Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

Makalah disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata kuliah


Teori dan Kebijakan Ekonomi Makro

OLEH:

LUSRIAMIL G2G1 18 009

HARDILAN G2G1 18 021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPS

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul“Permintaan dan
Penawaran Agregrat” pada mata kuliah Teori dan Kebijakan Ekonomi Makro.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-materi
yang bertujuan agar dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi para pembaca
mengenai Permintaan dan Penawaran Agregrat. Penyusun makalah ini, kami penulis
tidak lupa mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Tidak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah ekonomi moneter yang telah
membimbing kami.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis.

Kendari, 17 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Permintaan Agregat ............................................................ 12
B. Kurva Permintaan Agregat .................................................................... 40
C. Pengertian Penawaran Agregat ............................................................. 45
D. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek dan Jangka Panjang ........... 53
E. Keseimbangan Umum Pandangan Klasik-Keynes ...................................... 53

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................... 54
B. Saran ..................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan
perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai
modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi
dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik.
Teori klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga
disesuaikan untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan
kuantitas yang ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini,
sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan
jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek
ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan
moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat mempengaruhi output
perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat kaku, kekuatan harga
menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan fiskal berguna untuk
menstabilkan perekonomian jangka pendek.
Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam teori
ekonomi. Penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan harga
barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini
mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan dilihat
dari ukuran ekonomi yang yg jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat kita
bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan
dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan bagaimana kinerja
perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek.
Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat menyerupai model
penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini tidaklah sama
persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya memperhatikan
satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan permintaan
agregat adalah model canggih yang melibatkan interaksi di antara banyak pasar.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan permasalahan dalam


makalah ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Apa pengertian permintaan agregat?
2. Bagaimanakah posisi kurva permintaan agregat?
3. Apa pengertian penawaran agregat?
4. Bagaimanakah posisi kurva penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang?
5. Bagaimanakah keseimbangan umum pandangan Klasik-Keynes?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian permintaan agregat


2. Untuk mengetahui posisi kurva permintaan agregat
3. Untuk mengetahui pengertian penawaran agregat
4. Untuk mengetahui posisi kurva penawaran agregat jangka pendek dan
jangka panjang
5. Untuk mengetahui keseimbangan umum pandangan Klasik-Keynes
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Permintaan Agregat

Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa oleh
pengguna dalam ekonomi. Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan
dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga. Permintaan agregat
dapat ditampilkan dengan menggunakan kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai
jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. kurva
permintaan agregat mempunyai slope negatif. Faktor-faktor yang menyebabkan kurva
permintaan agregat ber-slope negatif adalah:
 Efek Kekayaan
Biaya yangdiugunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki.
Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada
pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan
yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga).
 Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat harga mempengaruhi harga
bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi.
 Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestik
& asing.

Kurva permintaan agregat (aggregate demand curve ) adalah kurva yang


menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang diminta dengan tingkat harga
ketika semua variabel lain dianggap konstan. Ada dua cara yang digunakan untuk
menurunkan kurva permintaaan agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling
sederhana adalah pendekatan teori jumlah uang dimana permintaan agregat ditentukan
semata - mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua didasarkan pada
pengujian perilaku bagian-bagian komponen permintaan agregat seperti konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih. Pendekatan ini juga
mempertimbangkan peran jumlah uang dalam menentukan permintaan agregat, tetapi
tidak secara langsung, meleinkan dengan cara mempertimbangkan bagaimana
perubahan jumlah uang mempengaruhi komponen-komponen permintaan agregat.

