Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR AKUNTANSI

TEMA 8

Kualitas Audit

Disusun Oleh

Kelompok 4

Dianing Ayu Novanti 31401800205

Dunyaa 31401800206

Mutya Nirmala 31401800233

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
I. PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................4

II. LANDASAN TEORI.............................................................................................5


III. PEMBAHASAN....................................................................................................8
PENUTUP……………………………………………………………………………….10

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas audit merupakan semua kemungkinan yang mana auditor di saat mengaudit laporan
keuangan klien dapat menjumpai pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan
memberikan laporan dalam laporan keuangan auditan. Dimana dalam melaksanakan tugas,
seorang auditor harus selalu berpegang pada pedoman standar auditing dan kode etik akuntan
publik yang relevan.

Kualitas audit juga didefinisikan sebagai karakteristik atau gambaran praktik dan hasil audit
menurut standar auditing dan standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran jalannya tugas
dan tanggung jawab profesi auditor. Kualitas audit berkaitan dengan seberapa baik suatu
pekerjaan diselesaikan daripada dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

Pengertian Kualitas Audit Menurut Para Ahli

1. Simanjuntak (2008)

Definisi kualitas audit menurut Simanjuntak adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh
seorang subjek/objek untuk tingkat kepuasan, menjadikan akan memunculkan hasrat
subjek/objek untuk menilai suatu kegiatan tersebut.

2. Watkins et al (2004)

Definisi kualitas audit menurut Watkins et al adalah kemungkinan dimana auditor akan
menemukan dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan klien. Berdasarkan
Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor dikatakan
berkualitas baik, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan

3. Liu dan Wang (1999)

Definisi kualitas audit menurut Liu dan Wang adalah probabilitas bahwa auditor tidak akan
melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan keuangan
yang mengandung kekeliruan material.

Indikator Pengukuran Kualitas Audit. Wooten (2003) menyatakan, indikator yang dipakai
untuk pengkuran kualitas audit antara lain yaitu:

 Deteksi Salah Saji

Dalam deteksi salah saji, auditor harus memiliki sikap skeptisme profesional, yaitu sikap
yang meliptui pikiran yang terus menerus mempertanyakan dan melakukan evaluasi kritis
bukti audit. Salah saji ini dapat terjadi akibat terdapatnya kekeliruan maupun kecurangan.
3
Apabila laporan keuangan salah saja yang berdampak secara individual atau keseluruhan
cukup signifikan menjadikan menyebapkan laporan keuangan tersebtu tidak ditunjukkan
secara wajar dalam semua hal yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

 Kesesuaian dengan Standar Umum yang Berlaku

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) merupakan pedoman yang menjadi acuan dan telah
ditetapkan sebagai ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh akuntan publik dalam pemberian
jasanya (UU No. 5 Tahun 2011). Auditor bertanggung jawat untuk mematuhi standar
auditing yang ditentukan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).

Aturan Etikan Kompartemen Akuntan Publik mewajibkan anggota Ikatan Akuntan Indonesia
yang sedang praktik sebagai auditor untuk patuh pada standar auditing apabila berhubungan
dengan audit terhadap laporan pemeriksaan atau laporan audit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan beberapa rumusan masalah yang merupakan garis
besar pembahasan makalah ini sebagai berikut

1. Apakah itu kualitas audit?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa itu kualitas audit

BAB II

4
LANDASAN TEORI

2.1 Kualitas Audit

Mengukur kualitas audit adalah hal yang tidak mudah karena kualitas audit sulit diukur secara
obyektif, maka para peneliti sebelumnya menggunakan berbagai dimensi kualitas audit. Kualitas
audit berhubungan dengan jaminan auditor dalam bentuk pernyataan bahwa laporan keuangan
tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan. Selain itu, sebagaimana
dikutip Coram dkk (2003) menyatakan bahwa kualitas audit dapat dilihat dari tingkat kepatuhan
auditor dalam melaksanakan berbagai tahapan yang seharusnya dilaksanakan dalam sebuah
pengauditan.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan
berkualitas, jika memenuhi standar auditing dan standar pengendalian mutu.
Standar Auditing
Standar yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah:
a. Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.
b. Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya, dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat, dan lingkungan pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan, keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

