Anda di halaman 1dari 16

AUDIT INVESTASI DAN SALDO KAS

(Investing Audit and Cash)


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan 2
Dosen Pengampu : Farida,M.Si

Disusun Oleh :

1. Mufida Annisa Yusriya (17.0102.0053)


2. Tri Wahyuningsih (17.0102.0104)
3. Dewi Fatmawati (17.0102.0120)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Magelang
2019
Statement of Authorship
“Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah
murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan
tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama : Mufida Annisa Yusriya (17.0102.0053)

Tri Wahyuningsih (17.0102.0104)

Dewi Fatmawati (17.0102.0120)

Tanda tangan :
Mata Ajaran : Pengauditan 2
Judul Makalah/Tugas : Investing Audit and Cash
Tanggal :
Dosen : Farida,M.Si

(Dibuat oleh seluruh anggota kelompok)

i
DAFTAR ISI

Statement of Authorship..............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................1
C. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. INVESTASI.................................................................................................................2
1.1 Tujuan Audit............................................................................................................2
1.2 Pertimbangan Perencanaan Audit............................................................................3
1.3 Dokumen dan Catatan yang Umum.........................................................................4
1.4 Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Berkaitan.....................................................4
B. PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS INVESTASI.........................................................5
2.1 Menetukan Risiko Deteksi.......................................................................................5
2.2 Merancang Pengujian Substantif.............................................................................5
C. SALDO KAS...............................................................................................................7
3.1 Hubungan Saldo Kas dengan Siklus Transaksi........................................................7
3.2 Tujuan Audit............................................................................................................7
3.3 Pertimbangan Perencanaan Audit............................................................................8
D. Pengujian Substantif Atas Saldo Kas..........................................................................8
4.1 Menentukan risiko deteksi.......................................................................................8
4.2 Merancang pengujian substantif..............................................................................8
E. PERTIMBANGAN LAIN...........................................................................................9
5.1 Pengujian untuk Mendeteksi Lapping.....................................................................9
5.2 Ilustrasi Lapping......................................................................................................9
5.3 Prosedur Auditing..................................................................................................10
F. JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN SEKURITAS YANG
MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS...................................................................10
6.1 Penyiapan Proof Kas..............................................................................................11
BAB III PENUTUP..................................................................................................................12
A. KESIMPULAN.........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Audit memfokuskan apada dua kativa yang sangat likuid yaitu investasi dan saldo kas.
Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan aktivitas yang berkaitan dengan kepemilikan
sekuritas yang di terbitkan oleh entitas lainnya. Berikut akun – akun yang digunkan dalam
mencatat transaksi investasi jangka pendek dan jangka panjang serta pengaruh investasi
terhadap laporan laba rugi. Pada laporan keuangan investasi dalam sekuritas dan hutang
diklasifikasi sebagai sekuritas yang diperdagangkan atau sekuritas yang tersedia untuk dijual.

Pendapatn deviden dari investasi sekuritas yang belum diperhitungkan dengan metode
ekuitas. Akun pada penyesuaian harga pasar untuk yang diatas dicatata dalam akun harga
pokokdan nilai wajar sekuritas. Pendapatn bunga atas investasi dalam sekuritas hutang.
Keuntungan dan kerugian dikumulatif yang belum di realisasikan karena memiliki sekuritas
ekuitas dan hutang yang diklasifikasi sebagai sekluritas tersedia untuk dijual

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud investasi?
2. Bagaimana pengujian sebstanstif atas investasi ?
3. Apa saja hubungan saldo kas dengan siklus transaksi?
4. Bagaimana pengujian substanstif atas saldo kas?
5. Pertimbangan lain apa saja yang diperlukan oleh seorang auditor yang berkaitan
dengan sekuritas?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui yang dimaksud investasi
2. Memahami pengujian substantive atas investasi
3. Menegtahui hubungan saldo kas dengan siklus transaksi.
4. Memahami pengujian substantive atas saldo kas.
5. Memahami pertimbangan lain yang diperlukan oleh seorang auditor yang berkaitan
dengan sekuritas

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. INVESTASI
Aktivitas investasi sebuah entitas merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
kepemilikan sekuritas yang diterbitkan oleh entitas lainnya. Sekuritas ini mencakup
sertifikat deposito (CD), saham preferen, dan saham biasa, serta obligasi korporasi dan
pemerintah. Investasi dalam sekuritas yang mudah dipasarkan berkaitan dengan dua
siklus lainnya. Dividen dan bunga yang diterima dari investasi itu merupakan transaksi
penerimaan kas, serta pembelian sekuritas secara tunai melibatkan transaksi pengeluaran
kas.

