Anda di halaman 1dari 9

Standar Penilaian Indonesia 1

( SPI 1 )
Nilai Pasar Sebagai Dasar Penilaian
Standar ini hendaknya dibaca dalam konteks sesuai dengan pernyataan yang tercantum dalam
Pendahuluan maupun dalam Konsep dan Prinsip Umum Penilaian

1.0 Pendahuluan
1.1 Tujuan dari SPI 1 ini adalah untuk memberikan definisi umum mengenai Nilai
Pasar. SPI 1 juga menjelaskan kriteria umum yang berhubungan dengan
definisi dan penerapan Nilai Pasar dalam penilaian properti, yang maksud
dan tujuannya memerlukan estimasi Nilai Pasar.
1.2 Nilai Pasar adalah representasi nilai tukar atau sejumlah uang yang dapat
diperoleh, atas suatu properti jika properti tersebut ditawarkan untuk dijual
di pasar (terbuka) pada tanggal penilaian dan dalam kondisi yang sesuai
dengan persyaratan definisiNilai Pasar. Untuk mengestimasi Nilai Pasar atas
real properti, seorang Penilai harus terlebih dahulu menentukan Penggunaan
yang Tertinggi dan Terbaik (HBU), merujuk kepada Konsep dan Prinsip Umum
PenilaianButir 6.4, 6.5 dan 6.6. HBU tersebut dapat berupa kelanjutan dari
penggunaan properti yang ada atau alternatif penggunaan lain. Penentuan
penggunaan yang tertinggi dan terbaik ini ditentukan berdasarkan data
pasar.
1.3 Nilai Pasar diestimasi melalui penerapan pendekatan dan prosedur penilaian
sesuai dengan karakteristik properti, situasi dan kondisi paling memungkinkan
dimana properti tersebut diperjualbelikan di pasar. (Lihat KPUP butir 5.0 dan
Jenis Properti).
1.4 Semua pendekatan, teknik dan prosedur dalam mengukur Nilai Pasar, jika
dapat diterapkan dan penerapannya dilakukan secara tepat dan benar,
akan menghasilkan Nilai Pasar apabila didasarkan pada kriteria yang
berdasarkan pasar. Perbandingan Data Pasar atau perbandingan pasar
lainnya, hendaknya dikembangkan dari pengamatan pasar. Pendekatan
Pendapatan, termasuk analisis Arus Kas Terdiskonto (DCF) harus didasarkan
pada arus kas dan tingkat pengembalian berdasarkan data pasar. Biaya
konstruksi dan depresiasi seharusnya ditentukan oleh hasil analisis
perkiraan biaya konstruksi dan depresiasi sesuai dengan kelaziman yang
ada di pasar atau dalam praktek penilaian.Meskipun ketersediaan data
dan keadaan berkaitan dengan pasar atau properti itu sendiri yang akan
menentukan pendekatan penilaian yang paling tepat dan relevan, namun
hasil penilaian dengan menggunakan pendekatan atau metode manapun
harus menghasilkan Nilai Pasar jika setiap pendekatan tersebut didasarkan
pada data pasar.
1.5 Cara memperdagangkan properti di pasar akan membedakan penerapan
berbagai pendekatan maupun prosedur untuk mengestimasi Nilai Pasar. Jika
didasarkan pada informasi pasar, setiap pendekatan merupakan metode
perbandingan. Dalam setiap situasi penilaian, satu atau lebih pendekatan

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


1
biasanya lebih menggambarkan aktivitas pasar (terbuka). Penilai akan
mempertimbangkan setiap pendekatan dalam setiap penugasan untuk
mengestimasi Nilai Pasar dan menentukan pendekatan yang paling tepat
untuk dipergunakan.

2.0 Ruang Lingkup


2.1 SPI ini berlaku untuk Nilai Pasar properti, sesuai dengan definisi properti
pada KPUP dan Jenis Properti. Penerapan Nilai Pasar untuk penilaian real
properti, mengasumsikan bahwa properti yang dinilai harus dianggap seolah-
olah diperjualbelikan di pasar, tanpa memperhitungkan keuntungan khusus
tertentu sebagai bagian dari bisnis yang berjalan (going concern) atau tujuan
lainnya. Sedangkan, penerapan Nilai Pasar untuk jenis properti lainnya
merujuk kepada PPPI terkait.
PPPI yang memberikan panduan dalam penilaian setiap jenis properti
tersebut hanya akan merujuk pada SPI 1 untuk definisi dan kriteria umum Nilai
Pasar.

