PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meneruskan suatu budaya yang kita anut ke generasi berikutnya. Senada dengan
yang dikatakan Juhri (2009: 11) bahwa pendidikan adalah sesuatu yang universal
dan berlangsung terus tak terputus dari suatu generasi ke generasi berikutnya,
dimanapun di dunia ini. Pendidikan telah menjadi sebuah kebutuhan yang sangat
bangsa (Armin, 2007: 12). Melalui pendidikan berbagai nilai budaya di masa lalu
bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik hidup. Selain itu, melalui
berakhlak mulia, berilmu, cerdas, terampil, kreatif, cakap, dan berkualitas sehingga
Rendahnya mutu proses dan hasil belajar salah satunya disebabkan oleh kurangnya
1
2
keterampilan dan kreativitas guru dalam menggali model pembelajaran yang sesuai
Ini berarti bahwa proses pembelajaran adalah membuat atau menjadikan siswa
didik. Proses kegiatan pembelajaran merupakan hal utama dalam proses pendidikan
kualitas dan mutu pendidikan serta dalam mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik. Melalui sekolah dan guru, peserta didik dapat belajar dan
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti berhasil tidaknya suatu proses
pembelajaran bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa
sebagai peserta didik (Ahmadi dan Supriyono, 2014: 55). kegiatan pendidikan tidak
terbaru untuk siswa, akan tetapi merupakan usaha untuk mengembangkan potensi
evaluasi pembelajaran yang semua itu merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan. Peran guru juga sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil
dalam proses pembelajaran. Serta menggunakan media yang sesuai dengan materi
yang diajarkan sehingga siswa akan lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar.
inovasi baru bagi para pendidik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik
mampu mengembangkan potensi yang ada pada dirinya secara menyeluruh. Dalam
proses pembelajaran tidak semua materi plajaran bersifat konkret, ada juga
pelajaran yang bersifat abstrak sehingga memerlukan metode mengajar yang tepat
yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru. Karena dalam
tahapan tertentu, ada siswa yang mampu mengerti pada tingkat kecerdasannya
masing-masing.
Model pembelajaran atau disebut juga teknk penyajian merupakan teknik yang
harus dikuasai pendidik untuk menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik
didalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat diterima, dipahami, dan digunakan
oleh peserta didik dengan baik, dalam memilih metode mengajar harus disesuaikan
dengan tujuan pengajaran, materi pelajaran, dan bentuk pengajaran (individu dan
Demonstrasi, Inquiri, Kooperatif (Kelompok) dan masih banyak yang lainnya, pada
dasarnya tidak ada metode mangajar yang paling baik, sebab setiap metode
mangajar yang digunakan pasti memiliki kelemahan dan kelebihan. Karena itu,
4
dalam mengajar dapat digunakan berbagai metode sesuai materi yang diajarkan
melakukan sesuatu). Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
harus senantiasa aktif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
berdaya saing tinggi. Mutu pembelajaran dapat dilihat melalui hasil belajar yang
dicapai setelah melalui proses belajar mengajar. Setiap orang pasti menginginkan
mutu pembelajaran yang tinggi, baik guru, orang tua, dan terlebih bagi siswa.
guru tentang hasil yang telah dicapai oleh siswa setelah melalui proses
siswa terhadap suatu kegiatan pembelajaran, namun hasil belajar idealnya tidak
hanya dalam bentuk pemahaman semata. Hamalik (2011: 143) mengatakan bahwa
hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat
diamati dan dapat diukur dala bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan.
SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi, maka diketahui bahwa rata-rata hasil
belajar IPS siswa kelas VIII masih tergolong rendah. Berikut merupakan rata-rata
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Siswa mata pelajaran IPS
kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi Tahun
Pelajaran 2019/2020
Interval Nilai
No. Kelas Jumlah siswa
<70 ≥70
1 VIII A 16 14 30
2 VIII B 17 13 30
3 VIII C 18 13 31
4 VIII D 15 14 29
5 VIII E 16 13 29
6 VIII F 16 12 28
Siswa 98 79 177
Jumlah
Presentase 55% 44% 100
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS yang diperoleh
Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia pada ulangan mid semester masih tergolong
rendah. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang berlaku di SMP Negeri 1 Tomia yaitu sebesar 70 hanya 79
siswa dari 177 siswa atau hanya 44%, sedangkan siswa yang belum tuntas belajar
sebanyak 98 atau 55%. Hal ini berarti hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Tomia tergolong rendah. Sesuai dengan pendapat Djamarah (2006: 128),
apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai siswa maka
Rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia diduga
karena dalam proses pembelajaran IPS, guru masih banyak menggunakan model
pertanyaan oleh guru. Hal ini terlihat ketika guru mengajukan pertanyaan, hanya
beberapa siswa yang mencoba menjawab. Guru juga sesekali menerapkan model
6
pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif namun model pembelajaran yang
diterapkan guru kurang variatif sehingga siswa cenderung pasif terlihat ketika guru
Salah satu upaya agar suasana belajar menjadi lebih aktif dan menyenangkan
pembelajaran yang baik akan memperoleh hasil yang baik pula. Guru harus mampu
bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara
Barkley, Patricia, & Claire (2005) telah mengulas lebih dari lima ratus hasil
tipe Inquiry, Discovery dan Team Game tournament. Model pembelajaran tersebut
sangat cocok diterapkan pada pembelajaran IPS karena dalam mempelajari IPS
tidak hanya mengetahui dan menghafal konsep saja, tetapi juga dibutuhkan
menyenangkan.
yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dan terbukti dapat diterapkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
pada mata pelajaran Biologi pada siswa kelas VIIE SMP N 2 Wonosobo.
model pembelajaran inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pembelajaran discovery learning dapat menumbuhkan rasa ingin tahu dan hasil
belajar yang berdampak langsung pada hasil belajar siswa. Lebih lanjut penelitian
menerapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas XII
penelitian Handayani (2014) pada kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten
Pasuruan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik secara kognitif maupun
afektif. Selain itu model pembelajaran teams games tournament sangat disenangi
8
siswa, terbukti para siswa memberikan respon positif dengan kategori skala sikap
sangat senang.
Jika dilihat dari ketiga model pembelajaran tersebut yang digunakan pada
masing-masing dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan ketiga model tersebut
pembelajaran tersebut pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten
ketiga metode tersebut, peneliti dapat mengetahui perbedaan dari kedua metode
tersebut terhadap hasil belajar IPS siswa. Hal itu dapat diketahui dari hasil
belajar yang diperoleh masing-masing peserta didik setelah dilakukan tes hasil
belajar dari penerapan model pembelajaran Inquiry, tes hasil belajar dari
penerapan model pembelajaran Discovery dan tes hasil belajar dari pembelajaran
Berdasarkan uraian di atas penulis terdorong untuk mengkaji lebih jauh dengan
Games Tournament pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Tomia Kabupaten Wakatobi.
9
B. Rumusan Masalah
berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan model
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan model
3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakan model
Kabupaten Wakatobi?
C. Tujuan Penulisan
Kabupaten Wakatobi.
10
Kabupaten Wakatobi.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dijabarkan dalam bentuk manfaat teoritis dan
1. Manfaat Teoritis
bukti empiris dan sumbangan pemikiran dalam ilmu pendidikan, khususnya tentang
2. Manfaat Praktis
a) Bagi peneliti
Diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan yang lebih luas, serta
dapat dijadikan sebagai pengalaman bagi peneliti selaku calon guru mengenai
b) Bagi guru
guru dalam penggunaan model pembelajaran yang lebih efektif dalam proses
pembelajaran IPS.
c) Bagi siswa
d) Bagi sekolah
belajar siswa yang dapat mendorong hasil belajar siswa menjadi lebih baik,