Anda di halaman 1dari 13

SEMINAR AKUNTANSI

TEMA 9

Akuntansi Perpajakan

Disusun Oleh

Kelompok 4

Dianing Ayu Novanti 31401800205

Dunyaa 31401800206

Mutya Nirmala 31401800233

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................................2
I. PENDAHULUAN.................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................................................4

II. LANDASAN TEORI.............................................................................................5


III. PEMBAHASAN..................................................................................................10
PENUTUP……………………………………………………………………………….18

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari kita sering mendengar istilah akutansi dan pajak melalui
media massa seperti koran televisi dan radio maupun melaui orang orang di sekitar kita.
Akuntansi merupakan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, pengolahan, dan penyajian
suatu data yang berhubungan dengan keuangan sehingga dengan mudah dapat dimengerti oleh
pihak yang menggunakannya maupun yang melihatnya dalam suatu pengambilan keputusan.
Sedangkan pajak merupakan iuran wajib yang diserahkan oleh masyarakat kepada pemerintah
yang digunakan untuk pembangunan nasional dan memerlukan proses di dalam pengolahan iuran
tersebut. Akuntansi dan pajak itu saling berhubungan.
Akuntansi Perpajakan adalah salah satu bidang akuntansi yang diterapkan dengan tujuan
untuk menetapkan besarnya pajak terutang. Dengan adanya akuntansi perpajakan yang baik
tentunya akan memberikan dampak yang baik pula dalam sebuah instansi. Konsistensi dalam
penerapan akuntansi perpajakan dalam penyajian laporan keuangan instansi adalah sangat
penting, karena laporan keuangan tahunan instansi merupakan informasi keuangan yang
dipublikasikan kepada para stake holder. Ketidakkonsistenan penyajian akan menyulitkan dan
bahkan bisa menyesatkan dalam mengambil keputusan.

Secara sederhana Akuntansi Perpajakan dapat didifinisikan sebagai Bidang Akuntansi


yang mengkalkulasi, menangani, mencatat, bahkan menganalisa dan membuat strategi
perpajakansehubungan dengan transaksi pada suatu instansi. Pada kesempatan ini pembahasan
fokus pada perpajakan dalam akuntansi dan menganalisa apakah kaitannya terhadap laporan
keuangan suatu instansi sudah sesuai dengan aturan yang telah ada.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa hal

antara lain :
1. Apakah dasar-dasar perpajakan?
2. Apakah pengertian dan tujuan dari Akuntansi Perpajakan?
3. Bagaimana Prinsip Akuntansi Perpajakan?
4. Bagaimana peran Akuntansi Perpajakan dalam perusahaan?
3
5. Apa perbedaan laporan keungan komersial dan fiskal?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusalan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain

sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami tentang dasar-dasar perpajakan.
2. Mengetahui dan memahami pengertian, tujuan dan prinsip akuntansi perpajakan.
3. Memahami peran akuntansi perpajakan dalam perusahaan.

4. Mengetahui dan memahami perbedaan laporan keuangan komersial dan laporan keuangan
fiskal.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dasar - Dasar Perpajakan


2.1.1 Definisi Pajak

4
Menurut Undang-Undang No.16 Tahun 2009 tentang Perubahan Ke-empat atas Undang- Undang No.6 Tahun 1983

tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2008, pengertian pajak telah

didefinisikan pada pasal 1 angka (1) sebagai berikut: Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro S.H. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang

digunakkan untuk membayar pengeluaran umum.

2.1.2 Fungsi Pajak


Secara umum pajak ada 2 fungsi pajak yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan Negara) dan fungsi regularend

(pengatur).
A. Fungsi Budgetair (Sumber Keuangan Negara)
Pajak mempunyai fungsi budgetair , artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan pemerintah untuk

membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan

uang sebanyak-banyaknya untuk kas Negara.


B. Fungsi Regularend (Pengatur)
Pajak mempunyai fungsi pengatur, artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah

dalam bidang social dan ekonomi serta mencapai tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan.
2.1.3 Jenis Pajak
Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu pengelompokkan menurut golongan, sifat

dan lembaga pemungutnya.


A. Menurut Golongan
1. Pajak Langsung, pajak yang harus ditanggung sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan

kepada orang atau pihak lain.


Contoh :Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Tidak Langsung, pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.

Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak,

misalnya terjadi penyerahan barang dan jasa. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
B. Menurut Sifat
1. Pajak Subjektif, pajak yang pengenaannya memperhatikan keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang

memperhatikan subjeknya. Contoh: PPh


2. Pajak Objektif, pajak yang pengenaanya memperhatikan objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi Subjek Pajak (Wajib Pajak)

maupun tempat tinggal. Contoh: PPN, PPnBM, PBB.


C. Menurut Lembaga Pemungut
1. Pajak Negara (Pusat), pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada

umumnya. Contoh : PPh, PPN, PPnBM.


2. Pajak Daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (Pajak Provinsi) maupun daerah tingkst II

(Pajak Kabupaten/Kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing . Contoh : Pajak Kendaraan

5
Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Air Tanah, Pajak Roko, Pajak

Hotel, Pajak Restoran dan sebagainya.


2.1.4 Tata Cara Pemungutan Pajak
Tata cara pemungutan pajak terdiri atas Stelsel pajak, Asas pemungutan pajak, dan System pemungutan pajak.
A. Stelsel Pajak
1. Stelsel Nyata (Riil)
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek sesungguhnya terjadi (untuk PPh maka objeknya

adalah penghasilan). Oleh karena itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua

penghasilan yang sesungguhnya dalam satu tahun pajak diketahui.


2. Stelsel Anggapan (Fiktif)
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggpan yang diatur oleh Undang-undang. Contoh:

penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya, sehingga pajak yang terutang pada suatu tahun

juga dianggap sama dengan pajak terutang pada tahun sebelumnya.


3. Stelsel Campuran
Stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada

awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan

keadaan yang sesungguhnya.


B. Asas Pemungutan Pajak
1. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal)
Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat

tinggal di wilayahnnya baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri .
2. Asas Sumber
Asas ini menyatakan bahwa Negara berhak mengenakan pajak penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa

memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.


3. Asas kebangsaan
Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu Negara. Misalnya, pajak bangsa

asing di Indonesia dikenakan atas setiap orang asing yang bukan kebangsaan Indonesia, tetapi bertempat tinggal di Indonesia.
C. Sistem Pemungutan Pajak
1. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang

terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakn yang berlaku.

2. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang Wajib Pajak dalam menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang

setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

3. With Holding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak

yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

6
BAB III

PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Akuntansi Pajak


Akuntansi Pajak merupakan metode dan praktik akuntansi khusus untuk memenuhi ketentuan perpajakan, termasuk

penyusunan laporan keuangan fiskal dan pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) serta perencanaan dalam rangka

mengefisienkan beban pajak (Tax Planning).

2.3 Prinsip Akuntansi Perpajakan

Prinsip Akuntansi yang diakui dalam akuntansi pajak adalah:

1. Kesatuan Usaha

Entitas dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan sumber-

sumber entitas. Ada pemisahan yang jelas antara entitas dengan para stake holder. Pasal 28 ayat 7 UU KUP, pada dasarnya

pembukuan harus memisahkan harta dari Wajib Pajak.

2. Kesinambungan

Suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus menerus melanjutkan usahanya dan tidak akan dibubarkan. Pasal 28 ayat

11 UU KUP, data yang berkaitan dengan pembukuan Wajib Pajak harus disimpan di Indonesia paling tidak dalam jangka waktu

10 Tahun.

3. Harga Pertukaran yang Obyektif

Transaksi keuangan harus dinyatakan dengan nilai uang. Transaksi antara penjual dan pembeli akan menghasilkan

harga pertukaran, yang oleh penjual disebut harga jual dan oleh pembeli disebut harga perolehan (Cost). Harga Pertukaran yang

obyektif/wajar:

a. Tidak dipengaruhi oleh adanya hubungan istimewa

b. Dapat diuji oleh pihak-pihak yang independen

c. Tidak terdapat transfer pricing.

7
d. Tidak ada mark-up. Tidak ada KKN, dan sebagainya

Berdasar Pasal 18 ayat 3 UU PPh ditentukan bahwa Direktorat Jenderal Pajak berwenang menentukan kembali

besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan hutang sebagai kodal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena

Pajak bagi WP yang mempunyai hubungan istimewa dengan WP lainnya sesuai kewajaran dan kelaziman.