3.0 Definisi
3.1 Nilai Pasar didefinisikan sebagai estimasi sejumlah uang pada tanggal
penilaian, yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran
suatu properti, antara pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang
berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya
dilakukan secara layak, di mana kedua pihak masing-masing bertindak atas
dasar pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian dan tanpa paksaan.
3.2 Istilah “properti” dipergunakan karena fokus dari SPIini adalah penilaian
properti. Dengan pertimbangan karena standar penilaian ini juga berisi
tentang laporan keuangan, istilah “aset” dapat digunakan dalam penerapan
umum definisi ini. Setiap unsur dari definisi Nilai Pasar ini memiliki kerangka
pengertian masing-masing :
3.2.1 “estimasi sejumlah uang...” merujuk pada harga yang dinyatakan
dalam satuan uang (biasanya dalam Rupiah), yang dapat
dibayarkan secara tunai pada tanggal penilaian atas suatu properti
dalam transaksi pasar bebas ikatan. Nilai Pasar diukur sebagai
harga yang paling memungkinkan diperoleh secara wajar di pasar
pada tanggal penilaian, dengan memenuhi definisi Nilai Pasar. Ini
merupakan harga terbaik yang dapat diperoleh oleh penjual secara
wajar dan harga yang paling menguntungkan yang dapat diperoleh
oleh pembeli secara wajar pula.
Estimasi ini, dalam penilaian real properti, secara khusus tidak
memperhitungkan kenaikan atau penurunan harga akibat
persyaratan atau keadaan khusus seperti pembiayaan khusus,
perjanjian jual dan sewa kembali (sale and leaseback), pertimbangan
khusus atau konsesi-konsesi yang diberikan oleh orang yang terkait
dengan penjualan, atau unsur lain dari Nilai Khusus.

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


2
3.2.2 “...dapat diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu
properti...” merujuk pada fakta bahwa nilai suatu properti lebih
merupakan estimasi jumlah uang daripada harga yang ditetapkan
sebelumnya atau harga jual sebenarnya. Nilai Pasar tersebut
merupakan harga pada suatu transaksi yang memenuhi semua unsur
lain dari definisi Nilai Pasar pada tanggal penilaian.
3.2.3 “...pada tanggal penilaian...” mensyaratkan bahwa estimasi Nilai
Pasar berlaku hanya padatanggal dimana opini nilai diberikansaja.
Karena pasar dan kondisi pasar dapat berubah, maka estimasi nilai
dapat saja tidak benar atau tidak tepat pada waktu yang lain. Nilai
Pasar hasil penilaian akan mencerminkan keadaan dan kondisi pasar
aktual pada tanggal efektif penilaian dan bukan pada tanggal
sebelumnya atau tanggal yang akan datang. Definisi ini juga
mengasumsikan bahwa transaksi dan kontrak penjualan diselesaikan
secara simultan tanpa adanya perbedaan harga yang mungkin
terjadi di dalam suatu transaksi berdasarkan Nilai Pasar.
3.2.4 “... antara pembeli yang berminat membeli ...” merujuk pada seseorang
yang memiliki motivasi, namun tidak dipaksa untuk membeli. Pembeli
dimaksud tidak sangat ingin membeli maupun bersedia membeli
dengan harga berapapun. Pembeli dimaksud juga membeli sesuai
dengan keadaan pasar yang berlaku, dan dengan harapan pasar
saat ini, serta bukan pasar hipotetis yang tidak dapat diharapkan
terjadi. Pembeli dimaksud diasumsikan tidak akan membeli di atas
harga pasar. Pemilik properti saat ini adalah termasuk bagian pelaku
ekonomi yang membentuk “pasar”. Penilai tidak seharusnya membuat
asumsi-asumsi yang tidak realistis mengenai kondisi pasar maupun
membuat asumsi tingkat Nilai Pasar di atas yang dapat diperoleh
secara wajar.
3.2.5 “... penjual yang berminat menjual ...” adalah penjual yang tidak
sangatberminat atau tidak terpaksa menjual pada sembarang harga
ataupun tidak bertahan pada tingkat harga yang dianggap tidak
wajardalam kondisi pasar pada saat penilaian. Penjual yang
berminat menjual berkeinginan untuk menjual propertinya pada
kondisi pasar dan pada tingkat harga terbaik yang mungkin dicapai
di pasar (terbuka), setelah melakukan upaya pemasaran yang layak,
berapapun harga yang mungkin dapat dicapai. Keadaan
sesungguhnya pemilik properti tidak termasuk dalam pertimbangan,
sebab “penjual yang berminat menjual” ini adalah pemilik hipotesis.
3.2.6 “... dalam suatu transaksi bebas ikatan (arm’s-length transaction) ...”
adalah transaksi antara pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan
khusus atau hubungan istimewa (misalnya, induk perusahaan dengan
anak perusahaannya atau pemilik bangunan dengan penyewanya)
yang dapat membentuk tingkat harga yang bukan merupakan
keadaan sebenarnya di pasar atau menaikkan harga akibat adanya
unsur Nilai Khusus. Transaksi Nilai Pasar dianggap terjadi antara
pihak-pihak yang tidak berkepentingan, dan masing-masing
bertindak independen.

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


3
3.2.7 “... yang pemasarannya dilakukan secara layak ...” berarti properti
akan dipasarkan ke pasar dalam cara yang layak agar
penjualannya dapat terjadi pada tingkat harga terbaik yang dapat
diperoleh secara wajar sesuai dengan definisi Nilai Pasar.Cara
penjualan dianggap merupakan yang paling tepat untuk
mendapatkan harga terbaik di pasar dimana penjual memiliki akses.
Jangka waktu pemasaran properti dapat bervariasi sesuai dengan
kondisi pasar, namun harus cukup waktu sehingga properti dapat
menarik perhatian pembeli potensial dalam jumlah yang memadai.
Waktu pemasaran ini dianggap terjadi sebelum tanggal penilaian.
3.2.8 “... di mana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar
pemahaman yang dimilikinya dan kehati-hatian ...” menganggap
bahwa pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat
menjual masing-masing memiliki informasi yang cukup tentang
keadaan dan karakteristik properti, penggunaan yang ada (aktual)
dan potensialnya, serta keadaan pasar pada tanggal penilaian.
Selain itu masing-masing bertindak untuk kepentingannya sendiri
dengan pemahaman yang dimilikinya, dan secara hati-hati
menentukan harga terbaik untuk posisinya masing-masing dalam
transaksi tersebut.
Prinsip kehati-hatian ditunjukkan dengan menganalisiskeadaan pasar
pada tanggal penilaian, dan bukan pada keuntungan atau ramalan
pada waktu setelah itu. Seorang penjual yang menjual propertinya
pada tingkat harga di bawah harga pasar yang terjadi sebelumnya
tidak berarti dapat dikatakan tidak bijaksana apabila tingkat harga
pasar saat itu memang dalam kondisi menurun. Dalam kondisi
demikian, sebagaimana dalam situasi pembelian dan penjualan
lainnya yang terjadi dalam kondisi pasar dengan tingkat harga yang
berfluktuasi, pembeli atau penjual yang berhati-hati akan selalu
bertindak sesuai dengan informasi pasar terbaik yang tersedia saat
itu.
3.2.9 “... dan tanpa paksaan ... “ menyatakan bahwa masing-masing pihak
terdorong untuk melakukan transaksi, tetapi juga tidak ada paksaan
untuk menyetujuinya.
3.3 Nilai Pasar dipahami sebagai nilai dari suatu properti yang diestimasi tanpa
memperhatikan biaya penjualan atau pembelian dan tanpa dikaitkan dengan
setiap pengenaan pajak pengalihan yang terkait.
3.4 Penggunaan Tertinggi dan Terbaik (HBU) yang mendasari estimasi Nilai Pasar
properti. Penggunaan paling layak dan optimal dari suatu real properti, yang
secara fisik dimungkinkan, secara hukum diizinkan serta layak secara finansial
dan menghasilkan nilai tertinggi dari properti yang dinilai. Penerapan untuk
jenis properti lainnya mengacu kepada PPPI terkait.
3.5 Nilai Pasar Wajar yang dapat digunakan khusus dalam penilaian bisnis
memiliki pengertian yang sama dengan Nilai Pasar. Nilai Pasar Wajar tidak
seharusnya dirancukan dengan Nilai Wajar dalam akuntansi.
3.6 Nilai Pasar untuk Dipindahkan (Market Value for Removal) adalah perkiraan
jumlah uang pada tanggal penilaian yang dapat diperoleh dari transaksi jual