1.1 Tujuan Audit


Tujuan audit spesifik berkenaan dengan akun-akun yang dipengaruhi oleh
transaksi investasi jangka pendek dan jangka panjang. Pertimbangan dan prosedur
yang relevan untuk mencapai tujuan ini akan dijelaskan dalam bagian sebagai berikut:

Kategori Asersi Tujuan Audit Saldo Akun


Keberadaan atau keterjadian Pendapatan investasi, Investasi jangka pendek dan
keuntungan dan kerugian yang jangka panjang yang dicatat
direalisasim serta keuntungan merupakan investasi yang ada
dan kerugian penahanan yang pada tanggal neraca (EO2).
belum direalisasi termasuk
dalam laba yang dihasilkan dari
transaksi dan peristiwa yang
terjadi selama periode berjalan
(EO1).
Kelengkapan Pengaruh dari semua transaksi Semua investasi jangka pendek
dan peristiwa investasi selama dan jangka panjang termasuk
periode berjalan terhadap dalam akun investasi di neraca
laporan laba-rugi termasuk (C2).
dalam akun-akun laporan laba-
rugi (C1).
Hak dan Kewajiban Semua investasi yang dicatat
dimiliki oleh entitas yang
melaporkan (RO1).
Penilaian atau alokasi Pendapatan investasi, dan Investasi dilaporkan di neraca
keuntungan serta kerugian yang pada nilai wajar, harga pokok,
direalisasi dan belum direalisasi biaya yang diamortisasi, atau

2
3

dilaporkan pada jumlah yang jumlah yang ditentukan oleh


benar (VA1). metode ekuitas, sama seperti
untuk nvestasi tertentu (VA2).
Penyajian dan pengungkapan Saldo telah investasi
diidentifikasi dan diklasifikasi
kan dengan tepat dalam laporan
keuangan (PD1).
Pengungkapan yang tepat telah
dibuat berkenaan dengan (1)
investasi hubungan istimewa,
(2) dasar untuk menilai
investasi, dan (3) penggadaian
investasi sebagai agunan (PD2).

1.2 Pertimbangan Perencanaan Audit


a. Materialitas

Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka panjang dapat bersifat


material bagi solvensi jangka pendek suatu entitas, tetapi laba dari sekuritas
semacam itu jarang bersifat signifikan bagi hasil operasi entitas di luar sektor jasa
keuangan. Sekuritas yang ditahan sebagai investasi jangka panjang dapat bersifat
material baik yang neraca maupun laporan laba rugi, tergantung entitasnya.

b. Risiko Inheren

Risiko inheren untuk investasi dipengaruhi oleh banyak faktor dan volume
transaksi investasi umumnya cukup rendah. Akan tetapi, sekuritas merupakan
aktiva yang mudah untuk dicuri, dan akuntansi untuk investasi tersebut dapat
menjadi rumit. Selain itu, investasi inheren tertentu juga lebih menantang untuk
dikendalikan, dan memberi manajemen peluang untuk memanipulasi pelaporan
investasi. Secara spesifik, klasifikasi yang tepat atas suatu investasi bisa
mengundang kontroversi, yang selanjutnya akan mempengaruhi metode
penelitian, upaya mendapatkan laba, dan persyaratan pengungkapan yang berlaku
untuk investasi itu.

c. Risiko Prosedur Analitis

Dalam suatu industri, audit atas investasi akan bervariasi secara signifikan dari
satu perusahaan ke perusahaan yang lainnya. Prosedur analitis dapat
4

membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, atau dapat


membandingkan hasil-hasil aktual atas jumlah investasi dan laba investasi dengan
yang dianggarkan atau dokumen lain dari rencana manajemen.

d. Risiko Pengendalian

Pemahaman atas beberapa faktor lingkungan pengendalian adalah relevan


bagi audit atas siklus investasi. Sebagai contoh, wewenang dan tanggung jawab
atas investasi harus ditetapkan pada pejabat perusahaan seperti bendaharawan.
Sistem informasi dan komunikasi harus mencakup dan menyimpan semua data
tentang harga pokok, nilai wajar, dan data lainnya yang diperlukan untuk setiap
metode akuntansi bagi berbagai kategori investasi dalam sekuritas ekuitas dan
hutang, baik pada tanggal akuisisi maupun tanggal pelaporan berikutnya.