4. Konsisten

Penggunaan metode dalam pembukuan tidak boleh berubah-ubah. Berdasarkan Pasal 28 ayat 5 UU KUP, pembukuan

diselenggarakan dengan prinsip atau asas konsisten, artinya apabila WP telah memilih salah satu metode pembukuan maupun

dalam perhitungannya, metode tersebut harus diikuti setiap tahunnya secara konsisten, misalnya penentuan tahun buku, metode

penyusutan, metode penilaian persediaan dan pengakuan nilai kurs valuta asing menggunakan kurs tetap atau kurs tengah Bank

Indonesia. Berdasarkan pasal 28 ayat 8 UU KUP, ditetapkan setiap adanya perubahan dalam prinsip maupun metode

penghitungan dalam pembukuan harus mendapat persetujuan Direktur Jendral Pajak, untuk dilakukan pemeriksaan terlebih

dahulu tentang ada tidaknya obyek pajak yang timbul akibat adanya perubahan tersebut.

5. Konservatif

Kemungkinan rugi (belum direalisasi, masih merupakan tafsiran) sudah diakui sebagai kerugian, dengan cara

membentuk penyisihan atau cadangan. Sementara itu, kemungkinan laba yang tibul tidak diakui. Pasal 9 ayat 1 © UU PPh,

dimana WP tidak diperbolehkan membentuk dana cadangan (penyisihan).

2.4 Fungsi Akuntansi Perpajakan

Fungsi Akuntansi Perpajakan adalah mengelola data kuantitatif untuk menyajikan laporan keuangan yang memuat

perhitungan perpajakan, yang kemudian akan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan. Oleh sebab itu, maka

akuntansi harus memenuhi tujuan kualitatif. Adapun tujuan kualitatif akuntansi perpajakan antara lain sebagai berikut :

1. Relevan

Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus relevan antara data yang dimiliki WP dengan adanya

kewajiban ataupun yang timbul dalam kaitannya dengan perpajakan. Berdasarkan pasal 28 ayat 9, catatan termasuk laporan

keuangan yang dihasilkandapat dipergunakan untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak dan besarnya pajak yang

terhutang.

2. Dapat Dimengerti

Laporan Keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus dapat dimengerti, baik oleh WP maupun pihak lain

termasuk oleh fiscus Berdasarkan pasal 28 ayat 4, pembukuan diselenggarakan dengan menggunakan huruf latin dan angka arab,

satuan mata uang rupiah, dengan menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan, mengandung arti agar laporan

keuangan yang dihasilkan dapat dimengerti.

3. Daya Uji
8
Laporan keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus mempunyai daya uji, perhitungan yang dilakukan oleh

WP akan menghasilkan angka yang sama apabila dilakukan oleh pihak lain termasuk oleh fiscus. Pasal 28 ayat 9 UU KUP bahwa

catatan yang dipergunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak, yang dilakukan oleh WP akan menghasilkan angka yang

sama apabila dihitung oleh pihak lain, termasuk oleh fiscus.

4. Netral

Laporan keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus netral, tidak memihak kepada WP dan juga tidak

memihak kepada pihak lain termasuk pihak negara (pihak yang sangat berkaitan dengan penerimaan perpajakan). Pasal 28 ayat 3

UU KUP, pembukuan yang dilakukan oleh WP harus berdasarkan itikad baik dan mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.

5. Tepat Waktu

Laporan keuangan yang disajikan dalam akuntansi pajak harus tepat waktu, sesuai dengan tahun takwim atau tahun

buku yang dipergunakan oleh WP. Pasal 1 ayat 7 UU PPh, Laporan keuangan WP dibuat berdasarkan tahun takwim atau tahun

buku.

6. Daya Banding

Laporan keuangan yang dihasilkan dalam akuntansi pajak harus memiliki daya banding, terutama dengan peraturan

perpajakan. Penjelasan pasal 28 ayat 7 UU KUP, pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai

di Indonesia, seperti Standar Akuntansi keuangan (SAK), atau berdasarkan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

7. Lengkap

Laporan keuangan yang disajikan dalam akuntansi pajak harus lengkap, tidak terdapat data yang tidak terakumulasi

dalam laporan keuangan.Pasal 28 ayat 7 UU KUP, pembukuan sekurang-kurangnya memuat catatan harta, kewajiban, modal,

penghasilan dan biaya, serta pembelian dan penjualan.