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


4
beli atau hasil penukaran suatu bagian dari properti (tidak termasuk tanah),
antara pembeli yang berminat membeli dan penjual yang berminat menjual,
dalam suatu transaksi bebas ikatan yang pemasarannya dilakukan secara
layak, dan kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman
yang dimilikinya, kehati-hatian dan tanpa paksaan berdasarkan pemindahan
dari properti kelokasi lain.
Nilai ini biasanya digunakan dalam penilaian Mesin dan Peralatan.
3.7 Nilai Sewa Pasar (Market Rental Value)adalah perkiraan jumlah uang yang
dapat diperoleh dari penyewaan suatu properti pada tanggal penilaian,
antara pemilik yang berminat menyewakan dan penyewa yang berminat
menyewa sesuai persyaratan sewa yang layak dalam transaksi bebas ikatan,
yang pemasarannya dilakukan secara layak, dan tiap-tiap pihak mengetahui,
bertindak hati-hati, dan tanpa paksaan.
Kerangka pengertian definisi Nilai Pasar (Lihat pada butir 3.2.1 – 3.2.9)
dapat diterapkan pada interpretasi Nilai Sewa Pasar dengan perubahan
yang diperlukan untuk menggambarkan konteks sewa-menyewa dari definisi
tersebut.

4.0 Hubungan dengan Standar Akuntansi


4.1 Penilaian untuk Pelaporan Keuangan yang menjadi fokus di dalam PPI 1,
harus dipahami berkaitan dengan SPI 1 ini.
4.1.1 Penilaian untuk Pelaporan Keuangan menyediakan pedoman bagi
penilai, akuntan, dan masyarakat berkenaan dengan standar
penilaian yang berpengaruh pada akuntansi. Nilai Wajar suatu
aktiva tetap biasanya merupakan Nilai Pasar. (Lihat KPUP butir 8.1)
4.2 Terdapat beberapa istilah atau terminologi yang digunakan baik oleh
Penilai maupun Akuntan yang dapat menimbulkan kesalahpahaman dan
kemungkinan penyalahgunaan. SPI 1 mendefinisikan Nilai Pasar dan
membahas kriteria untuk menentukan Nilai Pasar. Terminologi penting lainnya
didefinisikan dalam SPI 1 dan SPI 2, dan persyaratan lebih spesifik dibahas
dalam PPI 1 - Penilaian untuk Pelaporan Keuangan.

5.0 Pernyataan Standar


Untuk melaksanakan penilaian yang memenuhi SPI 1 dan KPUP, penilai wajib
mematuhi semua bagian KEPI.
5.1 Dalam pelaksanaan dan pelaporan estimasi Nilai Pasar, Penilai harus :
5.1.1 Menyusun penilaian secara lengkap dan mudah dimengerti serta
tidak menimbulkan kesalahpahaman;
5.1.2 Memastikan estimasi Nilai Pasar didasarkan pada data pasar;
5.1.3 Memastikan estimasi Nilai Pasar dilakukan dengan menggunakan
metode dan teknik yang sesuai;
5.1.4 Memberikan informasi yang cukup sehingga pihak yang membaca
dan mengacu pada laporan tersebut dapat sepenuhnya memahami

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


5
data, alasan, analisis dan kesimpulan penilaian;
5.1.5 Memenuhi persyaratan SPI 3 - Pelaporan Penilaian, dimana Penilai
harus:
5.1.5.1 Mendefinisikan nilai yang diestimasi dan menyatakan
maksud dan tujuan penilaian, tanggal penilaian, serta
tanggal laporan;
5.1.5.2 Mengidentifikasi dan menguraikan secara jelas properti
dan hak kepemilikan atas properti yang dinilai;
5.1.5.3 Menguraikan ruang lingkup kegiatan yang dilaksanakan
dan inspeksi yang telah dilakukan;
5.1.5.4 Menyatakan semua asumsi dan kondisi pembatas yang
mendasari penilaian;
5.1.5.5 Menguraikan dasar dan pendekatan penilaian yang
diterapkan;
5.1.5.6 Mencantumkan Pernyataan Penilai (Compliance Statement)
yang ditandatangani, untuk menyatakan obyektivitas
penilai, kontribusi profesional, tidak bias, tidak
terpengaruh oleh imbalan jasa penilaian atau
kompensasi lainnya, penerapan standar, dan
pengungkapan lainnya.