B. Kurva Permintaan Agregat

Kurva permintaan agregat selalu merupakan suatu garis yang menurun dari
kiri-atas kekanan-bawah. Atrinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar
permintaan agregat dalam perekonomian. Sifat kurva permintaan agregat yang menurun
ini disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah:
1. Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
2. Tingkat bunga (i)
3. Investasi (I)
4. Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
5. Pengeluaran pemerintah (G)
6. Pajak (T)
7. Pendapatan luar negeri (Yf)
8. Harga luar negeri (Pf)
9. Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)
Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C),
pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G),
pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan tingkat
bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan membawa
kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat
kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd,C,I,Ms/P,G,Yf,Pf,
dan kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan
kurva AD ke kiri atas.
C. Pengertian Penawaran Agregat

Penawaran agregat (Aggegrate Supply/AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan
jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-
perusahaan pada berbagai tingkat harga. Atau dengan kata lain penawaran agregat
merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang di hasilkan dalam
perekonomian. Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu besarnya angkatan kerja, besarnya stok kapital, keadaan atau
tingkat tehnologi, tingkat pengangguran alamiah, harga faktor-faktor produksi.
Berkaitan dengan penewaran agregat ini penting untuk dibedakan antara
permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan penawaran
agregat jangka panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan pengertian penawaran
agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (SRAS).
Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih menunjuk kepada jumlah
output riil yang ditawarkan ketika upahdan harga-harga telah disesuaikan sedemikian
rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimimkan
keuntungannya dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh
(full employment level).
Penawaran agregat jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan agregat jangka pendek, kecuali harga faktor produksi.
Dengan asumsi harga lain-lainnya tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja,
semakin rendah tingkat pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan
semakin produkktif tekhnologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula penawaran
agregat jangka panjang.
Ciri-ciri kurva penawaran agregat:
 Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva permintaan agregat relative
landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-
perusahaan pada harga yang relative tetap karena tingkat penggunaan barang modal
belum mencapai kapsitasnya yang optimum dan upah masih relatiF tetap.
 Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva penawaran agregat bertambah tingkat
kenaiikannya.Sebabnya ialah: pengangguran semakin merosot dan kapasitas
pabrik-pabrik mencapai optimum.
 Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva penawaran agregat keadaannya
semakin tegak.
Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan
antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil (pendapatan
nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu
perekonomian.

D. Kurva Penawaran Agregat


1. Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang

Jumlah output yang dapat diihasilkan dalam perekonomian dalam jangka


panjang ditentukan oleh jumlah modal dalam perekonomian, jumlah tenaga kerja
yang ditawarkan dalam tingkat pengerjaan penuh.beberapa pengangguran tidak
dapat dibantu karena pengangguran bersifat friksional ataupu struktural. Dengan
demikian, pada pengerjaan penuh, pengangguran tidak sama dengan nol, tetapi
pada suatu tingkat di atas nol dimana permitaan tenaga kerja sama dengan
penawaran tenaga kerja.
Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of employment) adalah dimana
perekonomian bergerak menuju jangka panjang. Tingkat output agregat yang
dihasilkan pada tingkat pengangguran alamiah disebut tingkat output natural
(natural rate of output), tingkat dimana perekonomian berada pada jangka panjang
untuk setiap tingkat harga. Dengan demikian kurva penawaran jangka panjang
adalah vertikal pada tingkat output alamiah.
2. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek

Karena upah dan harga memerlukan waktu untuk menyesuaikan terhadap


kondisi perekonomian, suatu proses yang dijelaskan dengan mengatakan bahwa
upah dan harga bersifat kaku (sticky), kurva penawaran agregat (AS,1) dalam
jangka pendek mempunyai kemiringan ke atas. Karena tujuan perusahaan
memaksimumkan keuntungan, jumlah output yang ditawarkan ditentukan oleh
keuntungan yang dibuat atas setiap unit output. Jika keuntungan meningkat, lebih
banyak output agregat yang akan dihasikan, dan jumah outut yang ditawarkan akan
meningkat, jika keuntungan menurun, lebih sedikit output agregat yang akan
dihasilkan, dan jumlah output agregat yang ditawarkan.
Keuntungan atas suatu unit output sama dengan harga untuk unit tersebut
dikurangi dengan biaya produksinya. Dalam jangka pendek, biaya dari banyak
faktor yang masuk ke dalam produksi barang dan jasa adalah tetap. Karena biaya-
biaya ini bersifat tetap dalam jangka pendek, ketika tingkat harga keseluruhan naik,
harga untuk suatu unit output akan meningkat relatif terhadap biaya produksi dan
keuntungan per unti akan meningkat. Karena tingkat harga yang lebih tinggi
menghasilkan tngkat keuntungan yang lebih besar dalam jangka pendek, perushaan
menaikkan produksi dan jumlah output agregat yang ditawarkan meningkat,
yang menghasilkan kurva penawaran agregat jangka pendek yang memiliki
kemiringan ke atas.
Faktor-faktor yang menyebabkan kurva penawaran jangka pendek bergeser
adalah:

a) Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja.


Kekakuan upah riil mengurangi tingkat penemuan pekerjaan dan mempertinggi
pengangguran.Jika perekonomian sedang mengalami kenaikan dan pasar tenaga
kerja bersifat kaku(Y >Yn ),pemberi kerja mungkin mempunyai kesulitan untuk
mempekerjakan tenaga kerja yang memenuhi mutu dan bahkan mungkin
mempunyai kesulitan untuk memelihara tenaga kerjanya sekarang. Karena
permintaan akan tenaga kerja sekarang melebihi penawaran di pasar tenaga kerja,
maka pemberi kerja (perusahaan) akan menaikkakn upah untuk menarik pekerja
yang dibutuhkan dan biaya produksi akan meningkat. Biaya produksi yang semakin
tinggi akan mengurangi keuntungan per unit output pada setiap tingkat harga, dan
kurva penawaran agregat jangka pendek bergeser ke kiri.
Sebaliknya, jika perekonomian mengalami penurunan dan pasar tenaga kerja
longgar (Y< Yn), maka dalam pasar tenaga kerja yang longgar dimana jumlah
tenaga kerja yang diminta lebih kecil daripada jumlah yang ditawarkan , maka upah
dan biaya produksi akan menurun, jadi keuntungan per unit output akan meningkat
dan kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke kanan.
b) Perkiraan Tingkat Harga
Kenaikan perkiraan tingkat harga mengakibatkan upah lebih tinggi, yang
selanjutnya menaikkan biaya produksi, menurunkan keuntungan per unit output
pada setiap tingkat harga, dan menggeser kurva penawaran ke kiri. Maka, kenaikan
perkiraan tingkat harga menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kiri, semakin
besar perkiraan kenaikan tingkat harga (yaitu, semakin tinggi perkiraan inflasi),
maka semakin besar pergeserannya.
c) Dorongan Upah
Misalkan bahwa para pekerja memutuskan untuk mogok kerja untuk
mendapatkan upah riil yang lebih tinngi dan mereka berhasil mendapatkan upah
riil yng lebih tinggi. Maka dorongan upah oleh para pekerja akan menyebabkan
kurva penawaran agregat bergeser ke kiri.
d) Perubahan Biaya Produksi yang Tidak Berhubungan dengan Upah.
Perubahan teknologi dan penawaran bahan-bahan mentah disebut guncangan
penawaran (supply shocks) juga dapat menggeser kurva penawaran agregat.
Guncangan penawaran negatif, seperti pengurangan ketersedian bahan mentah,
yang harganya meningkat, akan meningkatkan biaya produksi dan menggeser
kurva penawaran agregat ke kiri dan sebaliknya.
Perkembangan teknologi baru akan menurunkan biaya produksi, dengan
menaikkan produktivitas pekerja hal ini juga dapat disebut dengan guncangan
penawaran positif, yang dapat menggeser kurva penawaran agregat ke kanan