2.5 Peran Akuntansi Perpajakan dalam Perusahaan

1. Memberikan membuat perencanaan dan strategi perpajakan (dalam artian positif)


2. Memberikan analisa dan prediksi mengenai potensi pajak perusahaan di masa yang akan datang
3. Dapat menerapkan perlakuan akuntansi atas kejadian perpajakan (mulai dari penialian/penghitungan, pencatatan (pengakuan)

atas pajak, dan dapat menyajikannya di dalam laporan komersial maupun laporan fiskal perusahaan.
2.6 Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
Laporan Keuangan Komersial adalah laporan yang disusun dengan prinsip akuntansi bersifat netral atau tidak

memihak. Seadangkan Laporan Keuanagan Fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan dan

digunakan untuk kepentingan penghitungan pajak.

Hal - hal yang perlu tercakup dalam laporan keuangan fiskal terdiri dari:

1. Neraca fiskal;

2. Perhitungan laba rugi dan perubahan laba yang ditahan;

3. Penjelasan laporan keuangan fiskal;

9
4. Rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal;

5. Ikhtisar kewajiban pajak.

2.7 Hubungan antara Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal


Laporan keuangan komersial dan laporan keuanagan fiskal memiliki peraturan atau prinsip masing – masing dalam

menentukan biaya. Jika laporan keuangan komersial disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan untuk memberikan

informaasi mengenai kinerja perusahaan dalam jangka waktu tertentu, maka laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan

peraturan pajak yang digunakan untuk menetukan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan sehingga terjadi perbedaan

antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal.


Untuk mencocokan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan komersial dan fiskal mala perlu dilakukan

rekonsiliasi fiskal/koreksi fiskal. Secara umum ada dua cara untuk menyusun laporan keuangan fiskal.
Pertama, pendekatan terpisah (separated approach) dimana wajib pajak membukukan segala transaksi atau informasi

berdasarkan prinsip pajak untuk penghitungan PPh terutang dan berdasarkan prinsip akuntansi untuk keperluan komersial. Tapi

pendekatan ini sangat jarang digunakan karena memakan banyak biaya dan tenaga.
Sebagian besar wajib pajak memilih pendekatan kedua, Extra-compatible approach dimana wajib pajak membukukan

semua transaksi atau informasi hanya berdasarkan prinsip akuntansi, kemudian pada akhir tahun wajib pajak melakukan koreksi

terhadap laporan keuangan komersial tersebut agar sesuai dengan Undang - Undang Pajak Penghasilan yang dapat digunakan

untuk menghitung besarnya PPh terutang. Jadi laporan keuangan komersial terkait erat dengan laporan keuangan fiskal karena

laporan keuangan komersial digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar melakukan rekonsiliasi fiskal untuk menghasilkan laporan

keuangan fiskal.

2.8 Perbedaan Konsep Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal

1. Perbedaan Waktu

Perbedaan terhadap jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan komersial dengan laporan keuangan fiskal dapat

terjadi akibat perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Hal ini berakibat adanya penundaan pengakuan. Contoh:

Penyusutan aset tetap dengan masa/umur ekonomis 10 tahun, tetapi menurut perpajakan hanya terbatas 4 tahun karena masuk

dalam Kelompok I, sehingga alokasi beban penyusutan dalam kurun waktu yang berbeda pula.

Yang dapat menimbulkan beda waktu adl perbedaan metode pengakuan terhadap:

1. Piutang usaha

2. Efek

3. Persediaan

4. Tagihan/utang dalam valuta asing

5. Harta berwujud dan tidak berwujud

6. Penyertaan saham

7. Biaya pendirian dan perluasan usaha


10
8. Biaya sebelum produksi komersial

9. Biaya dibayar dimuka jangka panjang

10.Selisih kurs

11.Pencadangan kewajiban bersyarat/cadangan lain

12.Pengakuan penghasilan & biaya atas proyek jangka panjang

13.Hak penambangan dan Hak Pengusaha Hutan

2. Perbedaan Tetap/Permanen

Perbedaan pengakuan suatu penghasilan atau biaya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

dengan prinsip akuntansi yang sifatnya permanen. Suatu penghasilan atau biaya tidak akan diakui untuk selamanya dalam rangka

menghitung penghasilan kena pajak (taxable income). Contoh: Pendapatan yang diperoleh dari bunga deposito memang secara

akuntansi komersial akan masuk sebagai penghasilan, tetapi aturan perpajakan tidak masuk dalam penghasilan kena pajak

diterapkan dengan tarif pajak pasal 17 UU PPh karena pengenaan pajak atas bunga deposito bersifat final. Demikian halnya

dengan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam bentuk natura dan kenikmatan. Yang termasuk beda tetap:

