Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan

hidup manusia, karena pendidikan merupakan suatu wadah aktivitas dalam

memperoleh dan menyampaikan ilmu pengetahuan yang dimungkinkan akan dapat

meneruskan suatu budaya yang kita anut ke generasi berikutnya. Senada dengan

yang dikatakan Juhri (2009: 11) bahwa pendidikan adalah sesuatu yang universal

dan berlangsung terus tak terputus dari suatu generasi ke generasi berikutnya,

dimanapun di dunia ini. Pendidikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang sangat

penting, karena pada hakekatnya merupakan usaha untuk membimbing

kemampuan individu untuk mengembangkan minat dan bakatnya secara utuh.

Pendidikan merupakan suatu proses pengembangan potensi peserta didik

sehingga nantinya mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya

bangsa (Armin, 2007: 12). Melalui pendidikan berbagai nilai budaya di masa lalu

diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya diri, masyarakat, dan

bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik hidup. Selain itu, melalui

pendidikan diharapkan peserta didik mampu menjadi pribadi yang beriman,

berakhlak mulia, berilmu, cerdas, terampil, kreatif, cakap, dan berkualitas sehingga

nantinya dapat membangun dan memajukan negaranya.

Saat ini, pendidikan dihadapkan oleh beberapa persoalan. Persoalan-persoalan

tersebut berkaitan dengan rendahnya mutu proses dan hasil pembelajaran.

Rendahnya mutu proses dan hasil belajar salah satunya disebabkan oleh kurangnya

1
2

keterampilan dan kreativitas guru dalam menggali model pembelajaran yang sesuai

dengan materi pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu rangkaian peristiwa

yang kompleks dan sistematis. Suherman, (2008: 3), mengungkapkan bahwa,

pembelajaran pada hakekatnya adalah kegiatan guru dalam membelajarkan siswa.

Ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa

dalam kondisi belajar.

Sekolah adalah lembaga formal yang memberikan pengajaran kepada peserta

didik. Proses kegiatan pembelajaran merupakan hal utama dalam proses pendidikan

di sekolah. Sekolah memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatkan

kualitas dan mutu pendidikan serta dalam mengembangkan potensi yang dimiliki

peserta didik. Melalui sekolah dan guru, peserta didik dapat belajar dan

memperoleh pengetahuan serta keterampilan untuk mencapai cita-citanya.

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya suatu proses

pembelajaran bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa

sebagai peserta didik (Ahmadi dan Supriyono, 2014: 55). kegiatan pendidikan tidak

hanya berbicara tentang kegiatan memberikan pengetahuan, ilmu dan informasi

terbaru untuk siswa, akan tetapi merupakan usaha untuk mengembangkan potensi

siswa agar menjadi manusia mandiri, bertanggung jawab dan mampu

mengembangkan pengetahuan, kepribadian, keterampilan, serta akhlak yang baik

untuk bekal hidupnya

Pembelajaran memang tidak diperkenankan untuk dilakukan secara

sembarangan, diperlukan perencanaan yang matang, pembuatan perangkat

pembelajaran, pemilihan strategi, media, teknik, model pembelajaran, hingga


3

evaluasi pembelajaran yang semua itu merupakan unsur yang tidak dapat

dipisahkan. Peran guru juga sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil

pembelajaran. Peran guru yang dapat menciptakan pembelajaran yang

menyenangkan dengan menggunakan metode yang menjadikan siswa lebih aktif

dalam proses pembelajaran. Serta menggunakan media yang sesuai dengan materi

yang diajarkan sehingga siswa akan lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar.

Kegiatan pembelajaran dalam kelas seharusnya dapat memberikan inovasi-

inovasi baru bagi para pendidik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik

mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara menyeluruh. Dalam

proses pembelajaran tidak semua materi plajaran bersifat konkret, ada juga

pelajaran yang bersifat abstrak sehingga memerlukan metode mengajar yang tepat

yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru. Karena dalam

tahapan tertentu, ada siswa yang mampu mengerti pada tingkat kecerdasannya

masing-masing.

Model pembelajaran atau disebut juga teknk penyajian merupakan teknik yang

harus dikuasai pendidik untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik

didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat diterima, dipahami, dan digunakan

oleh peserta didik dengan baik, dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan

dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, dan bentuk pengajaran (individu dan

kelompok). Metode mengajar ada berbagai macam misalnya: Ceramah, Diskusi,

Demonstrasi, Inquiri, Kooperatif (Kelompok) dan masih banyak yang lainnya, pada

dasarnya tidak ada metode mangajar yang paling baik, sebab setiap metode

mangajar yang digunakan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Karena itu,
4

dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode sesuai materi yang diajarkan

(Yamin, 2013: 149).

