OLEH:
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul“Permintaan dan
Penawaran Agregrat” pada mata kuliah Teori dan Kebijakan Ekonomi Makro.
Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi-materi yang ada. Materi-materi
yang bertujuan agar dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi para pembaca
mengenai Permintaan dan Penawaran Agregrat. Penyusun makalah ini, kami penulis
tidak lupa mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Tidak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah ekonomi moneter yang telah
membimbing kami.
Penulis menyadari bahwa isi dari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan, penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan
khususnya bagi penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 10
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Permintaan Agregat ............................................................ 12
B. Kurva Permintaan Agregat .................................................................... 40
C. Pengertian Penawaran Agregat ............................................................. 45
D. Kurva Penawaran Agregat Jangka Pendek dan Jangka Panjang ........... 53
E. Keseimbangan Umum Pandangan Klasik-Keynes ...................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan
perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai
modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi
dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik.
Teori klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga
disesuaikan untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan
kuantitas yang ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini,
sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan
jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek
ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan
moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat mempengaruhi output
perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat kaku, kekuatan harga
menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan fiskal berguna untuk
menstabilkan perekonomian jangka pendek.
Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam teori
ekonomi. Penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan harga
barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini
mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan dilihat
dari ukuran ekonomi yang yg jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat kita
bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan
dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan bagaimana kinerja
perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek.
Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat menyerupai model
penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini tidaklah sama
persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya memperhatikan
satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan permintaan
agregat adalah model canggih yang melibatkan interaksi di antara banyak pasar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
Permintaan agregat adalah keseluruhan permintaan terhadap barang & jasa oleh
pengguna dalam ekonomi. Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara
keseluruhan permintaan terhadap barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga.
Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan
dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga. Permintaan agregat
dapat ditampilkan dengan menggunakan kurva atau tabel yang menunjukkan berbagai
jenis barang & jasa yang dibeli secara kolektif pada tingkat harga tertentu. kurva
permintaan agregat mempunyai slope negatif. Faktor-faktor yang menyebabkan kurva
permintaan agregat ber-slope negatif adalah:
Efek Kekayaan
Biaya yangdiugunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang dimiliki.
Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan mengacu pada
pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik yang lain. Kekayaan
yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga).
Dampak Harga Bunga
Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat harga mempengaruhi harga
bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi.
Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor)
Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga Domestik
& asing.
Kurva permintaan agregat selalu merupakan suatu garis yang menurun dari
kiri-atas kekanan-bawah. Atrinya semakin rendah tingkat harga, semakin besar
permintaan agregat dalam perekonomian. Sifat kurva permintaan agregat yang menurun
ini disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan agregat didalam suatu perekonomian adalah:
1. Pendapatan disposibel (Yd) atau pengeluaran konsumsi (C)
2. Tingkat bunga (i)
3. Investasi (I)
4. Jumlah uang beredar riil (real money supply atau Ms/P)
5. Pengeluaran pemerintah (G)
6. Pajak (T)
7. Pendapatan luar negeri (Yf)
8. Harga luar negeri (Pf)
9. Nilai tukar riil (Exchange rate atau ER)
Kenaikan di dalam pendapatan disposibel (Yd), pengeluaran konsumsi (C),
pengeluaran investasi (I), penawaran uang riil (Ms/P), pengeluaran pemerintah (G),
pendapatan luar negeri (Yf), tingkat harga luar negeri (Pf) dan penurunan tingkat
bunga (i), pajak (T) dan nilai tukar atau kurs mata uang (ER) akan membawa
kenaikan didalam permintaan agregat, atau menggeser kurva permintaan agregat
kekanan. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan di dalam Yd,C,I,Ms/P,G,Yf,Pf,
dan kenaikan di dalam I,T,ER tersebut, akan menurunkan AD atau mengserkan
kurva AD ke kiri atas.
C. Pengertian Penawaran Agregat
Penawaran agregat (Aggegrate Supply/AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan
jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-
perusahaan pada berbagai tingkat harga. Atau dengan kata lain penawaran agregat
merupakan nilai total dari seluruh barang akhir dan jasa yang di hasilkan dalam
perekonomian. Penawaran agregat di dalam suatu perekonomian dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu besarnya angkatan kerja, besarnya stok kapital, keadaan atau
tingkat tehnologi, tingkat pengangguran alamiah, harga faktor-faktor produksi.
Berkaitan dengan penewaran agregat ini penting untuk dibedakan antara
permintaan agregat jangka pendek (short-run aggregate supply,SRAS), dan penawaran
agregat jangka panjang (long-run aggregate suply,LRAS). Dan pengertian penawaran
agregat diatas adalah dalam artian penawaran agregat jangka pendek (SRAS).
Sedangkan penawaran agregat jangka panjang (LRAS) lebih menunjuk kepada jumlah
output riil yang ditawarkan ketika upahdan harga-harga telah disesuaikan sedemikian
rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang memaksimimkan
keuntungannya dan perekonomian berada pada tingkat kesempatan kerja penuh
(full employment level).
Penawaran agregat jangka panjang tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan agregat jangka pendek, kecuali harga faktor produksi.
Dengan asumsi harga lain-lainnya tetap, apabila semakin besar jumlah angkatan kerja,
semakin rendah tingkat pengangguran alamiah, semakin besar jumlah stok kapital, dan
semakin produkktif tekhnologi yang tersedia, maka akan semakin besar pula penawaran
agregat jangka panjang.
Ciri-ciri kurva penawaran agregat:
Ketika tingkat pengangguran masih tinggi, kurva permintaan agregat relative
landai. Maksudnya, penambahan produksi nasional dapat dilakukan perusahaan-
perusahaan pada harga yang relative tetap karena tingkat penggunaan barang modal
belum mencapai kapsitasnya yang optimum dan upah masih relatiF tetap.