5
2. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada ketidakkonsistenan penerapan prinsip
akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan
penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Standar Pengendalian Mutu
KAP wajib mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu dalam menetapkan kebijakan
dan prosedur pengendalian mutunya.Unsur-unsur pengendalian mutu berhubungan satu sama
lain. Oleh karena itu praktik pemekerjaan KAP mempengaruhi kebijakan pelatihannya.
Praktik pelatihan mempengaruhi kebijakan promosinya. Praktik kedua kategori tersebut
mempengaruhi kebijakan supervisi. Praktik supervisi mempengaruhi kebijakan pelatihan dan
promosi. Untuk memenuhi ketentuan yang dimaksud, KAP wajib membuat kebijakan dan
prosedur pengendalian mutu mengenai:
a) Independensi,
b) Penugasan personel,
c) Konsultasi,
d) Supervisi,
e) Pemekerjaan,
f) Pengembangan profesional,
g) Promosi,
h) Penerimaan dan keberlanjutan klien, dan
i) Inspeksi.
KAP dapat menetapkan tanggung jawab kepada personelnya agar dapat melaksanakan
kebijakan dan prosedur pengendalian mutunya secara efektif. (IAI, 2001)
Selain itu menurut De Angelo (1981) dalam Elfarini (2007;38) mendefinisikan kualitas audit
sebagai kemungkinan (probability) dimana auditor akan menemukan dan melaporkan
pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansiklien.
Adapun kemampuan untuk menemukan salah saji yang material dalam laporan keuangan
perusahaan tergantung dari kompetensi auditor sedangkan kemauan untuk melaporkan temuan
salah saji tersebut tergantung pada independensinya.
Tujuan menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat
apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material,
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Proses diagnostik untuk
membuat pertimbangan tentang akun yang mungkin mengandung salah saji yang material

6
serta memperoleh bukti tentang penyajian yang wajar dalam laporan keuangan melibatkan
sejumlah langkah antara lain:
1. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri.
2. Mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan.
3. Membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi para pengguna laporan keuangan.
4. Membuat keputusan tentang komponen risiko audit.
5. Memperoleh bukti melalui prosedur audit termasuk prosedur untuk memahami pengendalian
intern, melaksanakan pengujian pengendalian,dan melaksanakan pengujian substantif.
6. Menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung suatu pendapat audit,
komunikasi kepada klien lain, serta jasa bernilai tambah.
7. Mengkomunikasikan temuan-temuan. (Boynton,dkk;2001)

BAB III
7
PEMBAHASAN

Indikator Kualitas Audit

Menurut Wooten (2003), indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas audit adalah sebagai
berikut:

a. Deteksi salah saji

Dalam mendeteksi salah saji, auditor harus memiliki sikap skeptisme profesional, yaitu sikap yang
mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis bukti audit. Salah
saji dapat terjadi akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Apabila laporan keuangan mengandung salah
saji yang dampaknya secara individual atau keseluruhan cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan
laporan keuangan tidak disajikan secara wajar dalam semua hal yang sesuai standar akuntansi keuangan.

b. Kesesuaian dengan Standar Umum yang Berlaku

Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) adalah acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib
dipatuhi oleh akuntan publik dalam pemberian jasanya (UU No. 5 Tahun 2011). Auditor bertanggung
jawab untuk mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Aturan Etikan
Kompartemen Akuntan Publik mengharuskan anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai
auditor mematuhi standar auditing jika berkaitan dengan audit atas laporan keuangan.

c. Kepatuhan terhadap SOP

Standar operasional perusahaan adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan,
dimana, oleh siapa, bagaimana cara melakukan, apa saja yang diperlukan, dan lain-lain yang semuanya
itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati dan dilakukan. Dalam pelaksanaan audit atas laporan
keuangan, auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk mengidentifikasi
dan memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan
berdampak signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.

Pengukuran Kualitas Audit

Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 mengenai
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), kualitas audit diukur berdasarkan hal-hal sebagai berikut
(Efendy, 2010):

Kualitas Proses (keakuratan temuan audit, sikap skeptisme). Besarnya manfaat yang diperoleh dari
pekerjaan pemeriksaan tidak terletakpada temuan pemeriksaan yang dilaporkan atau rekomendasi yang
dibuat, tetapi terletak pada efektivitas penyelesaian yang ditempuh oleh entitas yang diperiksa. Selain itu
audit harus dilakukan dengan cermat, sesuai prosedur, sambil terus mempertahankan sikap skeptisme.

Kualitas hasil (nilai rekomendasi, kejelasan laporan, manfaat audit). Manajemen entitas yang diperiksa
bertanggung jawab untuk menindaklanjuti rekomendasi serta menciptakan dan memelihara suatu
proses dan sistem informasi untuk memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa.