Kemampuan individu yang dikembangkan melalui bangku sekolah adalah

aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (kemampuan

melakukan sesuatu). Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

harus senantiasa aktif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang

berdaya saing tinggi. Mutu pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar yang

dicapai setelah melalui proses belajar mengajar. Setiap orang pasti menginginkan

mutu pembelajaran yang tinggi, baik guru, orang tua, dan terlebih bagi siswa.

Hasil belajar dalam kegiatan pembelajaran mempunyai peranan yang sangat

penting dalam proses pembelajaran, karena akan memberikan informasi kepada

guru tentang hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melalui proses

pembelajaran. Hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan tingkat penguasaan

siswa terhadap suatu kegiatan pembelajaran, namun hasil belajar idealnya tidak

hanya dalam bentuk pemahaman semata. Hamalik (2011: 143) mengatakan bahwa

hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat

diamati dan dapat diukur dala bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan kemajuan

yang ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran di

SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi, maka diketahui bahwa rata-rata hasil

belajar IPS siswa kelas VIII masih tergolong rendah. Berikut merupakan rata-rata

hasil belajar siswa yang tercatat pada Tabel 1.1.


5

Tabel 1.1 Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Siswa mata pelajaran IPS
kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi Tahun
Pelajaran 2019/2020
Interval Nilai
No. Kelas Jumlah siswa
<70 ≥70
1 VIII A 16 14 30
2 VIII B 17 13 30
3 VIII C 18 13 31
4 VIII D 15 14 29
5 VIII E 16 13 29
6 VIII F 16 12 28
Siswa 98 79 177
Jumlah
Presentase 55% 44% 100
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS yang diperoleh

Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia pada ulangan mid semester masih tergolong

rendah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 1 Tomia yaitu sebesar 70 hanya 79

siswa dari 177 siswa atau hanya 44%, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar

sebanyak 98 atau 55%. Hal ini berarti hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Tomia tergolong rendah. Sesuai dengan pendapat Djamarah (2006: 128),

apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka

persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah.

Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia diduga

karena dalam proses pembelajaran IPS, guru masih banyak menggunakan model

pembelajaran konvensional dengan metode ceramah, diselingi dengan pengajuan

pertanyaan oleh guru. Hal ini terlihat ketika guru mengajukan pertanyaan, hanya

beberapa siswa yang mencoba menjawab. Guru juga sesekali menerapkan model
6

pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif namun model pembelajaran yang

diterapkan guru kurang variatif sehingga siswa cenderung pasif terlihat ketika guru

mengajukan pertanyaan hanya beberapa orang siswa yang mampu menjawab.

Salah satu upaya agar suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan

maka, guru sebaiknya lebih memperhatikan proses pembelajaran karena proses

pembelajaran yang baik akan memperoleh hasil yang baik pula. Guru harus mampu

merancang dan memilih model pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna

bagi siswa. Komalasari (2010: 57) mendefinisikan model pembelajaran adalah

bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara

khas oleh guru.

Barkley, Patricia, & Claire (2005) telah mengulas lebih dari lima ratus hasil

penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pembelajaran. Mereka menemukan

bahwa strategi pembelajaran terbaik adalah pembelajaran berbasis siswa,

khususnya strategi pembelajaran kooperatif. Di semua tingkat pendidikan,

dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif siswa dapat mencapai

prestasi akademik yang lebih baik.

Banyak sekali model pembelajaran kooperatif yang bersifat variatif,

menyenangkan, inovatif yang berkembang untuk mengatasi pemasalahan hasil

belajar dalam dunia pendidikan, diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif

tipe Inquiry, Discovery dan Team Game tournament. Model pembelajaran tersebut

sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPS karena dalam mempelajari IPS

tidak hanya mengetahui dan menghafal konsep saja, tetapi juga dibutuhkan

pemahaman serta kemampuan menyelesaikan masalah yang terkait dengan masalah

sosial. Model pembelajaran tersebut diduga dapat meningkatkan kreatifitas siswa


7

dalam berpikir dan berinteraksi serta menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan.

Model pembelajaran tipe Inquiry merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan terbukti dapat diterapkan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang

dilakukan oleh Agustanti (2012), dari hasil penelitian membuktikan bahwa

Implementasi Model pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Biologi pada siswa kelas VIIE SMP N 2 Wonosobo.

Begitupun dengan hasil penelitian Prasetyo (2015), dikatakan bahwa penerapan

model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran ekonomi di SMA Negeri 13 Semarang dapat dikatakan berhasil karena,

dapat melampaui target indikator ketercapaian yang ditetapkan sebelumnya.

Hasil penelitian Arifin (2016) menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran discovery learning dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan hasil

belajar yang berdampak langsung pada hasil belajar siswa. Lebih lanjut penelitian

Salmi (2016) menunjukkan terdapat perubahan peningkatan hasil belajar yang

signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan tindakan kelas dengan

menerapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas XII

IPS.2 SMA Negeri 13 Palembang.

Adapun penerapan pembelajaran teams games tournament menurut hasil

penelitian Handayani (2014) pada kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten

Pasuruan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara kognitif maupun

afektif. Selain itu model pembelajaran teams games tournament sangat disenangi
8

siswa, terbukti para siswa memberikan respon positif dengan kategori skala sikap

sangat senang.

Jika dilihat dari ketiga model pembelajaran tersebut yang digunakan pada

penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa ketiga model pembelajaran

masing-masing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan ketiga model tersebut

memiliki perbedaan tingkat efektifitas namun belum diketahui seberapa besar

perbedaan tersebut. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui

perbandingan antara ketiga model pembelajaran tersebut.

Peneliti bermaksud untuk membandingkan penerapan ketiga model

pembelajaran tersebut pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten

Wakatobi pada mata pelajaran IPS. Sehingga setelah dilakukan penerapan

ketiga metode tersebut, peneliti dapat mengetahui perbedaan dari kedua metode

tersebut terhadap hasil belajar IPS siswa. Hal itu dapat diketahui dari hasil

belajar yang diperoleh masing-masing peserta didik setelah dilakukan tes hasil

belajar dari penerapan model pembelajaran Inquiry, tes hasil belajar dari

penerapan model pembelajaran Discovery dan tes hasil belajar dari pembelajaran

Team Games Tournament

Berdasarkan uraian di atas penulis terdorong untuk mengkaji lebih jauh dengan

mengangkat judul penelitian “Perbandingan Hasil Belajar IPS yang Menggunakan

Model Pembelajaran Inquiry dengan model pembelajaran Discovery dan Team

Games Tournament pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi.
9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka pokok

permasalahan yang harus diselesaikan dituangkan dalam rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan model

pembelajaran Inquiry dengan yang menggunakan model pembelajaran

Discovery di kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan model

pembelajaran Inquiry dengan yang menggunakan model pembelajaran Team

Game Tournament di kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan model

pembelajaran Discovery dengan yang menggunakan model pembelajaran Team

Game Tournament di kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan

model pembelajaran Inquiry, model pembelajaran Discovery dan model

pembelajaran Team Game Tournament di kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia

Kabupaten Wakatobi?

C. Tujuan Penulisan

tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang

menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan yang menggunakan

model pembelajaran Discovery di kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia

Kabupaten Wakatobi.
10

2. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang

menggunakan model pembelajaran Inquiry dengan yang menggunakan model

pembelajaran Team Game Tournament di kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia

Kabupaten Wakatobi.

3. Untuk menganalisis perbedaan hasil belajar IPS Terpadu siswa yang

menggunakan model pembelajaran Discovery dengan yang menggunakan

model pembelajaran Team Game Tournament di kelas VIII SMP Negeri 1

Tomia Kabupaten Wakatobi.

5. Untuk menganalisis apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa

yang menggunakan model pembelajaran Inquiry, model pembelajaran

Discovery dan model pembelajaran Team Game Tournament di kelas VIII

SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dijabarkan dalam bentuk manfaat teoritis dan

praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

bukti empiris dan sumbangan pemikiran dalam ilmu pendidikan, khususnya tentang

perbandingan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran inquiry,

discovery dan team games tournament.


11

2. Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti

Diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas, serta

dapat dijadikan sebagai pengalaman bagi peneliti selaku calon guru mengenai

efektivitas model pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran IPS di Sekolah

Menengah Pertama (SMP).

b) Bagi guru

Diharapkan dapat menjadi sarana informasi, saran dan pertimbangan bagi

guru dalam penggunaan model pembelajaran yang lebih efektif dalam proses

pembelajaran IPS.

c) Bagi siswa

Diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat terhadap siswa

dalam meningkatkan hasil belajarnya sehingga bisa memperoleh ilmu

pengetahuan yang maksimal.

d) Bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan dalam

mengembangkan pembelajaran di sekolah yang mampu merangsang minat

belajar siswa yang dapat mendorong hasil belajar siswa menjadi lebih baik,

sehingga terciptalah siswa yang berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai