…………………………………………………………………
Masalah Keperawatan :
…………………………………………………..…
i. Kegiatan di luar rumah
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain lain Ya Tidak
Jelaskan:
............................................................................................................
.............
Masalah keperawatan:
....................................................................................................
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DO: Faktor Psikologi Gangguan proses pikir
- Klien tampak gelisah, (Kegagalan dan waham
mudah tersinggung, gaya kehilangan)
berkomunikasi cenderung
mendominasi Vasokontriksi
- Klien sering meminta pembuluh darah
untuk diberikan pengawalan
jika akan pergi kemana- Gangguan sirkulasi di
mana otak
- Klien lebih sering
melamun Vasokontriksi
DS: pembuluh darah otak
- Klien mengatakan dia
mampu memberantas Gangguan Perfusi
pengangguran dan Jaringan
meningkatkan kesejahteraan
masyarakat biar pada kaya. Gangguan potensial
- Klien mengatakan bahwa aksi sel saraf
setiap malam suka di
datangi oleh ajudannya Ketidakseimbangan NE
untuk meminta tanda tangan ke otak
terkait projek yang harus
ditanganinya Kortek Serebri
Lobus Temporalis
Sistem Limbik
Dopamin
28
dan lingkungan
3. Menggunakan
oabt dengan
prinsip 6 B
Setelah 3x SP 2
pertemuan 1. Evaluasi kegiatan yang 1. Untuk mengetahui sejauhmana
pasien mampu: lalu (SP 1) perkembangan pasien, dan apakah
1. Menyebutkan 2. Tanyakan program kegiatan sebelumnya berdampak baik
kegiatan yang pengobatan pada pasien
sudah 3. Jelaskan pentingnya 2. Pasien skizofrenia umumnya diberikan
dilakukan penggunaan obat pada obat-obatan antipsikotik untuk
2. Menyebutkan pasien dengan waham meredakan gejala delusinya
manfaat dari 4. Jelaskan akibat bila 3. Kepatuhan obat/pemberian obat yang
program tidak rutin melakukan teratur dan sesuai dengan dosis
pengobatan pengobatan sesuai membantu dalam proses penyembuhan
program dengan terapi keperawatan yang
5. Jelaskan akibat bila merubah perilaku klien sehingga patuh
putus obat minum obat.
6. Jelaskan cara 4. Informasi dan dukungan merupakan hal
31
Setelah 3x SP 3
pertemuan 1. Evaluasi kegiatan yang 1. Untuk mengetahui sejauhmana
pasien mampu: lalu (SP 1 & 2) perkembangan pasien, dan apakah
1. Menyebutkan 2. Identifikasi potensi kegiatan sebelumnya berdampak baik
kegiatan yang atau kemampuan yang pada pasien
sudah dimiliki 2. Menggali dan menemukan potensi klien
dilakukan 3. Pilih dan latih potensi yang dapat memunculkan social support.
2. Menyebutkan atau kemampuan yang 3. Melatih potensi klien yang berarti
32
SP 2
1. Evaluasi kegiatan yang 1. Untuk mengetahui sejauhmana
lalu (SP 1) perkembangan pasien, dan apakah
2. Latih keluarga merawat kegiatan sebelumnya berdampak baik
pasien pada pasien
3. RTL keluarga/jadwal 2. Peran serta keluarga dalam merawat
keluarga untuk pasien dapat mencegah terjadinya
merawat pasien kekambuhan
3. Perawatan yang dilakukan secara
terjadwal akan membuat pasien
mempertahankan program pengobatan
secara optimal
SP 3
1. Evaluasi kemampuan 1. Mengetahui perkembangan kemampuan
keluarga keluarga dalam merawat pasien dirumah
2. Evaluasi kemampuan 2. Mengetahui perkembangan pasien
pasien setelah melakukan kegiatan yang
34
PENUTUP
A. Kesimpulan
Waham adalah suatu kelainan berpikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
tanpa bisa dirubah oleh oranglain. Waham biasanya ditemukan pada orang
dengan gangguan jiwa berat. Waham dapat terjadi karena faktor predisposisi
(biologi, psikososial, dan social budaya) dan faktor presipitasi (biologis,
stress lingkungan, dan sumber koping).
Tata laksana pasien dengan skizofrenia dapat dilakukan dengan terapi
farmakologi dan non farmakologi. Begitupun dengan terapi yang dilakukan
terhadap gangguan pikir waham dilakukan terapi farmakologi dan non
farmakologi. Selain itu peran atau dukungan keluarga juga berpengaruh
terhadap psoses penyembuhan klien dengan gangguan proses pikir waham.
35
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, Achir Yani. 2002. Buku Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa-1 Teori dan
Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Yusuf, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.