1. Pemberian kenikmatan atau natura

2. Biaya jamuan tamu

3. Sumbangan

4. Rugi penarikan harta tetap dari pemakaian

5. PPh pasal 26 atas royalti yang ditanggung oleh pemberi hasil

6. Hibah dan warisan

7. Bunga dan dividen

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,


mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan
dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang
menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu
keputusan.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-
undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik
(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakkan
untuk membayar pengeluaran umum.
Akuntansi Pajak merupakan metode dan praktik akuntansi khusus
untuk memenuhi ketentuan perpajakan, termasuk penyusunan laporan
keuangan fiskal dan pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) serta
perencanaan dalam rangka mengefisienkan beban pajak (Tax Planning).
Dalam sebuah perusahaan pastinya akan membuat laporan keuangan
komersial yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan namun menurut
undang-undang perpajakan tidak sema pendapatan dan beban itu masuk ke
laporan keuangan fiskal. Maka antara laporan keuangan komersial dan
laporan keuangan fiskal itu memiliki perbedaan yaitu perbedaan waktu dan
perbedaan tetap. Namun kedua laporan tersebut juga memiliki hubungan
yang erat yang dapat mempermudah akuntan melaporkan pemungutan
pajak seuatu perusahaan.

4.2 Kritik dan Saran


Dengan adanya perbedaan antara laporan akuntansi keuangan dan
laporan akuntansi perpajakan itu bisa menjadi celah untuk perusahaan
memperkecil penghasilan agar pajak yang dibayar tidak terlalu besar.
Dengan begitu pemerintah harus lebih memperketat undang – undang
12
perpajakan agar tidak terjadi manipulasi data keuangan. Sebagai Wajib Pajak
(Pribadi/Badan) kita harus bangga bisa membayar pajak karena dengan
membayar pajak kita ikut memajukan Negara.

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/amanita-novi-yushita-se-msi/laporan-
keuangan-komersial-dan-fiskal.pdf

Siti Resmi.2014.Perpajakan Teori dan Kasus.Edisi 8.Jakarta.Salemba Empat.

13

Anda mungkin juga menyukai

  • KINERJA MANAJER
    KINERJA MANAJER
    Dokumen3 halaman
    KINERJA MANAJER
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Proposal PKM
    Proposal PKM
    Dokumen3 halaman
    Proposal PKM
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Spi 1
    Spi 1
    Dokumen9 halaman
    Spi 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 8
    Tema 8
    Dokumen10 halaman
    Tema 8
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    Dokumen2 halaman
    SIKLUS PENGIRIMAN BARANG
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 9
    Tema 9
    Dokumen13 halaman
    Tema 9
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    Dokumen15 halaman
    MENGUKUR DAN MENGENDALIKAN AKTIVA
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 6
    Tema 6
    Dokumen17 halaman
    Tema 6
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 10
    Tema 10
    Dokumen12 halaman
    Tema 10
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 4
    Tema 4
    Dokumen13 halaman
    Tema 4
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 5
    Tema 5
    Dokumen18 halaman
    Tema 5
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 3
    Tema 3
    Dokumen17 halaman
    Tema 3
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 2
    Tema 2
    Dokumen16 halaman
    Tema 2
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 5
    Tema 5
    Dokumen18 halaman
    Tema 5
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 10
    Tema 10
    Dokumen12 halaman
    Tema 10
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 2
    Tema 2
    Dokumen16 halaman
    Tema 2
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 6
    Tema 6
    Dokumen17 halaman
    Tema 6
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 8
    Tema 8
    Dokumen10 halaman
    Tema 8
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 1
    Tema 1
    Dokumen15 halaman
    Tema 1
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 3
    Tema 3
    Dokumen17 halaman
    Tema 3
    dianingayu
    Belum ada peringkat
  • Tema 4
    Tema 4
    Dokumen13 halaman
    Tema 4
    dianingayu
    Belum ada peringkat