E. Keseimbangan Umum Pandangan Klasik-Keynes

John Maynard Keynes tampil dengan pemikiran yang menawarkan solusi terhadap
depressi yang bekepanjangan. Teori yang kemudian disebut dengan teori ekonomi
makro Keynesian ini dapat dikatakan sebagai jalan tengah antara dua ekstrim klasik
yang liberal dengan sistem socialist yang kaku dan sangat sarat dengan campur
tangan pemerintah.
Menurut teori Keynesian asumsi dasar teori ekonomi klsasik adalah tidak benar.
Asumsi bahwa ekonomi bekerja penuh atau ‘full employment’, tingkat harga yang
fleksibel dan informasi yang dimiliki secara sempurna adalah tidak benar atau
bertentangan dengan realitas dan tidak akan pernah tercapai dalam jangka pendek
bahkan juga dalam jangka panjang.Teori Keynesian ini adalah jalan tengah antara teori
Klasik yang tidak meinginkan campur tangan pemerintah sama sekali dan Sosialis yang
esktrim menginginkan campur tangan pemerintah dalam setiap aspek ekonomi negara.
Sistem sosialis hanya memberikan sedikit ruang tersisa bagi masyarakat untuk
berkiprah, berkreatifitas dan mengatur diri sendiri. Kaum sosialis menyalahkan para
kapitalis sebagai penyebab terjadinya krisis dan depressi yang panjang di Eropa. Selama
kaum kapitalis dengan pasar bebasnya dibiarkan terus mengatur ekonomi dan
menguasai pasar maka selama itu pula krisis ekonomi akan selalu menghantui dan
mengintip terus. Hal ini karena kapitalis hanya mementingkan diri sendiri, mencari
keuntungan sebesar-besarnya untuk diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain yang
miskin dan lemah. Untuk mengatasi keadaan maka sosialis mengusulkan agar semua
faktor-faktor produksi tidak lagi dikuasai oleh swasta tetapi dikuasai dan diatur oleh
negara. Konsekuensinya produksi tidak lagi dikuasai oleh swasta tetapi diberikan
kepada pemerintah untuk mengaturnya dengan prinsip mengutamakan kepentingan
masyarakat dan negara diatas kepentingan segala-galanya.
Teori Keynesian juga berpendapat bahwa pasar barang, pasar uang, tenaga kerja
dan pasa luar negeri, semuanya saling terkait satu sama lain sehingga apapun yang
terjadi pada salah satu pasar akan berdampak pada pasar yang lain. Disequilibrium pada
pasar uang dengan cepat akan merambat ke pasar barang seperti yang dialami Indonesia
pada waktu krisis ekonomi pertengahan tahun 1997.
1. Pasar barang
Perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada Hukum
Say bahwa permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak akan terjadi kelebihan
atau kekurangan permintan atau penawaran. Menurut Keynesian permintaan barang
tidak selalu sama dengan penawaran karena tidak semua income dibelanjakan tetapi
sebagian dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan (saving).
Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang dan jasa kalau tidak
segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan
produksi barang (penawaran).

2. Pasar Uang
Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah, dan ini yang
merupakan perbedaan besar, Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa
permintaan uang hanya ditentukan oleh kebutuhan transaksi dimana transaksi ini
dipengaruhi oleh volume barang, harga barang dan kecepatan perputaran uang. Menurut
Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) kebutuhan transaksi (transaction motive), yaitu Y, P dan k.
b) kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan
c) kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi.
3. Bunga dan Keseimbangan Pasar Uang
Perbedaan lain dengan teori klasik adalah teori Keynesian berpendapat bahwa uang
mempunyai harga yang dinyatakan dengan bunga (interest). Besarnya harga uang atau
bunga ini ditentukan oleh supply dan demand uang, seperti halnya supply dan demand
pada pasar barang dan pasar tenaga kerja. Penawaran uang ditentukan oleh pemeritah
dalam hal ini Bank Sentral (Bank Indonesia) dan ini sama dengan jumlah uang yang
beredar. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh rumah tangga, pelaku bisnis dan
pelaku ekonomi lainnya yang membutuhkan uang dimana permintaan terhadap uang
tersebut dikategorikan kepada tiga macam seperti yang telah diuraikan diatas.
Dengan demikian keseimbangan bunga di tentukan oleh supply dan demand dari uang
atau obligasi.