Pada tingkat kesempatan kerja penuh, kurva penawaran agregat bertambah tingkat
kenaiikannya.Sebabnya ialah: pengangguran semakin merosot dan kapasitas
pabrik-pabrik mencapai optimum.
Sesudah tingkat kesempatan keja penuh kurva penawaran agregat keadaannya
semakin tegak.
Kurva penawaran agregat pada hakikatnya menggambarkan tentang hubungan
antara tingkat harga yang berlaku dalam ekonomi dan nilai produksi riil (pendapatan
nasional riil) yang akan ditawarkan dan diproduksi oleh semua perusahaan dalam suatu
perekonomian.
John Maynard Keynes tampil dengan pemikiran yang menawarkan solusi terhadap
depressi yang bekepanjangan. Teori yang kemudian disebut dengan teori ekonomi
makro Keynesian ini dapat dikatakan sebagai jalan tengah antara dua ekstrim klasik
yang liberal dengan sistem socialist yang kaku dan sangat sarat dengan campur
tangan pemerintah.
Menurut teori Keynesian asumsi dasar teori ekonomi klsasik adalah tidak benar.
Asumsi bahwa ekonomi bekerja penuh atau ‘full employment’, tingkat harga yang
fleksibel dan informasi yang dimiliki secara sempurna adalah tidak benar atau
bertentangan dengan realitas dan tidak akan pernah tercapai dalam jangka pendek
bahkan juga dalam jangka panjang.Teori Keynesian ini adalah jalan tengah antara teori
Klasik yang tidak meinginkan campur tangan pemerintah sama sekali dan Sosialis yang
esktrim menginginkan campur tangan pemerintah dalam setiap aspek ekonomi negara.
Sistem sosialis hanya memberikan sedikit ruang tersisa bagi masyarakat untuk
berkiprah, berkreatifitas dan mengatur diri sendiri. Kaum sosialis menyalahkan para
kapitalis sebagai penyebab terjadinya krisis dan depressi yang panjang di Eropa. Selama
kaum kapitalis dengan pasar bebasnya dibiarkan terus mengatur ekonomi dan
menguasai pasar maka selama itu pula krisis ekonomi akan selalu menghantui dan
mengintip terus. Hal ini karena kapitalis hanya mementingkan diri sendiri, mencari
keuntungan sebesar-besarnya untuk diri sendiri tanpa menghiraukan orang lain yang
miskin dan lemah. Untuk mengatasi keadaan maka sosialis mengusulkan agar semua
faktor-faktor produksi tidak lagi dikuasai oleh swasta tetapi dikuasai dan diatur oleh
negara. Konsekuensinya produksi tidak lagi dikuasai oleh swasta tetapi diberikan
kepada pemerintah untuk mengaturnya dengan prinsip mengutamakan kepentingan
masyarakat dan negara diatas kepentingan segala-galanya.
Teori Keynesian juga berpendapat bahwa pasar barang, pasar uang, tenaga kerja
dan pasa luar negeri, semuanya saling terkait satu sama lain sehingga apapun yang
terjadi pada salah satu pasar akan berdampak pada pasar yang lain. Disequilibrium pada
pasar uang dengan cepat akan merambat ke pasar barang seperti yang dialami Indonesia
pada waktu krisis ekonomi pertengahan tahun 1997.
1. Pasar barang
Perbedaan pasar barang menurut Keynesian dengan klasik terletak pada Hukum
Say bahwa permintaan sama dengan penawaran sehingga tidak akan terjadi kelebihan
atau kekurangan permintan atau penawaran. Menurut Keynesian permintaan barang
tidak selalu sama dengan penawaran karena tidak semua income dibelanjakan tetapi
sebagian dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan (saving).
Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang dan jasa kalau tidak
segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok barang atau kelebihan
produksi barang (penawaran).
2. Pasar Uang
Perbedaan teori Klasik dan Keynesian dalam hal uang adalah, dan ini yang
merupakan perbedaan besar, Keynesian tidak setuju dengan pendapat bahwa
permintaan uang hanya ditentukan oleh kebutuhan transaksi dimana transaksi ini
dipengaruhi oleh volume barang, harga barang dan kecepatan perputaran uang. Menurut
Keynesian permintaan uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:
a) kebutuhan transaksi (transaction motive), yaitu Y, P dan k.
b) kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive) dan
c) kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi.
3. Bunga dan Keseimbangan Pasar Uang
Perbedaan lain dengan teori klasik adalah teori Keynesian berpendapat bahwa uang
mempunyai harga yang dinyatakan dengan bunga (interest). Besarnya harga uang atau
bunga ini ditentukan oleh supply dan demand uang, seperti halnya supply dan demand
pada pasar barang dan pasar tenaga kerja. Penawaran uang ditentukan oleh pemeritah
dalam hal ini Bank Sentral (Bank Indonesia) dan ini sama dengan jumlah uang yang
beredar. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh rumah tangga, pelaku bisnis dan
pelaku ekonomi lainnya yang membutuhkan uang dimana permintaan terhadap uang
tersebut dikategorikan kepada tiga macam seperti yang telah diuraikan diatas.
Dengan demikian keseimbangan bunga di tentukan oleh supply dan demand dari uang
atau obligasi.
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang ikut andil wawasannya dalam penulisan ini. Tak lupa kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pustakauntuksemua.blogspot.co.id/2013/06/permintaan-dan-penawaran. html
https://www.academia.edu/10759680/Permintaan-agregat
https://www.academia.edu/34666117/PERMINTAAN_AGREGAT
https://www.academia.edu/78792/Permintaan_dan_Penawaran_Agregatif_Secara_Islam