1.3 Dokumen dan Catatan yang Umum


1) Sertifikat saham (stock certificate). 5) Laporan pialang (broker’s
2) Sertifikat obligasi (bond certificate).
statement).
3) Kontrak obligasi (bond indenture).
6) Buku harian (book of original
4) Pemberitahuan pialang (broker’s
entry).
advice).
7) Buku tambahan investasi
(investment subsidiary ledger).

1.4 Fungsi-fungsi dan Pengendalian yang Berkaitan


1) Mengotorisasi transaksi investasi : Pembelian sekuritas, dan Penjualan sekuritas
2) Menerima atau menyerahkan sekuritas : Penerimaan/pengamanan/penyerahan
sekuritas, dan Penerimaan laba periodic
3) Mencatat transaksi : Pencatatan pembelian, penjualan dan laba, serta Pencatatan
penyesuaian pasar dan reklasifikasi
4) Menyelesaikan transaksi : Penerimaan kas, Pengeluaran kas, dan Menilai kinerja
dan pelaporan investasi

B. PENGUJIAN SUBTANTIF ATAS INVESTASI

2.1 Menetukan Risiko Deteksi


Dalam menerapkan model risiko audit untuk menentukan risiko deteksi bagi
asersi siklus investasi, auditor mungkin perlu menggabungkan penilaian risiko inheren
dan pengendaliannya atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dengan
5

pertimbangan tambahan yang unik bagi transaksi investasi. Karena penilaian risiko
inheren dan pengendalian yang relevan dapat sangat bervariasi disebabkan oleh
berbagai jenis investasi serta situasi yang ada di antara entitas, maka tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima juga akan bervariasi secara signifikan di antara entitas dan
di antara kategori asersi bagi entitas yang sama.

2.2 Merancang Pengujian Substantif


Kategori perincian saldo memuat jumlah kemungkinan pengujian yang
terbesar, dan bahwa berbagai pengujian dapat mempermudah pencapaian tingkat
risiko deteksi yang rendah akan dapat diterima yang mungkin diperlukan untuk asersi
penilaian atau alokasi dan penyajian serta pengungkapan.

2.1.1 Prosedur Awal

Auditor mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri klien. Untuk


memahami pendorong ekonomi yang memungkinkan suatu entitas melakukan
aktivitas investasi, seperti kebijakan entitas untuk menginvestasikan kelebihan
kas, aktivitas pembiayaannya, dan kemampuannya untuk menghasilkan arus kas
bebas. Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan investasi yang akan
mendapat pengujian lebih lanjut dengan menguji kecocokan antara saldo investasi
awal dengan jumlah yang diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya
diverifikasi.

2.1.2 Prosedur Analitis

Prosedur analitis untuk saldo investasi mencakup keterkaitan diantara akun-


akun spesifik selama periode berjalan dan perbandingan dengan data tahun
sebelumnya, jumlah yang dianggarkan, dan ekspektasi lainnya. Ketika
melaksanakan prosedur analitis atas laba investasi, penting untuk memahami
kebijakan investasi entitas berkenaan dengan proporsi investasi dalam sekuritas
pemerintah, obligasi korporasi, dan sekuritas ekuitas. Auditor harus mengevaluasi
kelayakan laba investasi atas masing-masing kelas investasi secara terpisah,
berdasarkan kinerja pasar terakhir.

2.1.3 Pengujian Rincian Transaksi


6

Pengujian rincian transaksi secara khusus akan dapat menjadi efektif sebagai
suatu pendekatan audit apabila entitas tersebut mempunyai volume transaksi yang
rendah. Pengujian substantif ini terdiri dari vouching ke masing-masing ayat debit
dan kredit dalam berbagai akun investasi.