Kualitas tindak lanjut hasil audit. pemeriksa wajib merekomendasikan agar manajemen memantau status
tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa. Perhatian secara terusmenerus terhadap temuan
pemeriksaan yang material beserta rekomendasinya dapat membantu pemeriksa untuk menjamin
terwujudnya manfaat pemeriksaan yang dilakukan.
8
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit

a. Kompetensi

Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup
sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga, menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan
seksama (due professional care).

b. Tekanan Waktu

Dalam setiap melakukan kegiatan audit, auditor akan menemukan adanya suatu kendala dalam
menentukan waktu untuk mengeluarkan hasil audit yang akurat dan sesuai dengan aturan yang
ditetapkan. Tekanan Waktu yang dialami oleh auditor ini dapat berpengaruh terhadap menurunnya
Kualitas Audit karena auditor dituntut untuk menghasilkan hasil audit yang baik dengan waktu yang telah
dijanjikan dengan klien.

c. Pengalaman Kerja

Dalam pelaksanaan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus senantiasa
bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing. Pencapaian keahlian
tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman
selanjutnya dalam praktik audit. Pengalaman Kerja auditor adalah pengalaman yang dimiliki auditor
dalam melakukan audit yang dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas
pemeriksaan yang telah dilakukan.

d. Etika

Etika adalah suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga
apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan
martabat dan kehormatan seseorang.

e. Independensi

Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor
dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ditemukan bahwa hubungan auditor klien diperpanjang akan meningkatkan daripada itu akan
menurunkan kualitas audit, karena peningkatan pengalaman dengan klien bisnis dan praktek.
9
Juga, ditemukan bahwa penyebab utama kurangnya kemandirian masalah di Indonesia adalah
bahwa sebagian besar perusahaan di Mesir yang dipegang dimana pemegang saham adalah
manajer perusahaan. Tidak ada bukti bahwa rotasi auditor sukarela saat ini untuk alasan buruk
seperti pendapat berbelanja atau mencari biaya auditor lebih rendah, tapi itu akan untuk alasan
yang baik yang akan meningkatkan kualitas audit seperti men$ari lebih terkemuka atauauditor
lebih berpengalaman. Mengenai jenis rotasi yang $o$ok yang dapat diterapkan, ditemukan
bahwa klien audit akan lebih melekat personil audit. Bahkan kadang-kadang mereka
lebihmeminta kembali mempekerjakan dalam keterlibatan berikut dari perusahaan audit
mereka.

Dengan demikian, rotasi personel audit yang tidak akan bermanfaat bagi proses audit karena
akan menurunkan kualitas audit. 0amun, rotasi perusahaan akan lebih disukai karena dua
alasan utama pertama, ada banyak perusahaan audit lainnya terkemuka dan yang berkualitas.
Kedua, perusahaan audit biasanya personel audit yang ditugaskan berdasarkan pengalaman
mereka dalam industri bisnis klien, sebuah masalah yang akan meningkatkan kualitas audit
dari kedua belah pihak, mempertahankan kemerdekaan dan pada saat yang sama
mempromosikan kualitas dengan menetapkan auditor yang berpengalaman untuk mereka.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/24011414/AUDITOR_INDEPENDENCE

https://www.kajianpustaka.com/2018/03/pengertian-indikator-dan-pengukuran-kualitas-audit.html?m=1

10

Anda mungkin juga menyukai

  • KINERJA MANAJER
    KINERJA MANAJER
    Dokumen3 halaman
    KINERJA MANAJER
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Proposal PKM
    Proposal PKM
    Dokumen3 halaman
    Proposal PKM
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Spi 1
    Spi 1
    Dokumen9 halaman
    Spi 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 8
    Tema 8
    Dokumen10 halaman
    Tema 8
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    Dokumen2 halaman
    SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 9
    Tema 9
    Dokumen13 halaman
    Tema 9
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    Dokumen15 halaman
    MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 6
    Tema 6
    Dokumen17 halaman
    Tema 6
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 10
    Tema 10
    Dokumen12 halaman
    Tema 10
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 4
    Tema 4
    Dokumen13 halaman
    Tema 4
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 5
    Tema 5
    Dokumen18 halaman
    Tema 5
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 3
    Tema 3
    Dokumen17 halaman
    Tema 3
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 2
    Tema 2
    Dokumen16 halaman
    Tema 2
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 5
    Tema 5
    Dokumen18 halaman
    Tema 5
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 10
    Tema 10
    Dokumen12 halaman
    Tema 10
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 2
    Tema 2
    Dokumen16 halaman
    Tema 2
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 6
    Tema 6
    Dokumen17 halaman
    Tema 6
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 9
    Tema 9
    Dokumen13 halaman
    Tema 9
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 3
    Tema 3
    Dokumen17 halaman
    Tema 3
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 4
    Tema 4
    Dokumen13 halaman
    Tema 4
    dianingayu
    Belum ada peringkat