6.0 Pembahasan
6.1 Konsep dan definisi Nilai Pasar bersifat fundamental terhadap semua praktek
penilaian. Uraian ringkas mengenai prinsip ekonomi dan landasan prosedur
dijelaskan dalam KPUP dan KEPI.
6.2 Konsep Nilai Pasar tidak harus tergantung pada transaksi sebenarnya yang
terjadi pada tanggal penilaian. Nilai Pasar lebih merupakan estimasi harga
yang mungkin terjadi dalam penjualan pada tanggal penilaian sesuai dengan
persyaratan definisi Nilai Pasar. Nilai Pasar merupakan representasi atas
harga yang disepakati pembeli dan penjual pada waktu itu sesuai definisi
Nilai Pasar, yang sebelumnya masing-masing pihak telah mempunyai cukup
waktu untuk menguji kemungkinan dan kesempatan lain serta menyadari
bahwa kemungkinan akan diperlukan waktu untuk menyiapkan kontrak formal
dan dokumentasi lainnya.
6.3 Konsep Nilai Pasar menganggap harga yang telah dinegosiasikan akan
terjadi dalam pasar terbuka dan kompetitif, kadang-kadang menimbulkan
penggunaan istilah “terbuka” setelah kata “Nilai Pasar”. Kata “terbuka” dan
“kompetitif” tidak memiliki pengertian absolut.
Pasar untuk suatu properti dapat berupa pasar internasional maupun lokal.
Pasar dapat terdiri dari beberapa pembeli dan penjual, atau hanya sedikit
pelaku pasar. Pasar dimana properti ditawarkan bukanlah pasar yang
terbatas atau restriktif. Sebaliknya dengan tidak digunakan istilah “terbuka”,
tidak mengindikasikan bahwa transaksi tersebut bersifat individu atau
tertutup.

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


6
6.4 Penilaian pasar biasanya didasarkan pada informasi mengenai properti
pembanding. Proses penilaian mensyaratkan Penilai untuk melaksanakan
pengumpulan data yang cukup dan relevan supaya dapat memberikan
analisis yang kompeten dan membuat pertimbangan berdasarkan data
pendukung. Dalam proses ini, Penilai menerima data apa adanya, namun
harus mempertimbangkan semua data pasar yang berkaitan, kecenderungan
transaksi pembanding, dan informasi lain yang diperlukan. Jika data pasar
terbatas, atau tidak tersedia (misalnya untuk properti khusus), Penilai harus
menyatakan secara wajar situasi tersebut dan menyatakan apakah estimasi
nilai menjadi terbatas karena kekurangan data tersebut. Setiap penilaian
membutuhkan pertimbangan Penilai, namun apabila Nilai Pasar yang
diestimasikan tersebut lebih didasarkan pada sifat properti atau kurangnya
data pembanding, maka hal tersebut harus dinyatakan dalam Laporan
Penilaian.
6.5 Dengan pertimbangan bahwa kondisi yang berubah merupakan karakteristik
pasar, penilai harus mempertimbangkan apakah data yang tersedia
mencerminkan dan memenuhi kriteria untuk Nilai Pasar.
6.5.1 Kondisi pasar pada periode dengan perubahan yang cepat, ditandai
dengan harga-harga yang cepat berubah biasanya disebut kondisi
ketidakseimbangan. Periode ketidakseimbangan ini dapat
berlangsung hingga bertahun-tahun dan dapat mempengaruhi kondisi
pasar sekarang dan masa depan. Dalam keadaan lain, fluktuasi
perubahan ekonomi dapat menyebabkan data pasar yang tidak
menentu. Jika beberapa penjualan tidak sejalan dengan pasar, maka
terhadap data demikian diberikan bobot yang lebih kecil atau
bahkan dapat diabaikan. Hal tersebut memungkinkan bagi Penilai
untuk menetapkan pada tingkat mana pasar tersebut berada. Harga-
harga transaksi perseorangan mungkin bukan merupakan bukti Nilai
Pasar, namun analisis akan data pasar yang demikian harus
dipertimbangkan dalam proses penilaian.
6.5.2 Dalam kondisi pasar yang tidak menentu mungkin tidak banyak
ditemukan “penjual yang berminat menjual dan pembeli yang
berminat membeli”. Beberapa transaksi, meski tidak semua, dapat
melibatkan kewajiban finansial, atau kondisi yang mengurangi atau
menghilangkan keinginan pemilik tertentu untuk menjual. Penilai harus
mempertimbangkan semua data yang berkaitan dalam kondisi pasar
yang demikian dan mengaitkan bobot tertentu atas transaksi
individual yang diyakini mencerminkan pasar. Pihak likuidator dan
kurator biasanya berkewajiban untuk mendapatkan harga terbaik
dalam penjualan aset. Meskipun demikian, penjualan dapat terjadi
tanpa pemasaran yang layak atau jangka waktu pemasaran yang
cukup.
Penilai harus mempertimbangkan transaksi yang demikian untuk
menentukan apakah data tersebut memenuhi persyaratan dalam
definisi Nilai Pasar dan bobot yang harus dikenakan pada data
tersebut.
6.5.3 Selama periode transisi pasar yang ditandai dengan kenaikan atau
penurunan harga yang sangat cepat, terdapat risiko menilai terlalu

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


7
rendah atau terlalu tinggi jika bobot yang diberikan kepada data
historis terlalu besar atau jika dibuat asumsi mengenai pasar di masa
depan yang tidak terjamin atau tidak wajar. Dalam keadaan
demikian, Penilai harus secara berhati-hati menganalisis dan
menggambarkan tindakan dan perilaku pasar, serta memastikan
bahwa laporannya mengungkapkan semua hasil penyelidikan dan
penemuannya.
6.6 Konsep Nilai Pasar juga menganggap bahwa dalam transaksi Nilai Pasar
suatu properti akan ditawarkan secara bebas dan cukup lama di pasar dan
dengan publikasi yang cukup pula. Penawaran ini dianggap dilaksanakan
sebelum tanggal penilaian. Pasar untuk real properti serta personal properti
berwujud biasanya berbeda dengan pasar untuk jenis properti lainnya
seperti saham, obligasi atau aset lancar lainnya. Properti tersebut biasanya
lebih jarang terjual dan pasarnya pun cenderung kurang formal dan kurang
efisien dibandingkan, misalnya, dengan efek yang dicatatkan di bursa. Lebih
lanjut, jenis properti ini biasanya kurang likuid. Karena alasan ini, dan karena
real properti dan personal properti berwujud tidak biasanya
diperdagangkan di bursa, Nilai Pasarnya harus mempertimbangkan
penawaran yang memadai dan cukup waktu sehingga pemasaran yang
layak dan penyelesaian negosiasi dapat terlaksana.
6.7 Properti penghasil pendapatan yang dimiliki sebagai investasi jangka
panjang oleh perusahaan properti, dana pensiun, atau pemilik yang sejenis,
biasanya dinilai dengan dasar penjualan aset secara individu dan terencana.
Nilai total atas aset tersebut yang dianggap akan diperlakukan sebagai
portofolio atau suatu kesatuan kelompok properti dapat lebih besar, atau
lebih kecil dari jumlah total Nilai Pasar masing-masing properti.
6.8 Setiap penilaian harus merujuk pada maksud dan tujuan penilaian. Sebagai
tambahan pada persyaratan laporan penilaian lainnya, Penilai harus jelas
menggolongkan menurut jenis aset jika tujuan penilaian adalah untuk
pembuatan laporan keuangan.
6.9 Dalam kondisi luar biasa, hasil estimasi Nilai Pasar dapat dinyatakan
sebagai jumlah negatif. Situasi yang memungkinkan keadaan tersebut di
antaranya propertisewa, properti khusus lainnya, properti dalam kondisi
usang dimana biaya pembongkarannya melampaui nilai tanah, properti yang
terkontaminasi, dan lain-lain. Nilai negatif harus dilaporkan terpisah dari nilai
positif dan Penilai harus tidak melaporkan kepentingan ini sebagai ”Nilai
Nol” ataupun ”Tidak Bernilai”.
6.10 Untuk menentukan opini Nilai Sewa Pasar, dalam hal tidak terdapat
persyaratan sewa-menyewa yang spesifik atau kondisi lain yang relevan
dalam suatu penilaian, asumsi tentang jangka waktu sewa dan kondisi penting
lainnya harus dibuat berdasarkan kenyataan yang terjadi di pasar.

7.0 Syarat Pengungkapan


7.1 Laporan penilaian tidak boleh menyesatkan. Penilaian yang dilaksanakan
untuk estimasi dan pelaporan Nilai Pasar harus memenuhi pernyataan standar
pada SPI 1 butir 5.0 Laporan harus memuat definisi Nilai Pasar sebagaimana
diatur dalam SPI ini, bersama-sama dengan rujukan khusus atas bagaimana

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


8
properti dilihat dari segi kegunaannya dan Penggunaan Tertinggi dan
Terbaik (HBU) serta pernyataan atas semua asumsi penting.
7.2 Dalam membuat estimasi Nilai Pasar, Penilai harus merujuk kepada SPI 1 butir
5.1
7.3 Meskipun konsep, penggunaan dan penerapan istilah nilai alternatif dapat
dipergunakan dalam keadaan tertentu, Penilai harus memastikan bahwa jika
seandainya jenis nilai yang lain diestimasikan dan dilaporkan, maka nilai-nilai
tersebut tidak boleh dianggap sebagai representasi Nilai Pasar.
7.4 Jika penilaian dibuat oleh Penilai Internal, yaitu Penilai yang bekerja pada
perusahaan atau instansi yang merupakan pemilik/penguasa aset yang
dinilai atau akuntan yang merupakan auditor perusahaan yang bersangkutan,
maka hubungan yang demikian harus diungkapkan dalam laporan.

8.0 Ketentuan Penyimpangan


8.1 Penyimpangan terhadap standar ini harus dibuat sesuai dengan pedoman
yang diatur pada SPI 5 - Pelaporan Penilaian.

9.0 Kutipan dan Tanggal Berlaku


9.1 Standar ini dapat dikutip sebagai SPI 1 Nilai Pasar sebagai Dasar Penilaian
9.2 SPI 1 ini ditetapkan pada tanggal ........... dan mulai berlaku secara efektif
pada tanggal ............

Draft Standar Penilaian Indonesia 1 ( SPI 1)


9

Anda mungkin juga menyukai

  • MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    Dokumen15 halaman
    MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Proposal PKM
    Proposal PKM
    Dokumen3 halaman
    Proposal PKM
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • KINERJA MANAJER
    KINERJA MANAJER
    Dokumen3 halaman
    KINERJA MANAJER
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 10
    Tema 10
    Dokumen12 halaman
    Tema 10
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 4
    Tema 4
    Dokumen13 halaman
    Tema 4
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 8
    Tema 8
    Dokumen10 halaman
    Tema 8
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    Dokumen2 halaman
    SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 3
    Tema 3
    Dokumen17 halaman
    Tema 3
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 6
    Tema 6
    Dokumen17 halaman
    Tema 6
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 5
    Tema 5
    Dokumen18 halaman
    Tema 5
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 5
    Tema 5
    Dokumen18 halaman
    Tema 5
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 9
    Tema 9
    Dokumen13 halaman
    Tema 9
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 10
    Tema 10
    Dokumen12 halaman
    Tema 10
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 2
    Tema 2
    Dokumen16 halaman
    Tema 2
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 9
    Tema 9
    Dokumen13 halaman
    Tema 9
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 2
    Tema 2
    Dokumen16 halaman
    Tema 2
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 6
    Tema 6
    Dokumen17 halaman
    Tema 6
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 8
    Tema 8
    Dokumen10 halaman
    Tema 8
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 3
    Tema 3
    Dokumen17 halaman
    Tema 3
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 4
    Tema 4
    Dokumen13 halaman
    Tema 4
    dianingayu
    Belum ada peringkat