2.1.4 Pengujian Rincian Saldo

Dalam pengujian rincian saldo terdapat tiga pengujian substantif, yaitu :

 Memeriksa dan menghitung sekuritas yang ada di tangan


 Mengkonfirmasi sekuritas yang disimpan oleh pihak lain
 Menghitung kembali pendapatan investasi yang dihasilkan
2.1.5 Pengujian Rincian Saldo : Estimasi Akuntasi

1. Klasifikasi investasi yang tepat


Kelayakan penerapan FASB No.115, Accounting for Certain Investment in
Debt and Equity Securities, oleh klien, akan tergantung pada klasifikasi
sekuritas oleh entitas sebagai :
a) Sekuritas yang ditahan sampai jatuh tempo, yang dilaporkan pada biaya
amortisasi.
b) Sekuritas yang diperdagangkan, yang dilaporkan pada nilai wajar, dengan
keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi dimasukkan dalam laba.
c) Sekuritas yang tersedia untuk dijual, yang dilaporkan pada nilai wajar
dengan keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi tidak termasuk
dalam laba serta dilaporkan dalam akun ekuitas terpisah.
2. Mengaudit nilai wajar investasi
Jika investasi dicatat pada nilai wajarnya, maka auditor harus mendapatkan
bukti yang mendukung nilai wajar tersebut. Sumber yang umum untuk
mendukung nilai wajar sekuritas adalah harga pasar kutipan yang diperoleh
dari publikasi keuangan atau estimasi nilai wajar yang diperoleh dari pialang
dealer serta sumber pihak ketiga lainnya. Auditor harus mengevaluasi apakah
manajemen telah mempertimbangkan informasi yang relevan dalam
menentukan apakah ada kondisi penurunan nilai yang bersifat tidak sementara.

2.1.6 Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP

Pengujian substantif yang dilakukan terdahulu harus memberikan banyak


bukti yang diperlukan auditor untuk menentukan apakah saldo investasi telah
diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan. Sebagian
7

auditor menggunakan daftar periksa sebagai alat bantu dalam menentukan bahwa
semua pengungkapan yang disyaratkan telah dilakukan berkenaan dengan dasar
penilaian investasi, berbagai komponen dari keuntungan dan kerugian yang
direalisasi serta belum direalisasi, investasi dengan yang memiliki hubungan
istimewa, dan sekuritas yang telah digadaikan sebagai agunan.

C. SALDO KAS

3.1 Hubungan Saldo Kas dengan Siklus Transaksi


Lima siklus transaksi berkaitan langsung dengan saldo kas umum, adalah :
1. Siklus pendapatan : Penjualan dan Piutang usaha
2. Siklus pengeluaran : Pembelian dan Hutang usaha
3. Siklus pembiayaan : Hutang obligasi, Modal saham, dan Hutang bunga dan
dividen
4. Siklus investasi : Investasi, Pendapatan bunga dan dividen, Pabrik dan peralatan
5. Jasa personalia : Hutang upah pabrik, Hutang pajak gaji dan upah

3.2 Tujuan Audit


Kategori Asersi Tujian Audit Saldo Akun

Keberadaan atau Saldo kas yang dicatat ada pada tanggal neraca (EO1)
keterjadian
Saldo kas yang dicatat mencakup pengaruh dari semua transaksi kas yang telah
Kelengkapan
terjadi (C1).
Transfer kas akhir tahun di antara bank dicatat pada periode tepat (C2)

Entitas memiliki hak legal atas semua saldo kas yang diperlihatkan pada tanggal
Hak dan kewajiban
neraca (RO1).
Penilaian atau
Saldo kas yang dicatat dapat direalisasi pada jumlah yang dinyatakan di neraca
alokasi
dan sesuai dengan skedul pendukung (VA1).
Peyajian dan
Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca
pengungkapan
(PD1).
Lini kredit, jaminan pinjaman, perjanjian saldo kompensasi, dan pembatasan lain
padanya atas kas telah diungkapkan dengan tepat (PD2).

3.3 Pertimbangan Perencanaan Audit


a) Matrealitas c) Risiko prosedur analitis
b) Risiko inheren d) Risiko pengendalian
8

D. Pengujian Substantif Atas Saldo Kas

4.1 Menentukan risiko deteksi


Metodologi untuk menggabungkan penilaian risiko pengendalian atas asersi
kelompok transaksi dapat digunakan dalam menentukan pilihan risiko pengendalian
untuk asersi saldo kas. Model risiko audit atau matriks risiko kemudian dapat
digunakan untuk menentukan risiko deteksi yang dapat diterima atas setiap asersi
saldo kas.