4. Pasar Tenaga Kerja


Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap
tenaga kerja selalu seimbang (equilibrium) karena harga-harga fleksibel, maka menurut
Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak pernah fleksibel,
sehingga permitaan dan penawaran hampir tidak pernah seimbang sehingga
penganguran sering terjadi. Menurut Keynesian penganguran bisa terjadi terus menerus
dan jenis pengangguran tersebut ada tiga macam:
a) Pengangguran karena adanya pergeseran tingkat oputput dari berbagai sektor dan
ini bersifat sementara (frictional unemployment).
b) Pengangguran musiman, yang jumlahnya tergantung dengan musim (seasonal
unemployment).
c) Pengangguran yang “dibuat” (institutional unemploymen).

Pengangguran pergeseran (frictional) adalah pengangguran yang disebabkan karena


adanya perobahan struktur dalam ekonomi dan orang-orang berpindah dari satu
pekejaan ke pekerjaan lain. Masa transisi perpindahan pekerjaan ini menyebabkan
timbulnya pengangguran sementara. Misalnya ada suatu industri yang tutup karena
tidak efisien lagi untuk diteruskan sehingga orang-orang harus mencari pekerjaan baru.
Proses mencari pekerjaan baru memerlukan waktu dan bahkan adakalanya pekerja
tersebut harus dilatih kembali untuk memsuki lapangan pekerjaan baru.
Pengangguran institusinal adalah pengangguran yang timbul akibat adanya
kebijakasanaan pemerintah seperti upah minimum yang menyebabkan permintaan
terhadap tanaga kerja berkurang. Sementara itu penawaran kerja dari pencari kerja
cukup banyak sehinga timbul pengangguran. Timbulnya ketiga jenis penganguran
tersebut diatas disebabkan oleh karena tidak fleksibelnya harga-harga, termasuk harga
tenaga kerja (upah) dan lambatnya reaksi rasional dari para pelaku ekonomi sehingga
tidak terjadi full employment. Tidak full employment berarti akan ada orang yang tidak
mendapatkan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penawaran agregat adalah (aggregate supply,AS) adalah jumlah seluruh barang


akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh
perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga.
Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa yang
terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang
berasal dari luar negeri.
Permintaan dan penawaran agregat dibedakan menjadi 2 yaitu jangka panjang dan
jangka pendek. Sedangkan menyangkut penawaran agregat (AS), kaum klasik tidak
membuat pembedaan antara kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan kurva
penawaran jangka panjang (LRAS).
Kurva penawaran agregat kaum klasik didasarkan pada asumsi bahwa pasar tenaga
kerja berada pada keseimbangan dengan kesempatan kerja (employment) berada dalam
kondisi full employment. Sedangkan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-
run aggregate supply curve,SRAS) menurut Keynes hanya akan bergeser secara
perlahan apabila suatu perekonomian berada diluar tingkat pengangguran alamiah
(natural rate of unemployment).
Teori Keynesian juga berpendapat bahwa pasar barang, pasar uang, tenaga kerja
dan pasa luar negeri, semuanya saling terkait satu sama lain sehingga apapun yang
terjadi pada salah satu pasar akan berdampak pada pasar yang lain.

B. Saran

Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang ikut andil wawasannya dalam penulisan ini. Tak lupa kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan.
DAFTAR PUSTAKA

http://pustakauntuksemua.blogspot.co.id/2013/06/permintaan-dan-penawaran. html
https://www.academia.edu/10759680/Permintaan-agregat
https://www.academia.edu/34666117/PERMINTAAN_AGREGAT
https://www.academia.edu/78792/Permintaan_dan_Penawaran_Agregatif_Secara_Islam

Anda mungkin juga menyukai