4.2 Merancang pengujian substantif


4.1.1 Prosedur awal

Titik awal untuk memverifikasi saldo kas adalah menelusuri saldo awal periode
berjalan ke saldo akhir yang telah diaudit dalam kertas kerja tahun sebelumnya.
a) Mendapatkan pemahaman tentang bisnis dan industri.
b) Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan kas yang akan mendapat
pengujian lebih lanjut.

4.1.2 Prosedur analitis

Melaksanakan prosedur analitis, membandingkan saldo kas dengan jumlah


yang dianggarkan, saldo tahun sebelumnya atau jumlah yang diharapkan
lainnya. Menghitung kas sebagai presentase dari aktiva lancar dan
membandingkannya dengan pengharapan.

4.1.3 Pengujian rincian transaksi

a) Melaksanakan pengujian pisah batas kas.


b) Menelusuri transfer bank.
c) Menyiapkan bukti atau proof kas.

4.1.4 Pengujian rincian saldo

a) Menghitung kas ditangan yang belum disetorkan.


b) Mengkonfirmasi saldo setoran dan pinjaman bank dengan bank.
c) Mengkonfirmasi perjanjian lain dengan bank.
d) Menscan, menelaah, atau menyiapkan rekonsiliasi bank.
e) Mendapatkan dan menggunakan laporan pisah batas bank.

4.1.5 Penyajian dan pengungkapan

Membandingkan penyajian laporan dengan GAAP.


9

E. PERTIMBANGAN LAIN

5.1 Pengujian untuk Mendeteksi Lapping


Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara
sengaja atas penerimaan kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan penerimaan kas
secara sementara atau permanen untu kepentingan pribadi dari seseorang yang
melakukan tindakan yang bukan wewenangnya. Auditor harus menilai kemungkinan
lapping guna mendapatkan pemahaman tentang pembagian tugas eperti penerimaan
dan pencatatan penagihan dari pelanggan.

5.2 Ilustrasi Lapping


Asumsikan bahwa pada suatu hari pita registrasi kas menunjukkan total $600 dan
penerima melalui pos yang dibuka oleh orang yang melakukan lapping terdiri atas
dari suatu pembayaran kredit sebesar $200, itu menghancurkan semua bukti yang
berkaitan dengan penerimaan kas itu kecuali pelanggan cek. Ayat jurnal penerimaan
kas akan cocok dengan pita register ($600), dan slip setoran akan menunjukkan kas
sebesar $400 dan cek sebesar $200.
Dalam upaya menutupi kekurangan tersebut, orang yang curang biasanya akan:
 Menjaga jumlah dibank dan pembukuan agar tetap sesuai sehingga
rekonsiliasi bank tidak akan mendeteksi penyimpangan tersebut.
 Mengoreksi akun pelanggan dalam waktu tiga atau emapt hari sesudah
penagihan actual, sehingga setiap perbedaan yang ditemukan dalam akun
pelanggan dapat dijelaskan sebagai penundaan penerimaan uang atau
pembukuan.

5.3 Prosedur Auditing


Ada tiga prosedur yang dapat mendeteksi lapping:
1. Mengkonfirmasi Piutang usaha
Pengujian ini menjadi lebih efektif jika dilaksanakan secara mendadak pada
tanggal interim. Konfirmasi yang pada tanggal neraca mungkin tidak efektif
karena pelaku lapping dapat mengatisipasi prosedur ini dan menyesuaikan akun
yang di “lapped” dengan saldo yang benar pada tanggal yang bersangkutan.
2. Melakukan Perhitungan Kas Secara Mendadak
Rician setoran yang ditunjukkan pada slip setoran duplikat harus diabndingkan
dengan ayat jurnal penerimaan kas dan posting kea kun pelanggan.
3. Membandingkan Rincian Ayat Jurnal Penerimaan Kas dengan Rincian Slip
setoran Harian yang Berkaitan
10

Pembagian tugas yang tepat dalam penanganan penerimaan pos sudah ditetapkan,
beberapa auditor lebih memilih untuk menggunakan daftar pendahuluan dari
prosedur ini. Dalam kasus ini, tanggal penagihan actual dibandingkan dengan
tanggal posting penagihan itu ke buku besar piutang.

F. JASA BERNILAI TAMBAH YANG BERKAITAN DENGAN SEKURITAS YANG


MUDAH DIPASARKAN DAN SALDO KAS
Beberapa peluang bernilai tambah yang penting, yang dapat diberikan akuntan public
dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh selama audit atas sekuritas yang
mudah dipasarkan saldo kas;
 Menentukan asumsi – asumsi penting berkenaan dengan penerimaan kas dan
pembayran beban operasi yang mempengaruhi peramalan saldo kas.
 Membantu manajemen dalam mengembangkan model – model peramalan saldo
kas, pinjaman yang diperlukan, atau potensi kelebihan saldo kas yang tersedia
untuk investasi.
 Mengindentifikasi peluang untuk mengubah praktik bisnis, seperti perubahan
kebijakan kredit atau perubahan manajemen persediaan, yang akan meningkatkan
arus kas.
 Membantu manajemen dalam mengembangkan kebijakan untuk investasi jangka
pendek kelebihan kas.
 Mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan tingkat pengembalian atas
investasi jangka pendek atas kelebihan kas.

6.1 Penyiapan Proof Kas


Proof Kas adalah rekonsiliasi serentak atas transakdi dan saldo bank dengan data
yang berkaitan menurut pembukuan selama periode waktu yang ditentukan.
Periode waktu itu bias satu bulan interim atau lebih atau untuk bulan terakhir dari
tahun fiscal. Pengujian ini umumnya hanya dilakukan apabila auditot telah
menyimpulkan bahwa tingkat risiko deteksi yang rendah untuk saldo bank harus
diperoleh.
Langkah – langkah berikut manfaat dalam menyiapkan proof kas:
 Mendapatkan total bank dan pembukuan masing – masing dari laporan
bank dan akun kas di bank.
 Mendapatkan saldo awal dan akhir yang merekonsiliasi pos dari
rekonsiliasi bank pada tanggal yang telah ditetapkan.
 Menentukan pos –pos rekonsiliasi untuk dua kolom tengah sesuai dengan
analisis.
11

Kelalaian dari setiap kolom proof kas untuk merekonsiliasi menunjukkan adanya
kesalahan atau penyimpangan yang tidak dapat diterangkan yang harus diselidiki
oleh auditor. Suatu proof kas memberikan bukti tentang masing – masing asersi
laporan keuangan kecuali penyajian dan pengungkapan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Investasi dan saldo kas bervariasi secara signifikan dari satu klien ke klien
yang lain sekalipun bergerak dalam industri yang sama. Kemampuan suatu entitas
untuk menginvestasikan kelebihan kas tergantung pada praktik manajemen kasnya
dan kemampuannya untuk menganggarkan serta meramalkan kebutuhan kas. Apabila
suatu entitas mempunyai volume aktivitas investasi yang relatif rendah, maka
sangatlah efisien untuk mengikuti pendekatan substantif yang terutama menekankan
pada pengujian rincian untuk transaksi dan saldo investasi. Jika saldo kas dianggap
tidak material, maka volume kas yang mengalir melalui akuntansi selama periode
audit akan menjadi sangat material. Disamping itu, kas rentan terhadap
penyalahgunaan serta terlibat dalam banyak tindakan kecurangan termasuk kiting dan
lapping.

Jadi, beberapa jenis pengujian substantif atas saldo kas telah dilaksanakan
pada kebanyakan audit, termasuk diantara yang lain, pengujian pisah batas kas,
penelusuran transfer bank, perhitungan kas ditangan, konfirmasi saldo tertentu dan
perjanjian lainnya dengan bank, scanning, penelaahan, atau penyiapan rekonsiliasi
bank, mendapatkan dan menggunakan laporan pisah batas bank, dan menentukan
kelayakan dari penyajian dan pengungkapan manajemen berkenaan dengan saldo kas.

12
DAFTAR PUSTAKA
C. Boynton, W., N. Johnson, R., & G. Kell, W. (2003). Modern Auditing, edisi ketujuh.
Jakarta: Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai